Prinsip Stimulasi Membaca pada Anak

19 b. Tahap Membaca Diskursif Anak mengetahui bahwa tulisan dapat dilafalkan dan memiliki informasi. 3. Tahap Membaca Gambar Anak memperhatikan tanda-tanda visual seperti gambar tetapi belum menguasai simbol. Anak “membaca” koran dengan melihat gambar, membaca lebel dengan memperhatikan barang dan gambarnya. Anak memjabarkan gambarinformasi visual lain dalam bentuk satu kalimat lebih. 4. Tahap Membaca Acak a. Tahap Membaca Acak Total Anak menanyakan tulisan yang menarik perhatiannya, seperti label, nama, judul. Anak memperhatikan gaya tulisan, warna tulisan, dan fitur- fitur lainnya. Anak dapat mengenal kembali tulisan tersebut. Apabila menemukan tulisan yang dikenal anak membaca kata tersebut dan menebak tulisan selanjutnya. b. Tahap membaca Semi Acak Anak mengenal huruf dan mencoba menggabungkannya menjadi suku kata meskipun kadang belum tepat. 5. Tahap Lepas Landas a. Tahap Mengeja Huruf Lepas Anak dapat “membaca” dengan mengeja kata-kata yang belum dikenal sebelumnya. Anak dapat menggabungkan huruf menjadi suku kata terbuka tetapi terhambat dalam suku kata tertutup. Pada tahap ini anak sudah mulai memiliki minat pada buku cerita, simbol-simbol di 20 sekitarnya. Anak membaca apa saja yang ada di sekitarnya walaupun sering frustasi ketika perhatiannya terlalu terfokus pada huruf lepas. b. Mengeja Silabel Kata Anak dapat membaca dengan mengeja kata-kata beru. Anak dapat menggabungkan suku kata menjadi kata. Anak bisa mengeja suku terbaru tetapi lambat dalam suku kata tertutup. c. Membaca Lambat Tanpa Nada Anak dapat membaca teks baru secara lambat tetapi relatif cepat untuk kata yang sudah dikenal. Anak mungkin berhenti beberapa saat pada kata baru yang belum dikenal bentuk maupun maknanya. Anak tidak langsung dapat memahami apa yang dibaca, tetapi pengulangan dapat membantu mereka memahami tulisan pendek. Sementara itu, lagu kalimat juga belum diperoleh secara alamiah. Anak masih berfokus pada pelafalan teks. 6. Tahap Independen a. Tahap Independen Awal Hasil bacaan masih lambat, tetapi anak dapat memahami apa yang dibaca. Sudah ada lagu kalimat koma dan titik, meskipun belum sempurna. Tahap ini dikenal sebagai tahap hampir sempurna. Tahap ini ditemukan pada sebagian kecil anak TK pedesaan dan beberapa anak Tk perkotaan dengan fasilitas baca yang baik. 21 b. Tahap Independen Akhir Hasil bacaan anak relatif cepat, sudah memiliki lagu dan nada yang tepat. Anak sudah menguasai komponen tanda baca dan makna teks juga sudah diperoleh. Fasilitas bacaan buku cerita yang menarik dimanfaatkan secara aktif oleh anak. Beberapa teks singkat pada surat kabar atau majalah akan dibaca keras-keras oleh anak.

b. Manfaat dan Tujuan Membaca

Membaca bukan hanya sekedar membaca, tetapi aktivitas ini mempunyai tujuan, yaitu untuk mendapatkan sejumlah informasi baru Dwi Sunar Prasetyono, 2008:58. Menurut Blaton, Irwin, Burns dkk, Farida Rahim, 1996 bahwa tujuan membaca mencakup; kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan strategi tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, menkorfirmasikan atau menolak prekdisi, menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, menjawab pertanyaan-partanyaan yang spesifik. Tujuan membaca memang beragam, bergantung pada sitiasi dan kondisi pembaca. Berikut ini tujuan membaca menurut Sabarti Akhadiah 1992:25, sebagai berikut : 22 1. Tujuan membaca seseorang adalah untuk mendapatkan sebuah informasi. Informasi yang dicari pembaca biasanya tentang fakta dan kejadian yang terjadi di kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan dari suatu membaca adalah agar citra dirinya meningkat. Tujuan ini bukan merupakan kebiasaan membaca, akan tetapi dilakukan sesekali di depan orang lain. 3. Ada yang beranggapan bahwa tujuan dari membaca hanya untuk melepaskan diri dari kenyataan, misalnya pada saat seseorang nerasa jenuh, dan sedih. 4. Membaca dengan tujuan rekreatif, maksudnya disini orang membaca untuk mendapatkan kesenangan, atau hiburan. 5. Orang membaca biasanya juga tidak mempunyai tujuan apa-apa, hanya karena main-main, karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan, jadi hanya untuk mengisi waktu senggang. 6. Tujuan membaca yang tinggi biasanya untuk mencari kehidupan atau pengalaman dan mencari nilai kehidupan lainnya.

