PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
(Skripsi) Oleh
GUSTI BINA SARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(2)
(3)
ABSTRAK
PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI
LAMPUNG TAHUN 2014
Oleh Gusti Bina Sari
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sebaran dan kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu yang disajikan dalam bentuk peta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Analisis data yaitu dengan menggunakan peta, perhitungan menggunakan rumus dan deskripsi data.
Hasil dalam penelitian ini yaitu: (1) Peta Sebaran guru geografi SMA per wilayah Kecamatan di Kabupaten Pringsewu, bahwa di Kabupaten Pringsewu sebaran guru geografi masih belum merata di beberapa wilayah Kecamatan, seperti Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Pagelaran. (2) Faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu yaitu SK (Surat Keterangan) kepegawaian dari Pemerintah, keterjangkauan (aksesibilitas) dan jarak tempuh serta adanya lowongan pekerjaan sebagai guru geografi pada saat itu (3) Relevansi latar belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu memiliki presentase yaitu 85,18% relevan (sesuai) dan 14,81% tidak relevan (tidak sesuai) (4) Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu, ada kesenjangan antara jumlah guru yang ada dengan jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi, walaupun jumlahnya tidakah jauh berbeda dari jumlah yang ada yaitu 27 orang guru geografi dan kebutuhan yang harus dipenuhi 28 orang guru, ini dikarenkan sebaran guru yang belum merata pada beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Pringsewu.
(4)
ABSTRACT
MAPPING THE DISTRIBUTION AND NEEDS OF HIGH SCHOOL GEOGRAPHY TEACHERS IN DISTRICT PRINGSEWU
LAMPUNG PROVINCE 2014
By Gusti Bina Sari
This research purpose to describe the distribution and needs of high school geography teacher in District Pringsewu that presented in map form. This research used a descriptive method. Data was collected by interview and documentation. Data analysis by using a map, calculations using formulas and data description. The results in this research are: (1) High School Geography Teacher Distribution Map Per Subdistrict in Pringsewu, in District Pringsewu distribution geography teacher is unprevalent in some subdistrict, such as Subdistrick Gadingrejo, Subdistrict Pringsewu, Subdistrict Pagelaran and Subdistrict Ambarawa. (2) Factors that affect distribution of high school geography teachers in the District Pringsewu is personnel certificate of the Government, affordability (accessibility) and travelled distance and jobs vacancy (3) Relevance of educational background of high school geography teacher in District Pringsewu, has relevant percentage is 85.18% (as appropriate) and 14.81% irrelevant (not appropriate) (4) Needs for high school geography teacher in District Pringsewu, there is a gap between number of teachers with a number of requirements that must be released, although numbers are never far different from the existing number is 27, a teacher of geography and needs that must be released 28 teachers, because maldistribution of teachers in some areas of the district in Pringsewu.
(5)
(6)
(7)
(8)
RIWAYAT HIDUP
Gusti Bina Sari
dilahirkan di Wates pada tanggal 28 Agustus 1992. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suyono dan Ibu Turiyem. Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak Kanak (TK) Aisyiah Bustanul Athfal (ABA) III Tambah Sari pada tahun 1999, Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 4 Wates pada tahun 2004, Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2007, dan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Lampung, S1 Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).Pada tahun 2013 melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL II) Geografi di Solo,Yogyakarta dan Bandung. Pada tahun yang sama penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) terintegrasi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Gunung Terang desa Margasari Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat pada bulan Juli sampai September 2013.
(9)
MOTO
“
Manusia memang pandai merencanakan tapi Allah lah yang akan
menentukan
”
(Gusti Bina Sari)
“
Sesungguhnya Bersama Kesulitan ada kemudahan
”
(QS.Alam Nasyrah:6 )
“Bukan bahagia lalu bersyukur, tapi bersyukurlah maka kamu akan bahagia”
(Gusti Bina Sari)
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS.Arrahman:13)
(10)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya
sederhana ini sebagai tanda cinta, kasih sayang, hormat, dan baktiku kepada:
Ibu & bapakku Tercinta .
Orang tua terhebat yang telah membesarkanku dengan cucuran keringat penuh
cinta, kasih sayang, dan kesabaran
Yang namaku selalu ada dalam setiap doa tulus dalam setiap sujud malamnya
sehingga aku dapat memenuhi harapan kalian yaitu dengan menyelsaikan kuliah
Sarjana Pendidikan ini,
Putrimu menghaturkan terima kasih yang tak terhingga atas kasih sayang tulus
tak tertandingi.
Kakak Perempuanku (Siska Maylana Sari,S.Pd ) dan Suami (Syamsudia S.T)
Sang Motivatorku terima kasih atas segala perhatian
semoga tumbuh menjadi pohon pahala dari Allah untukmu
serta untuk keponakanku tersayang Arkaan kamil.
Adikku Tersayang (Fitra Amalia Sari)
yang telah menjadi sahabat, terima kasih atas segala semangat,keceriaan,
pengertian, dan perhatian yang selalu tercurahkan untukku.
Para pendidik dan sahabat-sahabatku yang memberikan semangat dan bantuan
untukku,
Serta
(11)
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs.Yarmaidi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus selaku Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, serta memberikan motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Bapak Dedy Miswar, S.Si., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, serta memberikan motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan, sumbangan pikiran, kritik, dan saran selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(12)
2. Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Drs. Hi. Muhamad Fuad, M.hum., selaku Wakil Dekan Kemahasiswaan dan
Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 5. Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
8. Bapak Drs. Hi. Samsir Kasim, M.Pd.I., selaku Sekertaris Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pringsewu dan segenap staf yang telah memberikan bantuan serta informasi dalam melaksanakan penelitian. 9. Bapak Drs. Suparlan Yusuf, selaku ketua MGMP Kabupaten Pringsewu dan
seluruuh guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu atas kerjasama dan kesediaanya membantu dalam melaksanakan penelitian dan mengumpulkan data dalam skripsi ini.
10. Kedua orang tua tercinta, Ibu dan bapak yang telah rela mencurahkan peluh, yang namaku selalu ada dalam setiap do’a yang dilafazkan.
