Pelaksanaan Surat Perintah Pencairan Dana Belanja Pada Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1Sejarah Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat ini merupakan salah satu unsur Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat yang mempunyai Tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang permukiman dan perumahan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, serta kebijakan teknis urusan bidang permukiman dan perumahan yang meliputi tata ruang kawasan, permukiman, perumahan, dan jasa konstruksi.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 061/01/Org tentang Singkatan Nomenklatur Organisasi Perangkat Daerah, serta Keputusan Guburnur Jawa Barat Nomor 821.27/Kep.1301-A/Peg.2008, Maka Dinas Permukiman dan Perumahan (DISKIMRUM) merupakan unsur dinas ke-Cipta Karya-an di Provinsi Jawa Barat yang sebelumnya bernama Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat (DISTARKIM) Provinsi Jawa Barat.


(2)

Sejalan dengan nafas reformasi dan memenuhi aspirasi masyarakat untuk memberdayakan daerah, maka dikeluarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Undang-undang No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, serta Pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom yang ditopang dengan Peraturan Pemerintah No. 84 tahun 2000 tentang pedoman Organisasi Perangkat Daerah, membawa konsekwensi logis berubahnya pula struktur organisasi perangkat Daerah baik yang berada di Propinsi maupun yang berada di Kabupaten/Kota.

2.2Struktur Organisasi Dinas Permukiman Dan Perumahan

Struktur organisasi merupakan suatu bagian dan uraian tugas yang menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap karyawan yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Struktur organisasi Dinas Permukiman dan Perumahan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No.21 Tahun 2008 terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat


(3)

b) Sub.Bag Keuangan

c) Sub.Bag Kepegawaian & Umum

3. Bidang Tata Ruang Kawasan

a) Tata Perkotaan & Perdesaan

b) Kawasan Strategis

c) Pengendalian & Pengawasan

4. Bidang Permukiman

a) Air Minum

b) Penyehatan Lingkungan Permukiman

c) Tata Bangun & Lingkungan

5. Bidang Perumahan

a) Perumahan Perkotaan

b) Perumahan Perdesaan

c) Pengembangan Kawasan

6. Bidang Jasa Konstruksi


(4)

b) Pemberdayaan

c) Pengaturan & Pengawasan

7. Jabatan Fungsional

8. UPTD Balai Pengujian Mutu Konstruksi & Lingkungan

9. UPTD Pengolahan Persampahan Regional Jawa Barat

2.3 Uraian Tugas Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat 1. Tugas Dinas Permukiman dan Perumahan

Untuk menunjang Program Kerja tersebut Dinas Permukiman Dan Perumahan melaksanakan Tugas Pokok Seksi sebagai berikut :

a. Dinas Permukiman dan Perumahan adalah unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah di bidang ke-Cipta Karya-an di Provinsi Jawa Barat

b. Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Kepala Daerah

2. Tugas Pokok Bidang Perumahan Dinas Permukiman Dan Perumahan Bidang Perumahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan perumahan meliputi perumahan perkotaan, perumahan perdesaan dan pengembangan kawasan.


(5)

a. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan dan strategi operasional bidang perumahan

b. penyelenggaraan pengkajian bahan program strategis bidang perumahan dan evaluasi rencana

c. penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengendalian terhadap pelaksanaan perumahan perkotaan, perumahan perdesaan dan pengembangan kawasan

d. penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi, koordinasi dan kerjasama/kemitraan bidang perumahan perkotaan, perumahan perdesaan dan pengembangan kawasan.

3. Tugas Pokok Bidang Permukiman Dinas Permukiman Dan Perumahan

Bidang Permukiman mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan permukiman meliputi air minum, penyehatan lingkungan permukiman serta tata bangunan dan lingkungan.

Fungsi Bidang Permukiman Dinas Permukiman Dan Perumahan :

a. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan dan strategi operasional bidang permukiman

b. penyelenggaraan pengkajian bahan program strategis bidang permukiman dan evaluasi rencana


(6)

c. penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan air minum, penyehatan lingkungan permukiman serta tata bangunan dan lingkungan

d. penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi, koordinasi dan kerjasama/kemitraan bidang air minum, penyehatan lingkungan permukiman serta tata bangunan dan lingkungan.

4. Tugas Pokok Perencanaan Dan Program Dinas Permukiman Dan Perumahan

Subbagian Perencanaan dan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi perencanaan dan penyusunan program

Fungsi Perencanaan Dan Program Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. Pelaksanaan penyusunan bahan perencanaan dan program kerja Sekretariat dan Subbagian Perencanaan dan Program.

b. Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program dinas yang meliputi bidang tata ruang kawasan, permukiman, perumahan, dan jasa konstruksi.

c. Pelaksanaan penyusunan bahan hasil koordinasi perencanaan dan program dinas yang meliputi bidang tata ruang kawasan, permukiman, perumahan, dan jasa konstruksi.


(7)

d. Pelaksanaan pengkoordinasian perencanaan dan program UPTD.

5. Tugas Pokok Kepegawaian Dan Umum Dinas Permukiman Dan Perumahan

Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, umum dan perlengkapan.

Fungsi Kepegawaian Dan Umum Dinas Permukiman Dan Perumahan Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan mutasi, pengembangan karir, kesejahteraan dan disiplin pegawai dan pengelolaan administrasi kepegawaian lainnya.

a. Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan rumah tangga.

b. Pelaksanaan administrasi, dokumentasi peraturan perundang-undangan, kearsipan dan perpustakaan.

c. Pelaksanaan tugas kehumasan dinas. d. Pengelolaan perlengkapan dinas.

