PROSEDUR PENCAIRAN DANA BELANJA LANGSUNG PADA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG

ABSTRAK
PROSEDUR PENCAIRAN DANA BELANJA LANGSUNG PADA DINAS
BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG
Oleh
Rovi Andrayani

Pejabat pentausahan keuangan (PPK SKPD) pada Dinas Bina Marga Provinsi
Lampung tidak melakukan pengujian secara langsung atas tagihan pembayaran
dalam melaksanakan prosedur pencairan danadan dokumen tidak memenuhi
kelengkapan yang telah ditentukan maka pencairan akan mengalami
keterlambatan. Dari malasah yang diuraikan penulismencoba membahas “Apakah
prosedur pencairan dana belanja langsung pada Dinas Bina Marga Provinsi
Lampung sudah sesuai dengan prosedur yang diterapkan?”.
Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui prosedur
kesesuaian pencairan dana belanja langsung pada Dinas Bina Marga Provinsi
Lampung dengan cara melakukan proses prosedur pencairan dana belanja langung
dilaksanakan oleh masing-masing bagian yaitu: Kontraktor/rekanan, Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan PPTK, Bendahara Pengeluaran, Pejabat
Penatausahaan Keuangan, Kepala SKPD / Pengguna Anggaran, PPKD Selaku
Bud Pemda.
Hasil yang diperoleh dari penelitian Pejabat penatausahaan keuangan (PPK

SKPD) pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tidak melakukan pengujian
secara langsung atas tagihan pembayaran dalam melaksanakan prosedur pencairan
dana belanja langsung, sedangkan menurut prosedur yang ada pengujian secara
langsung yang dilakukan oleh pejabat penatausahaan keuangan (PPK SKPD) atas
tagihan pembayaran harus dilakukan. Karena pejabat penatausahaan keuangan
(PPK SKPD) langsung membubuhkan paraf dan melihat secara langsung
kelapangan. Maka perlu dilakukan proses kembali agar tidak menghambat
kegiatan pembangunan.

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Krui Pesisir Barat pada tanggal 01 April 1993 sebagai anak
ke lima dari lima bersaudara pasangan Bapak Nahrawi dan Ibu Suryawati. Peneliti
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri I Lemong Pesisir Barat pada
tahun 2005. Peneliti melanjutkan studi di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
selesai pada tahun 2008, dilanjutkan dengan Madrasah Aliyah Negeri selama 3
tahun, dan selesai pada tahun 2011. Tahun 2011, Peneliti diterima sebagai
mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada tanggal 4
Februari 2014 sampai dengan tanggal 3 April 2014 Peneliti melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL)/Magang di Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Bandar

Lampung sebagai kewajiban yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa Program
Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.

MOTO
Apa yang semua aku lakukan harus mendapat hasil
Belajar dari pengalaman
Berusaha untuk mencapai tujuan
Berdoa untuk mendapat dukungan dari allah swt
Aamiin.......................................................
Insya allah berhasil

PERSEMBAHAN

Alhamduliilah dan terima kasih yang tak terhingga serta rasa syukur, terucapkan
kepada Allah SWT, Sang Maha Pemurah, Sang Maha Segalanya yang telah
memberikan cinta dan ridhonya tak terhingga, nikmat yang tak pernah berujung;
terima kasih atas berjuta kesempatan untuk selalu menengok ke atas, melihat ke
langit demi mensyukuri segala nikmat dan cobaan yang penuh dengan pelajaran
yang sangat berharga; terima kasih atas segala pejaman dan ketertundukan dalam

doa yang telah membuat diriku bangga dan bahagia hadir sebagai makhluk-Mu di
dunia ini., kupersembahkan karya ini kepada :
Bapakku Nahrawi dan Ibuku Suryawati yang senantiasa memberikan kasih
sayang, cinta, perhatian, dan doa untuk sebuah keberhasilanku di tanah rantauan;
Kakak-kakakku tercinta Aprida Handayani, Riza Umami, M.Rholis Aswinnur,
Fitriawan, dan seluruh keluarga besarku.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Prosedur ......................................................................................... 6
2.1.1

