SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN REHABILITAS

  PEKERJAAN REHABILITASI SALURAN

  

AIR KOTOR/AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

BAGIAN

  I UMUM

  

Pasal

  1 PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS 1.

  Persyaratan Teknis ini merupakan Pedoman dalam pelaksaan pekerjaan-pekerjaan (yang disebut kegiatan) termasuk seluruh konstruksi dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.

  2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku untuk seluruh konstruksi yang termasuk dalam pekerjaan kegiatan ini, disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah-peritah Direksi/Pengawas.

  3. Semua pekerjaan yang ditentukan dalam dukumen ini mengacu dan harus mengikuti persyaratan tersebut pada Bab II Pasal 1 dan Standard Nasional Indonesia (SNI), Standard Konsep Standard Nasional Indonesia (SK SNI), serta peraturan-peraturan Nasional Internasional lain yang ada hubungannya dangan pekerjaan ini.

  4. Standard-standard utama yang dipakai adalah standard-standard yang dibuat dan berlaku resmi dinegara ini, apabila tidak terdapat standard yang dapat diberlakukan terhadap pekerjaan tersebut, maka harus digunakan standard internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya standard dari Negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebuat yang dibelakukan.

  5. Gambar denah, potongan-potongan dinyatakan dalam gambar rencana dan dijelaskan pula dalam gambar detail lengakap dengan ukurannya. Dan apabila terdapat ketidak jelasan dalam ukuran pada gambar, maka Pelaksana wajib meminta penjelasan dan petunjuk kepada Direksi/Pengawas Teknik sebelum pekerjaan dikerjakan.

  Pasal

  2 LOKASI PEKERJAAN Lokasi Pekerjaan ini berada di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Anuntaloko Parigi

  Kelurahan Masigi Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong, sebagaimana yang ditunjukan pada gambar situasi.

  PEKERJAAN

  b.

  f.

  Pelaksana harus mengusahakan atas tanggunganya sendiri, langkah-langkah dan peralatan yang perlu untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak dan berkurangnya mutu karena pengaruh cuaca.

  e.

  Kotak obat-obatan lengkap dengan isinya pertolongan pertama pada kecelakaan hares selalau tersedia selama masa pelaksanaan pekerjaan.

  d.

  Pelaksana harus menyediakan rambu-rambu untuk keperluan lalulintas melewati jalan dan rambu tersebut cukup jelas untuk menjamin lancarnya pekerjaan.

  c.

  Pelaksana harus menyediakan lampu-lampu penerangan apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan pada malam hari, termasuk pula kabel-kabel serta alat yang diperlukan lampu-lampu penerangan yang akan menjamin lancarnya pekerjaan.

  Pelaksana harus memperitungkan adanya fasilitas penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat penyediaan pekerjaan.

  PENUNJANG KEGIATAN 1. Direksi Ket a.

  4. Sarana/Kelengkapan Penunjang Lain-lain a.

  3. Mobilisasi/Penyediaan Peralatan Apabila untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan kendaraan/alat-alat berat atau peralatan- peralatan lain yang dipandang perlu untuk menunjang pelaksanaan Pekerjaan, maka hal ini menjadi kewajiban Pelaksana untuk menyediakannya, dan seluruh biaya yang timbul menjadi beban dan kewajiban Pelaksana.

  2. Izin-izin Pengurusan izin-izin yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sampai selesai biaya-biaya yang timbul karenanya jadi beban Pelaksana dan harus sudah diperhitungkan sebelumnya.

  Biaya pembuatan bagunan sederhana atau biaya sewa bangunan dan perlengkapan untuk maksud tersebut pada poin a dan b diatas, menjadi beban Pelaksana.

  c.

  Pelaksana harus pula menyediakan gudang penyimpanan material di lokasi Kegiatan yang ditempatkan pada posisi yang aman dan strategis sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.

  b.

  Pelaksana harus menyediakan kantor lapangan sebagai Kantor direksi dan Kantor Pelaksana termasuk perlengkapannya yang cukup memadai sebagai ruang kerja/ruang rapat lapangan (site meeting).

  Apabila sewaktu-waktu Pemberi Tugas atau tamu-tamu yang berkepentingan atas pelaksaan

  GAMBAR

  • - GAMBAR 1.

  Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada Pelaksana dan gambar tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksana pekerjaan.