1. Tugas Pokok Subag Keuangan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan di lingkungan dinas.


(8)

Fungsi Subag Keuangan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Pelaksanaan penyusunan bahan rencana anggaran belanja langsung dan tidak langsung dinas.

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan teknis administrasi keuangan dinas.

b. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan keuangan pada UPTD.

2. Tugas Pokok Seksi Tata Kota Dan Perdesaan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Tata Perkotaan dan Perdesaan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan pelaksanaan pengelolaan tata perkotaan dan perdesaan.

Fungsi Seksi Tata Kota Dan Perdesaan Dinas Permukiman Dan Perumahan

pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan dan strategi operasional serta NSPK di bidang penataan ruang dan pembangunan perkotaan dan perdesaan

a. pelaksanaan pemberian bantuan teknis dan fasilitasi perencanaan tata ruang dan penataan perkotaan perdesaan

b. pelaksanaan penyusunan dan pengkajian bahan rencana strategis bidang Permukiman dan Perumahan;


(9)

3. Tugas Pokok Seksi Kawasan Strategis Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Kawasan Strategis mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan pelaksanaan penataan kawasan strategis.

Fungsi Seksi Kawasan Strategis Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan dan strategi operasional serta NSPK di bidang penataan ruang kawasan strategis

b. pelaksanaan pemberian bantuan teknis dan fasilitasi penataan ruang kawasan strategis

c. pelaksanaan penyusunan bahan rencana program penataan ruang kawasan strategis

d. pelaksanaan penataaan ruang kawasan strategis provinsi

4. Tugas Pokok Seksi Pengendalian Dan Pengawasan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Pengendalian dan Pengawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengendalian dan pengawasan pengelolaan tata ruang kawasan, permukiman dan perumahan.

Fungsi Seksi Pengendalian Dan Pengawasan Dinas Permukiman Dan Perumahan


(10)

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan dan strategi operasional serta NSPK tentang pengendalian pemanfaatan ruang serta pengawasan bidang permukiman dan perumahan

b. pelaksanaan pemberian bantuan teknis dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang

c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis, kawasan pesisir, kawasan perkotaan dan perdesaan yang bersifat lintas batas;

5. Tugas Pokok Seksi Air Minum Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Air Minum mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan pelaksanaan pengembangan sistem air minum.

Fungsi Seksi Air Minum Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan dan strategi operasional serta NSPK di bidang air minum

b. pelaksanaan pemberian bantuan teknis dan fasilitasi pengembangan sistem air minum

c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengembangan sistem air minum.


(11)

Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, dan fasilitasi pengembangan penyehatan lingkungan permukiman.

Fungsi Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan dan strategi operasional serta NSPK penyehatan lingkungan permukiman

b. pelaksanaan pemberian bantuan teknis dan fasilitasi pengembangan penyehatan lingkungan permukiman

c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyehatan lingkungan permukiman;

7. Tugas Pokok Seksi Tata Bangunan Dan Lingkungan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Tata Bangun dan Lingkungan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penataan bangunan dan lingkungan.

Fungsi Seksi Tata Bangunan Dan Lingkungan Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan dan strategi operasional serta NSPK tata bangunan dan lingkungan


(12)

b. pelaksanaan pemberian bantuan teknis dan fasilitasi perencanaan penataan bangunan dan lingkungan;

8. Tugas Pokok Seksi Perumahan Perkotaan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Perumahan Perkotaan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan perumahan perkotaan.

Fungsi Seksi Perumahan Perkotaan Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan dan strategi operasional serta NSPK dalam perumahan perkotaan

b. pelaksanaan pemberian bantuan teknis dan fasilitasi pengembangan perumahan perkotaan

c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perumahan perkotaan;

9. Tugas pokok Seksi Perumahan Perdesaan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Perumahan Perdesaan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan perumahan perdesaan.


(13)

Fungsi Tugas Seksi Perumahan Perdesaan Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan dan strategi operasional serta NSPK perumahan perdesaan

b. pelaksanaan pemberian bantuan teknis dan fasilitasi pengembangan perumahan perdesaan

c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perumahan perdesaan

10.Tugas Pokok Seksi Pengembangan Kawasan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Pengembangan Kawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan kawasan perumahan.

Fungsi Seksi Pengembangan Kawasan Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan dan strategi operasional serta NSPK pengembangan kawasan perumahan;

b. pelaksanaan pemberian bantuan teknis perencanaan dan bantuan fisik pembangunan kawasan sbagai stimulan;

c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengembangan kawasan perumahan; d. pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah dalam rangka fasilitasi pengembangan


(14)

11.Tugas Pokok Seksi Bina Teknik Dan Gedung Negara Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Bina Teknik dan Gedung Negara mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan teknis dalam pembangunan bangunan gedung negara dan bangungan gedung milik provinsi.

Fungsi Seksi Bina Teknik Dan Gedung Negara Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. pelaksanaan penyusunan bahan NSPK dalam rangka pembinaan bangunan gedung

b. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan teknis jasa konstruksi dan bangunan gedung

c. pelaksanaan pengelolaan bangunan gedung negara dan bangunan gedung milik pemerintah provinsi

d. pelaksanaan pengendalian kegiatan Seksi Bina Teknik dan Gedung Negara.

12.Tugas Pokok Seksi Pemberdayaan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Pemberdayaan mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dalam aspek pemberdayaan terhadap penyedia jasa, pengguna jasa maupun masyarakat.