Pengertian Prosedur ........................................................ 6


2.1.2

Manfaat Prosedur ............................................................ 7

2.2 Pencairan Dana .............................................................................. 7
2.2.1

Pengertian Pencairan Dana ............................................. 8

2.2.2

Tujuan Pencairan Dana ................................................... 8

2.3 Anggaran ....................................................................................... 8
2.3.1

Pengertian Anggaran ....................................................... 9

2.3.2


Klasifikasi Anggaran....................................................... 9

2.3.3

Macam-Macam Anggaran............................................... 10

2.3.4

Manfaat Anggaran........................................................... 10

2.3.5

Tujuan Anggaran............................................................. 10

2.3.6

Penentuan Anggaran ....................................................... 11

2.3.7


Prosedur Anggaran .......................................................... 11

2.4 Anggaran Belanja Langsung ......................................................... 12
2.4.1

Pengertian Anggaran Belanja Langsung ......................... 12

2.4.2

Macam-macam Anggaran Belanja Langsung ................. 12

BAB III METODE PENULISAN
3.1 Sumber Data .................................................................................. 13
3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 13
3.3 Gambaran Umum Dinas ................................................................ 14
3.3.1 Sejarah Singkat Dinas Bina Marga Provinsi Lampung .. 14
3.3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...................................... 18
3.3.3 Fungsi Dinas Bina Marga ............................................... 19
3.3.4 Wewenang Dinas Bina Marga ........................................ 20
3.3.5 Ruang Lingkup Dinas Bina Marga ................................. 23

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Prosedur Pencairan Dana Belanja Langsung ................................. 27
4.2 Efek dari Pencairan Dana (akibat dari tidak mengikuti prosedur) . 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 34
5.2 Saran

......................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal
apabila penyelenggaraan fungsi pemerintahan dijalankan secara profesional

mengaplikasikan kemampuannya disegala bidang dan dapat diikuti dengan
pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah. Semua
sumber-sumber penerimaan yang melekat pada setiap urusan pemerintahan yang
diserahkan kepada daerah menjadi sumber penerimaan daerah.

Dinas Bina Marga Provinsi Lampung adalah salah satu instansi yang bergerak
dalam bidang pemerintahan daerah yang kegiatannya mempunyai tugas
wewenang dan tanggung jawab dalam bidang pembangunan jalan dan jembatan.
Dinas ini dibawah naungan pemerintah Provinsi Lampung. Dinas ini juga
memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan dan
pemeliharaan nasional dengan meningkatkan potensi dan kemampuan diri dengan
cara meningkatkan penerimaan daerah dari sektor jalan dan pembangunan atau
pemeliharaan jembatan. Dinas Bina Marga Provinsi Lampung memiliki tujuan
untuk meningkatkan kondisi jalan dengan meningkatkan laju pertumbuhan lalu
lintas yang diakibatkan perkembangan atau pertumbuhan ekonomi diwilayah
Provinsi Lampung.
Menurut teori prosedur pencairan dana merupakan pelaksanaan yang dilakukan
untuk membiayai kegiatan khusus pada daerah tertentu yang merupakan urusan

2


pemerintahan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya untuk
membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pembangunan. Jasa pembangunan
yang belum mencapai standar tertentu untuk mendorong percepatan pembangunan
daerah.

Prosedur pencairan dana pada lembaga pemerintahan dilakukan oleh bagian
keuangan. Bagian keuangan memulai proses pencairan dana belanja langsung
dengan melihat hasil laporan realisasi anggaran dana belanja langsung tahun lalu
yang telah dicapai lembaga pemerintah.

Prosedur pencairan dana belanja langsung pada saat pengajuan dokumen
pencairan dana ada ada dokumen yang tidak memenuhi, dan hanya memenuhi
dokumen, yaitu:
1. Surat pengantar surat perintah membayar(spm)
2. Surat perintah membayar(spm)
3. Surat pengantar surat permintaan pembayaran(spp)
4. Singkasan surat permintaan pembayaran(spp)
5. Bukti kas pengeluaran
6. Berita acara pembayaran

Pencairan dana tidak dapat dicairkan karena tidak sesuai dengan prosedur
pencairan dana yang telah ditetapkan.
Dokumen yang telah diajukan sebelumnya tidak memenuhi prosedur maka
mengakibatkan dokumen akan dikembalikan untuk dimintai kelengkapannya dan
pencairan akan mengalami keterlambatan.

3

Prosedur pencairan dana yang telah ditetapkan dan harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
1. Surat pengantar surat perintah membayar(spm)
2. Surat perintah membayar(spm)
3. Surat pernyataan surat perintah membayar(spm)
4. Surat pengantar surat permintaan pembayaran(spp)
5. Singkasan surat permintaan pembayaran(spp)
6. Rincian rencana penggunaan anggaran
7. Bukti kas pengeluaran
8. Berita acara pembayaran

Pencairan dana diperlukan pengendalian yang tepat sesuai dengan prosedur

pencairan dan agar terlaksananya pencapaian tujuan yang dicairkan dana
anggaran, untuk membiayai kegiatan demi terlaksananya pembayaran diperlukan
dalam bagian-bagian yang terlibat dalam melaksanakan prosedur pencairan dana
belanja langsung.

