akuntansi syariah bab 2

Islam berasal dari kata aslama, yuslimu, islaman yang artinya tunduk dan patuh. Islam
mengajarkan kepada kita untuk tunduk dan patuh terhadap perintah Alloh SWT secara menyuluruh
(kaffah). Hal ini dilakukan untuk menggapai kedamaian hati, kesejahteraan, kebahagiaan, dan
keselamatan.
“Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan
Muhammad adalah utusan Alloh, engkau menegakkan sholat, menunaikan zakat,melaksanakan shaum
Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke baitulloh – jika engkau mampu melaksanakannya.” (HR
Muslim)
Islam tidak hanya mengatur hubungan interaksi antara manusia dengan Alloh (Hablu
minalloh), tetapi juga hubungan antar manusia (hablu minannas) serta hubungan dengan makhluk lain
dan lingkungan. Sebagai pedoman hidup dan berkehidupan, terdapat aturan yang dikeluarkan
langsung oleh pemegang otoritas tunggal, Alloh SWT, mencakup tiga aspek yaitu akidah, syariah, dan
akhlak yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Akidah
Islam tidak dapat ditegakkan tanpa akidah. Aqidah secara bahasa berasal dari kata ( ‫ )عقد‬yang
berarti ikatan. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Kata ‘aqidah’ tersebut dapat
digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam Islam. Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
berlaku untuk semua manusia (rahmatal lil alamin). Dalam ajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah alIslamiyah) merupakan keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun
iman, yaitu keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta
taqdir baik dan buruk.


1. Iman Kepada para Malaikat. Iman kepada Allah
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:
Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta,
menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak
ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain
Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah
tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap
menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.

2. Iman kepada para malaikat Allah
Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah
Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena
kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib
mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun
sebelumnya.

4. Iman kepada para rasul Allah
Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih

sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua
tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak
ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib
mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari
Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang
tidak kita ketahui namanya.[4]

5. Iman kepada hari akhir
Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah
kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari
kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.

6. Iman kepada qada dan qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala.
Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka
adalah ciptaan Allah.
Bagaimana manusia menyikapi ajakan Alloh SWT untuk mengimani rukun iman, dapat
digolongkan menjadi 5 golongan yaitu:
1. mukmin adalah seorang muslim yang sudah istiqamah atau konsisten dalam berpegang
kepada nilai-nilai kebenaran, sampai kepada hal-hal yang kecil.

2. Kafir bermakna orang yang ingkar,yang tidak beriman (tidak percaya) atau tidak beragama
Islam. Dengan kata lain orang kafir adalah orang yang tidak mahu memperhatikan serta
menolak terhadap segala hukum Allah atau hukum Islam disampaikan melalui para Rasul
(Muhammad SAW) atau para penyampai dakwah/risalah.
3. Munafik adalah orang yang termasuk golongan orang yang tidak mendapat hidayah atau
petunjuk dari Allah, sehingga jalan hidupnya yang ditempuhi tidaklah mengandungi nilai-nilai
ibadah dan segala amal yang dikerjakan tidak mencari keredhaan Allah.
4. Musyrik adalah orang yang mempersekutukan Allah, mengaku akan adanya Tuhan selain
Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah.
5. Murtad, ialah orang Islam yang keluar dari Islam yakni mengingkari semua ajaran Islam,
baik dari segi Keyakinan, ucapan dan/atau perbuatannya.

Syariah
Secara etimologi syariah berarti aturan atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada hambahamba-Nya, seperti: puasa, shalat, haji, zakat dan seluruh kebajikan. Kata syariat berasal dari kata
syar’a al-syai’u yang berarti menerangkan atau menjelaskan sesuatu. Atau berasal dari kata syir’ah
dan syariah yang berarti suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung
sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain. Syariah merupakan bukti
seseorang apakah dia beriman atau tidak. Di dalam syariah, diatur juga mengenai transaksi ekonomi.
Seluruh aturan syariah tersebut dapat disarikan menjadi 5 hukum islam yaitu wajib, sunnah, makruh,
mubah, dan haram.

Ketentuan Syariah bersifat komprehensif dan universal. Komprehensif berarti mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia dengan Alloh SWT. Di dalamnya meliputi ibadah mahdhah dan
ibadah muamalah. ibadah mahdhah mengatur mengenai hubungan antara manusia dengan Alloh
SWT seperti sholat, puasa, haji. Sedangkan ibadah muamalah mengatur hubungan antara manusia
dengan sesama, makhluk lain, dan lingkungan termasuk alam semesta. Universal berarti diterapkan
untuk semua manusiasetiap waktu dan keadaan.
Aturan mengenai ibadah muamalah meliputi:
1. Hukum Keluarga
2. Hukum Privat
3. Hukum Pidana
4. Hukum Perundang-undangan
5. Hukum Internasional

6. Hukum Ekonomi dan Keuangan
Akhlak
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ ‫عققدد‬
‫ ع‬-‫ي عقعققدد‬-‫ععقعد‬
‫ ] ع‬artinya adalah
mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang
harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang

tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan
bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang
tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Akhlak dalam islam mengatur hubungan manusia dengan Alloh, dengan rosul, dengan sesama
manusia dan alam serta dengan dirinya sendiri. Tuntutan untuk akhlak kepada Alloh dan Rosul
sebagaimana dalam (QS 3:31-32)
“Katakanlah:jika engkau mencintai Alloh, ikuti aku, niscaya Alloh mengasihi dan mengampuni
disamu, Alloh maha pengampun lagi maha penyayang.”
“Katakanlah: Taatilah Alloh dan Rosul-Nya, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Alloh tidak
menyukai orang yang berbuat zalim.”

