PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

Oleh: SANIAH

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata palajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung melalui metode inkuiri.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), melalui siklus berdaur ulang. Setiap siklus dilaksanakan berdasarkan empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perolehan hasil setiap siklus mengalami peningkatan. Siklus I pertemuan pertama hasil aktivitas siswa 52,8% dengan rata-rata nilai 63,80. Siklus I pertemuan kedua hasil aktivitas siswa 68% dengan rata-rata nilai 67,20. Siklus II pertemuan pertama hasil aktivitas siswa 84,2% dengan rata-rata nilai 69,30. Siklus II pertemuan kedua hasil aktivitas siswa 96% dengan rata-rata nilai 73,00. Pada kinerja guru diketahui bahwa penggunaan metode inkuiri sangat tepat untuk pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dengan perolehan hasil setiap siklus yang mengalamai peningkatan. Siklus I pertemuan pertama 83,1%, siklus I pertemuan kedua 86,7%, siklus II pertemuan pertama 89,1%, siklus II pertemuan kedua 91,5%.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) telah dilaksanakan sejak pemerintah berupaya mengubah paradigma penyelenggaraan sistem pendidikan dengan memberikan otonomi pendidikan dan sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan semakin pesat dan makin menuntut sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk meningkatkan SDM tersebut tentunya mutu pendidikan harus ditingkatkan. Menyadari pentingnya proses peningkatan SDM pemerintah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas.

Mutu pendidikan erat kaitanya dengan prestasi belajar, mutu pendidikan dikatakan baik apabila prestasi belajar tinggi, untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi diperlukan proses belajar yang baik dan bermutu.

Pendidikan IPA di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan


(3)

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Keberhasilan pembelajaran IPA ditentukan oleh bagaimana guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan menilai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih ditemukan berbagai masalah antara lain bahwa hasil pembelajaran IPA masih kurang baik sebagai akibat kurang baiknya sistim evaluasi dan metode pembelajaran yang monoton tidak bervariasi, membosankan yang menekankan pada mengingat dan memahami saja. Sehubungan dengan hal tersebut pembelajaran IPA pada umumnya hanya berkisar pada ranah pengetahuan (Kognitif) belum pada afektif dan psikomotor. Hal ini terlihat dipembelajaran IPA di SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung berdasarkan observasi kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung. Secara umum siswa jika ditanya yang bersifat hafalan mereka cepat sekali bisa menjawab. Tetapi jika pertanyaan yang bersifat pemahaman dan ketrampilan siswa lama sekali menjawab bahkan tidak bisa. Siswa tidak begitu antusias mengikuti pelajaran, hal ini bisa dilihat dari 25 siswa kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung hanya 10 siswa yang mau berinteraksi secara aktif. Aktivitas dan prsetasi belajar siswa dalam pelajaran IPA masih rendah. Pada tahun pelajaran 2012/2013 nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 6,00. Dari 24 siswa yang ada hanya 40% yang nilainya sudah mencapai KKM, sisanya 60% masih jauh di bawah KKM.


(4)

Rendahnya prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA dipengaruhi oleh kurang aktifnya siswa mengikuti pelajaran, karena siswa kurang tertarik pada cara penyajian materi yang banyak berpusat pada guru yang menggunakan metode ceramah, Kurangnya kesempatan berinteraksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa. Dalam pembelajaran guru banyak memberikan penjelasan. Hal ini menyebabkan siswa kurang mendapatkan pengalaman belajar dari temannya. Kepada guru kurang berani menyampaikan, sedangkan dengan temannya belum ada pembiasaan, sehingga menyebabkan sulitnya berinteraksi, kurangnya motivasi siswa dalam menyampaikan gagasan, karena guru kurang memberi penguatan kepada siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya dan kurangnnya waktu yang diberikan kepada siswa untuk berinteraksi dengan media/ sumber belajar/ alat peraga.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut memberikan dampak pembelajaran IPA menjadi kurang menarik, hal ini mempengaruhi menurunnya peran aktif siswa dalam memahami konsep IPA dalam pembelajaran dan akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa.