(15)

Fungsi Seksi Pemberdayaan Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. pelaksanaan penyiapan bahan NSPK dalam rangka pelaksanaan pemberdayaan b. pelaksanaan pembinaan dalam aspek pemberdayaan melalui pengembangan

kemampuan sumber daya manusia, teknologi, sistem informasi, penelitian dan jasa konstruksi

c. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan dalam pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia di kabupaten/kota dan lembaga

d. pelaksanaan pengendalian kegiatan Seksi Pemberdayaan.

13.Tugas Pokok Seksi Pengaturan Dan Pengawasan Dinas Permukiman Dan Perumahan

Seksi Pengaturan dan Pengawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dalam aspek pengaturan dan pengawasan bidang jasa konstruksi dan gedung negara.

Fungsi Seksi Pengaturan Dan Pengawasan Dinas Permukiman Dan Perumahan

a. pelaksanaan penyiapan bahan NSPK dalam pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi

b. pelaksanaan penyampaian NSPK dalam pengaturan dan pengawasan jasa konstruksi kepada penyedia jasa, pengguna jasa dan masyarakat


(16)

c. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah, pemerintah kabupaten/kota dan lembaga

d. pelaksanaan pengelolaan kegiatan seksi pemberdayaan.

2.4 Kegiatan Perusahaan

Salah satu kegiatan Dinas Tata Ruang dan Permukiman yang dilakukan pada akhir tahun anggaran 2006, adalah Sosialisasi Persiapan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Tahun 2007. Pelaksana kegiatan oleh Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum difasilitasi Dinas Tarkim Jawa Barat, yang diikuti oleh Tim Koordinasi Provinsi, peserta dari Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Garut, juga dihadiri, diantaranya Bapeda Provinsi Jawa Barat, BPMD Jawa Barat, Dinas Teknis Jawa Barat dan SKPD Kabupaten serta Konsultan (Fasilitator). Kegiatan ini merupakan awal dari persiapan program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan tahun 2007 di dua kabupaten, Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses di masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar perdesaan yang terkait dengan bidang ke TARKIM-an dan akan lebih mendukung tercapainya target pembangunan di Jawa Barat. Yang memiliki program Jangka Panjang dan Jangka Menengah untuk sementara rencana pembanguna tahun 2007 diarahkan di Kabupaten Sukabumi dan Garut. Sebagai dasar rencana program pembangunan infrastruktur perdesaan bertujuan :


(17)

1. Meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar di wilayah perdesaan

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan infrstruktur perdesaan 3. Tersedianya infrastruktur perdesaan yang sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan masyarakat yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

4. Meningkatnya kemampuan masyarakat perdesaan dalam penyelenggaraan infrastruktur perdesaan

Untuk melaksanakan Kegiatan Perusahaan Dinas Permukiman Dan Perumahan selalu memberikan pelayanan yang prima selain itu Dinas Permukiman Dan Perumahan selalu menjadi andalan menuju terwujudnya permukiman dan perumahan yang produktif, harmonis dan berkelanjutan.

Penjelasan :

Pelayanan Prima : Dinas Permukiman mengutamakan upaya untuk memberikan pelayanan yang prima dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai OPD bidang permukiman dan perumahan

Andalan : Dinas Permukiman dan Perumahan menjadi OPD utama dan unggulan dalam mewujudkan permukiman dan perumahan yang produktif, harmonis dan berkelanjutan


(18)

Produktif : Mendorong pemenuhan perumahan dan permukiman sebagai sarana pendidikan keluarga, persemaian budaya dan pengembangan ekonomi dengan partisipasi penuh masyarakat menuju kemandirian

Harmonis : Mendorong harmonisasi antar wilayah dan antar sektor, antar jenjang pemerintahan, antar daerah, dan antar pelaku pembangunan.

Berkelanjutan : Mendukung pembangunan berwawasan lingkungan dan berbasis mitigasi bencana yang mengacu pada tata ruang dan budaya lokal

Misi Dinas Permukiman dan Perumahan :

1. Meningkatkan kinerja penataan ruang yang berkualitas dan implementatif 2. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana dan sarana permukiman 3. Meningkatkan fasilitasi ketersediaan dan kualitas perumahan yang terjangkau 4. Meningkatkan kualitas dan tertib penyelenggaraan jasa konstruksi dan

peningkatan uji mutu

5. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan berbasis pemberdayaan, kemitraan dan kemandirian


(19)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama melaksankan kerja praktek, penulis ditempatkan di Sub Bagian Keuangan Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di bagian ini penulis bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang manajemen keuangan, selain itu sangat berguna dalam penyelesaian laporan kerja praktek. Sebelum melaksanakan kerja praktek, penulis diberi pengarahan mengenai lingkungan kerja dan Tupoksi Dinas Permukiman Dan Perumahan.

Disini penulis diajarkan tentang prosedur pencairan dana, diantaranya Penerbitan SP2D yang dipergunakan untuk belanja.

3.1.1 Standar Operasional Prosedur SP2D Belanja pada Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

Dalam rangka meningkatkan tertib administrasi pengelelolaan anggaran belanja daerah secara efisien,efektif, trasparan dan dapat dipertanggungjawabkan diperlukan adanya keseragaman dalam pengajuan permohonan pembayaran (SPP), surat perintah membayar (SPM), surat perintah pencairan dana (SP2D).


