RANCANGAN AKTUALISASI ADE S An Sabrina
RANCANGAN
AKTUALISASI
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA - CALON HAKIM
PENINGKATAN FASILITAS PENDUKUNG
PELAYANAN PENDAFTARAN PERKARA
PADA PENGADILAN AGAMA SEI RAMPAH
Oleh:
ADE SYAFITRI
NIP : 19910508201712 2 002
Peserta Pelatihan Dasar CPNS Gol. III /
Cakim
Angkatan LVII
PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
BADAN LITBANG DIKLAT HUKUM DAN
PERADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
INDONESIA
BOGOR
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA - CALON HAKIM
Nama
NIP.
Unit Kerja
: Ade Syafitri
: 19910508 201712 2 002
: Pengadilan Agama Sei Rampah
Telah Disetujui
Pada hari Jumat tanggal 23 Maret 2018
Pembimbing,
Mentor,
M. Irham Musafir_________
__________________
NIP. 19630819 199103 1 002
NIP.
Mengetahui
Plt. Kepala Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan
Badan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dedi Waryoman, S.Sos, M.H
NIP. 19630407 198403 1 002
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA - CALON HAKIM
Nama
NIP.
Unit Kerja
: Ade Syafitri
: 19910508 201712 2 002
: Pengadilan Agama Sei Rampah
Telah diuji di depan Penguji
Pada hari Senin tanggal 26 Maret
2018
Penguji
Drs. Jodi Windarsah S, M.H, M.MPd
NIP. 19610226 198703 1 001
Mengetahui
Plt. Kepala Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan
Badan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dedi Waryoman, S.Sos, M.H
NIP. 19630407 198403 1 002
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga sampai detik ini penulis bisa mengikuti kegiatan
pelatihan dasar di Balai Litbang Diklat Kumdil. Shalawat serta salam
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dan membimbing
umatnya kejalan yang benar, jalan yang diridhoi Allah SWT yaitu agama
Islam.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para
pihak yang membantu penulis selama proses penulisan rancangan
aktualisasi ini dengan memberikan transformasi ilmu, informasi dan lain
sebagainya kepada penulis, yaitu:
1. Bapak Drs. M. Irham Musafir, M.H, M.M selaku Pembimbing
Rancangan Aktualisasi
2. Bapak
3. Bapak DR. Drs. H. Sirajuddin Sailellah, S.H., M.H.I selaku Ketua
Pengadilan Agama Bogor Kelas I A
4. Teman - teman peserta Latsar CPNS Cakim Mahkamah Agung RI
Tahun 2018 Angkatan LVII
5. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
rancangan aktualisasi ini
Penulis menyadari dalam membuat rancangan ini masih banyak
kekurangannya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan rancangan ini. Dan akhir kata yang pantas penulis
ucapkan semoga apa yang telah penulis laksanakan mendapat ridho dari
Allah SWT dan dapat bermanfaat untuk kedepannya.
Bogor, 23 Maret 2018
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….
i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………….
ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………...
iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….
iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................
1
A. Latar Belakang ………………………………………………
1
B. Tujuan dan Manfaat ………………………………………..
3
C. Ruang Lingkup…. …………………………………………..
4
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI .........................................
5
A. Deskripsi Organisasi..........................................................
5
1. Profil Organisasi.............................................................
5
2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi………………………….
6
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik Pengadilan....................
7
C. Analisis Isu.........................................................................
9
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih……………….
12
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS……………………….……….
14
F. Matrix Rancangan...............................................................
22
G. Jadwal Kegiatan..................................................................
34
H. Kendala dan Antisipasi........................................................
35
BAB III KESIMPULAN ………………………………........................
36
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..
38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai
Negeri
Sipil
(PNS)
memiliki
peranan
untuk
mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk
memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional,
yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya
sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan
efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut
di
atas
perlu
dilaksanakan
pembinaan
melalui
jalur
pelatihan
untuk melalui pembentukan karakter dan penguatan kompetensi teknis
sesuai dengan bidang tugas melalui Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil.
CPNS wajib menjalani masa percobaan
yang dilaksanakan
melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter
kepribadian
yang
unggul
dan
bertanggungjawab,
dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang, hal itu sejalan
dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) yang merujuk Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4).
Lembaga Administrasi Negara menterjemahkan amanat UndangUndang tersebut dalam bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
yang tertuang dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon PNS Golongan III. Pelatihan ini memadukan pembelajaran
klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan serta di tempat kerja, yang
memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan,
dan
mengaktualisasikan,
serta
membuatnya
menjadi
kebiasaan
(habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya
sebagai karakter PNS yang professional dan berkarakter
dalam
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Selain itu PNS juga diharapkan dapat mengelola tantangan dan
masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif
whole of government atau one government yang didasari nilai - nilai
dasar PNS berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas
jabatannya sebagai pelayan masyarakat.
Adapun untuk menjadi seorang pelayan publik yang professional
diperlukan pembekalan kepada ASN dengan nilai-nilai dasar ASN yang
dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan Kedudukan dan Peran PNS dalam
NKRI (Pelayanan Publik, Whole of Goverment dan Manajemen ASN).
Setelah peserta dapat menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN
dalam proses pelatihan dasar tersebut maka selanjutnya peserta harus
mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam rencana-rencana aksi
kegiatan di masa habituasi secara langsung di satuan kerja masingmasing.
Pengalaman belajar pada agenda habituasi dirancang agar peserta
mendapatkan pemahaman tentang konsepsi habituasi melalui kegiatan
pembelajaran aktualisasi di tempat kerja sehingga peserta akan memiliki
kemampuan mensintesakan substansi mata Pelatihan ke pelaksanaan
aktualisasi di tempat kerja dan menyusun laporan aktualisasi serta
melakukan analisis
dampak
apabila
nilai-nilai
dasar ASN tidak
dilaksanakan. Disamping itu aktualisasi di tempat kerja, memungkinkan
peserta akan belajar tentang penguatan kompetensi teknis bidang tugas
melalui
proses
pembimbingan
mentor yang ditunjuk oleh pejabat
pembina kepegawaian instansi.
Peserta pelatihan dasar CPNS Tahun 2018 ditugaskan untuk
membuat rancangan aktualisasi yang mengacu pada satu isu sebelum
masa habiatuasi dengan tujuan adanya dasar yang menjadi target
penyelesaian para peserta untuk dapat diaktualisasikan selama 80 hari di
satuan kerja. Dalam tahap kegiatan itulah nantinya peserta harus dapat
menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam mewujudkan kegiatan-kegiatan
yang menjadi solusi dari isu yang telah dipilih.
Dalam menghadapi proses aktualisasi di satuan kerja, maka penulis
membuat rancangan aktualisasi ini. Rancangan aktualisasi ini meliputi
deskripsi singkat satuan kerja tujuan, situasi problematik yang akan
dihadapi, keterkaitan isu dengan nilai – nilai dasar ASN serta rancangan
singkat yang menjadi solusi penyelesaian isu serta dampak yang terjadi
apabila isu tidak diselesaikan dengan baik.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dibuatnya rancangan aktualisasi ini adalah:
1. Mengidentifikasikan
Nilai
-
nilai
Dasar
ASN
serta
mengaktualisasikannya di instansi tempat bekerja agar mampu
melaksanakan tugas sesuai dengan yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apartur Sipil
Negara.
2. Menguasai bidang tugas sehingga mampu melaksanakan tugas
dan peran secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
3. Menganalisis dampak yang akan terjadi apabila nilai-nilai dasar
ASN tersebut tidak diimplementasikan dalam aktualisasi kegiatan.
Manfaat yang diperoleh dari aktualisasi antara lain:
1. Manfaat untuk penulis, yaitu membentuk PNS yang profesional,
berkarakter nilai-nilai dasar ASN, sehingga mampu melaksanakan
tugas
dan
masyarakat
perannya
yang
secara
profesional
diindikasikan
sebagai
dengan
pelayan
kemampuan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN.
2. Manfaat untuk unit kerja dan organisasi, yaitu terwujudnya
pelayanan publik yang prima sehingga meningkatkan citra
positif
organisasi
dimata
pelanggan
dan
juga
akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat, dalam hal ini organisasi
Pengadilan Agama Sei Rampah.
3. Manfaat untuk stakeholder, yaitu tercapainya kepuasaan dan
kenyamanan masyarakat sebagai para pengguna layanan publik
dalam hal ini para pencari keadilan.
C. Ruang Lingkup
Penulisan rancangan aktualisasi ini dibatasi pada penerapan
nilai - nilai dasar ASN yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, anti korupsi serta pelayanan publik, whole of goverment
dan manajemen ASN yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Sei
Rampah, bagian Kepaniteraan yaitu pelayanan pendaftaran perkara di
Meja I selama 80 hari kerja, sejak tanggal 02 April 2018 sampai 10 Juli
2018.
BAB II RANCANGAN
AKTUALISASI
A. Deskripisi Organisasi
1. Profil Organisasi
Pengadilan Agama Sei Rampah beralamatkan di Jalan MedanTebing Tinggi,
Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedagai. Pembangunan Pengadilan Agama Sei Rampah ini
guna meningkatkan kualitas dan mengakomodasi atas kebutuhan
pelayanan hukum bagi masyarakat di Serdang Bedagai. Pembentukan
pengadilan baru diperlukan dalam rangka pemerataan kesempatan
memperoleh keadilan dan peningkatan pelayanan hukum kepada
masyarakat demi tercapainya penyelesaian perkara secara sederhana,
cepat dan biaya ringan.
Pengadilan Agama Sei Rampah merupakan pemekaran dari
Pengadilan Agama Lubuk Pakam Pengadilan Agama Lubuk Pakam
dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI, Nomor : 19
Tahun 1987 tanggal 27 Januari 1987. Terletak di Kota Lubuk Pakam, 30
Km arah Selatan Kota Medan, tepatnya di Jalan Mahoni Nomor 03
sebelah Timur Komplek Kantor Bupati Deli Serdang di atas tanah seluas
3.500 m2.
Tugas
dan
Wewenang
Pengadilan
Agama
Lubuk
Pakam,
sebagaimana tercantum dalam Pasal 49 UU No. 7 Tahun 1989 yang telah
diubah dengan UU No. 3 Tahun 2006 adalah : “Pengadilan agama
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di
bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah.
Yang dimaksud dengan “antara orang-orang yang beragama
Islam” adalah termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya
menundukkan diri dengan sukarela kepada hukum Islam mengenai hal-hal
yang menjadi kewenangan Peradilan Agama.
2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi
Visi Pengadilan Agama Lubuk Pakam :
“TERWUJUDNYA PERADILAN AGAMA LUBUK PAKAM YANG BERSIH
DAN BERMARTABAT MENUJU PERADILAN YANG AGUNG”.
Misi Pengadilan Agama Lubuk Pakam :
a. Meningkatkan
kepercayaan
masyarakat
terhadap
sistem
peradilan;
b. Mewujudkan
pelayanan
prima
bagi
masyarakat
pencari
keadilan;
c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan;
Pengadilan Agama Lubuk Pakam juga mempunyai tujuan dan
sasaran organisasi, yaitu :
1. Mewujudkan Peradilan yang Cepat, Sederhana dan Biaya
Ringan;
2. Meningkatkan Pengawasan yang terencana dan efektif;
3. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Peradilan;
4. Meningkatkan kualitas administrasi dan manajemen peradilan;
5. Meningkatkan sarana dan prasarana pengadilan.
Sasaran Pengadilan Lubuk Pakam :
1. Terlaksananya percepatan penyelesaian perkara.
2. Terlaksananya ketertiban administrasi kepaniteraan.
3. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim.
4. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
5. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces
to justice).
