12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Sejarah singkat Kurikulum Indonesia
Pengertian  kurikulum  secara  etimologis  adalah  tempat  berlari.  Kata Kurikulum berasal dari bahasa latin
curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Lebih jauh, dalam
Dictionary of Education 1982 dikatan bahwa
13 curriculum is a general overall plan of the content or specific studies of that the
school  should  offer  the  student  by  way  qualifying  him  for  graduation  or certification or for entrance into a professional or a vocational field.
Dalam  perjalanan  sejarah  sejak  tahun  1945,  kurikulum  pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975,  1984,  1994,  1999,  2004  dan  2006.  Perubahan  tersebut  merupakan konsekuensi  logis  dari  terjadinya  perubahan  sistem  politik,  sosial,  budaya,
ekonomi,  dan  iptek  dalam  masyarakat  berbangsa  dan  bernegara.  Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara
dinamis  sesuai  dengan  tuntutan  dan  perubahan  yang  terjadi  di  masyarakat. Semua  kurikulum  nasional  dirancang  berdasarkan  landasan  yang  sama, yaitu
Pancasila  dan  UUD  1945,  perbedaanya  pada  penekanan  pokok  dari  tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Di Indonesia sendiri, pengertian kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran  serta  cara  yang  digunakan  sebagai  pedoman  penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Saat  ini  Pemerintah  sudah  memulai  mengijinkan  beberapa  sekolah
menerapkan  kurikulum  2013.    Kurikulum  ini  bukanlah  kurikulum  baru  tetapi merupakan  pengembangan  dari  kurikulum  sebelumnya  yaitu  KTSP.  Menurut
Alawiyah  2013:1  menjelaskan  bahwa  “kurikulum  2013  ini  terdapat penambahan  bahan  ajar  esensial  yang  belum  ada  pada  KTSP.  Selain
14 mempertahankan materi yang masih relevan dan menghilangkan materi yang
dianggap tidak penting”. Sesuai  dengan  dinamika  perkembangan  zaman,  dalam  pendidikan
Indonesia  perlu  dirumuskan  kurikulum  yang  mengedepankan  pengalaman personal  melalui  mengamati,  menanya,  menalar,  dan  mencoba
observation based  learning  untuk  meningkatkan  kreatifitas  peserta  didik,  serta  perlunya
pengarahan  pembelajaran  yang  mengutamakan  aspek  attitude,  skill  dan knowledge Alawiyah, 2013:12
Landasan  filosofis  kurikulum  2013  menurut  UU  No.  202003  Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 butir 1 menyaakan bahwa “Pendidikan
adalah  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan  suasana  belajar  dan proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembagkan  potensi
dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri, kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  dan  keterampilan  yang  diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Undang – undang ini dirumuskan dengan berlandaskan pada dasar falsafah negara yaitu Pancasila. Oleh karena
itu,  Pancasila  sebagai  filsafat  bangsa  dan  negara  Indonesia  menjadi  sumber utama dan penentu arah yang akan dicapai dalam kurikulum. Nilai
– nilai yang terkandung dalam pancasila harus tumbuh dalam diri peserta didik. Kurikulum
2013 dikembangkan dengan membawa amanah harus mampu menumbuhkan nilai
– nilai Pancasila dalam jiwa peserta didik. Landasan filosofi pengembangan Kurikulum  2013  adalah  berakar  pada  budaya  lokal  dan  bangsa,  pandangan
filsafat eksperimentalisme, rekonstruksi sosial, pandangan filsafat esensialisme dan perenialisme, pandangan filsafat eksistensialisme, dan romantik naturalism.
15 Selanjutnya dalam Kurikulum 2013 juga dikenaldengan adanya kompetensi
inti.  Menu rut  Muhamad  Nuh  2013  dalam  artikelnya  “kompetensi  inti
diibaratkan  seperti  anak  tangga  yang  harus  ditapak  oleh  peserta  didik  untuk sampai  pada  kompetensi  lulusan  jenjang  pendidikan.  Kompetensi  meningkat
seiring  usia  peserta  didik  yang  dinyatakan  dengan  m eningkatnya  kelas”.
Kemudian ditambahkan dengan Sumarjo 2013 “Kompetensi inti ada 2 jenis yaitu kompetensi inti 1 disebut sebagai kompetensi sikap dan kompetensi inti 2
disebut  dengan  kompetensi  sosial”.  Kompetensi  inti  dalam  kurikulum  2013 berjumlah  empat  butir  dan  bersifat  umum  tersebut  kemudian  dijabarkan  ke
dalam  Kompetensi  Dasar.  Empat  KI tersebut  masing – masing berisi tentang
aspek  spiritual,  aspek  sikap,  aspek  pengetahuan,  dan  aspek  keterampilan. Kompetensi Dasar adalah acuan utama guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kompetensi  inti  tingkat  sekolah  menengah  atas  dan  kejuruan  atau  yang sederajat  yang  disusun  untuk  kelas  X,  XI,  dan  XII  menurut  Undang-undang
Sistem  Pendidikan  Nasional  No.  20  Tahun  2003  yang  menyatakan  bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Rumusan Kompetensi Inti biasa menggunakan notasi: -
KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, -
KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial -
KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan -
KI-4 untuk Kompetensi Inti keterampilan
B. Penilaian Hasil Belajar