Syariah

Syariah

Syariah

Syariah

Akhlaq

Gambar 1.1 Bangunan
Hubungan Akhlaq,
Syariah Aqidah

Aqidah

Bila diibaratkan sebuah bangunan, aqidah merupakan fondasi untuk dapat tegaknya bangunan
tersebut. Iman membutuhkan pengamalan berupa ketaatan dalam menjalankan ketentuan Alloh SWT
yakni Syariah yang digambarkan dengan tiang-tiang penyangga.
Hukum Islam
Hukum islam secara istilah disebut syara` adalah hukum Alloh yang mengatur
perbuatan manusiamengandung tuntutan untuk dikerjakan atau ditinggalkan. Hukum ini diambil dari
Al-Quran, As-Sunah, Ijmak`, dan Qiyas. Tujuan hukum islam ini adalah untuk mensucikan jiwa,
menegakkan keadlian, serta memeroleh kemaslahatan dengan menjaga agama, jiwa, akal, keturunan,
dan harta agar selamat dunia akhirat. Macam-macam Hukum Dalam Islam:
1. Wajib (Fardlu)
Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh seorang muslima yang telah dewasa
dan waras (mukallaf), di mana jika dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan
mendapat dosa. Wajib terdiri atas dua jenis/macam :


1.
2.

Wajib ‘ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim mukalaf seperti
sholah fardu, puasa ramadan, zakat, haji bila telah mampu dan lain-lain.
Wajib Kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh muslimmukallaff namun jika sudah
ada yang malakukannya maka menjadi tidak wajib lagi bagi yang lain seperti mengurus
jenazah.

2. Sunnah
Sunnah adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan mendapat pahala dan jika
tidak dilaksanakan tidak berdosa. Sunnah terbagi atas dua jenis/macam:
1.
Sunah Mu’akkad adalah sunnah yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW seperti shalat
ied dan shalat tarawih.
2.
Sunah Ghairu Mu’akad yaitu adalah sunnah yang jarang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW
seperti puasa senin kamis, dan lain-lain.
3. Haram
Haram adalah suatu perkara yang mana tidak boleh sama sekali dilakukan oleh umat muslim

di mana pun mereka berada karena jika dilakukan akan mendapat dosa dan siksa di neraka kelak.
Contohnya : main judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada orang tua, riba, membunuh, fitnah,
dan lain-lain.
4. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi jika
dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala dari Allah SWT.
Contoh : posisi makan minum berdiri, merokok (mungkin haram).
5. Mubah
Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim mukallaf tidak akan
mendapat dosa dan tidak mendapat pahala. Contoh : makan dan minum, belanja, bercanda, melamun,
dan lain sebagainya.

Sasaran Hukum Islam
Penyucian Jiwa
Dimaksudkan agar manusia mampu berperan sebagai sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya. Hal hal ini dapat tercapai apabila manusia dapat beribadah dengan benar yaitu
mengabdi kepada Tuhan yang benar-benar merupakan pencipta, penguasa semesta alam.
Menegakkan Keadilan dalam Masyarakat
Keadilan adalah harapan semua manusia sehingga Alloh melarang semua manusia berlaku
tidak adil. Keadilan di sini meliputi bidang kehidupan manusia termasuk sisi hukum, ekonomi, dan

persaksian. Semua manusia di hadapan Alloh SWT sama tanpa melihat adanya latar belakang strata
sosial, ekonomi, warna kulit seperti yang dijelaskan dalam QS 5:8
“Dan janganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat kepada takwa.”
Mewujudkan Kemashlahatan Manusia

Di dalam islam dikenal sebagai Maqashidus Syariah (Tujuan Syariah). Dari segi bahasa
berarti untuk kebaikan dan kesejahteraan umat manusiadi dunia dan akhirat. Untuk mencapai tujuan
ini ada lima unsur pokok yang harus dipelihara yaitu:
1. Memelihara jiwa (Al Muhafazhah ‘alan Nafs) adalah memelihara diri dari segala ancaman.
Menyuburkan keikhlasan hati dalam beribadah dan berinteraksi bersama dengan masyarakat.
2. Memelihara agama (Al muhafazhah ‘alad Dien) adalah memelihara pelaksanaan agama, yakni
menjalankan agama sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh agama.
3. Memelihara akal (Al Muhafazhah ‘alal Aql) adalah menjaga akal pikiran agar selalu dapat berpikir
secara sehat dan senantiasa berbuat baik dan benar.
4. Memelihara keturunan (Al Muhafazhah ‘alan nasi) adalah menjaga dan memberikan kasih sayang
kepada anak keturunan agar dapat tumbuh dengan normal dan dalam pendidikan yang baik.
5. Memelihara harta benda(Al Muhafazhah ‘alal Mal) adalah mengatur agar mendapatkan rejeki
yang baik, yang benar dan halal serta senantiasa berbagi harta benda yang dimiliki kepada orang
yang tidak mampu sesuai dengan perintah agama.