  2. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi- spesifikasi yang berhubungan dengan hal itu. Tidak dibenarkan menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar dan isi spesifikasi-spesifikasi.

  3. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan, Pelaksana harus mengajukan kepada Direksi secara tertulis, dan Direksi akan mengoreksi dan menjelaskan gambar- gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi.

  4. Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya oleh Direksi, dan akan disampaikan kepada Pelaksana secara tertulis. Pelaksana harus menyiapkan gambar-gambar yang mengajukan perbedaan antara gambar-gambar kontak dan gambar-gambar pelaksanaan, semua biaya untuk menyiapkan dan mencetak akan ditanggung oleh Pelaksana.

  5. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan, Pelaksana harus membuat gambar lengkap sesuai pelaksaan dilapangan atau As Built drawing termasuk gambar-gambar setelah terjadi perubahan dan harus diserahkan kepada pihak Pekerjaan sebelum megajukan termyin terakhir.

  Pasal

  5 RENCANA KERJA Pelaksana harus menyiapkan suatu rencana kerja dan harus disampaikan kepada Direksi. Rencana kerja tersebut harus mencakup :

  1. Tanggal mulai, serta selesainya pekerjaan konstruksi dan atau pemasangan. Instruksi dari berbagai bagian termasuk pengujiannya.

  2. Jam kerja bagi tenaga-tanaga yang disediakan oleh Pelaksana.

  3. Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan disertai dengan latar belakang pendidikan serta pengalamannya.

  4. Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.

  PENGADAAN

  MATERIAL 1. Pengadaan bahan/material harus berpedoman pada Sysrat-Syarat Teknis dan Gambar Rencana, baik ditinjau dari segi kualitas, kualitas ataupun ukuran-ukuran sebagaimana yang disyaratkan, dimana

  Direksi/Pengawas Teknik behak menolak bahan bagunan yang tidak sesuai dan Pelaksana berkewajiban segera menyingkirkan bahan yang tidak sesuai tersebut dari lokasi pekerjaan.

  2. Cara penyimpanan/penimbunan/penumpukan bahan bangunan harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan masing-masing jenis bahan atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.

  3. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, maka dapat diganti dengan bahan lain yang sejenis dan setara, dimana sebelumnya Pelaksana harus mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi/Pangawas Teknik.

  4. Pelaksana harus menyediakan air kerja atas biaya sebdiri.

  

Pasal

  7 JENIS DAN MUTU BAHAN 1.

  Semua banhan yang dipakai harus berkualitas baik.

  2. Semen yang digunakan adalah Portland Cemen (PC) type 1 yang berkualitas baik dalam artian belum mengeras/membatu.

  3. Bahan batu dipakai batu kali atau batu gunung pecah ukuran 10-20 cm, terdiri dari batuan keras dengan permukaan keras tanpa cacat dan retak dan bebas dari kotoran lumpur.

  4. Bahan pasir harus dari butiran alami yang keras dan kandungan lempung atau bahan lolos saringan No. 200 tidak boleh melebihi 6% dari berat pasir.

  5. Agregat keras (kerikil) adalah kerikil alam dengan butiran yang keras dan bergradasimenerus dengan diameter maksimum 3 cm. Butirannya harus bersih dengan kandungan lumpur maksimim 1%.

  6. Bahan air harus bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti lumpur, miyak, asam dan unsur organik.

  Pasal

  8 PENYEDIAAN PERALATAN DAN TENAGA 1.

  Peralatan dan Tenaga Kerja yang diperlukan bagi pelaksaan pekerjaan harus disediakan/disiapkan sendiri oleh Pelaksana dengan jumlah dan kapasitas/kemampuan yang memadai

  3. Kerusakan yang timbul pada bagian atau keseluruan alat-alat tersebut yamg akan menggagu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti, sehingga Direksi menganggap pekerjaan segera dimulai.

  Pasal

  9 PENJELASAN UMUM 1.

  Semua urayan yang tercantuk dalam persyaratan ini termasuk gambar kerjan adalah mengikat dan akan dinyatakan lebih lanjut dalam masing-masing bagian pada pasal-pasal berikut dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan.

  2. Apabila ada bagian yang tidak disebutkan dalam urayan ini, pelaksanaannya disesuaikan dengan gambar.

  3. Jika terdapat perbedaan gambar dengan uraiyan ini, Pelaksana diwajibkan menghubungi Direksi guna mendapatkan pemecahanya.