(13)
11. Kakak Perempuanku, Siska Maylana Sari, S.Pd dan suami, adikku Fitra Amalia Sari dan seluruh keluarga besarku, atas segala perhatian dan motivasi yang selalu membakar semangat ketika perjuangan ini terasa begitu melelahkan.
12. Sahabat seperjuangkanku dalam penyelsaian skripsi ini Nurul, Jefri aditya, Echa, Dewi, Noppe (Noviyanti), Asyfaniah (lia) dan seluruh mahasiswa Pendidikan Geografi angkatan 2010 kelas genap dan ganjil yang tak bisa ku ucapkan satu per satu, terima kasih banyak atas dukungan, bantuan, semangat dan keceriaan yang selalu kalian berikan.
13. Keluarga Pendidikan Geografi, FKIP Unila kakak angkatan 2007-2009, terima kasih atas bimbingannya selama ini.
Hanya Allah sajalah sebaik- baik pemberi balasan atas segala kebaikan dan pengorbanan mereka, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan segala kerendahan hati semoga skripsi ini bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis,
(14)
v DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Rumusan Masalah ... 7
1.4 Tujuan Penelitian ... 7
1.5 Kegunaan Penelitian... 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10
A. Sebaran Guru ... 10
B. Kebutuhan Guru ... 12
C. Peta ... 13
a. Pengertian Peta ... 13
b. Fungsi Peta ... 14
c. Penggolongan Peta ... 14
d. Komponen Peta Tematik ... 15
2.2 Kerangka Pikir ... 16
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 18
3.2 Populasi ... 18
3.3 Variabel Peelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 19
A. Variabel Penelitian ... 19
B. Definisi Operasional Variabel ... 19
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 21
(15)
vi
B. Dokumentasi ... 22
3.5 Teknik Analisis Data ... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 24
A. Sejarah Singkat Kabupaten Pringsewu ... 24
B. Aspek Pendidikan Kabupaten Pringsewu ... 25
C. Aspek Geografi Kabupaten Pringsewu... 27
D. Demografi Kabupaten Pringsewu ... 29
a. Penduduk Usia Kerja dan Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk Yang Bekerja) ... 30
b. Ketenagakerjaan ... 30
4.2 Hasil dan Pembahasan... 31
A. Analisis Sebaran Guru Geografi SMA Per Kecamatan Di Kabupaten Pringsewu ... 31
B. Faktor Yang Memengaruhi Sebaran Guru Geografi SMA Di Kabupaten Pringsewu ... 38
C. Relevansi Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi SMA Di Kabupaten Pringsewu ... 43
D. Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu ... 51
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 59
5.2 Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(16)
vii DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jenjang Kelas dan Jam Per Minggu Mata Pelajarn Geografi... 2 2. Jumlah SMA Per Wilayah Kecamatan di Kabupaten Pringsewu... 4 3. Sebaran SMA dan Jumlah Guru Geografi di Kabupaten Pringsewu... 5 4. Daftar Sebaran Guru Geografi SMA Per Kecamatan di Kabupaten
Pringsewu Tahun 2014... 32 5. Relevansi Latar Belakang Pendidikan Guru Geogrfai SMA di
Kabupaten Pringsewu Tahun 2014... 44 6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan Guru Geografi di Kabupaten
(17)
vii DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peta Administrasi Kabupaten Pringsewu Tahun 2014... 28 2. Peta Sebaran Guru Geografi SMA di Kabupaten Pringsewu
Tahun 2014... 33 3. Peta Sebaran Guru Geografi SMA di Kabupaten Pringsewu
(18)
1
I.PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan tolok ukur kemajuan suatu negara. Pendidikan sangat dibutuhkan untuk memberikan sumbangsih dalam persaingan di era global yang semakin canggih. Karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan kemampuan, pemikiran, kecerdasan, pola sikap dan tingkah laku, yang merupakan bekal untuk memajukan peradaban. Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur non formal dan formal. Seperti halnya di sekolah yang merupakan jalur formal bagi peserta didik untuk mendapatkan pendidikan, melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan antara guru dengan peserta didik ataupun aktivitas lainnya yang dikenal dengan istilah pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran juga sangat berhubungan erat dengan seorang guru.
Menurut E. Mulyasa (2002: 38) menjelaskan bahwa guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi, bagi peserta didik dan lingkungannya. dan pemerintah sudah memperjelas pengertian guru dalam Undang-undang guru dan dosen.
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama pendidik, mengajar,
(19)
2
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-undang Guru dan Dosen, 2005: 2).
Keberadaan guru begitu penting dalam perkembangan mutu pendidikan, maka banyak hal yang harus diperhatikan terutama oleh instansi terkait yang mengurusi penempatan guru seperti pemerintah daerah maupun dinas pendidikan yaitu mengenai sebaran guru, yang di maksudkan sebaran guru di sini adalah merata atau tidak meratanya sebaran guru khususnya guru geografi pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Merata dalam hal ini, bahwa kesesuaian jumlah guru terhadap jumlah siswa, jumlah kelas dan jumlah jam mata pelajaran per minggu, sehingga tidak terdapat kelebihan atau pun kekurangan jumlah guru di suatu sekolah, dan kebutuhan akan guru terpenuhi sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.
Tabel 1. Jenjang Kelas dan Jam Per Minggu Mata Pelajaran Geografi SMA
No Kelas Jumlah Jam Per minggu
1. X 3
2. XI 3
3. XII 4
Jumlah 10
Sumber: Kurikulum dan silabus pembelajaran SMA (Kurikulum 2013)
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa pembagian jam pada mata pelajaran geografi terdapat perbedaan pada setiap jenjang kelas. Dalam per minggu pada kelas X jumlah jam untuk mata pelajaran geografi adalah 3 jam, pada kelas XI IPS jumlah jam per minggu untuk mata pelajaran geografi adalah 3 jam, dan pada kelas XII IPS jumlah jam per minggu untuk mata pelajaran geografi adalah 4 jam.