Prosedur pencairan dana belanja langung dilaksanakan oleh masing-masing
bagian yaitu sebagai berikut:
1. Kontraktor/ rekanan
2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
3. Bendahara Pengeluaran
4. Pejabat Penatausahaan Keuangan

4

5. Kepala SKPD / Pengguna Anggaran
6. PPKD selaku Bud Pemda

Latar belakang yang telah dijelaskan oleh penulis mencoba mengamati sejauh
mana kesesuaian antara Prosedur Pencairan Dana Belanja Langsung pada Dinas
Bina Marga Provinsi Lampung dengan ketentuan yang harus segera diproses
kembali yang pada akhirnya Prosedur Pencairan Dana Belanja Langsung telah
mengikuti atau sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Dari kesimpulan penulis mencoba membahas “Apakah prosedur pencairan
dana belanja langsung pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung sudah
sesuai dengan prosedur yang diterapkan?”.

1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah disajikan oleh penulis membatasi masalah hanya pada
pelaksanaan prosedur pencairan dana belanja langsung pada Dinas Bina Marga
Provinsi Lampung tahun 2014 yang dibiayai oleh APBD.

1.3 Rumusan Masalah
Anggaran mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menjalankan operasional
pemerintahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.secara umum bahwa
permasalahannya adalah “Apakah prosedur pencairan dana belanja langsung pada
Dinas Bina Marga Provinsi Lampung sudah sesuai dengan prosedur yang
diterapkan”.

5

1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui prosedur pencairan dana belanja langsung yang ditetapkan oleh
Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.
2. Mengetahui apakah pelaksanaan prosedur pencairan dana belanja langsung di
Dinas Bina Marga Provinsi Lampung telah efektif dan efisien.

6

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Prosedur
Dunia bisnis yang kompetitif, perusahaan memerlukan tipe prosedur yang tidak
hanya untuk mencapai perubahan yang diperkirakan akan terjadi di masa yang
akan datang, namun dapat lebih dari itu. Prosedur merupakan suatu tipe prosedur
yang memiliki pendekatan kedalam dunia bisnis yang demikian. Tipe prosedur
seperti ini memerlukan jangka waktu yang cukup panjang agar dapat mencapai
strategi yang dirumuskan.

2.1.1 Pengertian Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan, biasanya melibatkan beberapa orang dalam
suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang(mulyadi,2001:5).

Baridwan, (1994,3) prosedur adalah pekerjaan kerani(clerical), biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih. Disusun untuk
menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi”perusahaan” yang
sering terjadi.

2.1.2

Manfaat Prosedur

7

Prosedur sebagai kerangka kerja untuk dapat menyelesaikan setiap masalah
melalui pengambilan keputusan organisasi dan untuk mencapai perubahan yang
baru, maka penerapan prosedur dalam suatu organisasi sangat diharapkan dapat
memberi manfaat untuk keuntungan sebagai berikut (wahyudi,1995:19):
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju
2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan yang terjadi
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengedintifikasikan keunggulan komparatif organisasi dalam lingkungan
yang semakin beresiko
5. Memberikan arah jangka panjang yang makin beresiko
6. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan organisasi untuk
mencegah munculnya masalah dimasa mendatang
7. Keterlibatan karyawan dalam penyusunan strategi akan lebih memotifasi
mereka pada tahap pelaksanaanya
8. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi
9. Keengganan untuk berubah dari karyawan dapat dikurangi.

2.2 Pencairan Dana
Pencairan dana merupakan prosedur kegiatan perencanaan yang dilaksanakan
untuk membiayai kegiatan pembangunan jalan . khusus pada daerah tertentu
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya untuk
membiayai kebutuhan sarana dan prasaran yang belum mencapai standar tertentu
untuk mendorong pembangunan daerah.

8

2.2.1

Pengertian PencairanDana

Pencairan dana adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi
sendiri sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pada peraturan yang berlaku
mengenai pedoman pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah

2.2.2. Tujuan Pencairan Dana
memberikan petunjuk penyelesaian administrasi pelaksanaan agar dapat sesuai
dengan peraturan yang berlaku
1. meningkatkan

kemampuan

lembaga

pemerintah

dalam

pelaksanaann

pengendalian pembangunan secara partisipatik sesuai dengan prosedur yang
ada
2. memperkuat kemampuan lembaga pemerintah serta melengkapi sarana dan
prasaran pembangunan
3. membiayai kegiatan guna mendorong percepatan pembangunan

2.3 Anggaran
Setiap Dinas Bina Marga dalam menjalankan tugas nya selalu membutuhkan
anggaran atau kas. Anggaran diperlukan baik untuk membiayai operasi maupun
mengadakan

investasi

baru

dalam

penggunaan

anggaran.