6. Terlaksananya ketertiban administrasi Umum.
7. Terlaksananya ketertiban administrasi Kepegawaian.
8. Terlaksananya ketertiban administrasi keuangan.
9. Terlaksananya belanja oprasional (belanja Pegawai, belanja
Barang dan Belanja Modal).
10. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan.
11. Terlaksananya pengawasan peradilan secara efektif.
12. Terlaksananya transparan peradilan.
Nilai-nilai utama badan peradilan termasuk Pengadilan Agama
Lubuk Pakam harus menjadi jiwa dalam pencapaian visi mewujudkan
badan peradilan Indonesia Yang Agung. Nilai-Nilai Utama ini harus
diinternalisasikan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengadilan.
Nilai-nilai yang dimaksud, adalah (1) kemandirian kekuasaan kehakiman,
(2) integritas dan kejujuran, (3) akuntabilitas,
(4) responsibilitas, (5)
keterbukaan, (6) ketidakberpihakan, dan (7) perlakuan yang sama di
depan hukum.
B. Situasi Problematik
Isu adalah suatu hal yang problematik yang memerlukan solusi
penyelesaian. Ada tiga ketrampilan penting yang dibutuhkan untuk
menetapkan isu, yaitu kemampuan enviromental scanning (peduli
terhadap masalah organisasi dan mampu memetakan hubungan
causalitas), Problem Solving (mampu mengembangkan dan memilih
alternative dan mampu memetakan actor terkait perannya masingmasing), Analysis (mampu mengaitkan dengan substansi mata diklat,
mampu
mengindentifikasi
dampak,
manfaat
dari
pilihan
kebijakan/program/kegiatan/tahapan kegiatan).
Isu
yang
ada
di
Pengadilan
dapat
diselesaikan
dengan
pendekatan kegiatan-kegiatan kepada substansi mata diklat yaitu nilainilai dasar ASN. Penetapan isu harus disaring melalui nilai-nilai dasar
ASN
serta
melalui
alat
analisis
AKPK
(Aktual,
Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan), serta proses kualitas scanning dengan USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
Isu yang penulis temukan selama Studi Lapangan di Pengadilan
Agama Bogor Kelas I A yang sekiranya dapat diterapkan di Pengadilan
Agama Sei Rampah antara lain:
1. Peningkatan kerapian meja pelayanan pendaftaran perkara.
2. Peningkatan fasilitas pelayanan publik, seperti klinik, tempat
ibadah, tempat bermain anak, dan perpustakaan.
3. Peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi.
4. Peningkatan
fasilitas
pendukung
pelayanan
pendaftaran
perkara.
5. Peningkatan layanan meja informasi dan pengaduan.
6. Peningkatan kenyamanan pengunjung Pengadilan.
7. Peningkatan
pelayanan.
pendistribusian
SOP
pada
setiap
petugas
Isu terpilih di atas apabila diteropong relevansinya dengan mata
pelatihan yang telah dipelajari (Whole Government, Pelayanan Publik dan
Manajemenn ASN) dan pemahaman yang teori peran dan kedudukan
PNS dalam NKRI adalah sebagai berikut:
-
Peningkatan kerapian meja pelayanan pendaftaran perkara (1)
dan peningkatan
kenyamanan pengunjung Pengadilan (6)
relevan dengan nilai keamanan hak pengunjung pengadilan
pada materi pelayanan publik.
-
Peningkatan fasilitas pelayanan publik, seperti klinik, tempat
ibadah, tempat bermain anak, dan perpustakaan (2), dan
peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi (3)
cenderung relevan dengan dengan nilai profesionalitas ASN
pada materi Manajemen ASN, serta integrasi pada materi
whole of government.
-
Peningkatan
fasilitas
perkara
peningkatan
(4)
pendukung
pelayanan
layanan
meja
pendaftaran
informasi
dan
pengaduan (5) relevan dengan nilai transparansi, akuntabilitas
pada materi pelayanan publik, serta profesionalitas dan
akuntabilitas pada materi manajemen ASN.
-
Peningkatan
pendistribusian
SOP
pada
setiap
petugas
pelayanan (7) relevan dengan nilai koordinasi dalam materi
whole of goverment.
C. Analisis Isu
Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, diperlukan
analisis lanjutan dari isu-isu yang berjumlah 7 (tujuh) isu tersebut. Analisis
isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu. Analisis ini
dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi. Disamping itu tidak
semua isu bisa dikategorikan menjadi isu actual, oleh karena itu perlu
dilakukan
analisis
kriteria
isu.
Alat
analisis
kriteria
isu
dengan
menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,
Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu dengan menggunakan
alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan) :
1. Aktual:
Benar-benar
terjadi,
sedang
hangat
dibicarakan
di
masyarakat.
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik: Isu memiliki dimensi masyalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
No
ISU
1.
Peningkatan kerapian
meja pelayanan
pendaftaran perkara
Peningkatan fasilitas
pelayanan publik, seperti
klinik, tempat ibadah,
tempat bermain anak,
dan perpustakaan
Peningkatan kelengkapan
petunjuk informasi dan
evakuasi
Peningkatan fasilitas
pendukung pelayanan
pendaftaran perkara
Peningkatan layanan
meja informasi dan
pengaduan
Peningkatan
kenyamanan pengunjung
Pengadilan
Peningkatan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
A
(1-5)
2
K
(1-5)
3
P
(1-5)
3
K
(1-5)
4
3
4
3
4
4
5
Jml Peringkat
12
7
4
15
4
4
5
17
2
4
5
5
19
1
4
3
5
4
16
3
3
3
4
4
14
5
2
3
4
4
13
6
pendistribusian SOP
pada setiap petugas
pelayanan.
Tabel 1. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK
Bobot
5
4
3
2
1
Keterangan
Sangat kuat pengaruhnya
Kuat pengaruhnya
Sedang pengaruhnya
Kurang pengaruhnya
Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG
Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut
diatas lalu diambil tiga nilai tertinggi yaitu:
1. Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara
2. Peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi
3. Peningkatan layanan meja informasi dan pengaduan
Dari ketiga kriteria isu yang mendapat rangking tiga besar
tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu
dengan alat analisis USG, yaitu :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai
dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai
menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk
segera ditangani.
Analisis kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG
No
Penilaian
Masalah
1.
Peningkatan
fasilitas
pendukung
2.
3.
U
(1-5)
5
Kriteria
S
G
(1-5) (1-5)
4
5
Jml
Perin
gkat
14
1
pelayanan
pendaftaran perkara
Peningkatan kelengkapan
petunjuk informasi dan
evakuasi
Peningkatan layanan meja
informasi dan pengaduan
4
3
4
11
2
3
3
4
10
3
Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG
Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG
maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu
dicarikan
pemecahan
masalahnya
yaitu:
Peningkatan
fasilitas
pendukung pelayanan pendaftaran perkara pada Pengadilan Agama
Sei Rampah.
D. Argumentasi terhadap Core issue
Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara
pada Pengadilan Agama Sei Rampah menjadi isu utama yang terpilih
karena berdasarkan Pasal 49 UU No. 7 Tahun 1989 yang telah diubah
dengan UU No. 3 Tahun 2006 bahwa tugas dan wewenang Pengadilan
Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang
(a)perkawinan, (b)waris, (c)wasiat, (d)hibah, (e)wakaf, (f)zakat, (g)infaq,
(i)shadaqah dan (j)ekonomi syari'ah. Dari hal tersebut pendaftaran perkara
menjadi satu hal yang penting dalam terwujudnya tugas dan wewenang
Pengadilan Agama, karena pendaftaran perkara merupakan tahap awal
perkara didaftarkan untuk selanjutnya perkara diperiksa, diputus dan
diselesaikan.
Pengamatan penulis terhadap pelayanan pendaftaran perkara
ketika studi lapangan di Pengadilan Agama Bogor Kelas I A yang menjadi
rujukan
dan
sumber
inspirasi
penetapan
isu
bahwa
pelayanan
pendaftaran perkara di Meja I sudah bagus tetapi masih diperlukannya
fasilitas-fasilitas lain yang mendukung peningkatan pelayanan di bagian
pelayanan pendaftaran perkara. Fasilitas pendukung tersebut kiranya
dapat penulis tuangkan dalam kegiatan-kegiatan penyelesaian isu dengan
penerapan nilai-nilai dasar ASN dan dapat diaktualisasikan di satuan kerja
penulis yaitu Pengadilan Agama Sei Rampah.
Selain itu pelayanan pendaftaran perkara menjadi pintu masuknya
perkara yang diajukan oleh para pencari keadilan karena itu sudah
seharusnya pelayanan di tempat pendaftaran perkara dalam hal ini Meja I
didukung oleh fasililitas fasilitas pendukung yang dapat memudahkan para
pencari keadilan dalam memahami kebutuhan mereka. Hal ini sejalan
dengan pertumbuhan harapan masyarakat yang terus tumbuh tentang
pelayanan
publik
yang
prima
dan
beorientasi
mutu
sehingga
mengharuskan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat tersebut juga
harus tumbuh. Pelayanan pada masyarakat di masa datang itu
hendaknya makin lama makin baik (better), makin lama makin cepat
(faster), makin lama makin diperbaharui (newer), makin lama makin
murah (cheaper), dan makin lama makin sederhana (moresimple).
Sehubungan dengan dimensi Pelayanan Prima, Gaspersz
(1997) menyatakan bahwa ada beberapa dimensi yang harus
diperhatikan
untuk meningkatkan mutu pelayanan beberapa
diantaranya yaitu :
Kelengkapan. Berkaitan dengan lingkup pelayanan dan
ketersediaan sarana pendukung.
Kemudahan mendapatkan pelayanan.
Berkaitan dengan banyaknya “outlet” banyaknya petugas
yang
melayani
serta banyaknya fasilitas pendukung
pelayanan.
Variasi
model
pelayanan.
Berkaitan
dengan
“inovasi”
untuk memberikan pola-pola baru dalam pelayanan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis merasa bahwa
pelayanan
pendaftaran
perkara
sangat
perlu
ditingkatkan
dan
dikembangkan demi terwujudnya kejelasan, kenyamanan dan kepuasaan
para pencari keadilan dalam mencari informasi tentang pelayanan
pendaftaran perkara.
E. Nilai-Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai dasar ASN terbagi dalam dua agenda pelatihan yaitu
nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) dan peran dan kedudukan PNS
dalam NKRI. Nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas
adalah
sebuah
wujud
dari
suatu
pertanggungjawaban, dimana setiap individu bertanggung jawab penuh
atas pikiran, perkataan, perbuatan, emosi, cara kerja, keputusan, dan
sikap di tempat kerja. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering
disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada
dasarnya,
kedua
konsep
tersebut
memiliki
arti
yang
berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas ini sesuatu yang tidak sederhana dan mudah, maka
diperlukan pengendalian diri, kejujuran dan keikhlasan. Memiliki
akuntabilitas berarti melakukan yang terbaik dengan sebenar-benarnya.
Sebagai ASN kita wajib memiliki akuntabilitas atas hubungan,
posisi, tugas, pekerjaan, dan hirarki. Media pertanggungjawaban dalam
konsep akuntabilitas tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban
saja, tetapi mencakup juga praktek-praktek kemudahan si pemberi
mandat mendapatkan informasi, baik langsung maupun tidak langsung
secara lisan maupun tulisan. Indikator nilai dasar akuntabilitas, yaitu:
a. Kepemimpinan, Memberi contoh kepada orang lain, memiliki
komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
b. Transparansi, tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan.
c. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan.
d. Tanggungjawab, kewajiban dari individu atau lembaga terhadap
setiap tindakan yang telah dilakukan.
e. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas.
f. Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal yang dapat
dipercaya.
g. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai keseimbangan
kapasitas sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung
jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi.
i. Konsistensi, menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan
yang akuntabel.