  4. Jika terdapat kekurangan pada gambar kerja dan penjelasan, Pelaksana dapat melengkapinya dengan petunjuk Direksi.

  Pasal

  10 PEMBERSIAN LOKASI 1.

  Lapangan harus dibersihkan dari semak-semak, dan sisa-sisa bongkaran/sampah dan lain-lain. 2. kayu yang menggangu kelancaran harus ditebang, dan hasil

  Pohon-pohon penebangannya dibuamg sesuai tempat yang ditentukan Direksi.

  Pasal

  11 PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK 1.

  Semua pekerjaan pengukuran dan pematokan yang bertalian dengan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana dilaksanakan dengan alat ukur yang baik atau sesuai kebutuhan seperti : Theodolit, Water Pas dan Roll Meter.

  2. Pelaksana harus mengerjakan pengukuran dan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil dasar konstruksi sesuai dangan gambar rencana. Pelaksanaan ini harus seluruhnya telah di setujui oleh Direksi sebelum memulai pekerjaan sebelumnya.

  3. Pelaksana harus menaati dan meneliti ukuran-ukuran yang tertera pada gambar, dan apabila ada

  5. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok tersebut, Pelaksana harus memberikan pada Direksi dalam waktu tidak kurang dari 2 x 24 jam sebelumnya, sehingga direksi dapat menyiapkan peralatan yang perlu untuk melakukan pengawasan.

  Pelaksana wajib menyediakan buku Direksi dan buku tamu yang ditemukan pada kantor Direksi.

  Bila pelaksanaan pekerjaan berlansung ditemui hal-hal yang mengakibatkan terjadinya perubahan kontrak (Addendum)dalam pariasi volume pekerjaan, maka Pelaksana wajib membuat perhitungan tambah/kurang dengan memperoleh persetujuan dari pihak pemilik kegiatan dan dan hasil perhitungan terlebih dahulu harus diperiksa oleh konsultan pengawas.

  d.

  Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan.

  c.

  Membuat Reques Sheet untuk meminta persetujuan Direksi/Pengawas tentang kesiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

  b.

  Administrasi a.

  6. Pekerjaan mematok yang sudah sesuai, diukur oleh Pelaksana untuk kemudian disetujui oleh Direksi.

  13 ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI 1.

  Pasal

  2 sebagai papan nama pemberitahuan yang berisikan informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan, nama Konsultan pengawas dan Kontaktor pelaksanaan. Papan nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan seluruh biaya yang timbul manjadi beban dan kewajiban Pelaksana.

  12 PAPAN NAMA KEGIATAN Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi kegiatan dengan ukuran dan panjang lebar 80x120 cm

  Pasal

  7. Seluruh biaya yang diperlukan pekerjaan yang dimaksud dalam pasal ini manjadi beban pihak Pelaksana.

  Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat digunakan sebagai dasar pembayaran.

  2. Dokumentasi Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0 % (nol persen), 50 % (lima puluh persen), dan 100 % (seratus persen).

  GALIAN

  TANAH BIASA

  1. Uraian

  Bagian ini meliputi semua galian tanah yang nyata-nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik, galian tanah untuk penanaman Pipa minimal sedalam 50 cm sampai mendapatkan kemiringan yang diinginkan.

  2. Penggalian

  a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi dan permukaan dan kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar dengan cara yang demikian rupa, sehinga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.

  b. Galian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan rangka\bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan pembersian.

  c. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian untuk dasar pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian harus diukur kembali dengan pasir dan dipadatkan.

  d. Material hasil galian harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan, agar tidak menghambat lalulintas.

  Pasal

  15 URUNGAN PASIR DIBAWAH LANTAI 1.

  Uraian Bagian ini meliputi semua pekerjaan urungan pasir yang nyata-nyata tertera gambar bestek.

2. Pengurungan a.

  Pekerjaan pengurungan dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran beton tumbuk pada lantai saluran.

  b.

  Pasir dihampar secara merata dengan ketebalan yang telah ditentukan dan mengacu pada tebal yang tertera pada gambar rencana, dan dilakukan penyiraman hingga tercapai kepadatan yang memadai.

  PEKERJAAN

  BETON BERTULANG 1. Lingkup Pekerjaan

  Bagian Pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting, finising dan pekerjaan-pekerjaan- pekerjaan yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini. Pekerjaan beton bertulang dengan adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl dilaksanakan untuk deuker plat dan lain-lain seperti ditentukan pada gambar.

