Perancangan metode Metode Penelitian

130 Mengacu pada gambar 3, pada class diagram terdapat tiga kelas analisis yaitu boundary , controller dan entity . Boundary berfungsi sebagai form untuk melakukan pengolahan data, minimal ada satu boundary untuk setiap interaksi. Entity biasanya digunakan untuk menangani masuk keluarnya data pada database, tabel pada database biasanya menjadi entity sedangkan controller merupakan penghubung antara boundary dan entity . Pada sistem penentuan tingkat kesejahteraan ini terdapat 5 boundary yaitu boundary alternatif, kriteria, kesejahteraan, variabel kriteria dan laporan. Sama halnya dengan boundary, pada sistem ini terdapat 6 entity yang mana menggambarkan tabel- tabel pada database yang digunakan pada sistem penentuan tingkat kesejahteraan yaitu tabel alternatif, tabel kriteria, tabel kesejahteraan, tabel variabel kriteria, dan juga table laporan.

3.3 Perancangan metode

Simple Additive Weighting Penentuan tingkat kesejahteraan penduduk menggunakan beberapa kriteria untuk menentukan nilai atau tingkat kesejahteraan penduduk. Bertujuan untuk mempermudah pengolahan data atau perhitungan tingkat kesejahteraan maka di terapkan metode yang dapat menyelesaikan permasalahan yang melibatkan banyak kriteria yaitu metode Simple Additive Weighting SAW. Karena metode SAW merupakan salah satu metode dari model FMADM, maka penentuan bobot dan nilai variabel setiap kriteria harus menggunakan Fuzzy-Attribute Decision Making FMADM. Pada penentuan tingkat kesejahteraan penduduk menurut kabupatenkota menggunakan 7 kriteria yaitu kependudukan, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, perumahan, pengeluaran dan kemiskinan. Dari setiap kriteria dipilih satu hal yang dianggap paling bisa menggambarkan kriteria tersebut. Berikut ini merupakan kriteria yang digunakan untuk menentukan kesejahteraan penduduk menurut kabupatenkota. Tabel 1. Kriteria kesejahteraan Kriteria Keterangan C1 Kependudukan Kepadatan penduduk per KM 2 C2 Ketenagakerjaan Persentase penduduk yang berkerja terhadap angkatan kerja C3 Pendidikan Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas dan pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan SMASMK – S3 C4 Kesehatan Persentase atau angka kesakitan penduduk C5 Perumahan Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik C6 Pengeluaran Persentase pengeluaran perkapita setiap bulan minimal Rp. 200.000 C7 Kemiskinan Persentase kemiskinan penduduk Mengacu pada tabel 1, dari masing-masing kriteria tersebut akan ditentukan bobotnya. Penentuan bobot ini menggunakan matriks perbandingan berpasangan dan pengujian konsistensi bobot. Jika hasil pengujian konsistensi ≤ 0.1 maka di anggap bobot kriteria konsisten. Setelah membuat matriks perbandingan berpasangan dan pada 131 pengujian konsistensi, hasil akhir yang diperoleh adalah 0.03, dengan demikian matrik berpasangan yang ditentukan dianggap cuckup konsisten. Bobot setiap kriteria adalah sebagai berikut : Tabel 2. Bobot kriteria kesejahteraan Kriteria Bobot C1 0.07 C2 0.11 C3 0.19 C4 0.24 C5 0.05 C6 0.03 C7 0.31 Pada setiap kriteria terbagi atas 5 bilangan fuzzy, yaitu sangat rendah SR, rendah R, cukup C, tinggi T dan sangat tinggi ST. Adapun nilai untuk setiap bilangan fuzzy tersebut sebagai berikut : SR = 1, R = 2, C = 3, T = 4, dan ST = 5. Pada umumnya dalam menetukan bilangan fuzzy setiap kriteria menggunakan fuzzy segitiga dengan data yang bagi secara normal, namun dalam penelitian ini tidak dilakukan hal demikian karena keadaan penduduk yang tidak selalu normal dan selalu berubah-ubah. Melihat