Biografi Munawir Sjadzali Munawir Sjadzali

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Qur’an dari segi ketelitian redaksi kemudian menyusun kandungannya dengan redaksi indah yang lebih menonjolkan petunjuk al- Qur’an bagi kehidupan manusia serta menghubungkan pengertian ayat-ayat al- Qur’an dengan hukum- hukum alam yang terjadi dalam masyarakat. Uraian yang disajikan memperhatikan kosa kata atau ungkapan al- Qur’an dengan menyajikan pandangan-pandangan para pakar bahasa, kemudian memahami ayat dan dasar penggunaan kata tersebut oleh al- Qur’an. 53 53 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III KONSEP PEREMPUAN DALAM BERBAGAI PERAN

A. Konsep perempuan dan kepemimpinan perempuan

1. Konsep Feminisme

Feminisme atau gerakan feminis perempuan, dapat dipahami sebagai kajian paradigma, metodologi yang bertujuan untuk mengungkap bahwa dalam realitas sosial, budaya, politik, terdapat ketimpangan gender, yaitu relasi yang timpang antara laki-laki dan perempuan, ketertindasan perempuan, stereotipe yang terjadi pada perempuan. Meskipun feminisme ini bukan sebagai teori atau cara pandang, namun feminisme dapat dikatakan sebagai sebuah gerakan yang memiliki tujuan. Beberapa tujuan dari adanya gerakan feminisme ini diantaranya; memberikan informasi kepada perempuan mengenai kehidupan, memberikan perubahan kepada kehidupan perempuan yang mengalami ketidakadilan gender, serta subordinasi. 54 Terdapat gelombang besar gerakan feminisme; yang pertama, dimulai pada sekitar tahun 1830-1920, seperti tokoh-tokonya: Mary Wollstoncraft, Sojourner Truth, Elizabeth Candy Stanton. Pada periode pertama, feminisme tersebut memperjuangkan agar mendapatkan akses pendidikan, penuntutan hak suara, dan memperjuangkan hak-hak sipil. 54 Akhyar Yusuf Lubis, Pemikiran Kritis Kontemporer, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015, 96. 36 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pada gelombang kedua sekitar tahun 1920-1970; pada periode kedua para feminis sudah memiliki kemandirian berfikir, sehingga pada periode ini para feminis ingin memperjuangkan upaya untuk menghasilkan teori-teori baru yang didasarkan dari pengalaman dan harapan kaum perempuan. Tokoh-tokoh dalam periode kedua diantaranya: Simone De Beauvoir, Betty Friedan, Kate Millet, Germaine Greer. Pada periode kedu gerakan feminisme memperjuangkan agenda supaya perempuan mendaptkan akses bekerja, mendapatkan pendidikan, dan kontrol terhadap kelahiran atau kebijakan upah yang setara. Selain itu juga, pada periode kelompok kedua ini memperjuangkan mengenai egalitariannisme atau kesetaraan, dan berusaha memahami keadaan terjadinya penindasan dan ketidakadilan terhadap kaum perempuan. Pada gelombang ketiga, dimulai sekitar tahun 1960-1970, pada periode tersebut feminisme dipengaruhi oleh teori kritis dan teori postmodernisme serta post strukturalisme lewat pemikiran para tokohnya diantaranya: Jacques Derrida, Michel Foucault, Jacques Lacan dan Francois Lyotard. Adanya pemikiran postmodernisme dan post struktualisme sehingga memberikan perbedaan dalam upaya-upaya memajukan perempuan. Jika pada periode kedua antara laki-laki dan perempuan sangat dipisahkan dalam hal ketidakadilan gender, maka pada periode ini tidak terlihat jelas pemisahan antara laki-laki dan perempuan, namun upaya- upaya seperti isu-isu mengenai politik, perbedaan, dan lokalitas diperjuangkan pada periode ini. Tokoh-tokoh dalam periode ini seperti Helen Cixous, Luce Iragary dan Yulia Kristeva. 55 55 Ibid, 102.