2. Referensi:

  Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam: a.

  SNI 1734 – 1986 – F b. SKBI – Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung c. Pedoman Beton d. Spesifikasi Bahan bagunan e. Pedoman Perencanaan Konstruksi Kayu Untuk Rumah dan Gedung 3. Material 3. Bahan-bahan/material yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a.

  Agregat Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Agregat kasar menggunakan kerikilalamdegan ukuran 2/3. Penyimpanan harus sedemikian rupa, sehingga bebas dengan kontabinasi dengan bahan-bahan yang dapat merusk.

  b.

  Semen:  Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratan dalam NI 8 Bab 3-2  Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik dan terlindung.

   Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini penyediaan jasa harus mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.

  c.

  Besi Tulangan:  Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi lansung dari udara, tanah lembab, aspal, oli, (minyak) dan gemuk.

   Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah Air: Air yang dipakai pengecoran harus bersih, dalam artian tidak mengandung lumpur dan bahan- bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.

  e.

  Bekisting: Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi/ Pengawas menegaskan lain.

  4. Pelaksanaan a.

  Proporsi Kecuali gambar nmenentukan lain, maka adukan beton harus dengan komposisi 1 : 2 : 3.

  b.

  Pengecoran Beton Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-

  • bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan arus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.
  • pada ukuran, penyedian jasa diwajibkan memintah pertimbangan terlebih dahuku dari Direksi.

  Dimensi semua beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan

  • diameter tidak terdapat pasaran, penyedia jasa diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan pihak Diresi.

  Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan kententuan dalam gambar. Jika suatu

  • Spesifikasi ini, dipakai peraturan yang termuat dalam SK SNIT-15-1991-03 sebagai syarat.

  Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidsk tercantum dalm

  • diberikan pada waktunya, penyedian jasa diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.

  Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atau pelaksana pengecoran beton dapat

  • diatur pada SK SNI T-15-1991-03, dan sementara itu penyiraman harus selalu disediakan.

  Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami periode pengerasan sebagaimana

  5. Bekisting a.

  Seluruh bahan pekerasan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klas III) atau Multipleks dan balok 5/5 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan untuk mendapatkan cetakan yang memenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.

  b.

  Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.

  c.

  Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembokaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun kebocoran adukan selama kebocoran. Lubang-lubang sementara harus disediakan dalam bekisting untuk memudahkan pembersiahan.

  e.

  Pembokaran Bekisting: Baekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur yang dicetak.

  6. Contoh-contoh: Sebelum melaksanakan pemasangan, terlebih dahulu penyedia jasa harus memberikan cotoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.

  Pasal

  17 PEKERJAAN BETON TUMBUK 1. Lingkup Pekerjaan

  Bagian ini meliputi Pengadaan dan pemasangan dari semua macam dari semua macam beton biasa, beton bertulangan dengan penulangannya termasuk bekisring. Finising dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini. Pekerjaan beton tumbuk dengan adukan 1 Pc : 3 P s :

  5 Krl dilaksanakan untuk pekerjaan pengecoran lantai saluran dan lining deuker plat dan lain-lain seperti ditentukan pada gambar.

  2. Referensi: Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketenruan-ketentuan seperti tertera dalam: a.

  SNI 1734-1989-F b.

  SKBI-Pedoman perencanaan untuk rumah dan gedung.

  c.

  Pedoman Beton.

  d.

  Spesifikasi bahan bagunan.

  e.

  Pedonan Perencanaan Konstruksi Kayu untuk Rumah dan Gedung.

  3. Material: Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a.

  Agregat Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton. Agregat kasar menggunakan kerikilalamdegan ukuran 2/3. Penyimpanan harus sedemikian rupa, sehingga bebas dengan kontabinasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.

  • Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini penyediaan jasa harus mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.

  c.

  Air Air yang dipakai pengecoran harus bersih, dalam artian tidak mengandung lumpur dan bahan- bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.

  4. Pelaksanaan.

  a.

  Proporsi Kecuali gambar nmenentukan lain, maka adukan beton harus dengan komposisi 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl.

  b.

  Pengecoran Beton

  • Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kororan-kororan dan bahan- bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan arus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.
  • Dimensi semua beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran, penyedian jasa diwajibkan memintah pertimbangan terlebih dahuku dari Direksi.
  • Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan kententuan dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat pasaran, penyedia jasa diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan pihak Diresi.
  • Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam
  • Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atau pelaksana pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya, penyedian jasa diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.