2. Nasionalisme
Secara sederhana nasionalisme adalah wujud rasa bangga dan
mencintai
bangsanya
sendiri.Terkait
dengan
nasionalisme
bangsa
Indonesia maka nasionalisme yang dianut adalah nasionalisme pancasila.
Nasionalisme pancasila yaitu suatu pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanahairnya yang didasarkan
pada nilai nilai pancasila, yaitu tentang nilai ketuhanan, kemanusian,
persatuan, permusyawaratan dan keadilan.
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara
yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan
kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan
negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi damai di
seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.
Penerapan nilai dasar Nasionalisme merujuk kepada 5 sila
Pancasila yaitu:
a. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta.
Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa
religious, bukan bangsa atheis.
b. Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu
sebagaimana mestinya.
c. Sila 3 (Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha kearah bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam
Negara
sekaligus
Kesatuan
mengakui
Republik
dan
Indonesia.
menghargai
Persatuan
Indonesia
sepenuhnya
terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
d. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan)
Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
melalui lembaga perwakilan.
e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah.
3. Etika Publik
Etika
publik
adalah
refleksi
tentang
standar/norma
yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan, dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia
dan
mempertahankan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Untuk mewujudkan sistem pelayanan publik yang bermutu harus
memerlukan
komitmen.
Komitmen
atau
kesungguhan
hati
untuk
melakukan perubahan dengan cara berinovasi guna meningkatkan mutu
pelayanan.
Dalam
melakukan
suatu
inovasi
artinya
ada
proses
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkaitan pelayanan yang
mengandung nilai-nilai kebaharuan. Inovasi bisa berupa nilai tambah atau
modifikasi dari hal-hal yang sudah ada maupun menggunakan cara yang
berbeda untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan dengan cara
yang lebih efektif dan efisien.
Untuk mewujudkan komitmen mutu dalam diri kita setidaknya
kita harus selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperdalam pengetahuan dengan tujuan agar dapat melaksanakan
tugasnya
berdaya guna dan berhasil guna.
Adapun indikator
komitmen mutu, yaitu mampu memahami tindakan yang menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi, kreatifitas dan kinerja berorientasi mutu
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah pilihan sikap untuk tidak memberikan
toleransi terhadap segala bentuk penyimpangan atas diskresi seorang
atau sekelompok ASN terutama yang berkaitan dengan penggunaan
sumber daya material yang ada pada kewenangan mereka. Anti korupsi
diawali dengan sikap mental tentang kesadaran akan buruknya korupsi
kemudian menjauhi korupsi dan mencegah orang-orang di sekitarnya
dari perbuatan korupsi.
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan Negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang
tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka
panjang. Untuk itu sebagai Aparatur Negara, merupakan suatu tanggung
jawab dan merupakan suatu amanah untuk menghidari sikap-sikap
korupsi dengan menanamkan kesadaran diri tentang nilai-nilai anti
korupsi. Adapun nilai dasar anti korupsi yang dimaksud yaitu: jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
Selain itu untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil yang profesional,
yang mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan
masyarakat, diperlukan pembentukan karakter yang didasarkan pada
nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI menjadi terealisasikan.
Nilai-nilai dasar tersebut meliputi Pelayanan Publik, Manajemen
ASN dan Whole of Goverment.
1. Pelayanan Publik
Pelayanan publik ialah kegiatan / rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undanan bagi setiap warga negara.
Dalam SK KMA No. 26 tahun 2012 dijelaskan bahwa pelayanan
pengadilan adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan khusus para pencari keadilan.
Adapun nilai-nilai dalam pelayanan publik antara lain :
1. Partisipasif
2. Transparansi
3. Responsif
4. Efektif dan efisien
5. Tidak diskriminatif
6. Mudah dan murah
7. Aksesibility
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
2. Whole of Goverment
Whole of Goverment adalah bentuk integrasi aksi dari pemerintah
dalam rangka melakukan servis kepada masyarakat, maknanya saat ini
pemerintah sudah memberikan servis dari tiap tiap organisasi sektor
publik atau organisasi pemerintah kepada masyarakat. Jika kita
membicarakan wog maka kita membicarakan kesatuan setiap servis dari
semua sektor publik untuk menjadi 1 kesatuan.
Tujuan diperlukannya satu kesatuan tersebut yaitu dalam rangka
meningkatkan kepuasan pelanggan pemerintah (masyarakat). Untuk
mengintegrasikan setiap servis dari sektor publik (servis lembaga
pemerintah) menjadi satu kesatuan maka diperlukan adanya indikator
kepuasaan masyarakat yaitu servis lebih simple, cepat, tepat dan akurat
serta mengetahui kebutuhan masyarakat
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa WoG adalah
langkah bersama organisasi pemerintah untuk meningkatkan kepuasan
masyarakat dengan indikator indokator kepuasan masyarakat. Yang bisa
dilakukan untuk menjalankan WoG adalah perlu adanya :
1. Kolaborasi
2. Kerjasama
3. Sharing -----Contoh : Kemendagri punya data NIK seluruh
penduduk Indonesia yang bisa di sharing ke kementrian lain
kaitanya dengan perekrutan ASN. Benar tidaknya data para
pelamar.
Ada faktor yang membuat WOG harus ditegakkan yaitu adalah
perubahan
harapan
masyarakat
yang
terus
menerus
mengalami
perubahan seiring dengan perubahan jaman dan dapat dipastikan
perubahan ini adalah perubahan yang terus menerus. Maka pelayan
publik juga harus mengalami pertumbuhan agar dapat seimbang dengan
pertumbuhan harapan masyarakat.
Adapun hambatan dalam menjalankan WoG adalah :
1. Mindset
2. Pembimbing
3. Komitmen Organisasi
Solusinya yaitu dalam menghadapi harapan masyarakat yang terus
tumbuh maka mindset (arah berfikir ) seorang pimpinan adalah harus
mengutamakan kepuasan pelanggan, karena pemimpin mempunyai peran
besar. Mindset yang bagus dari pemimpin itulah yang diwujudkan dalam
satu kesatuan yang sama (komitmen) organisasi yang akan menjadi satu
tujuan
yang
sama
yaitu
memberikan
pelayanan
terbaik
kepada
masyarakat.
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara m empunyai peran yang amat penting
dalam memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat.
Berbagai
tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai
tujuan tersebut semakin banyak dan berat,
maupun
dalam negeri
baik
berasal dari luar
yang menuntut aparatur sipil negara untuk
meningkatkan profesionalitasnya.
Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi menjadikan
aksesibilitas
semakin
mudah.
Dalam
kenyataannya
birokrasi
pemerintahan masih menjadi hambatan dalam pembangunan, yang
ditandai dengan masih rendahnya
kinerja
pelayanan
dan
masih
tingginya angka korupsi di Indonesia.
Selain
menghadapi
pemerintah juga
negeri
masih
dihadapkan
seperti pelayanan
politisasi
permasalahan
kepada
internasional,
kepada
masyarakat
birokrasi
permasalahan
yang
kurang
dalam
baik,
birokrasi terutama terjadi semenjak era desentralisasi dan
otonomi daerah, karena birokrasi belum profesional untuk dapat
menjalankan tugas dan fungsinya.
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola
aparatur sipil negara
menjadi
semakin
profesional,
agar mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
Untuk
menjalankan
kedudukannya
tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Tugas pegawai ASN yaitu:
1) Melaksanakan
kebijakan
yang
dibuat
oleh
Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan;
2) Memberikan
pelayanan
publik
yang
profesional
dan
berkualitas, dan
3) Mempererat
persatuan
dan
kesatuan
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia.
Adapun nilai-nilai dari manajemen ASN ini antara lain :
1. Integrasi, yaitu sistem yang mengalami pembaruan hingga
menjadi satu kesatuan yang utuh.
2. Koordinasi, yaitu kerja sama atau kolaborasi antar lembaga
yang memiliki satu komitmen yang sama dan memiliki visi dan
misi yang sama dalam hal mewujudkan pelayanan yang prima
bagi masyarakat.
3. Kapasitas
F. Matriks Rancangan
MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja
: Pelayanan Pendaftaran Perkara di Meja I
Pengadilan Agama Sei Rampah
Identifikasi Isu
: (1) tidak rapi / tertata meja pelayanan pendaftaran
perkara, (2) kurang optimalnya, (3) Kurangnya
kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi (4)
kurangnya
fasilitas
pendukung
pelayanan
pendaftaran perkara, (5) kurang optimalnya layanan
meja
informasi
nyamannya
kurangnya
dan
pengaduan,
pengunjung
(6)
Pengadilan
kurang
dan
(7)
optimalisasi pendistribusian SOP pada
setiap petugas pelayanan surat-menyurat.
Isu yang diangkat :
Peningkatan fasilitas
pendukung
pelayanan
pendaftaran
Pengadilan
Agama
perkara
Sei
Rampah
Gagasan solusi
:
(1) Membuat lembar informasi nomor rekening
Pengadilan untuk pembayaran panjar perkara, (2)
Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan
proses pelayanan pembebasan biaya perkara
( prodeo), (3) Membuat informasi tentang tarif
biaya pelayanan, (4) Membuat informasi tentang
membuat tarif biaya pnbp, (5) Membuat daftar
persyaratan
pendaftaran
dan
alur
proses
penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana, (6)
Merapikan
pendafataran
berkas
di
perkara,
meja
(7)
pelayanan
Meningkatkan
kenyamanan para pencari keadilan di meja
pelayanan pendaftaran perkara.
N
o
1
1
Kegiatan
2
Membuat
lembar
informasi
Tahapan
Output
Hasil
3
a. Konsultasi kepada
Panitera
Muda
Gugatan PA Sei
4
Tersediany
a lembar
informasi
Keterkaitan
Subtansi Mata
Pelatihan
5
Akuntabilitas:
a. Kejelasan
b. Sesuai
ketentuan
Kontribusi
Kegiatan
Pencapaian
Visi dan Misi
Organisasi
6
Dengan
membuat
form
Kontribusi
Pencapaian
Penguatan
Nilai-Nilai
Organisasi
7
Kegiatan
membuat form
pembayaran
nomor
rekening
pengadilan
untuk
pembayaran
panjar
perkara
Rampah.
b. Melakukan
presentasi singkat
tentang
rencana
kegiatan.
c. Melakukan
dokumentasi
terhadap
kegiatan ini.
d. Koordinasi dengan
petugas meja I
tentang pembuatan
form tersebut.
e. Meminta informasi
nomor
rekening
pengadilan
pada
bagian Kasi
f. Membuat dengan
cermat
contoh
lembar
informasi
yang akan dibuat.
g. Mencetak lembar
informasi
nomor
rekening
pada
kertas hvs
h. Berkoordinasi ke
Petugas Meja I dan
menyusun lembar
tersebut dengan
rapi dan
menempatkannya
di atas meja
petugas Meja I.
nomor
rekening
pengadilan
untuk
pembayara
n panjar
perkara
pada Meja I
c. Tepat waktu
Nasionalisme:
a. Musyawarah
b. Menggunakan
bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
Etika Publik:
a. Cermat
b. Taat pada
aturan
c. Menghargai
komunikasi,
konsul dan
kerjasama
d. Taat perintah
atasan
e. Disiplin
Komitmen Mutu:
a. Efektif
b. Efisiensi
c. Kreativitas
d. Berorientasi
mutu
Anti Korupsi:
a. Jujur
b. Mandiri
c. Sederhana
pembayaran
panjar biaya
ke bank
maka misi
Pengadilan
Agama untuk
mewujudkan
pelayanan
prima bagi
masyarakat
pencari
keadilan
terwujud.