Penentuan

penggunaanya dapat bersifat terus menerus atau kontinyu. Oleh sebab itu proses
pencairan dana merupakan aktivitas utama dari berbagai keuangan, karena
pencairan dana merupakan kegiatan untuk mencairkan sejumlah anggatran belanja
langsung atas dokumen yang akan dibayarkan.

9

2.3.1

Pengertian Anggaran

Pengguanaan anggaran dalam kantor sangat penting guna mempelancar Dinas
Bina Marga

Provinsi Lampung setiap sehari, untuk itu untuk lebih jelasnya

berikut ini menurut beberapa ahli yaitu:
Nafarin (2004:12) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disahkan anggaran budget merupakan rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.
Munandar(1994:1) anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis
yang meliputi seluruh kegiatan usaha yang dinyatakan dalam unit (satuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu(periode tertentu yang akan datang.

2.3.2

Klasifikasi Anggaran

a. Memudahkan proses perumusan sasaran program program yang hendak
dilakukan
b. Memudahkan proses formulasi penerimaan dan pengeluaran secara kuantitatif
c. Memudahkan pelaksanaan anggaran
d. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan
anggaran
e. Memudahkan pelaksanaan analisa ekonomi
f. Memudahkan pemeriksaan terhadap realisasi anggaran
g. Memudahkan pelaksanaan evalusi terhadap pencapaian sasaran-sasaran yang
telah digariskan

10

2.3.3

Macam-macam Anggaran

Macam-macam anggaran menurut Djamauludin (1982:56) adalah sebagai berikut:
1. Anggaran Operasional
Anggaran ini merupakan laba rugi yang menunjukan apakah perusahaan yang
memperoleh laba rugi clan dari operasinya anggaran dapat dibagi tiga hal
yaitu:
a. Anggaran menurut produk
b. Anggaran laba rugi menurut waktu
c. Anggaran menurut daerah penjualan
2. Anggaran keuangan
Anggaran ini merupakan anggaran neraca yang dapat diperinci menurut
dengan pendukung sebagai berikut:
a. Anggaran penerimaan dan pengeluaran
b. Anggaran piutang
c. Anggaran penambahan modal
d. Anggaran penghapusan

2.3.4

Manfaat Anggaran

Manfaat anggaran yaitu sebagai alat penafsir, alat penentu arah (perencanaan)
dalam menentukan pembiayaan untuk melakukan suatu pekerjaan yang akan
dilaksanakan guna mencapai tujuan.

11

2.3.5

Tujuan Anggaran

1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan
3. Merinci jelas sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga
dapat memudahkan pengawasan
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat dicapai hasil yang
maksimal
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran lebih
jelas dan nyata terlihat
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan

2.3.6

Penentuan Anggaran

Anggaran merupakan peranan penting oleh kantor agar terpenuhinya kewajiban
financial sewaktu-waktu. Merupakan inti permanen dari anggaran suatu kantor
dinas berbeda satu sama lain. Dengan demikian seorang kasubag keuangan harus
bisa memperhitungkan dengan cermat dan teliti dalam menentukan besarnya
jumlah kebutuhan anggaran dalam Dina Bina Marga Provinsi Lampung.

2.3.7

Prosedur Anggaran

Suatu pernyataan financial atau kuantitatif yang dipersiapkan sebelum periode
waktu tertentu, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau
lebih ayng dibuat untuk menjamin penanganan secara beragam transaksi
perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.

12

2.4 Anggaran Belanja Langsung
2.4.1

Pengertian Anggaran Belanja Langsung

Anggaran belanja langsung adalah Anggaran belanja yang dipengaruhi secara
langsung oleh adanya program alat kegiatan yang direncanakan.

2.4.2

Macam-macam Anggaran belanja langsung

Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut kelompok belanja
yang terdiri dari:
1. Belanja pegawai
Belanja pegawai untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan
program clan kegiatan pemerintahan daerah.
2. Belanja barang dan jasa
Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 huruf b
digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam
melaksanakan program dan pemerintahan daerah.
3. Belanja Modal
Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan

atau

pembangunan

aset

tetap

berwujud

yang

mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk diguanakan
dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap
lainnya.

13

BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sumber yang
digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis kualitatif diguanakan untuk memecahkan persoalan yang ada yaitu
membandingkan teori-teori dan faktor-faktor yang berhubungan dengan prosedur
pencairan dana belanja langsung di Dina Bina Marga Provinsi Lampung.

