Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani

4 Siswa dapat mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan. 5 Siswa dapat berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. 6 Siswa dapat menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Adapun tujuan pendidikan jasmani Menurut Agus S. Suryobroto 2004: 12 setelah siswa mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam jangka waktu tertentu, maka diharapkan siswa akan: 1 Mampu mempertahankan dan meningkatkan tingkat kebugaran jasmani yang baik, serta mampu mendesain program latihan kebugaran yang aman dan sesuai dengan kaidah latihan. 2 Menunjukan kemampuan untuk melakukan gerakan yang efisien, dan memiliki keterampilan teknis dan taktis dan pengetahuan yang memadai untuk melakukan paling tidak satu jenis aktifitas olahraga. 3 Mendemontrasikan gaya hidup yang aktif dan gemar melakukan kegiatan jasmani secara teratur. 4 Menghormati hubungan dengan orang lain karena berpartisipasi dalam kegiatan olahraga yang mengarah kepada pemahaman 15 universal dan multibudaya, dan memiliki kegembiraan karena beraktivitas jasmani secara regular. Menurut Sukintaka 2001: 16 tujuan pendidikan jasmani terdiri atas empat ranah yaitu: a jasmani, b psikomotorik, c afektif, d kognitif. Keempat ranah ini merupakan bagian dari pendidikan, dan tujuan pendidikan ini merupakan tujuan akhir. Jadi tujuan pendidikan jasmani itu merupakan pelengkap atau penguat tujuan pendidikan. Menurut Winarko Surachmad 1980 yang dikutip oleh Sukintaka 2001: 16 bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan lancar, maka guru pendidikan jasmani harus betul-betul mengetahui interaksi edukatif berikut ini yaitu: 1 Keadaan anak. Mencakup jenis kelamin, atau kemampuan anak, karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak. 2 Penentuan bahan pelajaran yang tepat. 3 Tempat pelaksanaan. Mencakup kolam renang, bangsal senam, atau lapangan terbuka. Tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah rasa sosial dan kemampuan motorik. 4 Keterampilan motorik afektif atau kognitif. 5 Tersedianya alat pembelajaran. 6 Penentuan pembelajaran dan metode penyampaian. Contoh bentuk penyampaian adalah bermain, cerita, gerak dan lagu, meniru, lomba, tugas, komando, latihan dan modifikasi. Pencapaian tujuan pembelajaran akan lancar dan berhasil bila interaksi edukatif 16 tersebut diatas, sebagai butir-butir yang saling berkait antara satu butir dengan butir yang lainnya. 3. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Belajar menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dari individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya terkait dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, sikap, keterampilan, minat, watak dan penyesuaian diri. Hasil akhir dari belajar adalah adanya perubahan yang berupa tingkah laku. Berhasil atau tidaknya belajar bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak dan juga bagaimana ketertarikan siswa dalam proses belajar itu sendiri. Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Perubahan itu dapat tercapai dengan baik itu tergantung kepada bermacam- macam faktor. Menurut Sumadi Suryabrata 2007: 233 mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar internyaitu faktor-faktor psikologis dan fisiologis sedangkan faktor yang berasal dari berasal dari luar diri si pelajar ekstern yaitu faktor-faktor nonsosial dan faktor-faktor sosial. Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Perubahan itu dapat tercapai dengan baik itu tergantung kepada bermacam- macam faktor. Menurut Sumadi Suryabrata 2007: 233 mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor 17 yang berasal dari dalam diri si pelajar intern yaitu faktor-faktor psikologis dan fisiologis sedangkan faktor yang berasal dariberasal dari luar diri si pelajar eksternyaitu faktor-faktor nonsosial dan faktor-faktor sosial. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut seperti apa yang terdapat dalam paparan berikut : a. Faktor guru Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Menurut dunkin dalam sanjaya 2006:50 ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu teacher formative experience, teacher training experience dan teacher properties. 1 Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang mereka. 2 Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yangberhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, seperti : pengalaman latihan professional, tingkat pendidikan, pengalaman jabatan dan sebagainya. 