(20)

FLOWCHART SP2D

BPP BP KPA

PPK KEPALA DINAS BIROKEUANGAN

tidak lengkap Gambar 3.1 Membuat Usulan SPP Usulan SPP Menanda tangani

Usulan SPP Usulan

SPP Menanda tangani Membuat SPP SPP SPP Diteliti SPM Menanda tangani SPM SPP SPM Membuat SP2D SP2D SP2D SPM Diperiksa SP2D Membuat CEK CEK


(21)

Sumber : Dinas Permukiman Dan Perumahan Tahun 2010

3.1.2 Pelaksanaan SOP SP2D Belanja pada Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa barat.

Berdasarkan Permendagri 13 Tahun 2006 pasal 198 dan 210 mengatur 4 jenis yaitu SPP yaitu : SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS (LS-Barang, LS-Gaji, LS Pihak ke III, LS Bantuan), dengan peruntukan dan perlakukan yang berbeda. Permendagri 13 Tahun 2006 pasal 211 sampai 215 memberikan panduan pelaksanaan penerbitan SPM dan dokumen-dokumen kelengkapan yang diperlukan

Skema Pelaksanaan SP2D-UP, SP2D-GU, SP2D-TU, SP2D-LS

Sumber : Dinas Permukiman Dan Perumahan Tahun 2010

Gambar 3.2


(22)

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1 Teknis SOP SP2D Belanja pada Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 pasal 1 angka 16 dinyatakan bahwa Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga. Oleh karena itu transaksi-transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja yang berada di bawah pengelolaannya harus dicatat dalam pembukuan Bendahara Pengeluaran.

Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disebut BPP adalah bendahara yang bertugas membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu. BPP juga wajib melakukan pembukuan atas seluruh uang yang berada dalam pengelolaannya, dan oleh karena itu BPP wajib melakukan pembukuan sebagaimana pembukuan yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran, sepanjang tidak diatur lain. Dalam melaksanakan tugasnya, BPP bertindak untuk dan atas nama Bendahara Pengeluaran. Dengan diangkatnya BPP dalam suatu satker, maka Bendahara Pengeluaran melimpahkan kewajiban dan tanggung jawab pengelolaan sebagian uang kepada BPP tersebut.


(23)

Kuasa Pengguna anggaran adalah Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Lembaga yang bersangkutan. Yang bertugas menandatangani Surat pernyataan pengajuan SPP dan tanda bukti penerimaan dan pengeluaran (belanja) yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran pembantu atau bendahara pengeluaran.

Pejabat Penata Usaha Keuangan (PPK) bertugas melakukan verifikasi secara formal dan subtantif terhadap kelengkapan dokumen yang berkaitan dengan pengajuan SPP oleh bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran pembantu. Dari Gambar flowchart 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Bendahara Pengeluaran Pembantu membuat usulan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Tiga rangkap yang di tandatangani oleh Bendahara Pengeluaran (BP) dan Kuasa Penguna Anggaran (KPA).

2. Setelah usulan SPP dibuat Bendahara Pengeluaran (BP) mengajukan ketiga dokumen SSP yang telah di tandatangani oleh BP dan KPA tersebut ke PPK untuk diteliti.

3. Pejabat Penata Usaha Keuangan (PPK) meneliti SPP yang diserahkan dari Bendahara Pengeluaran

a. Apabila Dokumen-dokumen SPP itu Lengkap maka akan dibuatkan SPM dan diserahkan kepada Kepala Dinas untuk di tandatangani

b. Dan apabila dokumen-dokumen SPP tersebut tidak lengkap maka dokumen tersebut akan dikembalikan ke KPA dengan surat penolakan Surat Perintah Membayar (SPM).


(24)

4. Setelah Dokumen-dokumen SPP tersebut di teliti oleh PPK dan diterima, maka PPK menyerahkan Dokumen tersebut kepada Kepala Dinas untuk di tandatangani.

5. Setelah dokumen SPM ditandatangani oleh Kepala Dinas maka dokumen tersebut diserahkan kepada BPP

6. Kemudian BPP menyampaikan dokumen SPM tersebut ke Biro Keuangan untuk dijadikan dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

7. Setelah Biro Keuangan membuatkan dokumen SP2D maka dokumen tersebut di sampaikan kepada BP untuk diregister di PPK dan dikeluarkan Cek. Paling lambat dua hari tanggal SP2D di terbitkan.

3.2.2 Teknis Pelaksanaan SP2D Belanja pada Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat.

SP2D adalah Surat Perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.

Uang persediaan (UP) adalah istilah baru yang muncul dalam Permendagri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. UP merupakan uang kas yang ada di tangan bendahara pengeluaran, dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Hanya diberikan sekali dalam satu tahun anggaran 2. Diberikan pada awal tahun anggaran


(25)

3. Merupakan jumlah maksimal (pagu) uang yang dipegang oleh bendahara pengeluaran

4. Untuk digunakan dalam melaksanakan pembayaran kegiatan-kegiatan yang bersifat swakelola

5. Bersifat revolving (adanya pengisian kembali jika telah terpakai) dan

6. Besarannya tergantung pada kebijakan daerah (biasanya dinyatakan dalam Surat Keputusan Kepala Daerah).

Pasal 1 angka 66 Permendagri No.13/2006 menyatakan bahwa SPP Uang Persediaan (SPP-UP) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

Uang muka kerja merupakan sebutan untuk uang (kas) yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan di SKPD, dimana pembayarannya dlakukan oleh bendahara. Misalnya, dalam proses pengadaan barang dan jasa yang harus melalui pelelangan (tender), maka SKPD terlebih dahulu harus mengiklankan informasi tentang kegiatan tersebut di media nasional (seperti harian Media Indonesia). Pembayaran iklan ini dilakukan oleh bendahara pengeluaran dengan menggunakan uang persediaan.