3.2 Metode Pengumpulan data
Teknikoperasional pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah:
1. Penelitian kepustakaan (Library research)
Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan dengan cara mempelajari buku-buku literatur dan karya ilmiah
yang ada kaitannya dalam masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini,
yang akan digunakan sebagai landasan teoritis yang mendukung dalam
pemecahan masalah.
2. Penelitian lapangan penelitian lapangan ini suatu cara mendapatkan data serta
informasi dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian. Penulis menggunakan penelitian lapangan dengan cara:
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung objek penelitian yaitu magang / PKL selama 2 bulan pada Dinas
Bina Marga Provinsi Lampung.

14

b. Wawancara
Wawancara yaitu penelitian dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
langsung dari bagian-bagian terkait mengenai prosedur pencairan dana
belanja langsung dan pelaksanaan anggaran yang dilakukan oleh kantor
dinas terkait.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data tertulis berupa catatan mengenai anggaran dari beberapa
bagian yang ada lembaga pemerintahan terutama pada bagian keuangan.

3.3 Gambaran umum Dinas
3.1.1

Sejarah singkat Dinas Bina Marga provinsi Lampung

Dinas Bina Marga Provinsi Lampung berdiri tanggal 11 maret 1967 berdasarkan
surat keputusan gubernur lampung No. PD/145/UP/1967 atas pertimbangan dari
menteri dalam negeri (mendagri).

Surat keputusan gubernur provinsi lampung pada tahun 1971 mengalami
perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur
NO. 172/UP/71 pada tanggal 25 juni 1971.

Surat keputusan gubernur provinsi lampung pada tahun 1978 tentang perubahan
struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur NO.12
tahun 1978pada tanggal 4 oktober 1978.
Surat keputusan gubernur provinsi lampung pada tahun 1986 mengalami
perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur

15

NO.G/286/B.IV/HK/87, pada tanggal 10 desember 1987 dari gubernur atas dasar
mendagri No.14/1986 pada tanggal 10 oktober 1986.

Surat keputusan gubernur lampung pada tahun 1989 mengalami perubahan
struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur
No.G/033/B.IV/HK/89, pada tanggal 28 januari 1989.

Surat keputusan gubernur lampung pada tahun1995 mengalami perubahan
struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan perda No. 06 tahun 1995, pada
tanggal 27 februari 1995.

Surat keputusan gubernur lampung pada tahun 1996 mengalami perubahan
struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan mendagri
No.061/3502/Sj pada tanggal 20 desember 1996.

Persetujuan pembentukan 3 (tiga ) Dinas yang semula dinas PU dati I lampung
menjadi:
1. Dinas PU Pengairan Provinsi Lampung dati I Lampung dengan No. 08 tahun
1997 tanggal 16 juni 1997.
2. Dinas PU Bina Marga Provinsi Lampung dengan No. 09 tahun1997 tanggal 16
juni 1997.
3. Dinas PU Cipta karya Provinsi Lampung Dati I Lampung dengan No. 10
tahun 1997 tanggal 16 juni 1997.
Pada tahun 1997 mengalami perubahan struktur organisasi dinas PU Dati I
Provinsi Lampung dengan perda Dati I Lampung No. 09 tahun 1997 tanggal 16
juni 1997.

16

Perda No. 03 tahun 2001, tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Unit
Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada dinas-dinas provinsi Lampung. Instansi
berwenang dan mempunyai tugas menangani fasilitas transportasi darat khususnya
untuk jalan dan jembatan yang ada di wiliyah Provinsi atau Kabupaten.

Dimana tugas pokok dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tersebut
ditetapkan dengan peraturan Daerah (perda) No.. 17 tahun 2000 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja usaha Dinas Bina Marga Provinsi
Lampung pasal 49 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :
1. Dinas

Bina

Marga

Provinsi

Lampung

mempunyai

tugas

pokok

menyelenggarakan:
a.

Sebagian kewenangan rumah tangga provinsi (dekonsentralisasi) dalam
bidang kebinamargaan yang menjadi kewenangannya dan tugas lain
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh gubernur

b. Tugas dekonsentralisasi dan tugas pembantu yang diberikan oleh
pemerintah kepada Gubernur
2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksut pada ayat 1 pasal ini,
Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan, pengaturan, perencanaan, dan penetapan standar
atau pedoman.
b. Penyediaan dukungan atau bantuan untuk kerja sama antar kabupaten atau
kota
c. Peningkatan sarana atau prasarana wilayah yang terdiri atas jembatan dan
jalan beserta simpul-simpulnya serta jalan bebas hambatan

17

d. Perizinan pembangunan jalan bebas hambatan lintas kabupaten atau kota
e. Pembinaan, pengendaliaan,pengawasan, dan koordinasi
f. Pengelolaan ketatausahaan
Dari bunyi pasal 49 ayat 1 dan 2 tersebut diatas jelas bahwa Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Lampung mempunyai tugas antara lain :
merumuskan kebijaksanaan pengaturan perencanaan, penetapan standar
atau pedoman, penyediaan dukungan atau bantuan, peningkatan sarana,
prasarana dan perizinan pembangunan jalan dan jembatan serta
pembinaan, pengendalian, pengawasan, koordinasi dan pengelolaan
ketatausahaan.