Karena
kegiatan ini
berfungsi
untuk
lancarnya
proses
pendaftaran
perkara di
Meja I dan
kegiatan ini
berhubungan
langsung
dengan para
pihak pencari
keadilan.
.
panjar biaya
perkara ke
bank itu
relevan
dengan nilai
organisasi MA
yaitu
responsibilitas
(tanggung
jawab).
PA
bertanggung
jawab
mengetahui
apa
kebutuhan
masyarakat
dan apa saja
hal-hal yang
dapat
mempermuda
h jalannya
prosedur
pelayanan
penerimaan
perkara
dengan baik.
Pelayanan Publik:
a. Akuntabilitas
Manajemen ASN:
a. Akuntabilitas
b. Profesionalitas
Whole of
Government:
a. Koordinasi
Analisis Dampak
Pembuatan lembar informasi nomor rekening pengadilan untuk pembayaran panjar perkara merupakan
peningkatan pelayanan publik adalah wujud tanggung jawab pengadilan untuk menyediakan informasi dengan
jelas dan sesuai ketentuan, diperlukan sarana atau media informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Oleh karena itu, media informasi harus dikonsep dan dibuat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Sebelum membuat lembar informasi tersebut, penulis harus membuat konsep dengan cermat.
Media informasi harus didesain dengan kreatif agar menarik dan mudah dipahami masyarakat. Syarat
pendaftaran permohonan dicetak dengan sederhana menggunakan kertas hvs. Adapun bentuk lembarnya
adalah kondisional disesuaikan dengan arahan dan perintah pimpinan apakah dicetak dalam bentuk kertas
atau kartu dengan memperhitungkan perkiraan biaya pencetakan dan melaporkan kepada pimpinan secara
jujur. Media informasi ini penting bagi masyarakat guna mendapatkan kepastian hukum mengenai proses
berperkara. Pembuatan media informasi perlu diawali dengan konsultasi kepada Ketua PA dan Panitera Muda
Gugatan, kemudian pelaksanaannya harus sesuai dengan perintah pimpinan. Pada tahap akhir kegiatan ini,
diperlukan musyawarah, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan petugas meja I, agar tujuan dari
pembuatan media informasi ini dapat secara optimal diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Seluruh kegiatan
terkait, harus dilaksanakan secara efektif, mengedepankan efisiensi serta disiplin dan tepat waktu sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2
Jika nilai Akuntabilitas: Kejelasan, Sesuai ketentuan, Tepat waktu tidak diterapkan pada kegiatan ini,
maka kegiatan ini tidak akan terwujud pada tahap output maka kegiatan akan terbengkalai dan pada
akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak efekltif dan efisien.
Jika nilai Nasionalisme: Musyawarah, Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak
diterapkan pada kegiatan ini, maka pelaksanaan kegiatan akan cenderung tidak sesuai perintah
karena tidak adanya musyarawah dan pembuatan lembar informasi yang tidak menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar akan mempersulit para pencari keadilan mengerti maksud dan tujuan
informasi tersebut.
Jika nilai Etika Publik: Cermat, Taat pada aturan, Menghargai komunikasi, konsul dan kerjasama, Taat
perintah atasan, Disiplin tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang dilakukan tidak akan
memberikan hasil yang baik terkait dengan sikap dan komitmen ASN sebagai pelayan masyarakat,
maka pelayanan tersebut juga tidak akan mendapat hasil yang baik.
Jika nilai Komitmen Mutu: Efektif, Efisiensi, Kreativitas, Berorientasi mutu tidak diterapkan pada
kegiatan ini, maka kegiatan akan jauh dari hasil yang diharapkan yaitu sebagai perwujudan pelayanan
publik yang berorientasi mutu.
Jika nilai Anti Korupsi: Jujur, Mandiri, Sederhana tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan
yang bersih dari korupsi tidak akan terwujud dan hal itu merugikan banyak orang.
Jika nilai Pelayanan Publik : Akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka peserta tidak akan
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah
terpilih.
Jika nilai manajemen ASN : Akuntabilitas dan Profesionalitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka
sama halnya dengan tidak terwujudnya nilai pelayanan publik yaitu peserta tidak akan mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih dan
pelaksanaan setiap tahap kegiatannya peserta akan jenuh dan malas, nilai penuh semangat diperlukan
agar semua pengerjaan setiap tahap dapat dilaksanakn dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan terwujudnya hasil dari kegiatan tersebut yang didukung dengan buktibukti selama pengerjaan kegiatan.
Jika nilai whole of goverment : Koordinasi tidak diterapkan pada kegiatan ini maka akan terjadi
kesalahpahaman antara pimpinan, panmud gugatan dan peserta dalam membuat form panjar biaya
perkara Pengadilan Agama Sei Rampah.
Membuat
daftar
persyaratan
pendaftaran
dan
proses
pelayanan
pembebasan
biaya perkara
(prodeo)
a. Konsultasi kepada
Ketua
PA
Sei
Rampah
b. Konsultasi kepada
Panitera PA Sei
Rampah
c. Konsultasi kepada
Panitera
Muda
Gugatan PA Sei
Rampah
d. Melakukan
dokumentasi
terhadap
kegiatan ini.
e. Membaca SOP
f.
pelayanan
pembebasan
biaya perkara
Membuat
desain
informasi
pelayanan
pembebasan
Tersediany
a informasi
tentang
daftar
persyaratan
pendaftaran
dan proses
pelayanan
pembebasa
n
biaya
perkara
pada
tempat
strategis di
dekat meja
pendaftaran
perkara
Akuntabilitas:
a. Kejelasan
b. Sesuai
ketentuan
d. Tepat waktu
Nasionalisme:
a. Musyawarah
b. Menggunakan
bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
Etika Publik:
a. Cermat
b. Taat pada
aturan
c. Menghargai
komunikasi,
konsul dan
kerjasama
d. Taat perintah
Misi yang
terwujud dari
kegiatan ini
adalah
meningkatka
n akses
masyarakat
terhadap
keadilan
sehingga
sejalan
dengan
tujuan
Pengadilan
Agama Lubuk
Pakam untuk
meningkatka
n kualitas
administrasi
dan
manajemen
Kegiatan
ini
merupakan
penerapan
dari nilai-nilai
utama badan
peradilan yaitu
nilai
akuntabilitas
dan
responsibiltas
serta
ketidakberpiha
kan
dan
perlakuan
yang sama di
depan hukum.
.
biaya perkara
atasan
e. Disiplin
g. Mencari gambargambar
menarik
terkait
dengan
perkara prodeo di
internet.
h. Menghadap Panitera
i.
j.
k.
Komitmen Mutu:
a. Efektif
b. Efisiensi
c. Kreativitas
d. Berorientasi
mutu
Muda Gugatan untuk
mekonsultasikan
konsep desain yang
telah dibuat
Mencetak informasi
daftar
persyaratan
pendaftaran
dan
proses
pelayanan
pembebasan
biaya
perkara
(prodeo)
dengan gambar dan
tulisan yang terang
dan menarik
Konsultasi
dan
koordinasi
dengan
kasubbag umum
Menempatkan daftar
persyaratan
pendaftaran
dan
proses
pelayanan
pembebasan
biaya
perkara
di dekat
meja
penerimaan
pendaftaran perkara.
peradilan.
Anti Korupsi:
a. Jujur
b. Mandiri
c. Sederhana
a.
Pelayanan Publik:
Akuntabilitas
a.
b.
Manajemen ASN:
a. Akuntabilitas
b. Profesionalitas
Whole of
Government:
a. Koordinasi
Analisis Dampak
Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara (prodeo) adalah
wujud tanggung jawab pengadilan untuk menyediakan informasi dengan jelas mengenai syarat dan alur
berperkara secara prodeo sesuai ketentuan, selain itu diperlukan sarana atau media informasi yang mudah
dipahami oleh masyarakat. Oleh karena itu, media informasi harus dikonsep dan dibuat dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam membuat konsep perlu dengan cermat agar dapat memahami
dan mendapatkan informasi akurat tentang syarat dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara (prodeo).
Media informasi harus didesain dengan kreatif agar menarik dan mudah dipahami masyarakat. Syarat
pendaftaran permohonan dicetak dengan sederhana oleh penulis. Adapun bentuk cetak alur proses
beracaranya, kondisional disesuaikan dengan arahan dan perintah pimpinan, dengan memperhitungkan
perkiraan biaya pencetakan dan melaporkan kepada pimpinan secara jujur. Media informasi ini penting bagi
masyarakat guna mendapatkan kepastian hukum mengenai proses berperkara dengan pembebasan biaya
perkara (prodeo). Pembuatan media informasi perlu diawali dengan konsultasi kepada Ketua PA, Panitera dan
Panitera Muda Gugatan, kemudian pelaksanaannya harus sesuai dengan perintah pimpinan. Pada tahap akhir
kegiatan ini, diperlukan musyawarah, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan subbagian umum, agar
tujuan dari pembuatan media informasi ini dapat secara optimal diketahui dan dimengerti oleh masyarakat.
Seluruh kegiatan terkait, harus dilaksanakan secara efektif, mengedepankan efisiensi serta disiplin dan tepat
waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
a.
Jika nilai Akuntabilitas: Kejelasan, Sesuai ketentuan, Tepat waktu tidak diterapkan pada kegiatan ini,
maka kegiatan ini tidak akan terwujud pada tahap output maka kegiatan akan terbengkalai dan pada
akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak efekltif dan efisien.
b.
Jika nilai Nasionalisme: Musyawarah, Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak
diterapkan pada kegiatan ini, maka pelaksanaan kegiatan akan cenderung tidak sesuai perintah
karena tidak adanya musyarawah dan pembuatan lembar informasi yang tidak menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar akan mempersulit para pencari keadilan mengerti maksud dan tujuan
informasi tersebut.
c.
Jika nilai Etika Publik: Cermat, Taat pada aturan, Menghargai komunikasi, konsul dan kerjasama, Taat
perintah atasan, Disiplin tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang dilakukan tidak akan
memberikan hasil yang baik terkait dengan sikap dan komitmen ASN sebagai pelayan masyarakat,
maka pelayanan tersebut juga tidak akan mendapat hasil yang baik.
d.
Jika nilai Komitmen Mutu: Efektif, Efisiensi, Kreativitas, Berorientasi mutu tidak diterapkan pada
kegiatan ini, maka kegiatan akan jauh dari hasil yang diharapkan yaitu sebagai perwujudan pelayanan
publik yang berorientasi mutu.
e.
Jika nilai Anti Korupsi: Jujur, Mandiri, Sederhana tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan
yang bersih dari korupsi tidak akan terwujud dan hal itu merugikan banyak orang.
f.
Jika nilai Pelayanan Publik : Akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka peserta tidak akan
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah
terpilih.
g.
Jika nilai manajemen ASN : Akuntabilitas dan Profesionalitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka
sama halnya dengan tidak terwujudnya nilai pelayanan publik yaitu peserta tidak akan mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih dan
pelaksanaan setiap tahap kegiatannya peserta akan jenuh dan malas, nilai penuh semangat diperlukan
agar semua pengerjaan setiap tahap dapat dilaksanakn dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan terwujudnya hasil dari kegiatan tersebut yang didukung dengan buktibukti selama pengerjaan kegiatan.
h.
Jika nilai whole of goverment : Koordinasi tidak diterapkan pada kegiatan ini maka akan terjadi
kesalahpahaman antara pimpinan, panitera, panmud gugatan dan peserta dalam melaksanakan
kegiatan di Pengadilan Agama Sei Rampah.