3 Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sifat guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampun intelegensi guru, kemampuan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran termasuk didalamnya kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran. 18 b. Faktor Siswa Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan terhadap seluruh kepribadiannya, akan tetapi tempo dan iramaperkembangan masing-masing anakpada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama tersebut. Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa serta sifat yang dimiliki siswa. Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal, tingkat social ekonomi, dan masih banyak yang lainnya.Dilihat dari aspek sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan, dan sikap siswa. Tidak dapat di sangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokan ke dalam siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.Siswa yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya ditunjukan oleh moivasiyang tinggi dalam belajar, penuhperhatian serta keseriusan dalam mengikuti pelajaran.Demikian pula sebaliknya.Bagi siswa yang berkemampuan rendah ditandai dengan kurangnya motivasi belajar serta tidak adanya keseriusan dalam mengikuti pelajaran.Perbedaan-perbedaan seperti itu menuntut perlakuan yang berbeda pula. 19 c. Faktor Sarana Dan Prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, perlengkapan sekolah, serta alat-alat pelajaran lainnya. Kelengkapan sarana prasarana dapat menumbuhkan kegairahan dan motivasi guru dalam mengajar. Selain itu kelengkapan sarana prasarana juga dapat memudahkan siswa menenntukan pilihan dalam belajar karena pada dasarnya setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Siswa yang bertipe auditf, akan lebih mudah belajar melalui pendengaran, sedangkan tipe siswa yang visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan. d. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan dapat dibedakan menjadi faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial psikologis.Faktor organisasi kelas misalnya organisasi kelas yang sangat besar kurang efektif untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena sumberdaya kelompok akan bertambah lebih luas sesuai dengan jumlah siswa, sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempit. Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor iklim sosial psikologis. Maksudnya keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal maupun eksternal.Secara internal adalah hubungan antara orang yang terlibat 20 dalam lingkungan sekolah, misalnya antara siswa dan guru, siswa dengan siswa orang itu sendiri.Iklim sosial psikologis eksternal adalah keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan pihak sekolah. Dalam kesiapan belajar terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar, Slameto 2010: 54-72, menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi ada dua macam yaitu. a. Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam diri individu. Adapun faktor- faktor yang ada di dalam individu meliputi: faktor fisik, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. 1 Fisik a Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Proses latihan seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu. b Cacat tubuh Sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh dan juga badan missal: buta, tuli, patah kaki, patah lengan dan sebagainya. 2 Faktor Psikologis Misalnya: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan maupun kesiapan. 3 Faktor kelelahan Kelelahan dibedakan menjadi dua, yaitu: 21 a Kelelahan jasmani Kelelahan jasmani terlihat dari lemahnya tubuh dan timbulnya kecenderungan untuk membaringkan tubuh. b Kelelahan rohani psikis Sedikit kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang. b. Faktor Ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu. Adapun faktor yang ada di luar individu meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. 1 Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. 2 Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3 Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap berlatih siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa 22 dalam masyarakat. Misalnya: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli dapat timbul dari dalam diri siswa itu sendiri faktor intern bahkan juga dapat dipengaruhi dari luar faktor ekstern.