18

3.1.2

Struktur organisasi perusahaan

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUB BAGIAN UMUM
DAN

BIDANG
PEMELIHARAAN

BIDANG PEMBANGUNAN

SUB BAGIAN
PERENCANAAN

BIDANG BINA JASA
KONSTRUKSI

SEKSI PEMBANGUNAN DAN
PENINGKATAN

SEKSI PEMBANGUNAN DAN
PENINGKATAN

SEKSI JALAN DAN TEKNIK
KONSTRUKSI

SEKSI PEBANGUNAN DAN
PENGGANTIAN

SEKSI PEMBANGUNAN DAN
PENGGANTIAN

SEKSI KEMITRAAN

SEKSI PEMBANGUNAN DAN
PENINGKATAN

SEKSI TATA TEKKNIK
PEMBANGUNAN JALAN
DAN

UPTD
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SUB BAGIAN
KEUANGAN

19

3.1.3

Fungsi Dinas Bina Marga

Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Bina Marga mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan, pengaturan, dan penetapan standar / pedoman.
2. Penetapan kebijakan, pengaturan, dan standar / pedoman.
3. Penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan
pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten / kota
4. Pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jalan provinsi.
5. Fasilitas penyiapan program pembanguna sarana dan prasarana perkotaan dan
pedesaan di lingkungan Provinsi.
6. Peningkatan kapasitas teknis dan manajemen pelayanan air minum
dilingkungan wilayah provinsi.
7. Fasilitas pengembangan prasarana dan sarana air limbah lintas kabupaten /
kota.
8. Fasilitas penyelenggaraan dan pembiayaan pembangunan prasarana dan saran
persampahan secara nasional di wilayah provinsi.
9. Fasilitas

penyelenggaraan pembangunan kawasan saiap bangun dan

lingkungan siap bangun lintas kabupaten Kota.
10. Fasilitas penyelenggaraan penanganan pemukiman kumuh.
11. Pelaksanaan pembangunan dan pengolahan bangunan gedung dan rumah
negara yang menjadi aset pemerintah provinsi.
12. Mengembangkan sistem informasi jasa konstruksi dalam wilayah provinsi
13. Pembinaan, pengadilan, pengawasan dan koordinasi.
14. Pelayanan administratif.

20

3.1.4

Wewenang Dinas Bina Marga :

1. kepala Dinas
Kepala dinas selaku kepala SKPD (satuan kerja perangkat Daerah). Pengguna
anggaran yang dengan keputusan Gubernur Provinsi Lampung, mempunyai
kewenangan selaku otorisator dan bertanggung jawab sepenuhnya atas
pelaksanaan anggaran (keuangan) dan pelaksanaan fisik sebagai pejabat
pemegang kewenangan pengguna anggaran untuk melaksanakan tugas pokok
dan fungsi SKPD dan dipimpinnya sesuia permendagri No.13 tahun 2006
yang meliputi antara lain :
a. Menyusun RKA-SKPD dan DPA-SKPD serta melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja.
b. Menganggkat dan menetapkan pejabat pengendali kegiatan, koordinator
kegiatan, pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK-SKPD), pembantu
bendahara untuk pelaksanaan kegiatan.
c. Melaksanakan anggaran SKPD dan mengawasi pelaksanaan anggaran
SKPD yang dipimpinnya.
d. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan menentukan
pembayaran.
e. Mengadakan ikatan / perjanjian kerja sama dengan pihak lain dengan
batas anggaran yang telah ditetapkan.
f. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggunga jawab SKPD yang
dipimpinnya dan melaksanakan pemungutan penerimaan pajak.
g. Menandatangani surat perintah membayar (SPM).

21

h. Menyusun

dan

menyampaikan

laporan

keuangan

SKPD

yang

dipimpinnya.
i. Melaksanakan tugas-tugas penggunaan anggaran berdasarkana kuasa
yang dilimpahkan oleh kepala daerah.
j. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah
melalui sekretaris Daerah
k. Melakukan pemeriksaan kas yang dikelola oleh bendahara pengeluaran
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 bulan dan dituangkan dalam
berita acara pemeriksaan kas.