Akuntabilitas:
3 Membuat
a. Konsultasi kepad
AKTUALISASI
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA - CALON HAKIM
PENINGKATAN FASILITAS PENDUKUNG
PELAYANAN PENDAFTARAN PERKARA
PADA PENGADILAN AGAMA SEI RAMPAH
Oleh:
ADE SYAFITRI
NIP : 19910508201712 2 002
Peserta Pelatihan Dasar CPNS Gol. III /
Cakim
Angkatan LVII
PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
BADAN LITBANG DIKLAT HUKUM DAN
PERADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
INDONESIA
BOGOR
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA - CALON HAKIM
Nama
NIP.
Unit Kerja
: Ade Syafitri
: 19910508 201712 2 002
: Pengadilan Agama Sei Rampah
Telah Disetujui
Pada hari Jumat tanggal 23 Maret 2018
Pembimbing,
Mentor,
M. Irham Musafir_________
__________________
NIP. 19630819 199103 1 002
NIP.
Mengetahui
Plt. Kepala Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan
Badan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dedi Waryoman, S.Sos, M.H
NIP. 19630407 198403 1 002
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA - CALON HAKIM
Nama
NIP.
Unit Kerja
: Ade Syafitri
: 19910508 201712 2 002
: Pengadilan Agama Sei Rampah
Telah diuji di depan Penguji
Pada hari Senin tanggal 26 Maret
2018
Penguji
Drs. Jodi Windarsah S, M.H, M.MPd
NIP. 19610226 198703 1 001
Mengetahui
Plt. Kepala Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan
Badan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Dedi Waryoman, S.Sos, M.H
NIP. 19630407 198403 1 002
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga sampai detik ini penulis bisa mengikuti kegiatan
pelatihan dasar di Balai Litbang Diklat Kumdil. Shalawat serta salam
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dan membimbing
umatnya kejalan yang benar, jalan yang diridhoi Allah SWT yaitu agama
Islam.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para
pihak yang membantu penulis selama proses penulisan rancangan
aktualisasi ini dengan memberikan transformasi ilmu, informasi dan lain
sebagainya kepada penulis, yaitu:
1. Bapak Drs. M. Irham Musafir, M.H, M.M selaku Pembimbing
Rancangan Aktualisasi
2. Bapak
3. Bapak DR. Drs. H. Sirajuddin Sailellah, S.H., M.H.I selaku Ketua
Pengadilan Agama Bogor Kelas I A
4. Teman - teman peserta Latsar CPNS Cakim Mahkamah Agung RI
Tahun 2018 Angkatan LVII
5. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
rancangan aktualisasi ini
Penulis menyadari dalam membuat rancangan ini masih banyak
kekurangannya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan rancangan ini. Dan akhir kata yang pantas penulis
ucapkan semoga apa yang telah penulis laksanakan mendapat ridho dari
Allah SWT dan dapat bermanfaat untuk kedepannya.
Bogor, 23 Maret 2018
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….
i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………….
ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………...
iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….
iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................
1
A. Latar Belakang ………………………………………………
1
B. Tujuan dan Manfaat ………………………………………..
3
C. Ruang Lingkup…. …………………………………………..
4
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI .........................................
5
A. Deskripsi Organisasi..........................................................
5
1. Profil Organisasi.............................................................
5
2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi………………………….
6
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik Pengadilan....................
7
C. Analisis Isu.........................................................................
9
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih……………….
12
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS……………………….……….
14
F. Matrix Rancangan...............................................................
22
G. Jadwal Kegiatan..................................................................
34
H. Kendala dan Antisipasi........................................................
35
BAB III KESIMPULAN ………………………………........................
36
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..
38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai
Negeri
Sipil
(PNS)
memiliki
peranan
untuk
mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk
memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional,
yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya
sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan
efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut
di
atas
perlu
dilaksanakan
pembinaan
melalui
jalur
pelatihan
untuk melalui pembentukan karakter dan penguatan kompetensi teknis
sesuai dengan bidang tugas melalui Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil.
CPNS wajib menjalani masa percobaan
yang dilaksanakan
melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter
kepribadian
yang
unggul
dan
bertanggungjawab,
dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang, hal itu sejalan
dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) yang merujuk Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4).
Lembaga Administrasi Negara menterjemahkan amanat UndangUndang tersebut dalam bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
yang tertuang dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon PNS Golongan III. Pelatihan ini memadukan pembelajaran
klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan serta di tempat kerja, yang
memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan,
dan
mengaktualisasikan,
serta
membuatnya
menjadi
kebiasaan
(habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya
sebagai karakter PNS yang professional dan berkarakter
dalam
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Selain itu PNS juga diharapkan dapat mengelola tantangan dan
masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif
whole of government atau one government yang didasari nilai - nilai
dasar PNS berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas
jabatannya sebagai pelayan masyarakat.
Adapun untuk menjadi seorang pelayan publik yang professional
diperlukan pembekalan kepada ASN dengan nilai-nilai dasar ASN yang
dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan Kedudukan dan Peran PNS dalam
NKRI (Pelayanan Publik, Whole of Goverment dan Manajemen ASN).
Setelah peserta dapat menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN
dalam proses pelatihan dasar tersebut maka selanjutnya peserta harus
mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam rencana-rencana aksi
kegiatan di masa habituasi secara langsung di satuan kerja masingmasing.
Pengalaman belajar pada agenda habituasi dirancang agar peserta
mendapatkan pemahaman tentang konsepsi habituasi melalui kegiatan
pembelajaran aktualisasi di tempat kerja sehingga peserta akan memiliki
kemampuan mensintesakan substansi mata Pelatihan ke pelaksanaan
aktualisasi di tempat kerja dan menyusun laporan aktualisasi serta
melakukan analisis
dampak
apabila
nilai-nilai
dasar ASN tidak
dilaksanakan. Disamping itu aktualisasi di tempat kerja, memungkinkan
peserta akan belajar tentang penguatan kompetensi teknis bidang tugas
melalui
proses
pembimbingan
mentor yang ditunjuk oleh pejabat
pembina kepegawaian instansi.
Peserta pelatihan dasar CPNS Tahun 2018 ditugaskan untuk
membuat rancangan aktualisasi yang mengacu pada satu isu sebelum
masa habiatuasi dengan tujuan adanya dasar yang menjadi target
penyelesaian para peserta untuk dapat diaktualisasikan selama 80 hari di
satuan kerja. Dalam tahap kegiatan itulah nantinya peserta harus dapat
menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam mewujudkan kegiatan-kegiatan
yang menjadi solusi dari isu yang telah dipilih.
Dalam menghadapi proses aktualisasi di satuan kerja, maka penulis
membuat rancangan aktualisasi ini. Rancangan aktualisasi ini meliputi
deskripsi singkat satuan kerja tujuan, situasi problematik yang akan
dihadapi, keterkaitan isu dengan nilai – nilai dasar ASN serta rancangan
singkat yang menjadi solusi penyelesaian isu serta dampak yang terjadi
apabila isu tidak diselesaikan dengan baik.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dibuatnya rancangan aktualisasi ini adalah:
1. Mengidentifikasikan
Nilai
-
nilai
Dasar
ASN
serta
mengaktualisasikannya di instansi tempat bekerja agar mampu
melaksanakan tugas sesuai dengan yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apartur Sipil
Negara.
2. Menguasai bidang tugas sehingga mampu melaksanakan tugas
dan peran secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
3. Menganalisis dampak yang akan terjadi apabila nilai-nilai dasar
ASN tersebut tidak diimplementasikan dalam aktualisasi kegiatan.
Manfaat yang diperoleh dari aktualisasi antara lain:
1. Manfaat untuk penulis, yaitu membentuk PNS yang profesional,
berkarakter nilai-nilai dasar ASN, sehingga mampu melaksanakan
tugas
dan
masyarakat
perannya
yang
secara
profesional
diindikasikan
sebagai
dengan
pelayan
kemampuan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN.
2. Manfaat untuk unit kerja dan organisasi, yaitu terwujudnya
pelayanan publik yang prima sehingga meningkatkan citra
positif
organisasi
dimata
pelanggan
dan
juga
akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat, dalam hal ini organisasi
Pengadilan Agama Sei Rampah.
3. Manfaat untuk stakeholder, yaitu tercapainya kepuasaan dan
kenyamanan masyarakat sebagai para pengguna layanan publik
dalam hal ini para pencari keadilan.
C. Ruang Lingkup
Penulisan rancangan aktualisasi ini dibatasi pada penerapan
nilai - nilai dasar ASN yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, anti korupsi serta pelayanan publik, whole of goverment
dan manajemen ASN yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Sei
Rampah, bagian Kepaniteraan yaitu pelayanan pendaftaran perkara di
Meja I selama 80 hari kerja, sejak tanggal 02 April 2018 sampai 10 Juli
2018.
BAB II RANCANGAN
AKTUALISASI
A. Deskripisi Organisasi
1. Profil Organisasi
Pengadilan Agama Sei Rampah beralamatkan di Jalan MedanTebing Tinggi,
Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedagai. Pembangunan Pengadilan Agama Sei Rampah ini
guna meningkatkan kualitas dan mengakomodasi atas kebutuhan
pelayanan hukum bagi masyarakat di Serdang Bedagai. Pembentukan
pengadilan baru diperlukan dalam rangka pemerataan kesempatan
memperoleh keadilan dan peningkatan pelayanan hukum kepada
masyarakat demi tercapainya penyelesaian perkara secara sederhana,
cepat dan biaya ringan.
Pengadilan Agama Sei Rampah merupakan pemekaran dari
Pengadilan Agama Lubuk Pakam Pengadilan Agama Lubuk Pakam
dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI, Nomor : 19
Tahun 1987 tanggal 27 Januari 1987. Terletak di Kota Lubuk Pakam, 30
Km arah Selatan Kota Medan, tepatnya di Jalan Mahoni Nomor 03
sebelah Timur Komplek Kantor Bupati Deli Serdang di atas tanah seluas
3.500 m2.
Tugas
dan
Wewenang
Pengadilan
Agama
Lubuk
Pakam,
sebagaimana tercantum dalam Pasal 49 UU No. 7 Tahun 1989 yang telah
diubah dengan UU No. 3 Tahun 2006 adalah : “Pengadilan agama
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di
bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah.
Yang dimaksud dengan “antara orang-orang yang beragama
Islam” adalah termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya
menundukkan diri dengan sukarela kepada hukum Islam mengenai hal-hal
yang menjadi kewenangan Peradilan Agama.
2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi
Visi Pengadilan Agama Lubuk Pakam :
“TERWUJUDNYA PERADILAN AGAMA LUBUK PAKAM YANG BERSIH
DAN BERMARTABAT MENUJU PERADILAN YANG AGUNG”.
Misi Pengadilan Agama Lubuk Pakam :
a. Meningkatkan
kepercayaan
masyarakat
terhadap
sistem
peradilan;
b. Mewujudkan
pelayanan
prima
bagi
masyarakat
pencari
keadilan;
c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan;
Pengadilan Agama Lubuk Pakam juga mempunyai tujuan dan
sasaran organisasi, yaitu :
1. Mewujudkan Peradilan yang Cepat, Sederhana dan Biaya
Ringan;
2. Meningkatkan Pengawasan yang terencana dan efektif;
3. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Peradilan;
4. Meningkatkan kualitas administrasi dan manajemen peradilan;
5. Meningkatkan sarana dan prasarana pengadilan.
Sasaran Pengadilan Lubuk Pakam :
1. Terlaksananya percepatan penyelesaian perkara.
2. Terlaksananya ketertiban administrasi kepaniteraan.
3. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim.
4. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
5. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces
to justice).