Atas dasar hal tersebut perlu adanya suatu tindakan yang dapat meningkatkan pembelajaran IPA. Adapun salah satu tindakan yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar IPA adalah dengan menggunakan metode inkuiri dan diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat


(5)

memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Berdasarkan uraian di atas agar prestasi dan keaktifan belajar siswa dapat meningkat maka penulis tertarik melakukan penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bnadar Lampung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPA mayoritas masih berada di bawah KKM (nilai 60)

2. Pembelajaran IPA pada umumnya hanya pada pemberian pengetahuan kognitip belum pada afektif dan psikomotor

3. Kurangnya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan menggali sendiri pengetahuannya

4. Informasi yang disampaikan guru saat pembelajaran terlalu cepat sehingga siswa kurang bisa memaknai dan memahami

5. Kurangnya waktu yang diberikan kepada siswa untuk berinteraksi dengan media atau alat peraga

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti akan merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:


(6)

Apakah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA melalui metode inkuiri pada siswa kelas V SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanafaat:

1. Bagi siswa, untuk dapat meningkatkan prestasi belajar dan menciptakan suasana baru dalam pembelajaran IPA, diharapkan menumbuhkan sikap positif terhadap pemahaman IPA, serta meningkatkan semangat dan aktivitas siswa.

2. Bagi Guru, menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan IPA melalui metode inkuiri dan dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa 3. Bagi Sekolah, dapat menjadi sumbangan untuk meningkatkan


(7)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Hamalik (2001: 28) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Sedangkan, menurut Sardiman. (2003: 22 belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, melalui proses interaksi manusia dengan lingkungannya.

Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur, yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran Hamalik (2001: 121). Pembelajaran tidak hanya terbatas pada peristiwa-peristwa yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung


(8)

pada proses belajar yang meliputi kegiatan-kegiatan yang diturunkan dari bahan-bahan cetak, gambar, radio, televise, film, maupun kombinasi dari bahan-bahan-bahan-bahan tersebut.

Menurut Miarso (2007: 46) mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para siswa melalui prosedur yang tepat.

Dengan demikian agar terjadi belajar yang bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimilki siswa dan membantu memadukan secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang diajarkan.

2.2 Hasil Belajar

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Surahmad (1997: 88) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam memepelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Berdasarkan penegertian di atas, maka dapat djelaskan bahwa hasil belajar merupakan tungkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak


(9)

dan menilai informasi – informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar serta suatu hasil yang dicapai dalam aktifitas untuk mendapat suatu kepandaian atau sebuah tingkah laku yang lebih baik.

2.3Metode Pembelajaran

2.3.1Pengertian Metode Pembelajaran

Pemeberian kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses pengajatan dilakukan guru–guru di sekolah dengan menggunakan cara– cara atau metode tertentu. Cara–cara demikianlah yang dimaksudkan sebagai metode pengajaran.

Menurut Surakhmad (dalam Subroto 1997: 53) menyatakan bahwa metode pengajaran adalaah cara–cara pelaksanaan dari pada suatu proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada siswa-siswa di sekolah. Sedangkan menurut Djamarah (1997: 53) metode adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.

2.3.2 Pengertian Metode Inkuiri

Kata inkuiri sering juga dinamakan heuriskin yang berasal dari bahasa yunani, yang memiliki arti saya menemukan. Metode inkuiri berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan


(10)

masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006: 196) bahwa “Metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan”. Sedangkan Piaget (dalam Mulyasa,2008: 108) mendefenisikan metode inkuiri sebagai metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.

Dalam penerapannya di bidang pendidikan, ada beberapa jenis metode inkuiri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sund and Trowbridge (dalam Mulyasa,2006: 109) bahwa Jenis-jenis metode inkuiri adalah sebagai berikut: 1. Inkuiri terpimpin (Guide inquiry)

Inkuiri terpimpin digunakan terutama bagi siswa yang belum mempunyai pengalaman belajar dengan metode inkuiri. Dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru dan para siswa tidak merumuskan permasalahan.