(20)
3
Pembelajaran yang optimal salah satunya juga ditentukan oleh guru yang professional. Maksud dari guru yang professional di sini adalah guru diharapkan memiliki kemampuan dasar mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan. Seperti yang ditegaskan pada pasal 29 PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional yang berbunyi pendidik pada pendidikan dasar dan menengah masing-masing memiliki:
1. Kualifikasi akademik minimal S1 atau DIV
2. Latar Belakang pendidikan tinggi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan,
3. Sertifikasi profesi guru dengan jenis dan tingkat sekolah tempat kerjanya, dan dalam melaksanakan tugas, guru memiliki kewajiban untuk melaksanakan wajib mengajar 24 (dua puluh empat) jam tatap muka.
Maka dari itu guru mata pelajaran seperti geografi haruslah memiliki relevansi dengan latar belakang pendidikannya yang seharusnya juga geografi. Selain itu guru yang optimal dan professional dalam memberikan pembelajaran, haruslah guru yang juga menguasai materi secara mendalam.
Peta merupakan sebuah alat komunikasi antara pembuat peta dan pembaca peta. Peta juga memudahkan para pencari informasi, karena peta menyajikan data dalam bentuk yang berbeda, bukan dalam bentuk angka, tabel ataupun diagram, tetapi peta menyajikan data dalam bentuk sebuah gambar. Tentu dalam peta, gambar yang dimaksud adalah gambar permukaan bumi yang disajikan dalam bidang datar, dengan skala yang diperkecil dari skala sebenarnya yang ada di atas permukaan bumi.
(21)
4
Begitu juga dalam melihat sebaran dan kebutuhan guru geografi di suatu wilayah. Data lebih mudah diketahui dengan menggunakan peta. Maka dari itu peta diharapkan dapat mempermudah kita untuk melihat dan menganalisis sebaran dan kebutuhan guru geografi SMA di suatu wilayah.
Dengan demikian diharapkan dapat diketahui pemerataan guru geografi dan jumlah kebutuhan guru yang harusnya dipenuhi oleh sekolah yang tersebar di suatu wilayah, khususnya pada pembelajaran geografi, agar keoptimalan dalam pembelajaran geografi dapat tercapai dengan baik.
Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus, dan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 tahun 2008, diresmikan pada tanggal 3 April 2009 oleh Menteri Dalam negeri. Kabupaten Pringsewu memiliki luas wilayah daratan 625 km2, dan hampir keseluruhannya merupakan wilayah daratan. Berpenduduk 377.857 jiwa. Kabupaten Pringsewu terdiri dari 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Kecamatan Banyumas.
Tabel 2. Jumlah SMA Per Wilayah Kecamatan di Kabupaten Pringsewu.
No. Kecamatan Jumlah SMA
1. Pardasuka 1 2. Ambarawa 2 3. Pagelaran 4 4. Pringsewu 5 5. Gadingrejo 4 6. Sukoharjo 1 7. Banyumas 1 8. Adiluwih 1
Jumlah 19
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Pringsewu, Pringsewu dalam angka 2010.
(22)
5
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa Kabupaten Pringsewu memiliki 19 sekolah yang tersebar di 8 kecamatan, kecamatan Pringsewu memiliki SMA paling banyak di antara 7 kecamatan lainnya, selanjutnya kecamatan Pagelaran yang memiliki 4 SMA. Kecamatan Gadingrejo memiliki 4 SMA, kecamatan Pardasuka, Sukoharjo, Banyumas dan Adiluwih masing-masing memiliki 1 SMA yang semuanya adalah SMA negeri.
Tabel 3. Sebaran Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Jumlah Guru Geografi di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung
No Kecamatan Nama Sekolah Jumlah
Guru
1 Pardasuka SMA N 1 Pardasuka 1
2 Ambarawa SMA N 1 Ambarawa 2
SMA Yasmida Ambarawa 1
3 Pringsewu SMA N 1 Pringsewu 2
SMA N 2 Pringsewu 2
SMA PGRI 2 Pringsewu 1
SMA Muhamdiyah Pringsewu 1 SMA Xaverius Pringsewu 1
4 Pagelaran SMA N 1 Pagelaran 3
SMA 17 Pagelaran 0
SMA Xaverius Pagelaran 1
SMA PGRI Pagelaran 0
5 Gadingrejo SMA N 1 Gadingrejo 2
SMA N 2 Gadingrejo 1
SMA Bina Mulya Gadingrejo 1 SMA Muhamadiyah Gadingrejo 2
6 Sukoharjo SMA N 1 Sukoharjo 2
7 Banyumas SMA N 1 Banyumas 2
8 Adiluwih SMA N 1 Adiluwih 2
Jumlah 27
Sumber : Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Pringsewu tahun 2013.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui jumlah guru geografi di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, dapat dilihat sebaran guru geografi dibeberapa sekolah yang terbagi dalam 8 kecamatan. Sebaran guru geografi SMA di
(23)
6
kabupaten Pringsewu paling banyak dimiliki oleh Kecamatan Pringsewu yang memiliki 5 SMA, dengan jumlah guru geografi sebanyak 7 orang.
Beberapa guru geografi SMA negeri di kabupaten Pringsewu, memiliki jam mengajar lebih dari 24 jam. ( Sumber: Hasil Wawancara dengan Drs.Suparlan Yusuf Ketua MGMP Kab. Pringsewu Tahun 2014).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai pemetaan sebaran dan kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014. Dalam penelitian ini, pemetaan yang akan dihasilkan merupakan peta sebaran dan kebutuhan guru yang ditampilkan dalam bentuk peta digital print out dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografi (SIG).
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah:
a. Belum adanya peta sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014
b. Belum diketahuinya faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2014.
c. Relevansi latar belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2014.
d. Kebutuhan guru yang harus dipenuhi dilihat dari sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewuu tahun 2014
(24)
7
1.3RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang sudah penulis paparkan, rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana Sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu provinsi tahun 2014?
b. Apa Faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi lampung tahun 2014?
c. Bagaimana relevansi guru geografi dengan latar belakang pendidikannya di Kabupaten Pringsewu Provinsi lampung tahun 2014?
d. Berapa kebutuhan guru geografi yang harus dipenuhi dilihat dari sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014?
