digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sebagai langkah awal dalam penelitian ini, penulis mencari hadis-hadis tentang seni musik melalui kata al-Ma’a
zif, al-Mizma
r, al-Ku bah, al-Gina dan
al-Qaynah dalam matan hadis yang terdapat yang terdapat Maktabah as- Sya
milah dalam pelacakannya dibantu oleh kitab Mu’jam al-Mufahras.
21
Sedangakan data lain yang mendukung dengan pembahasan ini, penulis pertimbangkan sebagai data sekunder.
Untuk memperoleh data-data yang tepat mengarah pada tujuan penelitian, maka penulis menggunakan sumber data sebagai berikut:
a. Data Primer, yaitu sumber data yang bersumber sebagai sumber asli. Yaitu,
al-Kutub al-Sittah. b.
Data Sekunder, adalah data yang mendukung dan melengkapi data primer, yaitu, buku-buku pustaka yang terkait dengan penelitian. Data-data tersebut
sebagai berikut: 1.
Imam As-Syaukani. Nail al-Authar, jilid VIII 2.
Henry George Farmer. Musik Religious Islam, dalam Abdul Jabbar, Seni Dalam Peradaban Islam.
3. Abdurrahman al-Baghdadi. Seni Dalam Pandangan Islam.
4. Mahmud al-Thahhan. Tafsir Musthalah Hadis.
5. Yusuf al-Qardhawi. Halal dan Haram dalam Islam.
6. Musahadi HAM. Evolusi konsep Sunnah: Implikasinya Pada
Perkembangan Hukum Islam. 7.
M. Syuhudi Isma’il. Metodologi Penelitian Hadis Nabi.
21
A.J. Wensink, Mu’jam al-Mufahras Li AlFa
z}
al-Hadis al-Nabawi,VII Laiden: Maktabah Brill, 1987, 318.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8. Mustamir. 5 Metode Penyembuhan Dari Langit.
9. A.J. Wensink. Mu’jam al-Mufahras Li AlFaz} al-Hadis al-Nabawi,VII.
10. Hafizh Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani. Fathul al-Bari bi Syarah
Shahi h al-Bukha
ri. 6.
Analisis Data Setelah bahan data terkumpul, maka bahan penelitian tersebut
dianalisis untuk mendapatkan konklusi. Teknik analisis bahan berarti menjelaskan data-data yang telah terkumpul dan diperoleh oleh peneliti melalui
penelitian. Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Oleh karenanya, peneliti harus dipastikan dengan benar pola
analisis mana yang akan digunakan.
22
Bentuk teknik analisis bahan penelitian pada penelitian ini adalah content analysis. Dalam analisis bahan penelitian ini dokumen atau arsip yang
dianalisis disebut dengan istilah teks. Content analysis menunjukkan pada metode analisis yang integrative dan secara konseptual cenderung diarahkan
untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis bahan penelitian untuk memahami makna, signifikansi dan relevansinya.
23
Dalam rangka memahami makna hadis dan menemukan signifikan kontekstualnya, al-Qardawi
menganjurkan beberapa konsep: pertama, memahami sunnah berdasarkan petunjuk al-Qur’an. Kedua, menghimpun hadis
yang topik bahasannya sama. Ketiga, memahami hadis berdasarkan latar
22
Sumadi Suryabrata,
Metodologi Penelitian
…, 40.
23
Burhan Bungin,
Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metode kea rah Ragam Varian Kontemporer
Jakarta: RajaGrafindo, 2007, 203.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
belakang kondisi dan tujuannya. al-Qardawi menekankan perlunya pendekatan
linguistik, khususnya berkaitan dengan makna hakiki dan makna majazi
24
J. Sistematika Pembahasan
Sistematika ini terdiri dari 5 bab pembahasan. BAB I Pendahuluan membahas tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah dan Batasa Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Judul, Telaah Pustaka, Kajian Teoritik, Metodologi penelitian, dan Sistematika
Pembahasan. Pada BAB II Metodologi Kritik Hadis dan Pandangan Umum Tentang
Musik dan Nyanyian. Membahas Tentang Keshahihan Hadis, Ilmu Hadis, Kaidah Kehujjahan hadis, Kaidah Pemaknaan Hadis, Pengertian Musik dan Nyanyian,
Jenis Musik dan Sejarah Perkembangan Seni Musik. Pada BAB III Hadis Tentang Musik dan Nyanyian dan Relevansi Hadis
Dengan Masa Kini. Membahas Tentang Hadis-hadis Musik dan Nyanyian, Pemaknaan Hadis, Syarah Ulama dan Konfirmasi Ayat al-Qur’an Tentang Hadis
Musik dan Nyanyian dan Relevansi hadis tentang musik dan Nyanyian Dengan Masa Kini.
Pada BAB IV Analisis Historis Dan Generalisasi. Membahas tentang analisi realitas historis problem history dan analisis generalisasi.
Pada BAB V Penutup. Berisi kesimpulan dari seluruh penulisan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang di sajikan disertai saran-saran.