(11)

2. Inkuiri bebas (Free inkuiry).

Pada inkuiri bebas siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini, siswa harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya adalah inquiry role approach yang melibatkan siswa dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelmpok tugas memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasi proses. 3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (Modified free inquiry)

Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

2.3.2.1 Karakteristik Metode Inkuiri

Menurut Sanjaya (2006: 197) Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam metode pembelajaran inkuiri, yaitu:

1. Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan


(12)

demikian, metode pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. 3. Tujuan dari penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mngembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demkian, dalam metode inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.

Seperti yang dapat disimak dari penjelasan di atas, maka metode inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach) yang memiliki perbedaan dengan metode konvensional. Oleh karena itu, penulis berusaha mengemukakan beberapa perbedaan antara metode inkuiri dengan metode konvensional dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar di kelas, sebagai berikut:

2.3.2.2 Komponen-komponen metode inkuiri

Metode pembelajaran inkuiri memiliki beberapa komponen. Sebagaimana yang dikemukakan Garton (2005: 23) bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki 5 komponen yang umum yaitu:

1. Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena.


(13)

2. Student Engangement. Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan dalam menciptakan sebuah produk dalam mempelajari suatu konsep.

3. Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. 4. Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa

diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.

5. Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.

2.3.2.3Prinsip-prinsip metode inkuiri

Dalam pelaksanaan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas, ada beberapa prinsip-prinsip yang perlu menjadi fokus perhatian bagi seorang guru. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri diharapkan dapat berjalan secara maksimal sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Menurut Sanjaya (2006:199) ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru dalam penggunaan metode inkuiri, yaitu: 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga


(14)

berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

2. Prinsip interaksi

Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru sebagai pengatur lingkungan yang mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

3. Prinsip bertanya

Kemampuan guru dalam bertanya pada pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri sangat diperlukan. Sebab dengan memberikan pertanyaan kepada siswa akan melatih kemampuan berpikirnya. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, baik bertanya untuk melacak maupun bertanya untuk menguji kemampuan.

4. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi


(15)

seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan; baik otak reptil, otak limbik maupun otak neokortek.

5. Prinsip keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam metode inkuri, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesisnya dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

2.3.2.4Langkah-langkah metode inkuiri

Menurut Sanjaya (2006:201) mengemukakan Secara umum bahwa proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.


(16)

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka teki. Persolan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Sanjaya (2006: 202)

2.3.2.5Kelebihan dan kekurangan metode inkuiri

Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sebab metode inkuiri sebagai sebagai metode pembelajaran memiliki beberapa keunggulan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006: 2008) bahwa metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

1) Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

2) Metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.


(17)

3) Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan.

4) Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Metode inkuiri sebagai salah satu metode pembelajaran di samping memiliki banyak keunggulan juga memiliki kelemahan, diantaranya:

1. Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

2. Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar

3. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 4. Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai

materi pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

2.4 Pembelajaran IPA

Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semasta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang


(18)

diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya Darmojo (1992: 3)

Jadi, kesimpulan dari uraian di atas IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek serta menggunakan metode ilmiah.

2.4.1 Tujuan dan Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

Menurut Depdiknas (2004: 3) Tujuan kurikuler Ilmu Pengetahuan Alam adalah:

a. Mengajarkan konsep dasar ilmu pengetahuan alam

b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan krestif, inkuiri

c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusian.

2.4.2 Ruang Lingkup Pembelajaran Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

Menurut Depdiknas (2004: 3) pada dasarnya ruang lingkup mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam yang diajarkan di sekolah dasar meliputi:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.


(19)

2.5 Hipotesis

Berdasarkan ruang lingkup penelitian dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Jika pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode inkuiri, maka prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung akan meningkat.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2008: 76) ada tiga pengertian yang dapat diterangkan sebagai berikut: Penelitian merujuk pada suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu, untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat, dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa Kelas dalam hal ini tidak terkait pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian lebih spesifik.