(26)

Kaitan SPD, UP, dan Pelaksanaan Kegiatan dalam Permendagri No.13/2006 dan Permenadgri No.59/2007

Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD). Pada format SPD (Lampiran D.VI Permendagri 13) dicantumkan informasi antara lain tentang:

a. Dasar penyediaan dana (DPA-SKPD, DPPA-SKD, DPAL-SKPD)

b. Nama PPTK

c. Untuk kebutuhan (bulan… s/d bulan…)

d. Untuk keperluan beban pengeluaran (UP/GU/TU/LS)

e. Atas beban: Nama program, nama kegiatan

f. Ikhtisar penyediaan dana.

Berdasarkan informasi yang tercantum dalam format SPD ini, maka dapat disimpulkan bahwa menurut Permendagri No.13/2006 :

1. SPD diterbitkan untuk setiap kegiatan/PPTK. Artinya, satu SPD untuk satu kegiatan.

2. SPD diterbitkan untuk periode waktu tertentu (misalnya bulan Januari-Maret) 3. SPD juga dibuat untuk Uang Persediaan (UP)


(27)

4. UP dibentuk untuk setiap kegiatan dan

5. Bendahara pengeluaran menatausahakan banyak SPD dan UP karena bertugas menyelesaikan pembayaran semua belanja yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan.

Sementara dalam Permendagri No.59/2007, item nomor 42, di antara ayat 1 dan 2 pada pasal 197 ditambahkan satu ayat baru (1a) yang berbunyi: Penerbitan SPD dilakukan per bulan, pertriwulan, atau persemester sesuai dengan ketersediaan dana.

Kemudian, pada Lampiran D.VIa Permendagri No.59/2007 tentang SPD, terjadi perubahan atas substansi yang dicantumkan, yakni:

a. Tidak disebutkan untuk belanja tidak langsung atau belanja langsung

b. Tidak ada lagi nama PPTK, dan

c. Tidak ada lagi nama program/kegiatan.

Berdasarkan lampiran tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara SPD menurut Permendagri No.13/2006 dengan Permendagri No.59/2007, yakni :

1. SPD diterbitkan berdasarkan kebutuhan perbulan, pertriwulan, atau persemester, bukan lagi per kegiatan

2. SPD mencakup penyediaan dana untuk belanja tidak langsung (belanja gaji dan tunjangan) dan belanja langsung


(28)

3. SPD juga mencakup UP/GU/TU/LS, yakni semua pengeluaran kas yang harus direalisasikan selama periode SPD.

Arti Penting Anggaran Kas SKPD

Salah satu alat pengendali bagi BUD agar pembayaran kepada SKPD dapat berjalan dengan baik adalah anggaran kas (cash budget). Pasal 125(1) menyatakan bahwa: Kepala SKPD berdasarkan rancangan DPA-SKPD menyusun rancangan anggaran kas SKPD.

Pada pasal 126 dinyatakan bahwa PPKD selaku BUD menyusun anggaran kas pemerintah daerah guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa anggaran kas pemda disusun berdasarkan rancangan anggaran kas SKPD dan mengikuti rencana pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam DPA-SKPD. Artinya, anggaran kas sesungguhnya merupakan sebuah kontrak antara BUD dengan SKPD, yakni BUD akan menyediakan sejumlah dana sesuai dengan kebutuhan SKPD. Keberadaan anggaran kas akan mengurangi perilaku moral hazard PPKD selaku BUD karena secara tidak langsung semakin mempertegas bahwa uang yang ada di kas daerah sebenarnya adalah milik SKPD, kecuali alokasi untuk belanja tidak langsung yang dikelola oleh PPKD (semisal belanja bunga, belanja bantuan sosial, dan belanja tak terduga). Dana yang tersimpan di Kas Daerah yang dikelola BUD


(29)

sebisa mungkin hanyalah dana-dana yang memang “tidak dibutuhkan” SKPD untuk melaksanakan program/kegiatan.

UP yang terpakai akan di-SPJ-kan oleh bendahara ke kepala SKPD melalui PPK-SKPD, yang disertai dengan dokumen SPP-GU. Berdasarkan SPP-GU dan dengan memperhatikan kelengkapan SPJ bendahara pengeluaran, PPK-SKPD kemudian menyiapkan SPM-GU untuk ditandatangani kepala SKPD dan kemudian disampaikan ke BUD. SPP-GU dan SPM GU dapat diajukan berkali-kali sepanjang total permintaan pencairan masih di bawah atau sama dengan pagu yang ada di dalam anggaran kas SKPD.

Keterlambatan Pengesahan APBD, Penerbitan SPD, dan Pencairan UP

Ada kalanya Perda APBD terlambat disahkan, tentunya dengan berbagai macam alasan (umumnya alasan politik dan oportunisme elite daerah). Keterlambatan ini memiliki konsekuensi yang sangat besar terhadap pelaksanaan APBD, baik aspek teknis maupun administrasinya (penatausahaan dan akuntansi). Dalam aspek

administrasi, beberapa hal penting yang harus dibuat “kebijakan” oleh Pemda adalah:

1. Pencairan UP. Secara normatif, SPD tidak boleh diterbitkan jika APBD atau DPA-SKPD belum disahkan. Artinya, jika tidak ada SPD, maka tidak akan ada SP2D dan uang kas yang dipegang oleh bendahara pengeluaran. Alangkah naifnya, jika APBD baru bisa ditetapkan bulan April, pembayaran rekening


(30)

telepon, air, dan listrik kantor harus ditunda selama tiga bulan sehingga menyebabkan aliran ke kantor diputus oleh Telkom/PLN/PDAM.

