33 Harga F regresi kemudian dikonsultasikan dengan harga F tabel dengan db
10 pada taraf signifikasi 1 yaitu 10,04. Jika harga F hitung lebih besar dari harga F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan garis regresinya adalah
linier dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan tembaga. 4. Penentuan Konsentrasi Akhir Larutan Tembaga
Untuk menentukan konsentrasi akhir larutan logam tembaga setelah proses adsorpsi dapat dilakukan dengan mengalurkan Y sebagai absorbansi pada
persamaan garis regresi linier yang sudah diperoleh dan X sebagai konsentrasi yang dicari. Selanjutnya masing-masing harga absorbansi dari larutan sampel
dimasukkan ke dalam persamaan: =
+ ↔ =
− … … … … … … … … . 17
Berdasarkan rumus perhitungan di atas maka konsentrasi larutan tembaga dapat ditentukan. Perhitungan ini dilakukan secara otomatis oleh program
komputerisasi dari alat spektrofotometer serapan atom. 5. Penentuan Kapasitas Adsorpsi
Kapasitas adsorpsi yang didefinisikan sebagai pengurangan banyaknya jumlah spesies adsorbat yang teradsorpsi pergram adsorben dengan rumus:
.18 …
… …
… …
… …
… m
C C
V Q
e o
Dengan: Q
= Kapasitas adsorpsi per bobot adsorben mgg V
= Volume larutan mL C
o
= Konsentrasi awal larutan tembaga ppm
34 C
e
= Konsentrasi akhir larutan tembaga ppm m
= Massa adsorben g 6. Penentuan Pola Adsorpsi
a. Isoterm Langmuir �
= 1
. +
1 � … … … … … … … … … . . 19
Keterangan: = Jumlah adsorbat teradsorp per-satuan massa adsorben mggr
adsorben �
= Konsentrasi kesetimbangan adsorbat dalam larutan setelah adsorpsi mgL
= Kapasitas adsorpsi maksimum ß
= Konstanta isoterm Langmuir b. Isoterm Freundlich
log
m
x = log k +
n 1
log C......................................20 Keterangan:
= Jumlah adsorbat teradsorp per-satuan massa adsorben mggr adsorben
� = Konsentrasi kesetimbangan adsorbat dalam larutan setelah
adsorpsi mgL , n
= Konstanta isoterm Freundlich
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian 1.
Preparasi Adsorben Arang Kulit Salak
Preparasi adsorben dilakukan dengan mencuci kulit salak pondoh menggunakan akuades dan dikeringkan dibawah sinar matahari, selanjutnya kulit
salak yang telah kering disangrai hingga menjadi arang. Serbuk arang ditumbuk hingga berukuran 50 mesh ini disebut adsorben kulit salak tanpa modifikasi.
Selanjutnya, adsorben arang kulit salak tanpa modifikasi direndam dalam asam sulfat 1 M selama 24 jam, pH air cucian adsorben dibuat sekitar 7. Kemudian,
adsorben dikeringkan pada suhu 110
˚
C. Serbuk kulit salak ini selanjutnya disebut adsorben arang kulit salak termodifikasi asam.
2. Kurva Standar Larutan TembagaII Sulfat
Kurva standar larutan tembagaII sulfat dibuat pada berbagai variasi konsentrasi yaitu 0,2; 0,5; 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9 dan 10 ppm. Absorbansi larutan
standar diukur menggunakan spektrofotometer serapan atom kemudian dibuat kurva kalibrasi antara absorbansi dan konsentrasi larutan standar terlihat pada
Gambar 8. Berdasarkan kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis y= 0,071x
– 0,008. Penentuan persamaan garis kurva kalibrasi secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil uji korelasi terhadap larutan standar diperoleh koefisien korelasi r sebesar. Harga r hitung ternyata lebih besar dari pada r tabel,
36 sehingga disimpulkan bahwa ada korelasi antara konsentrasi larutan standar
tembagaII X dan absorbansi Y.