Dari pengertian di atas peneliti menggunakan PTK untuk menguji hipotesis penelitian dalam meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Sukabumi melalui metode inkuiri. Penelitian tindakan kelas yang dipilih adalah bentuk penelitian melalui refleksi diri yaitu guru mengumpulkan data dan praktiknya sendiri, guru mencoba melihat kembali apa yang dikerjakannya dengan


(21)

memperhatikan dampak yang timbul. Penelitian terdiri dari sikuls-siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Bagan1 Model Penelitian Tindakan Kelas

PERENCANAAN

SIKLUS 1

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

SIKLUS II

REFLEKSI


(22)

3.2Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung Bandar Lampung yang berjumlah 25 orang siswa, terdiri dari 16 perempuan dan 9 laki-laki.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung, pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.4Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu; Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi (Susharmi 2007). Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan prosedur penelitian seperti berikut ini:

1. Perencanaan.

Uraian langkah-langkah kolaborasi yang dilakukan, fakta-fakta empiris yang diperlukan dalam rangka tindakan, sosialisasi esensi tindakan dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada guru sejawat dan siswa, perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan disiapkan dan dikembangkan.

2. Pelaksanaan

Uraikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dikembangkan pada langkah perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran ini


(23)

akan sesuai dengan hakikat teori yang mendasari strategi pembelajaran, atau sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang diadaptasi.

3. Observasi/Evaluasi.

Observasi dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan. Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa dengan guru.

4. Refleksi.

Hasil observasi dan evaluasi selanjutnya direfleksi tingkat ketercapaiannya baik yang terkait dengan proses maupun terhadap hasil tindakan. Refleksi ini bertujuan untuk memformulasikan kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-kelemahaman dan atau hambatan-hambatan yang mengganjal upaya dalam pencapaian tujuan secara optimal, dan respon siswa.

3.4.1 Tindakan Siklus 1

Perencanaan

1. Merencanakan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses belajar mengajar

2. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

Standar Kompetensi : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses

Kompetensi Dasar : 4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap


(24)

Indikator : 1. Menuliskan data tentang sifat benda, seperti bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau sebelum dan sesudah mengalami perubahan dari hasil

2. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perubahan pada benda.

3. Mengidentifikasi benda yang dapat dan yang tidak dapat kembali ke wujud semula setelah mengalami suatu proses 4. Mendeskripsikan kondisi benda setelah mengalami proses

berdasarkan pengamatan.

3. Menentukan skenario pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri 4. Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan

5. Menyusun lembar kerja siswa 6. Mengembangkan format evaluasi

7. Mengembangkan format observasi pembelajaran Pelaksanaan

1. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran

a. Membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah

b. Membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka teki 2. Guru memberikan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin

tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu masalah.

a. Saat Ade berulang tahun, Ibu mmebuatkan kue tar. Untuk menghiasinya, Ibu memanaskan cokelat lalu mengguyurkannya ke kue tar Itu. Ade


(25)

mengamati bahwa cokelat yang semula padat, menjadi cair setelah dipanaskan Ibu. Setelah kue tar didinginkan di lemari pendingin, cokelat itu mengeras lagi seperti semula, hanya bentuknya berubah karena telah menjadi hiasan kue. Termasuk perubahan apakah yang terjadi pada ceoklet itu? Jelaskan!

b. Iwan ingin membuat teh hangat, tetapi tidak ada air panas. Ia mulai memasak air. Agar cepat mendidih, ia hanya memasukkan segelas air ke dalam panci. Setelah air mendidih, ia menuangkannya pada gelas semula, tetapi air tersebut ternyata tidak penuh seperti semula. Ke manakah air yang berkurang itu? Ap ayng menyebabkan air berkurang? Jelaskan alasanmu!

3. Siswa terlibat aktif dalam menciptakan sebuah produk dalam mempelajari suatu konsep untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru.

4. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan.

5. Dalam menjawab permasalahan, siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan.

6. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, dan lain sebagainya.