6. Terlaksananya ketertiban administrasi Umum.
7. Terlaksananya ketertiban administrasi Kepegawaian.
8. Terlaksananya ketertiban administrasi keuangan.
9. Terlaksananya belanja oprasional (belanja Pegawai, belanja
Barang dan Belanja Modal).
10. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan.
11. Terlaksananya pengawasan peradilan secara efektif.
12. Terlaksananya transparan peradilan.
Nilai-nilai utama badan peradilan termasuk Pengadilan Agama
Lubuk Pakam harus menjadi jiwa dalam pencapaian visi mewujudkan
badan peradilan Indonesia Yang Agung. Nilai-Nilai Utama ini harus
diinternalisasikan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengadilan.
Nilai-nilai yang dimaksud, adalah (1) kemandirian kekuasaan kehakiman,
(2) integritas dan kejujuran, (3) akuntabilitas,
(4) responsibilitas, (5)
keterbukaan, (6) ketidakberpihakan, dan (7) perlakuan yang sama di
depan hukum.
B. Situasi Problematik
Isu adalah suatu hal yang problematik yang memerlukan solusi
penyelesaian. Ada tiga ketrampilan penting yang dibutuhkan untuk
menetapkan isu, yaitu kemampuan enviromental scanning (peduli
terhadap masalah organisasi dan mampu memetakan hubungan
causalitas), Problem Solving (mampu mengembangkan dan memilih
alternative dan mampu memetakan actor terkait perannya masingmasing), Analysis (mampu mengaitkan dengan substansi mata diklat,
mampu
mengindentifikasi
dampak,
manfaat
dari
pilihan
kebijakan/program/kegiatan/tahapan kegiatan).
Isu
yang
ada
di
Pengadilan
dapat
diselesaikan
dengan
pendekatan kegiatan-kegiatan kepada substansi mata diklat yaitu nilainilai dasar ASN. Penetapan isu harus disaring melalui nilai-nilai dasar
ASN
serta
melalui
alat
analisis
AKPK
(Aktual,
Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan), serta proses kualitas scanning dengan USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
Isu yang penulis temukan selama Studi Lapangan di Pengadilan
Agama Bogor Kelas I A yang sekiranya dapat diterapkan di Pengadilan
Agama Sei Rampah antara lain:
1. Peningkatan kerapian meja pelayanan pendaftaran perkara.
2. Peningkatan fasilitas pelayanan publik, seperti klinik, tempat
ibadah, tempat bermain anak, dan perpustakaan.
3. Peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi.
4. Peningkatan
fasilitas
pendukung
pelayanan
pendaftaran
perkara.
5. Peningkatan layanan meja informasi dan pengaduan.
6. Peningkatan kenyamanan pengunjung Pengadilan.
7. Peningkatan
pelayanan.
pendistribusian
SOP
pada
setiap
petugas
Isu terpilih di atas apabila diteropong relevansinya dengan mata
pelatihan yang telah dipelajari (Whole Government, Pelayanan Publik dan
Manajemenn ASN) dan pemahaman yang teori peran dan kedudukan
PNS dalam NKRI adalah sebagai berikut:
-
Peningkatan kerapian meja pelayanan pendaftaran perkara (1)
dan peningkatan
kenyamanan pengunjung Pengadilan (6)
relevan dengan nilai keamanan hak pengunjung pengadilan
pada materi pelayanan publik.
-
Peningkatan fasilitas pelayanan publik, seperti klinik, tempat
ibadah, tempat bermain anak, dan perpustakaan (2), dan
peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi (3)
cenderung relevan dengan dengan nilai profesionalitas ASN
pada materi Manajemen ASN, serta integrasi pada materi
whole of government.
-
Peningkatan
fasilitas
perkara
peningkatan
(4)
pendukung
pelayanan
layanan
meja
pendaftaran
informasi
dan
pengaduan (5) relevan dengan nilai transparansi, akuntabilitas
pada materi pelayanan publik, serta profesionalitas dan
akuntabilitas pada materi manajemen ASN.
-
Peningkatan
pendistribusian
SOP
pada
setiap
petugas
pelayanan (7) relevan dengan nilai koordinasi dalam materi
whole of goverment.
C. Analisis Isu
Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, diperlukan
analisis lanjutan dari isu-isu yang berjumlah 7 (tujuh) isu tersebut. Analisis
isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu. Analisis ini
dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi. Disamping itu tidak
semua isu bisa dikategorikan menjadi isu actual, oleh karena itu perlu
dilakukan
analisis
kriteria
isu.
Alat
analisis
kriteria
isu
dengan
menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,
Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu dengan menggunakan
alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan) :
1. Aktual:
Benar-benar
terjadi,
sedang
hangat
dibicarakan
di
masyarakat.
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik: Isu memiliki dimensi masyalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
No
ISU
1.
Peningkatan kerapian
meja pelayanan
pendaftaran perkara
Peningkatan fasilitas
pelayanan publik, seperti
klinik, tempat ibadah,
tempat bermain anak,
dan perpustakaan
Peningkatan kelengkapan
petunjuk informasi dan
evakuasi
Peningkatan fasilitas
pendukung pelayanan
pendaftaran perkara
Peningkatan layanan
meja informasi dan
pengaduan
Peningkatan
kenyamanan pengunjung
Pengadilan
Peningkatan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
A
(1-5)
2
K
(1-5)
3
P
(1-5)
3
K
(1-5)
4
3
4
3
4
4
5
Jml Peringkat
12
7
4
15
4
4
5
17
2
4
5
5
19
1
4
3
5
4
16
3
3
3
4
4
14
5
2
3
4
4
13
6
pendistribusian SOP
pada setiap petugas
pelayanan.
Tabel 1. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK
Bobot
5
4
3
2
1
Keterangan
Sangat kuat pengaruhnya
Kuat pengaruhnya
Sedang pengaruhnya
Kurang pengaruhnya
Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG
Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut
diatas lalu diambil tiga nilai tertinggi yaitu:
1. Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara
2. Peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi
3. Peningkatan layanan meja informasi dan pengaduan
Dari ketiga kriteria isu yang mendapat rangking tiga besar
tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu
dengan alat analisis USG, yaitu :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai
dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai
menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk
segera ditangani.
Analisis kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG
No
Penilaian
Masalah
1.
Peningkatan
fasilitas
pendukung
2.
3.
U
(1-5)
5
Kriteria
S
G
(1-5) (1-5)
4
5
Jml
Perin
gkat
14
1
pelayanan
pendaftaran perkara
Peningkatan kelengkapan
petunjuk informasi dan
evakuasi
Peningkatan layanan meja
informasi dan pengaduan
4
3
4
11
2
3
3
4
10
3
Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG
Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG
maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu
dicarikan
pemecahan
masalahnya
yaitu:
Peningkatan
fasilitas
pendukung pelayanan pendaftaran perkara pada Pengadilan Agama
Sei Rampah.
D. Argumentasi terhadap Core issue
Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara
pada Pengadilan Agama Sei Rampah menjadi isu utama yang terpilih
karena berdasarkan Pasal 49 UU No. 7 Tahun 1989 yang telah diubah
dengan UU No. 3 Tahun 2006 bahwa tugas dan wewenang Pengadilan
Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang
(a)perkawinan, (b)waris, (c)wasiat, (d)hibah, (e)wakaf, (f)zakat, (g)infaq,
(i)shadaqah dan (j)ekonomi syari'ah. Dari hal tersebut pendaftaran perkara
menjadi satu hal yang penting dalam terwujudnya tugas dan wewenang
Pengadilan Agama, karena pendaftaran perkara merupakan tahap awal
perkara didaftarkan untuk selanjutnya perkara diperiksa, diputus dan
diselesaikan.
Pengamatan penulis terhadap pelayanan pendaftaran perkara
ketika studi lapangan di Pengadilan Agama Bogor Kelas I A yang menjadi
rujukan
dan
sumber
inspirasi
penetapan
isu
bahwa
pelayanan
pendaftaran perkara di Meja I sudah bagus tetapi masih diperlukannya
fasilitas-fasilitas lain yang mendukung peningkatan pelayanan di bagian
pelayanan pendaftaran perkara. Fasilitas pendukung tersebut kiranya
dapat penulis tuangkan dalam kegiatan-kegiatan penyelesaian isu dengan
penerapan nilai-nilai dasar ASN dan dapat diaktualisasikan di satuan kerja
penulis yaitu Pengadilan Agama Sei Rampah.
Selain itu pelayanan pendaftaran perkara menjadi pintu masuknya
perkara yang diajukan oleh para pencari keadilan karena itu sudah
seharusnya pelayanan di tempat pendaftaran perkara dalam hal ini Meja I
didukung oleh fasililitas fasilitas pendukung yang dapat memudahkan para
pencari keadilan dalam memahami kebutuhan mereka. Hal ini sejalan
dengan pertumbuhan harapan masyarakat yang terus tumbuh tentang
pelayanan
publik
yang
prima
dan
beorientasi
mutu
sehingga
mengharuskan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat tersebut juga
harus tumbuh. Pelayanan pada masyarakat di masa datang itu
hendaknya makin lama makin baik (better), makin lama makin cepat
(faster), makin lama makin diperbaharui (newer), makin lama makin
murah (cheaper), dan makin lama makin sederhana (moresimple).
Sehubungan dengan dimensi Pelayanan Prima, Gaspersz
(1997) menyatakan bahwa ada beberapa dimensi yang harus
diperhatikan
untuk meningkatkan mutu pelayanan beberapa
diantaranya yaitu :
Kelengkapan. Berkaitan dengan lingkup pelayanan dan
ketersediaan sarana pendukung.
Kemudahan mendapatkan pelayanan.
Berkaitan dengan banyaknya “outlet” banyaknya petugas
yang
melayani
serta banyaknya fasilitas pendukung
pelayanan.
Variasi
model
pelayanan.
Berkaitan
dengan
“inovasi”
untuk memberikan pola-pola baru dalam pelayanan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis merasa bahwa
pelayanan
pendaftaran
perkara
sangat
perlu
ditingkatkan
dan
dikembangkan demi terwujudnya kejelasan, kenyamanan dan kepuasaan
para pencari keadilan dalam mencari informasi tentang pelayanan
pendaftaran perkara.
E. Nilai-Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai dasar ASN terbagi dalam dua agenda pelatihan yaitu
nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) dan peran dan kedudukan PNS
dalam NKRI. Nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas
adalah
sebuah
wujud
dari
suatu
pertanggungjawaban, dimana setiap individu bertanggung jawab penuh
atas pikiran, perkataan, perbuatan, emosi, cara kerja, keputusan, dan
sikap di tempat kerja. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering
disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada
dasarnya,
kedua
konsep
tersebut
memiliki
arti
yang
berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas ini sesuatu yang tidak sederhana dan mudah, maka
diperlukan pengendalian diri, kejujuran dan keikhlasan. Memiliki
akuntabilitas berarti melakukan yang terbaik dengan sebenar-benarnya.
Sebagai ASN kita wajib memiliki akuntabilitas atas hubungan,
posisi, tugas, pekerjaan, dan hirarki. Media pertanggungjawaban dalam
konsep akuntabilitas tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban
saja, tetapi mencakup juga praktek-praktek kemudahan si pemberi
mandat mendapatkan informasi, baik langsung maupun tidak langsung
secara lisan maupun tulisan. Indikator nilai dasar akuntabilitas, yaitu:
a. Kepemimpinan, Memberi contoh kepada orang lain, memiliki
komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
b. Transparansi, tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan.
c. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan.
d. Tanggungjawab, kewajiban dari individu atau lembaga terhadap
setiap tindakan yang telah dilakukan.
e. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas.
f. Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal yang dapat
dipercaya.
g. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai keseimbangan
kapasitas sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung
jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi.
i. Konsistensi, menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan
yang akuntabel.