B. Media Buku Cerita Bergambar

1. Pengertian Buku Cerita Bergambar

Buku bergambar picture books menunjuk pada pengertian buku yang menyampaikan pesan lewat dua cara, yaitu lewat ilustrasi dan tulisan Huck dkk, 1987 : Burhan Nurgiyantoro, 2005:153. Hal yang tidak berbeda juga dikemukakan Mitchell Burhan Nurgiyanto, 2005:153 bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling menjalin. Baik gambar maupun teks secara sendiri 23 belum cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi. Dengan demikian, pembacaan terhadap buku bacaan cerita tersebut akan terasa lebih lengkapdan konkret jika dilakukan dengan melihat baca: mengamati gambar dan membaca teks narasinya lewat huruf-huruf. Kata-kata dan teks dalam buku cerita bergambar sama pentingnya dengan gambar ilustrasi. Ia akan membantu anak mengembangkan sensitivitas awal ke imajinasi dalam penggunaan bahasa Huck dkk, 1987: Burhan Nurgiyantoro, 2005:157. Bahasa untuk bacaan anak harus sederhana, tetapi tidak perlu penyederhanaan yang berlebihan. Apalagi dalam buku cerita bergambar pemahaman kata-kata itu berada dalam konteks cerita dan yang dapat dipahami bersama dengan bantuan gambar.

2. Ruang Lingkup Cerita Bergambar

Cerita dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu yang disebut sebagai bercerita dengan alat peraga. Alat peraga yang paling sederhana adalah buku, gambar, papan panel, boneka, dan film bisu. Semua alat peraga membutuhkan keterampilan tersendiri yang memungkinkan penggunaan alat peraga itu berfungsi optimal Tadkiroatun Musfiroh, 2008:122. Bercerita dengan alat peraga buku dapat menjadi ladang persemaian kesiapan membaca anak. Bahkan jika guru cukup kreatif, bercerita dengan buku dapat digunakan untuk memperkenalkan materi-materi akademis Amstrong, 2002: Tadkiroatun Musfiroh, 2008:123. 24 Bercerita dengan alat peraga buku memiliki pengaruh yang positif dalam memunculkan kemampuan keberaksaraan emergent literacy anak dan mendorong tumbuhnya kesiapan baca reading readiness pada anak. Untuk itu, perlu dilakukan pemilihan buku-buku yang memiliki keterbacaan readability yang sesuai dengan tingkat penguasaan dan kemampuan anak Tadkiroatun Musfiroh, 2008:125. Alat peraga gambar yang dapat digunakan untuk menyampaikan dongeng kepada anak meliputi gambar berseri dalam bentuk kertas lepas dan buku, serta gambar di papan planel. Bercerita dengan gambar lepas membutuhkan penguasaan cerita yang baik. Guru dituntut bukan saja hafal cerita tapi juga memiliki kemampuan mensinkronkan gambar dan cerita, serta keterampilan mengkomunikasikan gambar kepada pendengar Tadkiroatun Musfiroh, 2008:127. Bercerita dengan media gambar papan planel dapat membantu guru memperkenalkan kata baru kepada anak, terutama kata benda nomina yang merujuk pada benda konkret seperti nama hewan, tumbuhan, benda-benda, serta kata kerja verba yang merujuk pada aktivitas fisik, seperti mencakar, memanjat, menyeret, dan juga ajektif yang merujuk pada perasaan seperti sedih, taku, dan marah.

3. Manfaat Cerita Bergambar dalam Merangsang Minat Baca Anak

Bercerita dengan media buku bergambar menjadi stimulasi yang efektif bagi anak TK, karena pada waktu itu minat baca pada anak mulai tumbuh. Minat

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK DI KELOMPOK B2 Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar Pada Anak Di Kelompok B2 RA Tarbiyatul Ulum Buran Tasikmadu Tahun Ajaran 2013 / 2014.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK DI KELOMPOK B2 Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar Pada Anak Di Kelompok B2 RA Tarbiyatul Ulum Buran Tasikmadu Tahun Ajaran 2013 / 2014.

0 2 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Bercerita Dengan Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar TK Kemiri 02 Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 12

PENGGUNAAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Glagah I Jatinom Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

1 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN BUKU ANAK ISLAM SUKA MEMBACA Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Buku Anak Islam Suka Membaca Pada Anak Kelompok B Di TKIT Al Hasna Gondang Klaten Tahun A

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN BUKU ANAK ISLAM SUKA MEMBACA Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Buku Anak Islam Suka Membaca Pada Anak Kelompok B Di TKIT Al Hasna Gondang Klaten Tahun Aj

0 1 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK A MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Kelompok A Melalui Media Cerita Bergambar Di TK Pertiwi I Kalimacan Kalijambe Sragen Tahun Pembelajaran 2011/

0 0 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR.

0 1 34

MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK PAMARDISIWI MADURESO, TEMANGGUNG.

0 2 202

Efektifitas Media Buku Cerita Bergambar

0 2 161