1.4TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014.
b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi sebaran guru geografi di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014.
c. Untuk mengetahui relevansi latar belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014.
d. Untuk mengetahui kebutuhan guru geografi yang harus dipenuhi dilihat dari sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014.
(25)
8
1.5KEGUNAAN PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap ada beberapa kegunaan yang nantinya dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca maupun masyarakat. Dapat digunakan sebagai acuan bagi para pembaca tentang pemetaan sebaran dan kebutuhan guru geografi. Adapun kegunaan penilitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi penulis, sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Geografi jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Untuk mengaplikasikan ilmu yang penulis dapat dalam perkuliahan yaitu Kartografi.
b. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu, penelitian ini berguna untuk dijadikan bahan informasi dan pertimbangan mengenai kebutuhan guru geografi sehingga tidak terdapat sekolah yang mengalami kekurangan guru geografi dan relevansi latar belakang pendidikan guru geografi.
c. Bagi Mahasiswa, penelitian ini berguna sebagai referensi untuk penelitian lain yang relevan.
1.6 RUANG LINGKUP a. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian ini yaitu sebaran guru geografi, faktor yang memengaruhi sebaran guru, relevansi latar belakang pendidikan guru dan kebutuhan guru geografi di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014.
(26)
9
b. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian ini yaitu guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.
c. Tempat dan waktu
a). Tempat Penelitian: 19 SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. b). Waktu Penelitian: Tahun 2013-2014
d. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi. Pengertian geografi dalam Sumadi (2003: 4).
Pada Seminar Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan Geografi Indonesia (IGI) sepakat merumuskan definisi geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
(27)
10
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
2.1TINJAUAN PUSTAKA A. Sebaran Guru
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Seminar Lokakarya IGI Semarang, 1988 ). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa geografi mempelajari gejala-gejala/fenomena dipermukaan bumi dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Gejala-gejala atau fenomena ini berupa kejadian yang terjadi dipermukaan bumi baik alam maupun sosial. Salah satu fenomena tersebut yaitu sebaran guru dalam suatu wilayah. Dalam hal ini adalah guru geografi pada SMA di wilayah Kabupaten Pringsewu.
Menurut Zamroni, S.Si (2014: 5) bahwa terdapat empat prinsip-prinsip geografi, salah satunya yaitu prinsip distribusi atau persebaran. Prinsip distribusi atau persebaran adalah suatu gejala dan fakta yang tersebar tidak merata di permukaan bumi, yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia.
(28)
11
Pemerintah sudah mengatur tentang otonomi daerah dalam Undang – Undang No. 22 Tahun 1999, Pemerintah Republik Indonesia merumuskan peraturan tentang Pemerintah Daerah dalam rangka otonomi daerah. Pasal 11 ayat (2) dari undang-undang tersebut menegaskan bahwa pekerjaan di bidang pendidikan dan kebudayaan merupakan salah satu kewajiban yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Dengan adanya perubahan pola pengaturan penyelenggaraan pendidikan dari yang sepenuhnya diatur secara sentralistik oleh Pemerintah Daerah, maka saatnya setiap daerah dapat menggali dan mengembangkan potensi dibidang pendidikan.
Selanjutnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 disebutkan, Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk mengelola kepegawaian di daerah. Selanjutnya pada pasal 76 dalam Undang-undang diuraikan maksud dari kewenangan yang kemudian landasan hukum ini hendaknya digunakan sebagai pijakan Pemerintah Daerah dalam menata kepegawaian di daerah sebagai berikut: “Daerah mempunyai kewenangan untuk melakukan pengangkutan dan pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan dan kesejahteraan pegawai, serta pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah, berdasarkan peraturan perundang-undangan”.
Berkaitan dengan masalah kebutuhan dan sebaran kepegawaian, dalam pasal 41 ayat (2) Undang-Undang republik Indonesia No. 20 tahun 2003 telah dinyatakan pula bahwa: ”Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan di atur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan
(29)
12
Pemerintah Pusat dan Daerah berkoordinasi dalam melakukan hak dan kewajiban untuk masalah pengangkatan serta penempatan guru, hal ini terkait dengan merata atau tidaknya persebaran guru. Sudah seharusnya seorang guru dapat menempatkan dirinya sesuai dengan tugas dan peranannya sebagai seorang guru, sehingga dengan penempatan diri yang tepat maka proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
B. Kebutuhan Guru
Menurut Kaufman (1987), kebutuhan adalah sebuah kesenjangan (gap) antara yang ada dan apa yang seharusnya. Sedangkan menurut Beatty (1994), kebutuhan
guru adalah “ketidak sesuaian”, ketidak sesuaian yang dimaksud disini adalah ketidak sesuaian yang dapat diukur antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan pada suatu waktu tertentu dalam hal kebutuhan guru.
Berdasarkan pengertian di atas, kebutuhan guru yang dimaksud adalah jumlah guru disesuaikan dengan jumlah siswa yang menjadi objek dalam proses pembelajaran disekolah serta jumlah kelas dan jumlah jam pelajaran dalam setiap minggunya.
Menurut Malayu S.P Hasibuan (1996: 22), untuk mencapai mutu pendidikan yang kita inginkan, maka tenaga guru perlu mendapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Mengenai kuantitas tenaga guru diperlukan perencanaan yang baik, agar tidak terjadi penumpukan tenaga guru disuatu sekolah atau daerah tertentu tetapi dipihak lain terjadi kekurangan guru. Jika hal ini terjadi maka akan merugikan dunia pendidikan.
(30)
13
Pemenuhan kebutuhan guru disetiap daerah merupakan kewajiban dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk sebaran dan kualifikasi untuk menjadi seorang guru. Hal ini tercantum dalam UU RI No.14 tentang guru dan dosen IV pasal 24 ayat (1): Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam kompetensi secara baik untuk menjamin keberlangsungan suatu pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal serta untuk menjamin keberlangsungan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Dari Undang-undang di atas, menjelaskan bahwa pemerintah daerah diberikan wewenang dan kewajiban untuk mengatur kebutuhan dan sebaran guru agar merata diseluruh wilayah, sehingga tidak terjadi penumpukan dan kekurangan guru di setiap wilayah. karena itu diperlukan perencanaan yang baik oleh pemerintah daerah tersebut.