7. Setiap kelompok melakukan presentasi hasil penemuan di depan kelas 8. Siswa mengerjakan lembar kerja siswa


(26)

Observasi dan Evaluasi

Hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa. Refleksi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi hasil pembelajaran, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa

3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya

3.4.2 Perbaikan Siklus II Perencanaan

1. Mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah

2. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar 3. Pengembangan program tindakan II

Pelaksanaan

1. Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I sesuai dengan alternative pemecahan masalah yang sudah ditemukan.

2. Melakukan apersepsi tentang hubungan materi minggu lalu dengan yang materi akan dipelajari


(27)

Apa sajakah perubahan pada cokelat sebelum di panaskan dengan setelah dimasukkan ke dalam lemari pendingin? Apakah cokelat merupakan perubaan sementara atau perubahan tetap?

3. Siswa secara berkelompok membuat produk untuk menjelaskan suatu masalah untuk dipresentasikan

4. Siswa bertanya jawab dan tetap mendapatkan bimbingan dari guru 5. Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa

Observasi dan Evaluasi

Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan. Refleksi

1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada silkus II berdasarkan data yang terkumpul

2. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II 3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi 4. Evaluasi tindakan II

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan.

1.5Tekhnik Pengumpulan data 1.Observasi

Menurut Ahmad (2008: 107) Observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.


(28)

Observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara member tanda ceklis pada lembar observasi ang telah disiapkan peneliti.

2. Tes Formatif

Tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran.

1.6Tekhnik Analisa Data

Kegiatan analisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Analisa Kualitatif

Analisa data kualititaif pada penelitian ini, menggunakan analisa deskrpitif kualitiatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui aktvitas belajar siswa setiap siklus menggunakan lembar observasi.

2. Analisa Kuanititatif

a. Penilaian hasil belajar (rata-rata)

Untuk memeproleh hasil belajar siswa dapat diambil dari rata-rata tes yang diperoleh setiap siklus (Khotimah, 2009)

X = ∑X : ∑N Keterangan:

X : Nilai Rata-rata ∑X : Jumlah semua nilai


(29)

b. Penilaian ketuntasan belajar

P = ∑siswa yang tuntas belajar : ∑ siswa X 100%

Siswa dapat dikategorikan aktif dan tuntas apabila rata-rata pengamatan aktivitas dari hasil belajar mencapai rat-rata 75%.

3.7 Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan dengan indikator. Pemahaman siswa tentang materi diajarkan akan menghasilkan perubahan prestasi siswa diukur dengan tes hasil belajar. Untuk melihat perubahan prestasi belajar siswa dari aktivitas siswa dilihat dari rata-rata nilai test akhir yang diberikan setelah tindakan pada setiap akhir siklus dengan indikator yaitu siswa dinyatakan aktiv jika nilai rata-rata siswa mencapai ≥ 75%, siswa dinyatakan tuntas jika nilai hasil belajar siswa mencapai ≥ 6,5.


(30)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil

belajar siswa di kelas V SD Negeri 2 Sukabumi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu rata-rata nilai pada siklus I 65,5 meningkat pada siklus II menjadi 71,15.

2. Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 2 Sukabumi. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dari siklus I 60,4%, siklus 2 menjadi 90,1%.

3. Penggunaan metode inkuiri dapat meningkatan kinerja guru. Hal ini terlihat dari perolehan persentase dari siklus I yaitu dari 83,1% pada siklus II menjadi 91,5%.

5.2 Saran-saran

Berikut saran-saran dalam uapaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD N 2 Sukabumi:


(31)

1. Untuk guru

Diharapkan guru dapat lebih kreatif dan inofatif dalam megembangkan perangkat pembelajaran di sekolah

2. Untuk sekolah

Hendaknya sekolah menyediakan sarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran

3. Untuk siswa

Untuk siswa SD N 2 Sukabumi khusunya siswa kelas V agar lebih giat lagi dalam belajar dan lebih percaya diri dalam mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

A.M. Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmojo. 1992. Perkembangan Peserta Didik Jakarta, Universitas terbuka. Depdiknas. 2004. Krurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta:

Depdiknas

Djamrah, Syaiful Bahri. dan Aswin Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

E. Mulyasa. 2006. Metode dan tekhnik Pembelajaran. Jakarta: Rienka Cipta. Garton. 2005. Teori Metode dan Tehnik Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hamalik, Oemar. 2001. perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem.

