BAB V PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ABAD PERTENGAHAN
A. MASA RENAISSANCE
Renaissance adalah gerakan maknawiyah, yang merupakan reaksi terhadap sikap hidup abad pertengahan. Renaissance kelahiran kembali kebudayaan klasik. Orang
kembali mempelajari bahasa latin dan Yunani serta filsafatnya. Ciri dari masa ini adalah manusia ingin bebas dari ikatan abad pertengahan dan berusaha mencari pedoman baru
dalam kebebasan individu. Cita-cita menjadi pendeta mulai ditinggalkan, mengarah pada masa kejayaan Republik Romawi. Cita-cita tersebut mendorong dipelajarinya berbagai
pengetahuan. Berbagai aliran muncul pada masa ini, seperti: humanisme, reformasi, dan kontra reformasi.
1. Humanisme
Lahir di Italia, pelopornya Petrarca dan Bocaccio. Dalam aliran humanisme, Tuhan sebagai pusat norma tertinggi ditinggalkan, cita-cita manusia dicari pada diri manusia
sendiri. Ukuran kebenaran, kesusilaan, keindahan, dicari dan didapatkan pada manusia. Dampak bagi pendidikan dan pengajaran: alat pendidikan yang terpenting adalah
mempelajari peradaban klasik. Tujuan utama pengajaran mempelajari peradaban klasik, bahasa Yunani dan bahasa
Latin. Pendidikan jasmani juga mendapat tempat terhormat. Akibatnya, pendidikan intelek mempunyai tempat yang terhormat dan menjadi maju, sedangkan pendidikan agama
menjadi terbelakang. Dasar pendidikan etika tidak lagi agama, tetapi etika alam. Tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia berani, bebas, dan
gembira. Berani diartikan sebagai percaya kepada diri sendiri, bukan taat kepada kekuasaan
Tuhan seperti jaman pertengahan. Berani pula untuk memperoleh kemashuran yang telah dicita-citakan oleh ahli filsafat pada jaman Yunani dan Romawi. Bebas diartikan lepas dari
ikatan gereja dan tradisi, berkembang selaras, individualistis, bukan manusia kolektifistis seperti pada abad pertengahan. Gembira berarti menunjukkan dirinya kepada kenikmatan
duniawi, bukan kepada keakhiratan seperti abad pertengahan. Pengaruh humanisme dalam organisasi sekolah: orang berpendapat bahwa negara
harus turut campur dalam pengelolaannya. Pengaruh dalam penetapan bahan pelajaran: terdiri dari artes liberalis yang 7, dengan ditambah ilmu alam, menggambar, dan puisi.
2. Reformasi
Awalnya muncul di Jerman, dipelopori oleh Luther dan Calvijn. Reformasi merupakan reaksi terhadap tindakan gereja yang pada masa itu membebani rakyat dengan
bermacam pajak. Penagnut aliran ini ingin kembali pada ajaran nasrani, dan hanya mengakui injil sebagai satu-satunya sumber kepercayaan. Mereka menyangkal kekuasaan
Paus dan konsili-konsili permusyawaratan gereja, karena pertentangan itulah mereka disebut kaum protestan.
Berbeda dengan humanisme yang bersifat aristokratis tertuju hanya kepada lapisan atas, dan membentuk sarjana; reformasi bersifat lebih demokratis, tertuju kepada seluruh
lapisan masyarakat. Dalam hal kepentingan, humanisme lebih tertuju pada kepentingan ilmu pengetahuan, estetika dan filsafat, sedangkan dalam reformasi mengutamakan kepentingan
agama dan tidak setuju dengan filsafat Yunani. Bagi reformasi, bahasa latin dan Yunani hanya untuk memahami injil. Beberapa tokoh reformasi:
1. Luther
Merupakan seorang reformator dari Jerman. Pemikirannya dalam pendidikan: a.
semua anak harus mengunjungi sekolah; b.
anak-anak belajar hanya beberapa jam sehari, selebihnya waktu digunakan untuk mempelajari pekerjaan tangan;
c. anak perempuan belajar satu jam dalam sehari, selebihnya mereka mengerjakan
pekerjaan rumah tangga; d.
anak-anak miskin yang betul-betul pintar saja yang disuruh belajar; e.
posisi guru dihargai tinggi; f.
pelajaran agama dianggap sebagai pelajaran paling penting.
Dalam karyanya, luther menterjemahkan injil dalam bahasa Jerman dan memberikan lagu-lagu agama. Dalam perjuangannya ia banyak mendapat bantuan dari raja-raja yang
ingin melepaskan diri dari kekuasaan Paus Roma. Dalam penyelenggaraan pendidikan, negara ikut bertanggungjawab atas pengajaran, bukan lagi gereja seperti pada agama
Katolik.
2. Calvijn
Dalam buku-bukunya ia banyak mengungkapkan tentang pentingnya pendidikan, serta pengaruhnya di dalam rumah tangga dan pendidikan agama. Dalam hal bahasa, Calvijn
lebih mementingkan pelajaran bahasa latin. Di Geneva didirikan sebuah gymnasium yang juga memberikan pelajaran rendah dan satu sekolah tinggi.
3. Zwingli
Daerah yang dipengaruhi Zwingli lebih kecil dibandingkan Luther maupun Calvijn. Dalam paham paedagogisnya, pelajaran bahasa klasik adalah penting. Ilmu pengetahuan
dan ilmu pasti harus diajarkan, tetapi tidak boleh mengambil waktu terlalu banyak. Pendapatnya yang baru adalah bahwa setiap murid harus mempelajari satu pekerjaan
tangan. Ia mendirikan sekolah di Zurich, yang kemudian menjadi universitas.
3. Kontra Reformasi