Kompetensi Inti KI PENUTUP

Oleh karena itu mempelajari sejarah bukan sesuatu yang sia-sia, karena sebagai gambaran kita untuk bertindak pada masa sekarang dan menjadi lebih baik di masa depan. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bermasyarakat. Perubahan-perubahan yang dialami manusia dalam kehidupan masyarakat biasanya menyangkut sesuatu yang kompleks. Perubahan ini mencakup perubahan dalam berbagai aspek dalam masyarakat, seperti komposisi penduduk, kondisi lingkungan, sistem hubungan sosial dan lembaga masyarakat. Perubahan sosial memiliki sifat yang berkelanjutan, artinya perubahan tidak hanya berhenti pada suatu titik, namun terus berlanjut ke tahap yang lain. 3. Keterkaitan peristiwa sejarah dengan peristiwa masa kini Peristiwa sejarah mempunyai arti suatu kejadian terjadi pada masa lalu dan bersifat unik karena hanya terjadi sekali dan tidak dapat terulang lagi. Walaupun dapat terulang suatu kejadian ditempat yang sama, namun tidak dapat sama persis dengan kejadian sebelumnya. Contohnya pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 di jl. Pegangsaan Timur, peristiwa tersebut hanya terjadi sekali. Peristiwa sejarah pada masa lalu pada dasarnya sudah ditelan waktu, namun ceritanya akan terus dikenang. Kondisi ini disebut dengan konsep sejarah sebagai kisah, yaitu rekonstruksi sejarawan terhadap peristiwa sejarah sebagai peristiwa berdasarkan fakta. Di dalam kisahnya terdapat subyektivitas dari penulis. Seperti contohnya perang- perang yang dilakukan oleh para pahlawan Indonesia, hal ini disebut sebagai pemberontakan oleh pemerintah Belanda, namun bagi pemerintah Indonesia ini sebagai perang untuk merebut kemerdekaan. Disinilah letak subyektivitas sejarawan sebagai kisah. Subyektivitas sejarawan disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini, a. Kepentingan, kepentingan sejarawan yang bersifat pribadi atau kelompok saat menceritakan sebuah peristiwa. Biasanya terdapat pada biografi. b. Kelompok budaya, perbedaan latar belakang kelompok sosial akan memberikan perbedaan pada penulisan sejarah. c. Perbendaharaan pengetahuan sejarawan dapat mempengaruhi kisah sejarah. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang fakta dari peristiwa dan pengetahuan dari ilmu pengetahuan. d. Kemampuan berbahasa, sejarawan harus bisa merekontruksi fakta sejarah, kemudian menyusun dalam bentuk cerita sejarah yang dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca atau orang lain. Dengan kata lain penulis sejarah harus mampu menghidupkan masa lalu. e. Nilai-nilai yang dimiliki sejarawan akan mempengaruhi penuturan sejarah. Nilai- nilai itu bersumber dari agama, etika, moral dan nasionalisme. 4. Pengaruh peristiwa masa lalu terhadap peristiwa masa kini.