Penelitian Sebelumnya Kesejahteraan Tinjauan Pustaka

125

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Sebelumnya

Penerapan metode dalam pengembangan suatu sistem sudah banyak dilakukan. Penerapan metode ini bertujuan untuk membantu para pengambil keputusan dalam menentukkan kebijakan. Sebelumnya telah ada penelitian mengenai penanganan jaminan kesejahteraan penduduk menggunakan penalaran fuzzy. Dalam penelitian tersebut dibangun suatu sistem pendukung keputuan dengan tujuan agar dapat menyajikan informasi kesejahteraan pada distrik-distrik tertentu yang dapat membantu pihak-pihak tertentu dalam mengambil keputusan mengenai distrik-distrik mana yang harus di kembangkan Yanto, 2012. Penelitian lainnya dibawah judul “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Penduduk, membahas mengenai pengambangan sistem dengan menerapkan metode Simple Multi Attribute Rating Technique Exploiting Ranks atau yang biasa dikenal dengan metode SMARTER, dan juga metode Multi Attribute Utility Theory atau yang biasa dikenal dengan metode MAUT. Pengembangan sistem pendukung keputusan ini menggunakan bahasa pemrograman Delphi 6.0 dan basis data SQL Server Didik, 2008. Mengacu pada paparan di atas, jika penelitian sebelumnya bertujuan untuk menyajikan informasi kesejahteraan pada distrik-distrik tertentu maka penelitian kali ini dilakukan untuk menentukan tingkat kesejahteraan penduduk beberapa kabupaten dan kota di propinsi Nusa Tenggara Timur. Pada penelitian sebelumnya penentuan tingkat kesejahteraan penduduk menggunakan metode SMARTER dan metode MAUT, pada penelitian ini penentuan tingkat kesejahteraan penduduk menggunakan metode Simple Additve Weighting SAW. Selain itu, pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai kesejahteraan penduduk per kabupaten apakah ada mengalami penurunan atau peningkatan dari tahun ke tahun. Sehingga informasi yang dihasilkan diharapkan dapat membantu pemerintah dalam melaksanakan program peningkatan kesejahteraan.

2.2 Kesejahteraan

Sebagai salah satu tujuan dari suatu negara, kesejahteraan tentunya juga di muat pada peraturan Undang-Undang Republik Indonesia. Selain itu pandangan mengenai kesejahteraan juga di kemukakan oleh Badan Pusat Statistik selaku instansi pemerintahan yang bertugas menyajikan data mengenai perkembangan kesejahteraan penduduk. Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat. Badan Pusat Statistik BPS 2001 menyebutkan tentang aspek yang digunakan untuk menggambarkan suatu kesejahteraan sosial diantaranya adalah kondisi rumah tangga, luas lantai, daerah perkotaan atau pedesaan, probabilitas bayi mati sebelum 126 mencapai usia satu tahun, keluhan penduduk terhadap kesehatan, imunisasi, pasien rawat inap, status gizi, narapidana, aksi dan korban kejahatan, luas lantai, mendengarkan radio, membaca koran atau surat kabar, serta menonton televisi. BPS melakukan pengelompokan terhadap aspek-aspek tersebut menjadi beberapa kelompok indikator dalam pengukuran kesejahteraan sosial, yaitu 1 Kependudukan, 2 Kesehatan dan gizi, 3 Pendidikan, 4 Ketenagakerjaan, 5 Konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, 6 Perumahan dan lingkungan, serta 7 Kemiskinan. 2.3 Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Dalam menentukan bobot untuk setiap atribut, ada 3 pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan subjektif, pendekatan objektif dan pendekatan integrasi antara subjektif dan objektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subjektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subjektivitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektivitas dari pengambil keputusan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM yaitu Simple Additive Weighting Method SAW, Weighted Product WP, ELECTRE, Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS, Analytic Hierarchy Process AHP Kusumadewi S. Dkk, 2006. 2.4 Metode Simple Additive Weighting SAW Metode Simple Additive Weighting SAW merupakan suatu metode yang biasa diterapkan pada suatu sistem pendukung keputusan dalam penyelesaian masalah dengan banyak kriteria penentu dan alternatif. Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat Suryadi Ramdani, 2002. Sederhananya sistem pendukung keputusan ialah salah satu solusi yang membantu manusia dalam pengambilan suatu keputusan karena memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan secara cepat dan tepat. Namun sistem pendukung keputusan tidak mengambil peran pengambil keputusan secara mutlak tetapi sifatnya hanya mendukung atau membantu pengambilan keputusan saja bukan menggantikannya, sehingga keputusan akhir tetap di tangan pengambil keputusan Hermawan, 2004. Metode SAW juga merupakan salah satu metode yang sering digunakankan ketika data yang gunakan merupakan data yang tidak stabil atau dapat berubah-ubah sehingga perlu dilakukan analisa sensitivitas, hal ini dikarenakan metode SAW memungkinkan peneliti mengubah bobo dari atribut Memariani, dkk, 2009. Metode Simple Additive Weighting SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. SAW 127 membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan X ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. [1a] [1b] Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif Vi diberikan sebagai: [2] Vi merupakan rangking untuk setiap alternatif, wj adalah nilai bobot dari setiap kriteria dan rij adalah nilai rating kinerja ternormalisasi. Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih Kusumadewi S. Dkk, 2006. Kelebihan dari metode Simple Additive Weighting adalah perubahan linear yang proporsional atau sebanding dari data mentah, yang berarti bahwa besarnya urutan relatif dari nilai standar tetap sama Manokaran, E., dkk, 2012. 2.5 Himpunan Fuzzy Bahu Daerah yang terletak pada ditengah-tengah suatu variabel yang dipresentasikan dalam bentuk segitiga, pada bagian kiri dan kanan akan naik dan turun tetapi terkadang salah satu dari sisi tersebut tidak mengalami perubahan. Himpunan fuzzy bahu digunakan untuk mengakhiri suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah, begitu juga bahu kanan bergerak dari salah ke benar. Selain bahu kiri dan bahu kanan, himpunan fuzzy bahu ini terdiri dari himpunan fuzzy segitiga Kusumadewi, 2006.

3. Metode Penelitian