C. PETA
a. Pengertian Peta
Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi antara pembuat peta dan pengguna peta, sehingga peta dituntut untuk dapat menyajikan fungsi dan informasi dari obyek yang digambarkan secara optimal.
Dalam Dedi Miswar (2010: 13), Definisi peta menurut para ahli:
a). Erwin Raiz (1948) mengemukakan bahwa peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.
b). Menurut Badan Koordinasi Survei dan pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005) Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi
(31)
14
lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Ada dua macam penggolongan peta secara umum, yaitu peta umum dan peta khusus.
b. Fungsi Peta
Dalam Dedi Miswar (2010: 13), beberapa kegunaan atau fungsi peta antara lain: sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, alat yang membantu dalam kegiatan penelitian, alat peraga untuk proses pembelajaran di kelas, dan sebagai media untuk belajar secara mandiri. Pada proses perencanaan wilayah peta sangat diperlukan sebagai survei lapangan, sebagai alat penentu desain perencanaan, dan sebagai alat untuk melakukan analisis secara keruangan.
Menurut Sinaga dalam Dedy Miswar (2010: 14), kegunaan peta antara lain untuk kepentingan pelaporan, peragaan, analisis, dan pemahaman dalam interaksi dari obyek atau kenampakan secara keruangan (spatial relationship) .Sebagai alat bantu, peta mempunyai peranan yang penting terutama dalam melakukan pengamatan lapangan, laporan penelitian, atau dalam mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
c. Penggolongan Peta
Peta dibuat untuk berbagai tujuan dan kepentingan, sehingga terdapat berbagai tema dan judul peta. Namun dari berbagai tema dan tujuan peta tersebut dapat digolongkan dalam beberapa tema besar.
Klasifikasi peta menurut Bos,ES (1977) dalam Dedi Miswar (2010: 16), dikelompokan dalam penggolongan peta menurut isi peta, skala peta, dan kegunaan peta, diuraikan sebagai berikut:
(32)
15
a) Penggolongan Peta menurut isi (content):
1. peta umum atau peta rupabumi atau dahulu disebut peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan bentang alam secara umum di permukaan bumi, dengan menggunakan skala tertentu.
2. Peta tematik, adalah peta yang memuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu.
3. Peta navigasi (Chart), peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para navigasi laut, penerbangan maupun perjalanan.
b) Penggolongkan peta menurut skala peta: 1. Peta skala sangat besar : > 1 : 10.000
2. Peta skala besar : > 1 : 100.000 – 1 : 10.000 3. Peta skala sedang : 1 : 100.000 – 1 : 1.000.000 4. Peta skala kecil : >1: 1.000.000
c). Penggolongan peta menurut kegunaannya: 1. Peta pendidikan
2. Peta ilmu pengetahuan 3. Peta navigasi
4. Peta untuk aplikasi teknik 5. Peta untuk perencanaan
d. Komponen Peta Tematik
Dalam Dedi Miswar (2010: 56), berikut komponen peta tematik : 1. Judul Peta Tematik
Judul peta pada peta tematik berbeda dengan judul peta rupabumi. Pada peta tematik judul peta disesuaikan dengan tema peta yang akan dibuat, judul pada peta tematik harus memuat 3 hal yaitu : tema peta, nama lokasi wilayah yang dipetaka dan tahum pembuatan peta.
2. Skala
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengna jarak sebenarnya dari dua titik di peta. Skala peta tematik umumnya menunjukan referensi ketelitian dari peta dasar yang digunakan.
3. Orientasi Peta Tematik
Orientasi peta adalah suatu tanda petunjuk arah peta, bukan arah mata angin. Bentuk orientasi peta pada peta tematik digambarkan secara sederhana saja yaitu bentuk anak panah atau bentuk tombak yang panahnya berada di atas dan diberi tanda huruf U atau utara menghadap ke atas.
4. Garis Tepi Peta Tematik
Garis tepi peta atau garis bingkai peta merupakan garis yang membatasi informasi peta tematik. Semua komponen peta berada di dalam garis tepi
(33)
16
peta. Komponen peta yang dimaksud berada di dalam garis tepi meliputi judul peta, skala peta, orientasi peta, legenda, sumber peta, dan garis lintang bujur peta.
5. Nama Pembuat
Letak nama pembuat peta berada di sisi kanan bagian bawah di luar garis tepi peta. Penulisan nama pembuat peta mempunyai ketentuan yaitu terdiri dari nama dan tahun pembuatan peta.
6. Koordinat Peta Tematik
Koordinat dalam peta tematik dapat digunakan dengan du cara yaitu : 1. Koordinat lintang dan bujur
2. Koordinat x dan y atau dikenal dengan sistem UTM, menggunakan pedoman pada koordinat Universal Transverse Mercator.
7. Sumber Peta Tematik
Sumber peta harus dicantumkan pada peta tematik karena berdasarkan sumber peta dapat diketahui kebenaran peta tematik yang dibuat. Sumber peta pada peta tematik berisi tentang sumber peta dan skala.
8. Legenda Peta Tematik
Legenda berisi tentang keterangan symbol, tanda atau singkatan yang dipergunakan pada peta. Pada peta tematik, legenda peta terbatas tergantung pada tema dan data yang digunakan. Tidak ada aturan khusus bagi penempatan symbol pada legenda, akan tetapi aspek 3S selalu diutamakan.
9. Inset Peta Tematik
Inset lokasi pada peta tematik digunakan untuk menjelaskna lokasi suatu daerah pada cakupan wilayah yang lebih besar lagi.
2.2 KERANGKA PIKIR
Untuk meningkatkan mutu pendidikan serta pemerataan pendidikan melalui guru yang berkualitas dan profesional, dapat terwujud secara optimal dengan adanya pemerataan sebaran guru. Dalam hal ini, pemerataan sebaran guru yang diharapkan adalah guru di tempatkan sesuai dengan kebutuhan guru geografi pada sebuah SMA. Di Kabupaten Pringsewu terdapat 27 orang guru geografi yang tersebar di 19 SMA, dengan sebaran yang berbeda- beda pada setiap SMA yang tersebar di 8 kecamatan. Untuk melihat sebaran guru geografi SMA di Kabupaten
(34)
17
Pringsewu dapat dilihat melalui peta tematik sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Tahun 2014.