hal ini maka dalam menetukan bilangan fuzzy menggunakan nilai statistik atau sari data dengan tujuan untuk melihat letak kecenderungan data penduduk. Berikut nilai statistik yang digunakan untuk membuat fuzzy segitiga SR={Xmin, Xmin, Q1}, R={Xmin, Q1, Q2}, C={Q1, Q2, Q3}, T={Q2, Q3, Xmax}, ST={Q3, Xmax, Xmax}. Setelah menentukan nilai statistik dari setiap kriteria maka dapat ditentukan nilai dari setiap bilangan fuzzy dari setiap kriteria. Nilai statistik untuk kriteria kependudukan adalah Xmin=31, Q1=77.25, Q2=95.5, Q3=139.25 dan Xmax=1902, dari nilai statistik tersebut didapat fuzzy segitiga seperti yang ditunjukkan pada gambar 4 berikut ini : Gambar 4. Bilangan fuzzy untuk kriteria kependudukan Mengacu pada gambar 4, setiap data yang ada dapat masuk dalam dua bilangan fuzzy. Misalkan jika kepadatann penduduk per KM 2 adalah 500 maka dapat masuk dalam bilangan fuzzy T dan ST, untuk memudahkan penetuan bilangan fuzzy maka perlu ditentukan batas nilai untuk setiap bilangan fuzzy. Cara untuk menetukan batas nilai adalah nilai statistik tertinggi dari bilangan fuzzy sebelumnya ditambah nilai statistik 132 terendah dari bilangan fuzzy sesudahnya kemudian dibagi dua. Contohnya untuk menetukan batas nilai bilangan fuzzy T dan ST pada kriteria kependudukan, diketahui nilainya statistik T {95.5, 139.25, 1902} dan ST {139.25, 1902, 1902}, dengan demikian nilai tertinggi untuk T adalah 1902 dan nilai terendah untuk ST adalah 139.25. Maka batas nilai antara T dan ST adalah 1902+139.252 =1020, dengan demikian jika kepadatan penduduk per KM 2 1020 maka bilangan fuzzy adalah T dan jika kepadatan penduduk per KM 2 ≥54.13 maka bilangan fuzzy adalah ST. Cara menetukan batas nilai bilangan fuzzy ini juga berlaku pada penentuan batas nilai setiap bilangan fuzzy pada setiap kriteria. Nilai statistik untuk kriteria ketenagakerjaan adalah Xmin=85.72, Q1=96.08, Q2= 96.87, Q3= 97.34 dan Xmax=99.26, dari nilai statistik tersebut didapat fuzzy segitiga seperti yang ditunjukkan pada gambar 5 berikut ini : Gambar 5. Bilangan fuzzy untuk kriteria ketenagakerjaan Nilai statistik untuk kriteria pendidikan adalah Xmin=7.74, Q1=12.62, Q2=14. 81, Q3=17.06 dan Xmax=52.29, dari nilai statistik tersebut didapat fuzzy segitiga seperti yang ditunjukkan pada gambar 6 berikut ini : Gambar 6. Bilangan fuzzy untuk kriteria pendidikan Nilai statistik untuk kriteria kesehatan adalah Xmin=7.56, Q1=14.63, Q2= 29.33, Q3=32.92 dan Xmax=40.77, dari nilai statistik tersebut didapat fuzzy segitiga seperti yang ditunjukkan pada gambar 7 berikut ini : 133 Gambar 7. Bilangan fuzzy untuk kriteria kesehatan Nilai statistik untuk kriteria perumahan adalah Xmin=15.34, Q1=34.38, Q2=45.34, Q3=59.85 dan Xmax= 99.54, dari nilai statistik tersebut didapat fuzzy segitiga seperti yang ditunjukkan pada gambar 8 berikut ini : Gambar 8. Bilangan fuzzy untuk kriteria perumahan Nilai statistik untuk kriteria pengeluaran adalah Xmin=9.61, Q1=24.78, Q2=52.14, Q3=78.92 dan Xmax=99.53, dari nilai statistik tersebut didapat fuzzy segitiga seperti yang ditunjukkan pada gambar 9 berikut ini : Gambar 9. Bilangan fuzzy untuk kriteria pengeluaran Nilai statistik untuk kriteria kemiskinan adalah Xmin=7.50, Q1=17.37, Q2=23.59, Q3=31.10, dan Xmax=45.18, dari nilai statistik tersebut didapat fuzzy segitiga seperti yang ditunjukkan pada gambar 10 berikut ini : 134 Gambar 10. Bilangan fuzzy untuk kriteria kemiskinan Setelah diketahui bilangan fuzzy setiap kriteria, maka selanjutnya dapat melakukan proses penentuan tingkat kesejahteraan penduduk dengan SAW.

4. Hasil dan Pembahasan