2. Pelaksanaan kegiatan lanjutan. Pelaksanaan kegiatan yang bersifat lanjutan (dari APBD dan DPA-SKPD tahun lalu) pada prinsipnya tidak perlu menunggu penetapan Perda APBD. Pasal 138 Permendagri 13/2006, yang direvisi dalam item ke 36 Permendagri No.59/2007, menyatakan bahwa Pelaksanaan kegiatan lanjutan didasarkan pada DPA-SKPD yang telah disahkan kembali oleh PPKD menjadi DPA Lanjutan SKPD (DPAL-SKPD) tahun anggaran berikutnya. Artinya, DPAL-SKPD sudah disahkan sebelum Perda APBD ditetapkan dan dengan demikian, pelaksanaannya tidak tergantung pada penetapan Perda APBD tahun berikutnya.

3. Pencairan UP tanpa SPD. Dari dua hal di atas, mengingat UP digunakan untuk melaksanakan kegiatan (atau untuk mendanai belanja langsung), maka bisa saja

Pemda membuat kebijakan yang “agak nyeleneh”, yakni mencairkan UP tanpa

perlu menerbitkan SPD terlebuh dahulu (karena penerbitan SPD harus menunggu penetapan APBD), khususnya untuk kegiatan lanjutan dan pemenuhan belanja wajib. Dasar pencairan UP adalah Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah tentang besaran UP. Agar payung hukum yang mendasari lebih kuat, dalam Perda tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah tentang Pelaksanaan APBD atau Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, klausul ini haruslah dicantumkan.


(31)

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Pembahasan SOP SP2D Belanja pada Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

Dalam kegiatan ini, Kuasa BUD memiliki tugas sebagai berikut : 1. Melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan SPM. 2. Mencetak SP2D.

3. Mengirimkan SP2D kepada bank. 4. Membuat register SP2D.

Cara pengisian SP2D Kolom 1

a. Nomor SPM diisi dengan nomor SPM.

b. Tanggal diisi dengan tanggal SPM.

c. SKPD diisi dengan nama SKPD.

d. Dari diisi dengan Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD).

e. Tahun Anggaran diisi dengan tahun anggaran berkenaan.

f. Bank/Pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan SP2D.

g. Hendaklah mencairkan /memindahbukukan ke Rekening Nomor diisi dengan nomor rekening kas umum daerah (nomor rekening bank kuasa BUD).

h. Uang sebesar diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah SP2D yang dicairkan.


(32)

Kolom 2

Khusus SPP-UP/ GU/ TU :

a. Kepada diisi dengan bendahara pengeluaran yang berhak atas SP2D.

b. NPWP diisi dengan nomor pokok wajib pajak bendahara pengeluaran atau yang berhak atas SP2D.

c. Kode rekening bank diisi dengan nomor rekening bank bendahara pengeluaran yang berhak atas SP2D.

d. Bank/pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan SP2D.

e. Keperluan untuk diisi dengan uraian keperluan peruntukan pencairan SP2D. Khusus SPP LS gaji/ barang dan jasa pihak ketiga :

a. Kepada diisi dengan pihak ketiga yang berhak atas SP2D.

b. NPWP diisi dengan nomor NPWP pihak ketiga yang berhak atas SP2D.

c. Kode rekening bank diisi dengan nomor rekening bank milik pihak ketiga yang berhak atas SP2D.

d. Bank/pos diisi dengan nama bank/pos yang ditunjuk untuk mencairkan SP2D.

e. Keperluan untuk diisi dengan uraian keperluan peruntukan pencairan SP2D. Kolom 3

a. Nomor diisi dengan nomor urut.

b. Kode rekening diisi dengan kode rekening peruntukan SP2D.

c. Uraian diisi dengan uraian nama kode rekening peruntukan SP2D.

d. Jumlah diisi dengan jumlah rupiah atas masing-masing kode rekening peruntukan SP2D.


(33)

Khusus Hanya ada pada SPP LS Gaji (nomor 4 dan 5) Potongan-potongan:

a. Iuran wajib pegawai negeri diisi dengan jumlah potongan gaji pegawai sesuai ketentuan perundang-undangan.

b. Tabungan perumahan diisi dengan jumlah potongan tabungan perumahan pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Khusus hanya ada pada SPP LS barang dan jasa : Informasi (tidak mengurangi jumlah pembayaran SP2D)

a. PPN diisi dengan dengan jumlah potongan PPN sesuai ketentuan perundang-undangan.

b. PPh diisi dengan jumlah potongan PPh sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

SP2D yang dibayarkan:

a. Jumlah yang diminta diisi dengan jumlah SPM yang diajukan.

b. Jumlah potongan diisi dengan jumlah potongan (No. 4).

c. Jumlah yang dibayarkan diisi dengan jumlah yang diminta dikurangi dengan jumlah potongan.

d. Uang sejumlah diisi dengan jumlah rupiah dan bilangan rupiah SP2D yang dicairkan.