2. Nasionalisme
Secara sederhana nasionalisme adalah wujud rasa bangga dan
mencintai
bangsanya
sendiri.Terkait
dengan
nasionalisme
bangsa
Indonesia maka nasionalisme yang dianut adalah nasionalisme pancasila.
Nasionalisme pancasila yaitu suatu pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanahairnya yang didasarkan
pada nilai nilai pancasila, yaitu tentang nilai ketuhanan, kemanusian,
persatuan, permusyawaratan dan keadilan.
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara
yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan
kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan
negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi damai di
seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.
Penerapan nilai dasar Nasionalisme merujuk kepada 5 sila
Pancasila yaitu:
a. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta.
Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa
religious, bukan bangsa atheis.
b. Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu
sebagaimana mestinya.
c. Sila 3 (Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha kearah bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam
Negara
sekaligus
Kesatuan
mengakui
Republik
dan
Indonesia.
menghargai
Persatuan
Indonesia
sepenuhnya
terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
d. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan)
Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
melalui lembaga perwakilan.
e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah.
3. Etika Publik
Etika
publik
adalah
refleksi
tentang
standar/norma
yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan, dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia
dan
mempertahankan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Untuk mewujudkan sistem pelayanan publik yang bermutu harus
memerlukan
komitmen.
Komitmen
atau
kesungguhan
hati
untuk
melakukan perubahan dengan cara berinovasi guna meningkatkan mutu
pelayanan.
Dalam
melakukan
suatu
inovasi
artinya
ada
proses
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkaitan pelayanan yang
mengandung nilai-nilai kebaharuan. Inovasi bisa berupa nilai tambah atau
modifikasi dari hal-hal yang sudah ada maupun menggunakan cara yang
berbeda untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan dengan cara
yang lebih efektif dan efisien.
Untuk mewujudkan komitmen mutu dalam diri kita setidaknya
kita harus selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperdalam pengetahuan dengan tujuan agar dapat melaksanakan
tugasnya
berdaya guna dan berhasil guna.
Adapun indikator
komitmen mutu, yaitu mampu memahami tindakan yang menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi, kreatifitas dan kinerja berorientasi mutu
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah pilihan sikap untuk tidak memberikan
toleransi terhadap segala bentuk penyimpangan atas diskresi seorang
atau sekelompok ASN terutama yang berkaitan dengan penggunaan
sumber daya material yang ada pada kewenangan mereka. Anti korupsi
diawali dengan sikap mental tentang kesadaran akan buruknya korupsi
kemudian menjauhi korupsi dan mencegah orang-orang di sekitarnya
dari perbuatan korupsi.
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan Negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang
tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka
panjang. Untuk itu sebagai Aparatur Negara, merupakan suatu tanggung
jawab dan merupakan suatu amanah untuk menghidari sikap-sikap
korupsi dengan menanamkan kesadaran diri tentang nilai-nilai anti
korupsi. Adapun nilai dasar anti korupsi yang dimaksud yaitu: jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
Selain itu untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil yang profesional,
yang mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan
masyarakat, diperlukan pembentukan karakter yang didasarkan pada
nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI menjadi terealisasikan.
Nilai-nilai dasar tersebut meliputi Pelayanan Publik, Manajemen
ASN dan Whole of Goverment.
1. Pelayanan Publik
Pelayanan publik ialah kegiatan / rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undanan bagi setiap warga negara.
Dalam SK KMA No. 26 tahun 2012 dijelaskan bahwa pelayanan
pengadilan adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan khusus para pencari keadilan.
Adapun nilai-nilai dalam pelayanan publik antara lain :
1. Partisipasif
2. Transparansi
3. Responsif
4. Efektif dan efisien
5. Tidak diskriminatif
6. Mudah dan murah
7. Aksesibility
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
2. Whole of Goverment
Whole of Goverment adalah bentuk integrasi aksi dari pemerintah
dalam rangka melakukan servis kepada masyarakat, maknanya saat ini
pemerintah sudah memberikan servis dari tiap tiap organisasi sektor
publik atau organisasi pemerintah kepada masyarakat. Jika kita
membicarakan wog maka kita membicarakan kesatuan setiap servis dari
semua sektor publik untuk menjadi 1 kesatuan.
Tujuan diperlukannya satu kesatuan tersebut yaitu dalam rangka
meningkatkan kepuasan pelanggan pemerintah (masyarakat). Untuk
mengintegrasikan setiap servis dari sektor publik (servis lembaga
pemerintah) menjadi satu kesatuan maka diperlukan adanya indikator
kepuasaan masyarakat yaitu servis lebih simple, cepat, tepat dan akurat
serta mengetahui kebutuhan masyarakat
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa WoG adalah
langkah bersama organisasi pemerintah untuk meningkatkan kepuasan
masyarakat dengan indikator indokator kepuasan masyarakat. Yang bisa
dilakukan untuk menjalankan WoG adalah perlu adanya :
1. Kolaborasi
2. Kerjasama
3. Sharing -----Contoh : Kemendagri punya data NIK seluruh
penduduk Indonesia yang bisa di sharing ke kementrian lain
kaitanya dengan perekrutan ASN. Benar tidaknya data para
pelamar.
Ada faktor yang membuat WOG harus ditegakkan yaitu adalah
perubahan
harapan
masyarakat
yang
terus
menerus
mengalami
perubahan seiring dengan perubahan jaman dan dapat dipastikan
perubahan ini adalah perubahan yang terus menerus. Maka pelayan
publik juga harus mengalami pertumbuhan agar dapat seimbang dengan
pertumbuhan harapan masyarakat.
Adapun hambatan dalam menjalankan WoG adalah :
1. Mindset
2. Pembimbing
3. Komitmen Organisasi
Solusinya yaitu dalam menghadapi harapan masyarakat yang terus
tumbuh maka mindset (arah berfikir ) seorang pimpinan adalah harus
mengutamakan kepuasan pelanggan, karena pemimpin mempunyai peran
besar. Mindset yang bagus dari pemimpin itulah yang diwujudkan dalam
satu kesatuan yang sama (komitmen) organisasi yang akan menjadi satu
tujuan
yang
sama
yaitu
memberikan
pelayanan
terbaik
kepada
masyarakat.
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara m empunyai peran yang amat penting
dalam memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat.
Berbagai
tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai
tujuan tersebut semakin banyak dan berat,
maupun
dalam negeri
baik
berasal dari luar
yang menuntut aparatur sipil negara untuk
meningkatkan profesionalitasnya.
Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi menjadikan
aksesibilitas
semakin
mudah.
Dalam
kenyataannya
birokrasi
pemerintahan masih menjadi hambatan dalam pembangunan, yang
ditandai dengan masih rendahnya
kinerja
pelayanan
dan
masih
tingginya angka korupsi di Indonesia.
Selain
menghadapi
pemerintah juga
negeri
masih
dihadapkan
seperti pelayanan
politisasi
permasalahan
kepada
internasional,
kepada
masyarakat
birokrasi
permasalahan
yang
kurang
dalam
baik,
birokrasi terutama terjadi semenjak era desentralisasi dan
otonomi daerah, karena birokrasi belum profesional untuk dapat
menjalankan tugas dan fungsinya.
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola
aparatur sipil negara
menjadi
semakin
profesional,
agar mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
Untuk
menjalankan
kedudukannya
tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Tugas pegawai ASN yaitu:
1) Melaksanakan
kebijakan
yang
dibuat
oleh
Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan;
2) Memberikan
pelayanan
publik
yang
profesional
dan
berkualitas, dan
3) Mempererat
persatuan
dan
kesatuan
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia.
Adapun nilai-nilai dari manajemen ASN ini antara lain :
1. Integrasi, yaitu sistem yang mengalami pembaruan hingga
menjadi satu kesatuan yang utuh.
2. Koordinasi, yaitu kerja sama atau kolaborasi antar lembaga
yang memiliki satu komitmen yang sama dan memiliki visi dan
misi yang sama dalam hal mewujudkan pelayanan yang prima
bagi masyarakat.
3. Kapasitas
F. Matriks Rancangan
MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja
: Pelayanan Pendaftaran Perkara di Meja I
Pengadilan Agama Sei Rampah
Identifikasi Isu
: (1) tidak rapi / tertata meja pelayanan pendaftaran
perkara, (2) kurang optimalnya, (3) Kurangnya
kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi (4)
kurangnya
fasilitas
pendukung
pelayanan
pendaftaran perkara, (5) kurang optimalnya layanan
meja
informasi
nyamannya
kurangnya
dan
pengaduan,
pengunjung
(6)
Pengadilan
kurang
dan
(7)
optimalisasi pendistribusian SOP pada
setiap petugas pelayanan surat-menyurat.
Isu yang diangkat :
Peningkatan fasilitas
pendukung
pelayanan
pendaftaran
Pengadilan
Agama
perkara
Sei
Rampah
Gagasan solusi
:
(1) Membuat lembar informasi nomor rekening
Pengadilan untuk pembayaran panjar perkara, (2)
Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan
proses pelayanan pembebasan biaya perkara
( prodeo), (3) Membuat informasi tentang tarif
biaya pelayanan, (4) Membuat informasi tentang
membuat tarif biaya pnbp, (5) Membuat daftar
persyaratan
pendaftaran
dan
alur
proses
penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana, (6)
Merapikan
pendafataran
berkas
di
perkara,
meja
(7)
pelayanan
Meningkatkan
kenyamanan para pencari keadilan di meja
pelayanan pendaftaran perkara.
N
o
1
1
Kegiatan
2
Membuat
lembar
informasi
Tahapan
Output
Hasil
3
a. Konsultasi kepada
Panitera
Muda
Gugatan PA Sei
4
Tersediany
a lembar
informasi
Keterkaitan
Subtansi Mata
Pelatihan
5
Akuntabilitas:
a. Kejelasan
b. Sesuai
ketentuan
Kontribusi
Kegiatan
Pencapaian
Visi dan Misi
Organisasi
6
Dengan
membuat
form
Kontribusi
Pencapaian
Penguatan
Nilai-Nilai
Organisasi
7
Kegiatan
membuat form
pembayaran
nomor
rekening
pengadilan
untuk
pembayaran
panjar
perkara
Rampah.
b. Melakukan
presentasi singkat
tentang
rencana
kegiatan.
c. Melakukan
dokumentasi
terhadap
kegiatan ini.
d. Koordinasi dengan
petugas meja I
tentang pembuatan
form tersebut.
e. Meminta informasi
nomor
rekening
pengadilan
pada
bagian Kasi
f. Membuat dengan
cermat
contoh
lembar
informasi
yang akan dibuat.
g. Mencetak lembar
informasi
nomor
rekening
pada
kertas hvs
h. Berkoordinasi ke
Petugas Meja I dan
menyusun lembar
tersebut dengan
rapi dan
menempatkannya
di atas meja
petugas Meja I.
nomor
rekening
pengadilan
untuk
pembayara
n panjar
perkara
pada Meja I
c. Tepat waktu
Nasionalisme:
a. Musyawarah
b. Menggunakan
bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
Etika Publik:
a. Cermat
b. Taat pada
aturan
c. Menghargai
komunikasi,
konsul dan
kerjasama
d. Taat perintah
atasan
e. Disiplin
Komitmen Mutu:
a. Efektif
b. Efisiensi
c. Kreativitas
d. Berorientasi
mutu
Anti Korupsi:
a. Jujur
b. Mandiri
c. Sederhana
pembayaran
panjar biaya
ke bank
maka misi
Pengadilan
Agama untuk
mewujudkan
pelayanan
prima bagi
masyarakat
pencari
keadilan
terwujud.