Adapun faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi di Kabupaten Pringsewu, dengan 27 orang guru geografi yang tersebar di 19 SMA di 8 Kecamatan. Perlu analisis untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi sebaran guru geografi tersebut agar masalah sebaran guru dapat diselsaikan dengan juga melihat faktor yang memengaruhi sebarannya.
Keoptimalan pembelajaran juga didapatkan dari guru professional, salah satu kualifikasi guru professional adalah dilihat berdasarkan relevnasi (kesesuaian) latar belakang pendidikannya, seperti guru geografi SMA diharapkan guru lulusan S1 Pendidikan Geografi. Karena ini akan memengarungi proses pembelajaran geografi di kelas dan kualitas siswa dalam memahami materi geografi yang disajikan guru.
Kebutuhan guru geografi pada setiap SMA berbeda jumlahnya disesuaikan dengan jumlah jam mata pelajaran per minggu, jumlah jam wajib mengajar dan jumlah kelas yang ada. Maka harus dilakukan analisis perhitungan kebutuhan guru pada tiap SMA di Kabupaten Pringsewu agar diketahui SMA yang kebutuhan gurunya sudah terpenuhi atau pun belum.
Selain ditampilkan dalam bentuk tabel, hasil penelitian ini juga ditampilkan dalam bentuk media peta tematik untuk memudahkan pembaca dalam memahami data yang disajikan.
(35)
18
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka perlu adanya metode ilmiah, yaitu suatu metode atau cara yang dimaksud dan terdapat dalam suatu ilmu yang disebut metodelogi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif menurut Sumadi Suryabrata (2003:19), adalah akumulasi dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, melakukan test, hipotesis, membuat ramalan atau mendapatkan makna dari implikasi.
Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan sebaran dan kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2014.
3.2 Populasi
Populasi penelitian yaitu keseluruhan subyek atau objek penelitian (Suharismi Arikunto, 1998: 115). Populasi dalam penelitian ini yaitu 27 orang guru geografi yang tersebar di 19 SMA yang dibagi kedalam 8 Kecamatan di Kabupaten
(36)
19
Pringsewu. Penelitian ini seluruhnya dapat diteliti, maka populasi akan dijadikan objek penelitian.
3.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasioanl Variabel A. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian. Sering pula variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam penelitian peristiwa/ gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata,2000: 72).
Menurut Suharsismi Arikunto (1998: 99) bahwa variabel adalah subjek atau objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variabel dalam penelitian ini adalah Sebaran guru geografi, faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi, relevansi latar belakang pendidikan guru geografi dan kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi lampung Tahun 2014.
B. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variable dalam penelitian ini meliputi: 1). Sebaran Guru geografi
Dalam penelitian ini, sebaran guru yang dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang sebaran guru geografi SMA per wilayah kecamatan di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Sebaran guru yang diteliti dalam penelitian ini yaitu merata dan belum merata. Sebaran dikatakan merata jika jumlah guru geografi mencukupi di sebuah SMA dalam wilayah kecamatan. Sebaran dikatakan
(37)
20
tidak merata jika jumlah guru geografi belum mencukupi di sebuah SMA dalam wilayah kecematan di Kabupaten Pringsewu.
Dalam penelitian ini sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringseewu disajikan dalm bentuk peta tematik, ini dimaksudkan untuk mempermudah melihat sebaran yang ada.
2). Faktor yang Memengaruhi Sebaran Guru Geografi
Faktor yang memengaruhi sebaran guru dalam penelitian ini adalah Faktor yang memengaruhi keberadaan guru geografi di SMA tersebut. Adapun indikator dari faktor yang memengaruhi keberadaan guru geografi tersebut adalah SK ( Surat Keterangan) kepegawaian dari Pemerintah yang turun di SMA tersebut, bagi guru geografi yang berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Keterjangkauan (aksesibilitas) dan jarak tempuh yang dekat dengan rumah, adanya lowongan pekerjaan dan kekurangan guru geografi, bagi guru dengan status sebagai honorer.
3). Relevansi Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi
Maksud latar belakang pendidikan guru ini adalah ijazah pendidikan akademik terahir yang dimiliki oleh seorang guru bidang studi geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung yang mengajar mata pelajaran geografi di SMA. Adapun kemungkinan-kemungkinan latar belakang pendidikan yang di miliki oleh guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu adalah adanya kesesuain dan ketidaksesuaian dengan bidang studi yang diajarkan. Guru mata pelajaran geografi dikatakan relevan (sesuai) dengan latar belakang pendidikan terakhirnya jika guru tersebut lulusan S1 Pendidikan Geografi atau pun lulusan D2/D3 Pendidikan geografi atau geografi murni dan melanjutkan ke jenjang S1 Pendidikan Geografi.
(38)
21
4). Kebutuhan Guru Geografi
Kebutuhan guru dalam penelitian ini adalah jumlah guru geografi yang di butuhkan di setiap SMA di Kabupaten Pringsewu. Jumlah guru sudah cukup, lebih atau kurang. Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk menghitung kebutuhan guru harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponennya yaitu jumlah kelas, jumlah jam bidang studi geografi per minggu, dan jumlah jam maksimum wajib mengajar guru per minggu. (Sumber : Andri Alexander,2012: 29).
a. Jumlah kelas, yaitu banyaknya kelas murid yang mengikuti pelajaran geografi di setiap SMA di Kabupaten Pringsewu.
b. Jumlah jam bidang studi per minggu, yaitu jumlah jam per mingggu tiap kelas untuk bidang studi geografi di setiap SMA di Kabupaten Pringsewu.
c. Jumlah jam maksimum wajib mnegajar guru perminggu, maksudnya adalah jumlah jam wajib maksimum seorang guru untuk mengajar. Jam maksimum wajib mengajar guru per mingggu untuk guru SMA di Kabupaten Pringsewu adalah 24 jam.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
A. Wawancara
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 145), wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk menumpulkan data tentang faktor yang memengaruhi sebaran guru dan relevansi latar belakang pendidikan guru geografi.