2. Kepala Sub bagian Keuangan
Kepala sub bagian keuangan melaksanakan tugas membantu kepala dinas
selaku pengguna Anggaran SKPD dalam menyiapkan bahan penyusunan
Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah serta perhitungan anggaran.
Melakukan

pembinaan

dan

bimbingan

administrasi

keuangan,

perbendaharaan, TP-TGR dan bimbingan pengelolaan tindak lanjut hasil
pemeriksaan. Kepala sub bagian Keuangan Satuan Kerja peraangkat Daerah
(PPK-SKPD) melakukan pengujian terhadap kebenaran secara materil
transaksi, baik yang berakibat penerimaan maupun pengeluaran anggaran
sebelum ditandatangani oleh kepala dinas selaku pengguna Anggaran SKPD
dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu beberapa staf keuangan sesuai
dengan fungsi penugasan dan berkoordinasi dengan kepala Sub bagian
Keuangan serta betanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas selaku
pengguna Anggaran.

22

Kepala Sub Bagian Keuangan sebagai pejabat penata usahaan keuangan
SKPD menyelenggarakan penataan dokumen keuangan dan penyusunan
laporan keuangan / realisasi anggaran berdasarkan DPA-SKPD dengan tugas
sebagai berikut :
a. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang
disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui / disetujui oleh
bendahara PPTK-SKPD.
b. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS gaji dan
tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan

perundang-undangan

yang

diajukan

oleh

bendahara

pengeluaran.
c. Melakukan verivikasi harian atas penerimaan dan pengeluaran.
d. Menyiapkan SPM untuk ditandatangani oleh kepala SKPD.
e. Melaksanakan kegiatan akuntansi SKPD dan menyiapkan laporan
keuangan SKPD.
3.

Bendahara pengeluaran
Bendahara pengeluaran yang menyelenggarakan penata ushaan terhadap
pengeluaran / penggunaan uang yang menjadi tanggunga jawabnya sesuai
dengan peraturan Menteri dalm negeri No.16 tahun 2006 dalam fungsi
bendaharawan

yaitu

menerima,

menyimpan,

membayar

dan

mempertanggungjawabkan uang untuk belanja daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD .
a. Bendahara pengeluaran berdasarkan SPD atau dokumen lain yang
disamakan dengan SPD , mengajukan SPP kepada pengguna anggaran

23

untuk memperoleh persetujuan melalui PPK-SKPD (SPP-UP,SPP-GU,
SPP-TU, SPP-LS) dan dilengkapi dengan lampiran sesuai dengan
ketentuan.
b. Melakukan pemeriksaan kas yang dilakukan oleh pembantu bendahara
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3( tiga) bulan dan dituangkan
dalam berita Acara pemeriksaan Kas.
c. Melakukan verivikasi, analisis dan evaluasi atas laporan pertanggung
jawaban pengeluaran terhadap pembantu bendahara.
d. Dalam melaksanakan tugasnya bendahara pengeluaran dibantu oleh
beberapa staf pembantu bendahara yang terdiri dari pembantu bendahara
bagian SDP / SPP, bagian bidang-bidang, bagian penelitian SPJ, bagian
pembukuan, bagian dokumen / arsip dan bagian aevaluasi Laporan.

3.1.5

Ruang Lingkup Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Lakip Dinas Bina Marga provinsi Lampung disusun dengan pertimbangan semua
potensi organisasi yang dimiliki serta kemungkinan pengembangannya dimasa
depan untuk mendukung keberhasilan pembangunan provinsi Lampung.Lakip ini
memproyeksikan hasil yang dicapai oleh Dinas Bina Marga Propinsi Lampung
selama pelaksanaanya di Tahun 2013 yang terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran,
program dan kegiatan.

Visi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung
Visi merupakan pandangan jauh kedepan yang dapat terukur, kemana dan
bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan
dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang

24

menantang tentang keadaan masa depan, berisikan cita dan citra yang ingin
diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut,
Visi Dinas Bina Marga Propinsi Lampung adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya jaringan jalan propinsi yang mantap, nyaman, aman dan
efisien untuk mendukung Lampung menjadi provinsi unggulan dan berdayasaing tinggi”.
Visi tersebut dapat diharapkan dapat mendorong potensi masyarakat Lampung
membangun daerah nya dengan mengikuti pola penataan dan pemanfaatan ruang
yang maksimal, sehingga tercipta keselarasan pembangunan yang sinergi dengan
aktivitas masyarakat.