Bandung: Bumi Aksara.

Khotimah. 2009. Penilaian Nilai Hasil Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sanjaya. 2006. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru


(33)

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

A.M. Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmojo. 1992. Perkembangan Peserta Didik Jakarta, Universitas terbuka. Depdiknas. 2004. Krurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta:

Depdiknas

Djamrah, Syaiful Bahri. dan Aswin Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

E. Mulyasa. 2006. Metode dan tekhnik Pembelajaran. Jakarta: Rienka Cipta. Garton. 2005. Teori Metode dan Tehnik Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hamalik, Oemar. 2001. perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem.

Bandung: Bumi Aksara.

Khotimah. 2009. Penilaian Nilai Hasil Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sanjaya. 2006. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru


(35)

(1)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil

belajar siswa di kelas V SD Negeri 2 Sukabumi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu rata-rata nilai pada siklus I 65,5 meningkat pada siklus II menjadi 71,15.

2. Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 2 Sukabumi. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dari siklus I 60,4%, siklus 2 menjadi 90,1%.

3. Penggunaan metode inkuiri dapat meningkatan kinerja guru. Hal ini terlihat dari perolehan persentase dari siklus I yaitu dari 83,1% pada siklus II menjadi 91,5%.

5.2 Saran-saran

Berikut saran-saran dalam uapaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SD N 2 Sukabumi:


(2)

1. Untuk guru

Diharapkan guru dapat lebih kreatif dan inofatif dalam megembangkan perangkat pembelajaran di sekolah

2. Untuk sekolah

Hendaknya sekolah menyediakan sarana yang diperlukan dalam proses pembelajaran

3. Untuk siswa

Untuk siswa SD N 2 Sukabumi khusunya siswa kelas V agar lebih giat lagi dalam belajar dan lebih percaya diri dalam mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

A.M. Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmojo. 1992. Perkembangan Peserta Didik Jakarta, Universitas terbuka. Depdiknas. 2004. Krurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta:

Depdiknas

Djamrah, Syaiful Bahri. dan Aswin Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

E. Mulyasa. 2006. Metode dan tekhnik Pembelajaran. Jakarta: Rienka Cipta. Garton. 2005. Teori Metode dan Tehnik Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hamalik, Oemar. 2001. perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem.

Bandung: Bumi Aksara.

Khotimah. 2009. Penilaian Nilai Hasil Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sanjaya. 2006. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

A.M. Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmojo. 1992. Perkembangan Peserta Didik Jakarta, Universitas terbuka. Depdiknas. 2004. Krurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta:

Depdiknas

Djamrah, Syaiful Bahri. dan Aswin Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

E. Mulyasa. 2006. Metode dan tekhnik Pembelajaran. Jakarta: Rienka Cipta. Garton. 2005. Teori Metode dan Tehnik Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hamalik, Oemar. 2001. perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem.

Bandung: Bumi Aksara.

Khotimah. 2009. Penilaian Nilai Hasil Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sanjaya. 2006. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru


(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMENANTI KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 7 27

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 9 61

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT Peningkatan Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Ipa) Melalui Metode Pembelajaran Edutainment (Education Entertainment) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Temp

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION Peningkatan Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Ipa) Melalui Metode Pembelajaran Edutainment (Education Entertainment) Pada Siswa Kelas IV SD

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAMMELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Metode Course Review Horay Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar Tahun Pelajaran

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN MELALUI METODE ROLE PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJ

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pendekatan Kontekstual Kelas Iv Sd Negeri Bantengurip Tahun 2012/2013.

0 1 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENERAPKAN MOTODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MONGGANG SEWON BANTUL YOGYAKARTA.

0 3 161

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAMATI DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY SISWA KELAS V SD NEGERI KEPUHAN, SEWON.

0 1 187