(39)
22
B. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 231) teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder seperti data persebaran, monografi daerah penelitian, sejarah singkat, peta daerah penelitian, dan sebagainya, guna melengkapi dan memberi penjelasan terhadap fenomena daerah serta objek penelitian.
Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah dengan data yang diperoleh dari catatan dan keterangan dari pihak SMA dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung dan referensi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Proses dokumentasi dilakukan pada waktu pengumpulan data baik pada saat penelitian pedahuluan dan penelitian hasil. Data yang dikumpulkan dari teknik dokumentasi adalah data jumlah SMA dan guru yang mengajar geogarfi serta data geografis di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tentang pemetaan sebaran guru dan kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014 sebagai berikut:
1) Untuk menjawab rumusan masalah tentang sebaran guru geografi di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014 menggunakan data dan media peta.
2) Untuk menjawab rumusan masalah tentang faktor yang mempengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung
(40)
23
tahun 2014 dengan menggunakan data yang diperoleh dari dokumentasi dan wawancara yang dilakukan.
3) Untuk menjawab rumusan masalah tentang relevansi guru geografi dengan latar belakang pendidikannya di Kabupaten Pringsewu melalui wawancara dan dengan melihat ijazah pendidikan akademik terakhir yang dimiliki oleh seorang guru dan dianalisis melalui presentase antara guru yang relevansi latar pendidikannya sesuai atau tidak sesuai dengan mata pelajaran geografi ditingkat SMA. Ada pun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan: P = presentase
F = Jumlah jawaban responden yang diperoleh N = jumlah responden.
(Moh. Nazir, 2009:103)
4) Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah tentang kebutuhuan guru geografi SMA digunakan rumus di bawah ini:
KG :
Keterangan:
KG : Kebutuhan Guru JK : Jumlah Kelas
JBP : Jumlah Jam Bidang Studi Per Minggu
(41)
59
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu tahun 2014 belum merata seperti di Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Pagelaran, dan Kecamatan Ambarawa, dilihat dari data tabel dan gambar peta sebaran guru geografi SMA yang telah dibuat.
2. Faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu tahun 2014 adalah SK (Surat Keterangan) kepegawaian dari Pemerintah yang turun di SMA tersebut bagi guru dengan status PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan aksesibilitas (keterjangkuan) dan jarak tempuh yang dekat dengan tempat tinggal serta adanya lowongan pekerjaan bagi guru dengan status honorer. Untuk faktor yang memengaruhi sebaran guru ini, hampir di 8 Kecamatan terdapat semua faktor tersebut.
3. Relevansi (kesesuaian) latar belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu dengan mata pelajaran geografi memiliki presentase sebagai berikut : yang sesuai dengan mata pelajaran geografi yaitu 85,18% dan
(42)
60
yang tidak relevan (tidak sesuai) yaitu 14,81% dari 27 orang jumlah guru geografi di 19 SMA negeri dan swasta di Kabupaten Pringsewu tahun 2014. Guru geografi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya yaitu terdapat di Kecamatan Gadingrejo (1 orang guru), Kecamatan Pringsewu (1 orang guru) Kecamatan Sukoharjo (1 orang guru), Kecamatan Adiluwih (1 orang guru).
4. Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu, yang telah dihitung menggunakan rumus kebutuhan guru. Kebutuhan guru geografi yang seharusnya dipenuhi di 19 SMA di Kabupaten Pringsewu yaitu 28 jumlah guru dengan sebaran yang disesuaikan menurut jumlah kelas, jumlah jam mata pelajaran per minggu dan jumlah jam wajib mengajar guru per minggu pada tiap SMA di wilayah kecamatan. Jumlah kebutuhan guru tidak terlalu berbeda antara jumlah yang ada yaitu 27 orang guru dengan jumlah yang dibutuhkan yaitu 28 orang guru, ini dikarenakan sebaran yang masih mengelompok dan belum merata di beberapa Kecamatan seperti Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Pringsewu, dan Kecamatan Gadingrejo.
5.2 SARAN
Berkenaan dengan pembahasan penelitian, dalam hal ini penulis memberikan saran kepada:
1. Dinas pendidikan Kabupaten Pringsewu untuk menyediakan peta sebaran guru geografi agar mempermudah dalam menganilisis sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu, sudah merata atau belum sesuai dengan
(43)
61
jumlah guru yang dibutuhkan pada tiap SMA negeri maupun swasta di Kabupaten Pringsewu.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu agar memperbarui data jumlah guru geografi SMA dangan status sebagai guru honorer maupun PNS beserta latar belakang pendidikan terakhir.
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Andri Alexander,2012.Deskripsi Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Serta Sebaran Guru Geografi SMA di Kabupaten Lampung Barat Tahun
2011.Skripsi.Universitas Lampung.Bandar Lampung.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pringsewu,2010. Pringsewu dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung. Bandar Lampung.. Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen pendidikan Nasional.2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.Jakarta.
Daldjoeni.1987.Geografi Baru Keruangan Dalam Teori dan Praktek.Alumni.Bandung.
Dedy Miswar. 2010. Pengantar Kartografi Tematik.Aura Printing&Publishing. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung,2013. Jumlah SMA Negeri maupun Swasta di Kabupaten Pringsewu. Pringsewu.
Gambaran Umum Daerah Penelitian
http://www.Pemerintah Kabupaten Pringsewu.htm/ http://www.Kabupaten Pringsewu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm/ tanggal, 18 Juni 2014,Rabu, pukul 09.00.
M.Pabundu Tika.2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta
Malayu Hasibun. 1996. Manajemen Sumberdaya Alam. BPFE. Yogyakarta Bumi Aksara. Jakarta.
Moh.Nazir. 2009.Metode Peneltian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Muhammad Ali.1988. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.Angkasa. Bandung.