Gambar 8. Kurva Standar Larutan TembagaII Sulfat
3. Adsorpsi Arang Aktif Terhadap Larutan Ion Tembaga Untuk Variasi
Waktu Kontak Adsorpsi
Penentuan waktu kontak setimbang dilakukan dengan memvariasi waktu kontak adsorpsi yaitu 0, 5, 10, 15, 20, 30, 45, 60, 90, 120 dan 150 menit. Massa
arang aktif yang digunakan yaitu 1,1 gram dan konsentrasi larutan tembaga yang digunakan untuk proses adsorpsi adalah 10 ppm, kemudian diaduk selama 5 menit
dan diambil filtratnya pada menit ke-5, 10, 15, 20, 30, 45, 60, 90, 120, 150. Filtrat kemudian diukur konsentrasinya dengan spektrofotometer serapan atom pada
324,75 nm. Dari hasil analisis maka diperoleh konsentrasi akhir konsentrasi sisa pada larutan tembaga. Konsentrasi digunakan untuk menghitung kapasitas
adsorpsi pada variasi waktu kontak dapat dilihat pada Tabel 2, Lampiran 3. y = 0.071x - 0.008
R² = 0.997
0.000 0.200
0.400 0.600
0.800
5 10
15
Abs or
b an
si
Konsentrasi ppm
Absorbansi Linear
Absorbansi
37 Tabel 2. Data kapasitas adsorpsi arang aktif kulit salak untuk variasi waktu kontak
Waktu kontak ke-
menit Konsentrasi awal
ppm Konsentrasi akhir
ppm Kapasitas adsorpsi
mgg 9,497
9,497 5
9,497 0,293
1,004 10
9,497 1,004
0,927 15
9,497 1,302
0,894 20
9,497 1,529
0,869 30
9,497 1,790
0,841 45
9,497 1,361
0,888 60
9,497 1,492
0,873 90
9,497 1,529
0,869 120
9,497 1,279
0,897 150
9,497 1,357
0,888
4. Pola Adsorpsi Arang Aktif Terhadap Larutan Ion Tembaga Untuk
Variasi Konsentrasi Logam Tembaga
Penentuan konsentrasi larutan ion tembaga optimum dilakukan dengan memvariasi konsentrasi logam tembaga yaitu 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm. Variasi
konsentrasi ini digunakan untuk mengetahui konsentrasi optimum adsorbat pada proses adsorpsi kulit salak terhadap ion tembaga. Selain itu, variasi tersebutjuga
untuk mengetahui pola isoterm pada adsorpsi arang kulit salak terhadap tembaga, dilihat menggunakan pola isoterm Langmuir atau Freundlich. Massa adsorben
yang digunakan yaitu 0,1 gram10 mL, kemudian diaduk selama 5 menit dan didiamkan selama waktu ke-60 menit. Kemudian endapannya disaring dan
filtratnya diambil dan diukur konsentrasinya dengan spektrofotometer serapan atom. Hasil pengukuran konsentrasi awal dan akhir digunakan untuk menghitung
kapasitas adsorpsinya. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
38 Pola adsorpsi arang kulit salak pondoh dicari menggunakan pola isoterm
Langmuir dan Freundlich. Data untuk menentukan isoterm Langmuir dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan data untuk menentukan isotherm Freundlich dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 3. Data perhitungan Langmuir untuk kapasitas adsorpsi arang kulit salak pondoh terhadap ion tembagaII
Konsentrasi teoritis
ppm Konsentrasi
awal terukur ppm
Konsentrasi akhir ppm
Kapasitas adsorpsi mgg
CeXm ppm mgg
5 4,380
0,052 0,433
0,121 10
8,428 0,169
0,826 0,205
15 10,381
0,361 1,002
0,361 20
11,229 1,555
0,967 1,607
25 11,649
1,762 0,989
1,782
Tabel 4. Data perhitungan Freundlich untuk kapasitas adsorpsi arang kulit salak pondoh terhadap ion tembaga
Konsentrasi teoritis
ppm Konsentrasi
awal terukur ppm
Konsentrasi akhir ppm
Kapasitas adsorpsi
mgg log Ce
log Qe 5
4,380 0,052
0,433 -1,280
-0,364 10
8,428 0,169
0,826 -0,772
-0,083 15
10,381 0,361
1,002 -0,442
0,001 20
11,229 1,555
0,967 0,192
-0,014 25
11,649 1,762
0,989 0,246
-0,005
5. Karakterisasi Arang Kulit Salak Pondoh Menggunakan Spektrofotometer
Inframerah
Spektrum inframerah arang kulit salak sebelum dan setelah diaktivasi menggunakan H
2
SO
4
1M dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10.