Penerbitan SP2D dimulai dari penerimaan SPM secara lengkap dan benar dan dilakukan pengujian substantif dan formal oleh Seksi Perbendaharaan. Setelah tahap


(34)

pengujian selesai, berikutnya penerbitan SP2D dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN oleh KPPN dilakukan berdasarkan SPM yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran (pasal 3 ayat 1)

b. Pembayaran dilakukan dengan penerbitan SP2D oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN) (pasal 3 ayat 2)

c. Berdasarkan SPM yang disampaikan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran, KPPN menerbitkan SP2D yang ditujukan ke Bank Operasional Mitra kerjanya (pasal 12 ayat 1)

d. KPPN menolak permintaan pembayaran yang diajukan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dalam hal : Pengeluaran untuk MAK yang melampaui pagu dan/ atau Tidak didukung bukti pengeluaran yang sah sesuai ketentuan (pasal 12 ayat2)

1. Batas waktu penerbitan SP2D (pasal 12 ayat 3)

Waktu penerbitan SP2D SPM-UP/SPM-TU/SPM-GU dan SPM-LS paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPM secara lengkap. Untuk pembayaran gaji induk (gaji bulanan, PNS pusat), SPM sudah harus diterima paling lambat tanggal 15 bulan sebelumnya. SP2D diterbitkan paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum awal bulan pembayaran gaji. Pembayaran non


(35)

gaji induk (non gaji bulanan) SP2D diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya SPM.

2. Batas waktu pengembalian SPM

Paling lambat hari kerja berikutnya sejak diterimanya SPM berkenan.

3.3.2 Pembahasan Pelaksanaan SOP SP2D belanja Pada Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

SP2D yang telah diterbitkan dibuatkan daftar pengujinya, yaitu Daftar Pengantar SP2D yang berfungsi kontrol dari Kepala Kantor atas penyelesaian SP2D. Daftar penguji ini ditandatangani oleh Seksi Bank atau Seksi Bendahara Umum dan Kepala KPPN serta dibubuhi stempel timbul kepala KPPN. Daftar Penguji juga digunakan sebagai kontrol atas penyampaian SP2D ke Bank Operasional dan tanda terima bahwa SP2D tersebut telah diserahkan kepada bank. SP2D yang tidak dibuatkan Daftar Penguji tidak dapat dicairkan oleh bank karena dianggap tidak sah. Daftar Penguji ini dibuat rangkap tiga di mana pendistribusiannya adalah sebagai berikut: (1) Bank untuk pertinggal, (2) Bank untuk ditandatangani dan diserahkan kembali kepada KPPN, dan (3) pertinggal di KPPN.

Selanjutnya Bank Operasional sesuai Pasal 5 ayat (3) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 59/PB/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Rekening Pengeluaran KPPN Bersaldo Nihil dalam Rangka melakukan pencairan dana setelah menerima SP2D, dengan cara:


(36)

a. Melakukan penarikan dana dengan mendebet RPK BUN-P sesuai dengan jumlah SP2D yang akan dibayarkan dan mengkredit rekening Bank Operasional I

b. Pada saat itu juga Bank Operasional I melakukan pencairan dana dengan mendebet rekening BO I untuk untung rekening yang ditunjuk sesuai SP2D.

Selanjutnya pada ayat (5) peraturan di atas, BO I melakukan pencairan/ pemindahbukuan dana sesuai dengan:

a. Tanggal yang dicatat sama dengan tanggal dan jumlah yang dicatat di kolom penerimaan

b. Nomor, Nama Rekening, dan Nama Bank/Kantor Pos yang dtunjuk

c. Jumlah uang

Sebagaimana tercantum dalam SP2D atau Surat Perintah Transfer, Pencairan dana harus dilakukan pada tanggal penerbitan SP2D. Namun hal ini kadang tidak dapat dilaksanakan secara maksimal akibat masih adanya pengembalian SP2D, yang salah satu mekanisme penyelesaiannya adalah dengan penerbitan Ralat SP2D, Penerbitan Ralat SP2D ini menjadikan penghambat proses pencairan dana yang cepat dan tepat sesuai dengan tanggal SP2D pada KPPN.


(37)

Kelebihan :

1. Pencairan dana lebih tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti admnistrasi yang dapat dipertanggung jawabkan

2. Lebih transparan dan sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan oleh Peraturan Pemerintah

3. Permintaan pembayaran atau tagihan kepada Pengguna Anggaran/Barang dan atau Kuasa Pengguna Anggaran/Barang tersebut sesuai dengan DPA-SKPD dan Rencana Operasional Kegiatan (ROK)

Kelemahan :

Pencairan dana sebagaimana ketentuan di atas harus dilakukan pada tanggal penerbitan SP2D. Namun hal ini kadang tidak dapat dilaksanakan secara maksimal akibat masih adanya pengembalian SP2D, yang salah satu mekanisme penyelesaiannya adalah dengan penerbitan Ralat SP2D. faktor-faktor penyebab masalah utama atau penyebab masih adanya penerbitan Ralat SP2D ke Bank Operasional I pada KPPN adalah :

1. Sistem dan Prosedur yang belum memadai 2. Data pendukung yang belum memadai


(38)

LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Dalam Menempuh Jenjang S1 Program Studi Akuntansi

Oleh: Asep Lalan Hadiat

21108100

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ablo dan Reinikka. 1998. Pengalokasian Belanja Fisik dalam Anggaran Pemerintah Daerah

Bastin, Indra.2006. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga

Halim, Abdul.2007.Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat

Keefer dan Khemani. 2003. Pengalokasian Belanja Fisik dalam Anggaran Pemerintah Daerah.