Misi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung
Untuk mencapai yang diinginkan oleh visi tersebut diatas, maka untuk jangka
menengah periode 2010-2014 dirumuskan misi Dinas Bina Marga Propinsi
Lampung yang selanjutnya dijabarkan kedalam bentuk tujuan, sasaran, dan
program yang seterusnya diimplementasikan dalam bentuk kegiatan. Rumusan
misi Dinas Bina Marga Propinsi Lampung juga harus dipertimbangkan
kesesuaiannya

dengan

misi

pembangunan

propinsi

Lampung.

Hal

ini

dimaksudkan untuk memudahkan perhitungan kontribusi keberhasilan kinerja
dinas terhadap kinerja propinsi dan menghindari adanya kegiatan dinas yang tidak
memberikan kontribusi kepada pencapaian kinerja provinsi.
Berdasarkan pendekatan tersebut di atas, misi Dinas Bina Marga Provinsi
Lampung dirumuskan sebagai berikut:

25

Misi 1 :
“ Memelihara meningkatkan dan membangun prasarana jalan dan jembatan
untuk melayani kebutuhan masyarakat dibidang prasarana wilayah yang
efektif dan efisien.”
Misi 2 :
“Meningkatkan profesionalisme Sumber daya Manusia (SDM) di jajaran
Dinas Bina Marga dalam pengelolaan jalan.”
Misi 3 :
“Meningkatkan tertib pemanfaatan jalan.”
Tujuan Dinas Bina Marga :
1. Meningkatkan kualitas prasarana, sarana, dan SDM (sumber daya manusia)
dijajajaran Dinas Bina Marga.
2. Meningkatkan kondisi jalan provinsi menjadi 80% mantap pada akhir tahun
2014
3. Meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam penggunaan dan pemanfaatan
prasaranan jalan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Sasaran Dinas Bina Marga :
1. Peningkatan kualitas sarana, prasarana, dan SDM melalui penambahan gedung
kantor,pemeliharaan gedung kantor, pendidikan dan pelatihan Formal,
pengadaan Alat-alat Laboratorium, pengadaan suku cadang dan Renovasi
Alat-alat Berat yang dicanangkan dalam 5(lima) tahun.
2. Peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan provinsi dengan target
panjang 775 km atau peningkatan kondisi mantap sebesar 56.91% yang akan
dicapai dengan peningkatan jalan dan jembatan serta pemeliharaan jalan dan

26

jembatan baik pemeliharaan berkala (periodik) maupun pemeliharaan rutin
selama 5 (lima) tahun
3. Penanganan jalan Nasional dengan target panjang efektif 621 km atau
peningkatan kondisi mantap sebesar 95% yang akan dicapai dengan
peningkatan jalan dan program pemeliharaan jalan baik pemeliharaan berkala
(periodik) maupun pemeliharaan rutin selama 5 (lima) tahun.
4. Sosialisasi tertib pemanfaatan jalan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pejabat pentausahan keuangan (PPK SKPD) pada Dinas Bina Marga Provinsi
Lampung tidak melakukan pengujian secara langsung atas tagihan
pembayaran dalam melaksanakan prosedur pencairan dana.
2. Bendahara tidak teliti dalam menerima laporan dari pejabat penatausaha
keuangan.

5.2 Saran
1. Dinas Bina Provinsi Lampung dalam melakukan pengujian secara langsung
atas tagihan pembayaran yang dilakukan oleh pejabat penatausahaan keuangan
(PPK SKPD) harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam melakukan proses pencairan dana
harus lebih transaparan melakukan kegiatan terutama dalam pemilihan
rekanan.
3. Hendaknya Dinas Bina Marga Propinsi Lampung dapat lebih cermat dan teliti
dalam menggunakan dan mempertimbangkan nilai manfaat anggaran yang
akan diperoleh bagi kegiatan operasi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2002. Sistem Akuntansi (Penyusunan Prosedur dan Metode).
Edisi Kelima, cetakan kedelapan. Penerbit BPFE Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Cole W Gerald. 2002. Sistem Akuntansi Zaki Baridwan (Penyusunan Prosedur
dan Metode). Edisi Kelima, cetakan kedelapan. Penerbit BPFE Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Djamauludin, M. 1982. Sistem Perencanaan dan Pembuatan Program Anggaran.
Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga Salemba Empat. Yogyakarta.
Munandar, M. 1994. Budgeting: Perancangan Kerja Pengkoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja. Edidi Peratama, cetakan ketujuh. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
Sugiono. 1999. Statika Untuk Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Bandung.
Universitas Lampung (UNILA). 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jurusan
Keuangan dan Perbankan: Bandar lampung.