Karena
kegiatan ini
berfungsi
untuk
lancarnya
proses
pendaftaran
perkara di
Meja I dan
kegiatan ini
berhubungan
langsung
dengan para
pihak pencari
keadilan.
.
panjar biaya
perkara ke
bank itu
relevan
dengan nilai
organisasi MA
yaitu
responsibilitas
(tanggung
jawab).
PA
bertanggung
jawab
mengetahui
apa
kebutuhan
masyarakat
dan apa saja
hal-hal yang
dapat
mempermuda
h jalannya
prosedur
pelayanan
penerimaan
perkara
dengan baik.
Pelayanan Publik:
a. Akuntabilitas
Manajemen ASN:
a. Akuntabilitas
b. Profesionalitas
Whole of
Government:
a. Koordinasi
Analisis Dampak
Pembuatan lembar informasi nomor rekening pengadilan untuk pembayaran panjar perkara merupakan
peningkatan pelayanan publik adalah wujud tanggung jawab pengadilan untuk menyediakan informasi dengan
jelas dan sesuai ketentuan, diperlukan sarana atau media informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Oleh karena itu, media informasi harus dikonsep dan dibuat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Sebelum membuat lembar informasi tersebut, penulis harus membuat konsep dengan cermat.
Media informasi harus didesain dengan kreatif agar menarik dan mudah dipahami masyarakat. Syarat
pendaftaran permohonan dicetak dengan sederhana menggunakan kertas hvs. Adapun bentuk lembarnya
adalah kondisional disesuaikan dengan arahan dan perintah pimpinan apakah dicetak dalam bentuk kertas
atau kartu dengan memperhitungkan perkiraan biaya pencetakan dan melaporkan kepada pimpinan secara
jujur. Media informasi ini penting bagi masyarakat guna mendapatkan kepastian hukum mengenai proses
berperkara. Pembuatan media informasi perlu diawali dengan konsultasi kepada Ketua PA dan Panitera Muda
Gugatan, kemudian pelaksanaannya harus sesuai dengan perintah pimpinan. Pada tahap akhir kegiatan ini,
diperlukan musyawarah, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan petugas meja I, agar tujuan dari
pembuatan media informasi ini dapat secara optimal diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Seluruh kegiatan
terkait, harus dilaksanakan secara efektif, mengedepankan efisiensi serta disiplin dan tepat waktu sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2
Jika nilai Akuntabilitas: Kejelasan, Sesuai ketentuan, Tepat waktu tidak diterapkan pada kegiatan ini,
maka kegiatan ini tidak akan terwujud pada tahap output maka kegiatan akan terbengkalai dan pada
akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak efekltif dan efisien.
Jika nilai Nasionalisme: Musyawarah, Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak
diterapkan pada kegiatan ini, maka pelaksanaan kegiatan akan cenderung tidak sesuai perintah
karena tidak adanya musyarawah dan pembuatan lembar informasi yang tidak menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar akan mempersulit para pencari keadilan mengerti maksud dan tujuan
informasi tersebut.
Jika nilai Etika Publik: Cermat, Taat pada aturan, Menghargai komunikasi, konsul dan kerjasama, Taat
perintah atasan, Disiplin tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang dilakukan tidak akan
memberikan hasil yang baik terkait dengan sikap dan komitmen ASN sebagai pelayan masyarakat,
maka pelayanan tersebut juga tidak akan mendapat hasil yang baik.
Jika nilai Komitmen Mutu: Efektif, Efisiensi, Kreativitas, Berorientasi mutu tidak diterapkan pada
kegiatan ini, maka kegiatan akan jauh dari hasil yang diharapkan yaitu sebagai perwujudan pelayanan
publik yang berorientasi mutu.
Jika nilai Anti Korupsi: Jujur, Mandiri, Sederhana tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan
yang bersih dari korupsi tidak akan terwujud dan hal itu merugikan banyak orang.
Jika nilai Pelayanan Publik : Akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka peserta tidak akan
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah
terpilih.
Jika nilai manajemen ASN : Akuntabilitas dan Profesionalitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka
sama halnya dengan tidak terwujudnya nilai pelayanan publik yaitu peserta tidak akan mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih dan
pelaksanaan setiap tahap kegiatannya peserta akan jenuh dan malas, nilai penuh semangat diperlukan
agar semua pengerjaan setiap tahap dapat dilaksanakn dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan terwujudnya hasil dari kegiatan tersebut yang didukung dengan buktibukti selama pengerjaan kegiatan.
Jika nilai whole of goverment : Koordinasi tidak diterapkan pada kegiatan ini maka akan terjadi
kesalahpahaman antara pimpinan, panmud gugatan dan peserta dalam membuat form panjar biaya
perkara Pengadilan Agama Sei Rampah.
Membuat
daftar
persyaratan
pendaftaran
dan
proses
pelayanan
pembebasan
biaya perkara
(prodeo)
a. Konsultasi kepada
Ketua
PA
Sei
Rampah
b. Konsultasi kepada
Panitera PA Sei
Rampah
c. Konsultasi kepada
Panitera
Muda
Gugatan PA Sei
Rampah
d. Melakukan
dokumentasi
terhadap
kegiatan ini.
e. Membaca SOP
f.
pelayanan
pembebasan
biaya perkara
Membuat
desain
informasi
pelayanan
pembebasan
Tersediany
a informasi
tentang
daftar
persyaratan
pendaftaran
dan proses
pelayanan
pembebasa
n
biaya
perkara
pada
tempat
strategis di
dekat meja
pendaftaran
perkara
Akuntabilitas:
a. Kejelasan
b. Sesuai
ketentuan
d. Tepat waktu
Nasionalisme:
a. Musyawarah
b. Menggunakan
bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
Etika Publik:
a. Cermat
b. Taat pada
aturan
c. Menghargai
komunikasi,
konsul dan
kerjasama
d. Taat perintah
Misi yang
terwujud dari
kegiatan ini
adalah
meningkatka
n akses
masyarakat
terhadap
keadilan
sehingga
sejalan
dengan
tujuan
Pengadilan
Agama Lubuk
Pakam untuk
meningkatka
n kualitas
administrasi
dan
manajemen
Kegiatan
ini
merupakan
penerapan
dari nilai-nilai
utama badan
peradilan yaitu
nilai
akuntabilitas
dan
responsibiltas
serta
ketidakberpiha
kan
dan
perlakuan
yang sama di
depan hukum.
.
biaya perkara
atasan
e. Disiplin
g. Mencari gambargambar
menarik
terkait
dengan
perkara prodeo di
internet.
h. Menghadap Panitera
i.
j.
k.
Komitmen Mutu:
a. Efektif
b. Efisiensi
c. Kreativitas
d. Berorientasi
mutu
Muda Gugatan untuk
mekonsultasikan
konsep desain yang
telah dibuat
Mencetak informasi
daftar
persyaratan
pendaftaran
dan
proses
pelayanan
pembebasan
biaya
perkara
(prodeo)
dengan gambar dan
tulisan yang terang
dan menarik
Konsultasi
dan
koordinasi
dengan
kasubbag umum
Menempatkan daftar
persyaratan
pendaftaran
dan
proses
pelayanan
pembebasan
biaya
perkara
di dekat
meja
penerimaan
pendaftaran perkara.
peradilan.
Anti Korupsi:
a. Jujur
b. Mandiri
c. Sederhana
a.
Pelayanan Publik:
Akuntabilitas
a.
b.
Manajemen ASN:
a. Akuntabilitas
b. Profesionalitas
Whole of
Government:
a. Koordinasi
Analisis Dampak
Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara (prodeo) adalah
wujud tanggung jawab pengadilan untuk menyediakan informasi dengan jelas mengenai syarat dan alur
berperkara secara prodeo sesuai ketentuan, selain itu diperlukan sarana atau media informasi yang mudah
dipahami oleh masyarakat. Oleh karena itu, media informasi harus dikonsep dan dibuat dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam membuat konsep perlu dengan cermat agar dapat memahami
dan mendapatkan informasi akurat tentang syarat dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara (prodeo).
Media informasi harus didesain dengan kreatif agar menarik dan mudah dipahami masyarakat. Syarat
pendaftaran permohonan dicetak dengan sederhana oleh penulis. Adapun bentuk cetak alur proses
beracaranya, kondisional disesuaikan dengan arahan dan perintah pimpinan, dengan memperhitungkan
perkiraan biaya pencetakan dan melaporkan kepada pimpinan secara jujur. Media informasi ini penting bagi
masyarakat guna mendapatkan kepastian hukum mengenai proses berperkara dengan pembebasan biaya
perkara (prodeo). Pembuatan media informasi perlu diawali dengan konsultasi kepada Ketua PA, Panitera dan
Panitera Muda Gugatan, kemudian pelaksanaannya harus sesuai dengan perintah pimpinan. Pada tahap akhir
kegiatan ini, diperlukan musyawarah, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan subbagian umum, agar
tujuan dari pembuatan media informasi ini dapat secara optimal diketahui dan dimengerti oleh masyarakat.
Seluruh kegiatan terkait, harus dilaksanakan secara efektif, mengedepankan efisiensi serta disiplin dan tepat
waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
a.
Jika nilai Akuntabilitas: Kejelasan, Sesuai ketentuan, Tepat waktu tidak diterapkan pada kegiatan ini,
maka kegiatan ini tidak akan terwujud pada tahap output maka kegiatan akan terbengkalai dan pada
akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak efekltif dan efisien.
b.
Jika nilai Nasionalisme: Musyawarah, Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak
diterapkan pada kegiatan ini, maka pelaksanaan kegiatan akan cenderung tidak sesuai perintah
karena tidak adanya musyarawah dan pembuatan lembar informasi yang tidak menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar akan mempersulit para pencari keadilan mengerti maksud dan tujuan
informasi tersebut.
c.
Jika nilai Etika Publik: Cermat, Taat pada aturan, Menghargai komunikasi, konsul dan kerjasama, Taat
perintah atasan, Disiplin tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang dilakukan tidak akan
memberikan hasil yang baik terkait dengan sikap dan komitmen ASN sebagai pelayan masyarakat,
maka pelayanan tersebut juga tidak akan mendapat hasil yang baik.
d.
Jika nilai Komitmen Mutu: Efektif, Efisiensi, Kreativitas, Berorientasi mutu tidak diterapkan pada
kegiatan ini, maka kegiatan akan jauh dari hasil yang diharapkan yaitu sebagai perwujudan pelayanan
publik yang berorientasi mutu.
e.
Jika nilai Anti Korupsi: Jujur, Mandiri, Sederhana tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan
yang bersih dari korupsi tidak akan terwujud dan hal itu merugikan banyak orang.
f.
Jika nilai Pelayanan Publik : Akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka peserta tidak akan
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah
terpilih.
g.
Jika nilai manajemen ASN : Akuntabilitas dan Profesionalitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka
sama halnya dengan tidak terwujudnya nilai pelayanan publik yaitu peserta tidak akan mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih dan
pelaksanaan setiap tahap kegiatannya peserta akan jenuh dan malas, nilai penuh semangat diperlukan
agar semua pengerjaan setiap tahap dapat dilaksanakn dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan terwujudnya hasil dari kegiatan tersebut yang didukung dengan buktibukti selama pengerjaan kegiatan.
h.
Jika nilai whole of goverment : Koordinasi tidak diterapkan pada kegiatan ini maka akan terjadi
kesalahpahaman antara pimpinan, panitera, panmud gugatan dan peserta dalam melaksanakan
kegiatan di Pengadilan Agama Sei Rampah.
Akuntabilitas:
3 Membuat
a. Konsultasi kepad