(45)
Nursid Sumatmadja. 2001. Study Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni Bandung.
Rosana.2003. Kartografi. Bahan Ajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Roger Kaufman. 1987. Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta intermedia.Jakarta. Silabus Pembelajaran SMA, Kurikulum 2013.
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Rineka Cipta. Jakarta.
Sumadi.2003. Filsafat Geografi. Bahan Ajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sumadi Suryabrata. 2000. Metode Penelitian. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005.
http//www.google.rasio guru dan siswa/jumlah siswa perkelas/,tanggal 5 Maret 2012 Selasa Pkl.13.00.co.id
Universitas Lampung. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
(1)
tahun 2014 dengan menggunakan data yang diperoleh dari dokumentasi dan wawancara yang dilakukan.
3) Untuk menjawab rumusan masalah tentang relevansi guru geografi dengan latar belakang pendidikannya di Kabupaten Pringsewu melalui wawancara dan dengan melihat ijazah pendidikan akademik terakhir yang dimiliki oleh seorang guru dan dianalisis melalui presentase antara guru yang relevansi latar pendidikannya sesuai atau tidak sesuai dengan mata pelajaran geografi ditingkat SMA. Ada pun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan: P = presentase
F = Jumlah jawaban responden yang diperoleh N = jumlah responden.
(Moh. Nazir, 2009:103)
4) Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah tentang kebutuhuan guru geografi SMA digunakan rumus di bawah ini:
KG :
Keterangan:
KG : Kebutuhan Guru JK : Jumlah Kelas
JBP : Jumlah Jam Bidang Studi Per Minggu
(2)
59
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu tahun 2014 belum merata seperti di Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Pagelaran, dan Kecamatan Ambarawa, dilihat dari data tabel dan gambar peta sebaran guru geografi SMA yang telah dibuat.
2. Faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu tahun 2014 adalah SK (Surat Keterangan) kepegawaian dari Pemerintah yang turun di SMA tersebut bagi guru dengan status PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan aksesibilitas (keterjangkuan) dan jarak tempuh yang dekat dengan tempat tinggal serta adanya lowongan pekerjaan bagi guru dengan status honorer. Untuk faktor yang memengaruhi sebaran guru ini, hampir di 8 Kecamatan terdapat semua faktor tersebut.
3. Relevansi (kesesuaian) latar belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu dengan mata pelajaran geografi memiliki presentase sebagai berikut : yang sesuai dengan mata pelajaran geografi yaitu 85,18% dan
(3)
yang tidak relevan (tidak sesuai) yaitu 14,81% dari 27 orang jumlah guru geografi di 19 SMA negeri dan swasta di Kabupaten Pringsewu tahun 2014. Guru geografi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya yaitu terdapat di Kecamatan Gadingrejo (1 orang guru), Kecamatan Pringsewu (1 orang guru) Kecamatan Sukoharjo (1 orang guru), Kecamatan Adiluwih (1 orang guru).
4. Kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu, yang telah dihitung menggunakan rumus kebutuhan guru. Kebutuhan guru geografi yang seharusnya dipenuhi di 19 SMA di Kabupaten Pringsewu yaitu 28 jumlah guru dengan sebaran yang disesuaikan menurut jumlah kelas, jumlah jam mata pelajaran per minggu dan jumlah jam wajib mengajar guru per minggu pada tiap SMA di wilayah kecamatan. Jumlah kebutuhan guru tidak terlalu berbeda antara jumlah yang ada yaitu 27 orang guru dengan jumlah yang dibutuhkan yaitu 28 orang guru, ini dikarenakan sebaran yang masih mengelompok dan belum merata di beberapa Kecamatan seperti Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Pringsewu, dan Kecamatan Gadingrejo.
5.2 SARAN
Berkenaan dengan pembahasan penelitian, dalam hal ini penulis memberikan saran kepada:
1. Dinas pendidikan Kabupaten Pringsewu untuk menyediakan peta sebaran guru geografi agar mempermudah dalam menganilisis sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu, sudah merata atau belum sesuai dengan
(4)
61
jumlah guru yang dibutuhkan pada tiap SMA negeri maupun swasta di Kabupaten Pringsewu.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu agar memperbarui data jumlah guru geografi SMA dangan status sebagai guru honorer maupun PNS beserta latar belakang pendidikan terakhir.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Andri Alexander,2012.Deskripsi Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Serta Sebaran Guru Geografi SMA di Kabupaten Lampung Barat Tahun
2011.Skripsi.Universitas Lampung.Bandar Lampung.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pringsewu,2010. Pringsewu dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung. Bandar Lampung.. Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen pendidikan Nasional.2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.Jakarta.
Daldjoeni.1987.Geografi Baru Keruangan Dalam Teori dan Praktek.Alumni.Bandung.
Dedy Miswar. 2010. Pengantar Kartografi Tematik.Aura Printing&Publishing. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung,2013. Jumlah SMA Negeri maupun Swasta di Kabupaten Pringsewu. Pringsewu.
Gambaran Umum Daerah Penelitian
http://www.Pemerintah Kabupaten Pringsewu.htm/ http://www.Kabupaten
Pringsewu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm/ tanggal, 18 Juni 2014,Rabu, pukul 09.00.
M.Pabundu Tika.2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta
Malayu Hasibun. 1996. Manajemen Sumberdaya Alam. BPFE. Yogyakarta Bumi Aksara. Jakarta.
Moh.Nazir. 2009.Metode Peneltian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Muhammad Ali.1988. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.Angkasa. Bandung.
(6)
Nursid Sumatmadja. 2001. Study Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni Bandung.
Rosana.2003. Kartografi. Bahan Ajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Roger Kaufman. 1987. Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta intermedia.Jakarta. Silabus Pembelajaran SMA, Kurikulum 2013.
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Rineka Cipta. Jakarta.
Sumadi.2003. Filsafat Geografi. Bahan Ajar. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sumadi Suryabrata. 2000. Metode Penelitian. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005.
http//www.google.rasio guru dan siswa/jumlah siswa perkelas/,tanggal 5 Maret 2012 Selasa Pkl.13.00.co.id
Universitas Lampung. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.