Modul diklat pencairan anggaran belanja daerah.

Modul Pengajaran Provinsi Jawa Barat.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.134/PMK 06/2005. (http://ciptakarya.pu.go.id)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. (http:// www.Google.co.id/search.)

Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 13 dan No. 59 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pemerintah.


(40)

Uang Persediaan (http://syukriy.wordpress.com/2009/08/09/uang-persediaan/) Undang-undang Nomor. 32 Pasal 157 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.


(41)

65

Nim : 21108100

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 April 1991

Agama : Islam

Alamat : Jln. Cipamokolan RT.06/01 No.220 Bandung 40292

Email : Lalanhadiat@yahoo.com

Data Pendidikan Formal :

1. Tahun 1996 – 2002 : SDN Rancaloa I Bandung 2. Tahun 2002 – 2005 : SMPN 31 Bandung 3. Tahun 2005 – 2008 : SMAN 25 Bandung


(42)

66

3. Tahun 2005 – 2008 : Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI Bandung

Data Pengalaman Kerja :


(43)

i

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang, karena berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Pelaksanaan SP2D Belanja Pada Dinas Permukiman Dan Perumahan Propinsi Jawa Barat”. Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Hasil Kerja Praktek ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari isi maupun pembahasannya. Hal ini tidak lain karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Selain itu penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu penulis. Sehingga Laporan Hasil Kerja Praktek dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(44)

ii

Universitas Komputer Indonesai Bandung.

4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si selaku Sekretaris Prodi Akuntansi.

5. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.

6. Linda Widianti, SE selaku Pembimbing dalam Kerja Praktek Pada Dinas Permukiman dan Perumahan yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.

7. Dra. Nina Sriyani selaku Kepala Sub Bagian Keuangan Pada Dinas Permukiman dan Perumahan yang telah meluangkan waktunya dan menerima penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek di Instansi tersebut.

8. Untuk Kedua Orang Tua Bapak Ayub dan Ibu E.maryati , penulis ucapkan banyak terima kasih untuk semua yang telah diberikan kepada penulis atas doa, dukungan baik moral maupun materil, dan kasih sayang. Semoga kalian diberi kesehatan dan rejeki yang berlimpah serta dalam lindungan Allah SWT.


(45)

iii

10.Untuk Temen - temen Dewi, Delita Iman, Slamet, Imam, Saefulloh, Mutaqin, Genda, Adit, Andi, Balok dll. yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, Penulis Ucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan candaannya.

Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak atas terselesaikannya laporan ini. Semoga laporan kerja praktek ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandung, Desember 2011 Penulis

Asep Lalan Hadiat


(46)

(1)

65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Asep Lalan Hadiat

Nim : 21108100

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 April 1991

Agama : Islam

Alamat : Jln. Cipamokolan RT.06/01 No.220 Bandung 40292

Email : Lalanhadiat@yahoo.com

Data Pendidikan Formal :

1. Tahun 1996 – 2002 : SDN Rancaloa I Bandung 2. Tahun 2002 – 2005 : SMPN 31 Bandung 3. Tahun 2005 – 2008 : SMAN 25 Bandung


(2)

66 Data Pendidikan Non Formal :

1. Tahun 2000 – 2002 : Sekolah Sepak Bola (SSB) Yayasan Cinta Persib 2. Tahun 2003 – 2004 : Sekolah Sepak Bola (SSB) Saswco MM

3. Tahun 2005 – 2008 : Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI Bandung

Data Pengalaman Kerja :


(3)

i

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr Wb.,

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang, karena berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Pelaksanaan SP2D Belanja Pada Dinas Permukiman Dan Perumahan Propinsi Jawa Barat”. Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Hasil Kerja Praktek ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari isi maupun pembahasannya. Hal ini tidak lain karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Selain itu penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu penulis. Sehingga Laporan Hasil Kerja Praktek dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(4)

ii

2. Prof. Dr.Hj. Umi Narimawati, Dra.,S.E., M.Si., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesai Bandung.

4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si selaku Sekretaris Prodi Akuntansi.

5. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.

6. Linda Widianti, SE selaku Pembimbing dalam Kerja Praktek Pada Dinas Permukiman dan Perumahan yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.

7. Dra. Nina Sriyani selaku Kepala Sub Bagian Keuangan Pada Dinas Permukiman dan Perumahan yang telah meluangkan waktunya dan menerima penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek di Instansi tersebut.

8. Untuk Kedua Orang Tua Bapak Ayub dan Ibu E.maryati , penulis ucapkan banyak terima kasih untuk semua yang telah diberikan kepada penulis atas doa, dukungan baik moral maupun materil, dan kasih sayang. Semoga kalian diberi kesehatan dan rejeki yang berlimpah serta dalam lindungan Allah SWT.


(5)

iii

9. Pak Sigit, Pak Yayat, Ibu Sintia, dan seluruh pelaksana Seksi Pelayanan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

10.Untuk Temen - temen Dewi, Delita Iman, Slamet, Imam, Saefulloh, Mutaqin, Genda, Adit, Andi, Balok dll. yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, Penulis Ucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan candaannya.

Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak atas terselesaikannya laporan ini. Semoga laporan kerja praktek ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandung, Desember 2011 Penulis

Asep Lalan Hadiat


(6)