4. Guru dan Tugas Guru Pendidikan Jasmani

Guru merupakan salah satu figure yang dicontoh oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Agus S Suryobroto 2005: 2, guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensinya baik ranah afektif, kognitif, maupun fisik dan psikomotorik. Sedangkan menurut Muhibbin Syah 1997: 223, guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa guru adalah orang yang memberikan ilmu dan pembimbingan secara khusus maupun khusus yang diberikan kepada anak didiknya atau peserta didik. Guru pendidikan jasmani merupakan faktor yang dominan atau mendominasi dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, karena bagi siswa guru pendidikan jasmani sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identitas diri. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani harus menguasai dan menerapkan pengetahuan pendidikan jasmani dengan baik. Disamping itu guru pendidikan jasmani sebaiknya mempunyai perilaku dan 23 kemampuan yang memadai untuk mengambangkan siswanya secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan profesi yang dimilikinyaguru pendidikan jasmani harus menguasai berbagai hal sebagai kompetisi yang dimiliki. Menurut Agus S Suryobroto 2001: 71, mengatakan bahwa guru penjas yang baik dalam proses pembelajaran penjas harus: a. Menyiapkan diri dalam hal fisik dan mental b. Menyiapkan materi pelajaran sesuai dengan GBPP dan membuat satuan pelajaran c. Menyiapkan alat, perkakas dan fasilitas agar terhindar dari bahaya atau kecelakaan d. Mengatur formasi siswa sesuai dengan tujuan materi, sarana dan prasarana, metode dan jumlah siswa e. Mengkoreksi siswa secara individual dan klasikal f. Mengevaluasi secara formatif Hal tersebut menunjukkan bahwa guru pendidikan jasmani memiliki tugas yang komplek untuk dilaksanakan dengan baik. Persiapan yang dilaksanakan dengan baik maka pembelajaran pun akan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang tanpa diawali dengan persiapan apapun. Persiapan dan pembelajaran pendidikan jasmani harus dilakukan dengan baik karena guru memiliki tugas yang secara khusus dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

5. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani

a. Hakikat sarana pendidikan jasmani Sarana berperan penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kurangnya pendidikan jasmani yang ada di sekolah, maka seorang guru dituntut untuk berkreativitas dalam penyampaian materi 24 pengajaran dengan sarana yang kurang memadai. Di samping itu, seorang guru juga ikut berperan dalam pengadaan sarana pendidikan jasmani dengan memodifikasi alat-alat sederhana yang layak digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Pada sarana pendidikan jasmani yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani memiliki jumlah yang standar. Akan tetapi apabila sarana pendidikan jasmani belum memadai, maka sarana pendidikan jasmani yang digunakan dapat dimodifikasi, disesuaikan dengan kondisi sekolah dan karakteristik siswa. Hartati Sukirman 2005: 28 menjelaskan bahwa sarana adalah “semua fasilitas yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar yang baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.” Kemudian menurut Soepartono 2000:6 sarana olahraga adalah “sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Menurut Arma Abdoellah 1981 yang dikutip oleh Eko Susilo 2007: 7 mengatakan bahwa alat adalah benda yang digerak-gerakan pada waktu melakukan latihan. Kemudian menurut Agus S. Suryobroto 2004: 4, sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah bahkan dibawa pelakunya atau siswa. Contoh: raket, pemukul, tongkat, balok, selendang, gada, bed, shuttle cock, dll. 25 Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi anak didik untuk bergerak aktif, sehingga siswa sanggup melakukan aktivitas dengan sungguh-sungguh dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai. Selain itu, dengan sarana atau alat juga dapat menumbuhkan sifat sosial dengan teman-teman sekolah sebagai sesama pengguna untuk saling menjaga sarana tersebut. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum sarana atau peralatan pendidikan jasmani adalah sesuatu alat yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang mudah dipindah-pindahkan untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Sarana berperan sangat penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Contoh: Bola basket, pemukul, tongkat, balok, bed, raket, shuttle cock, dll. Dalam hal ini, kurangnya sarana pendidikan jasmani yang tersedia bukan berarti pelaksanaan pembelajaran tidak dapat berjalan, ada beberapa sekolah yang mempunyai alat-alat sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, seperti misalnya bola plastik, bola kasti, bola tenis, peluru yang terbuat dari beton, dan lain-lain b. Hakikat Prasarana Pendidikan Jasmani Dalam suatu pertandingan-pertandingan yang diadakan sekolah- sekolah masih belum berjalan dengan baik karena tidak tersedianya gedung olahraga maupun lintasan atletik. Gedung olahraga itu sendiri dapat digunakan sebagai prasarana pertandingan bola voli, 26