  Spesifikasi ini, dipakai peraturan yang termuat dalam SK SNI T-15-1991-03 sebagai syarat.

  5. Contoh-contoh: Sebelum melaksanakan pemasangan, terlebih dahulu penyedia jasa harus memberikan cotoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.

  Pasal

  18 PASANGAN BATU KALI 1. Uraian:

  Bagian ini meliputi penyedian peralatan, tenaga kerja dan dan pemasangan semua pekerjaan pemasangan baru kali atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali sesuai dengan gambar dan persyaratan disini.

  Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan, sehinga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.

  c.

  Setiap batu harus dipasang diatas lapisan dan diketok ditempatnya hinga teguh/kuat.

  d.

  Adukan harus penuh ronga-ronga atara batu, untuk mendapat massa yang kuat dan integral.

  3. Adukan Perbaikan campuran motral yang digunakan pada pada pemasangan batu kali seperti yang disebutkan diatas adalah 1 Pc : 3 Ps

  Pasal

  18 PASANGAN BATU KALI BATA MERAH (BATA LOKAL) 1. Lingkup pekerjaan

  Pekerjaan pasangan bata adalah pekerjaan pasangan bata seperti ditunjukkan gambar rencana yang berfungsi sebagai dinding, pagar dan penebalan kolom hingga terbentuk pasangan bata yang sempurna untuk difinishing lebih lanjut, juga meliputi pekerjaan pasangan bata yang lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.

  2. Standar : a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan Plasteran).

  Atau Produk Lokal yang telah memenuhi standar uji material.

  b. Pt T-03-2000-C ( Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plasteran Dinding ).

  c. SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam)).

  d. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen ) 3. Pelaksanaan pekerjaan

  1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pasangan bata meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing. 2) Penyedia Jasa konstruksi harus memeriksa detil-detil denah ,ketinggian dinding, dikoordinasikan dengan gambar pekerjaan –pekerjaan ME. 3) Sebelum melaksanakan pekerjaan harus jelas terlebih dahulu mengenai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan. 4) Pasangan bata yang digunakan adalah pasangan ½ bata . 5) Campuran spesi yang dipakai 1PC : 5 PP, untuk dinding biasa.

  9) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.

10) Pasangan batu bata untuk dinding harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm.

  11) Setelah bata terpasang, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

4. Material :

  a. Semen 1)

  Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) sekualitas “Tiga Roda/Bosowa/Tonasa

  ” 2) 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan. 3)

  Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak. 4) Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). 5)

  Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat. 6)

  Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

  b. Batu bata : 1)

  Batu bata Tela/lokal yang digunakan batu bata yang mempunyai warna merah menyala yang menunjukkan kesempurnaan pada waktu pembakaran. 2)

  Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua buah batu bata, suara yang nyaring menunjukkan batu bata tidak retak. 3)

  Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, dan padat (tidak banyak pori- pori) c. Pasir :

  1) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut. 2)

  Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.

  Pasal

  20 PLESTERAN DAN ACIAN 1. Urain Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan Acian seperti yang ditunjukan pada gambar recana.

2. Adukan

  Semua permukaan baik pasangan batu kali maupun cor beton harus di plester dan di aci.

  b.

  Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyataran teknis ini harus disingkirkan dari pekerjaan.

  c.

  Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah pengawas.

  d.

  Tebal plester yang dimaksud , kecuali dinyatakan lain adalah 10 mm dengan toleransi maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan ketebalan toleransi melampaui karena kondisi permukaan dinding harus diperbaiki.

  e.

  Adukan dibuat dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit.

  Adukan/plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat diolah (lebih kurang dari 90 menit setelah adukan jadi).

  Pasal

  21 PEMBERSIHAN AKHIR / FINISING 1.

  Pada akhir pekerjaan, seluruh permukaan pasangan batu dan sebagianya harus bersih dari sisa-sisa semen dan kotoran lainnya.

2. Gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar dari lokasi pekerjaan.

  3. Bila ada bagian-bagian pekerjaan yang oleh suatu hal menyebabkan kecacatan pada bagian pekerjaan tersebut belum memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka Pelaksana wajib melakukan perbaikan-perbaikan terhadap bagian-bagian pekerjaan tersebut.