24
Al-Qardhawi ,
Malamih Al-Mujtama’,
143.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
BAB II KAIDAH PEMAKNAAN HADIS SERTA PANDANGAN UMUM
TENTANG MUSIK DAN NYANYIAN A.
Kaidah Pemaknaan Hadis
Bagi umat Islam pada umumnya, memahami hadis Nabi adalah hal yang penting. Namun tidak banyak orang yang dapat memahami sumber hukum Islam
kedua tersebut. Kurangnya pedoman dan wawasan yang memadai menjadi salah satu penyebabnya.
Problematika memahami hadis sebenarnya telah diupayakan solusinya oleh para cendikiawan muslim baik dari kelompok
mutaqaddimi n maupun
mutaakhkhiri n melalui gagasan-gagasan dan pikiran-pikiran yang mereka dalam
kitab-kitab sharh maupun yang lain. Walaupun demikian, masih banyak hal yang
harus dikaji kembali mengingat adanya kemungkinan faktor-faktor yang belum dipikirkan dan perlu dipikir ulang dalam wilayah yang melingkupi pemahaman
teks Hadis.
1
Menurut Yu suf al-Qard}
a wi
, ada beberapa petunjuk dan ketentuan umum untuk memahami Hadis dengan baik agar mendapat pemahaman yang benar, jauh
dari penyimpangan, pamalsuan dan penafsiran yang tidak sesuai, di antara petunjuk-petunjuk umum tersebut adalah:
1. Memahami hadis sesuai petunjuk Alquran.
2. Mengumpulkan hadis-hadis yang setema.
1
Suryadi, Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi; Perspektif Muhammad al-Ghazali dan Yusuf al-Qardhawi, Yogyakarta: Teras, 2008, 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3. Mengkompromikan al-jam‘u atau menguatkan al-tarjih} pada salah satu
hadis yang tampak bertentangan. 4.
Memahami hadis dengan mempertimbangkan latar belakangnya, situasi dan kondisi ketika diucapkan, serta tujuannya.
5. Membedakan antara sarana yang berubah dan tujuan yang tetap.
6. Membedakan antara ungkapan yang bermakna sebenarnya dan yang bersifat
majaz dalam memahami hadis. 7.
Membedakan antara alam ghaib dan alam kasat mata. 8.
Memastikan makna dan konotasi kata-kata dalam hadis.
2
Sedangkan menurut Muhammad Zuhri dalam bukunya Telaah Matan Hadis, kaidah dalam pemaknaan Hadis adalah:
1.
Dengan pendekatan kebahasaan, hal-hal yang ditempuh antara lain dengan:
a.
Mengatasi kata-kata sukar dengan asumsi riwayah bi al-ma‘na.
b. Mempergunakan ilmu gharib al-h}adith, yaitu suatu ilmu yang mempelajari
makna-makna sulit dalam hadis.
c.
Teori pemahaman kalimat, dengan menggunakan:
1
Teori hakiki dan majazi.
2
Teori asbab al-wurud hadis.
2.
Dengan penalaran induktif, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Menghadapkan hadis dengan Alquran dan hadis lain.
2.
Memahami makna hadis dengan pendekatan ilmu pengetahuan.
3. Penalaran deduktif.
3
2
Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi, terj Muhammad al-Baqir, Bandung: Karisma, 1997, 92.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sedangkan menurut Bustamin dan M. Isa, langkah-langkah yang ditempuh dalam memahami hadis antara lain:
1. Dengan menghimpun hadis-hadis yang terjalin dengan tema yanga sama.
2. Memahami hadis dengan bantuan hadis sahih.
3. Memahami kandungan hadis dengan pendekatan Alquran.
4. Memahami makna hadis dengan pendekatan kebahasaan.
5. Memahami makna hadis dengan pendekatan sejarah teori asbab al-wurud
hadis.
4
Berdasarkan teori di atas, maka langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk memahami makna hadis adalah:
1. Dengan pendekatan Alquran. Sebagai penjelas makna Alquran, makna hadis
harus sejalan dengan tema pokok Alquran. 2.
Dengan menghimpun hadis-hadis yang terjalin dalam tema yang sama. 3.
Dengan menggunakan pendekatan bahasa, untuk mengetahui bentuk ungkapan hadis dan memahami makna kata-kata yang sulit.
4. Dengan memahami maksud dan tujuan yang menyebabkan hadis tersebut
disabdakan teori asba
b al-wuru d.
Dengan mempertimbangkan kedudukan Nabi ketika menyabdakan suatu hadis teori
maqa mah,
5
3
Muhamammad Zuhri, Telaah Matan Hadis; Sebuah Tawaran Metodologis, Yogyakarta: LESFI, 2003, 54-83.
4
Bustamin dkk, Metodologi, 64.
5
Maqa mat
yang dimaksud adalah posisi Nabi ketika meproduksi teks Hadis yakni adakalanya ketika dalam posisi sebagai Rasul, kepala Negara, pemimpin masyarakat, panglima perang, hakim,
suami, dan manusia biasa. lihat: M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual; Telaah Ma’ani al-Hadis tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal, Jakarta:
Bulan Bintang, 1994, 4.