Penggeser Fasa Sistem Monitoring Ruangan Berbasis Wireless Menggunakan Modulator Dan Demodulator 8 PSK

55 = ∑ ℎ Berdasarkan pengujian frekuensi osilator yang dirancang pada Tabel 4.1, frekuensi osilator mengalami penurunan sedangkan amplitudo stabil. Penurunan frekuensi tersebut disebabkan IC yang digunakan mengalami panas, tetapi penurunan frekuensi osilator masih dalam batas toleransi karena hasil perhitungan rata-rata frekuensi akhir dibawah satu persen.

b. Penggeser Fasa

Sinyal penggeser fasa ini berasal dari sinyal osilator yang keluarannya mendapat pergeseran fasa sinyal osilator sebagai referensinya. Ketika sinyal osilator dibandingkan dengan sinyal penggeser fasa, maka terdapat beda fasa diantara keduanya. Pengujian rangkaian penggeser fasa ini dilakukan sebanyak delapan kali dengan sudut fasa yang berbeda, yaitu 0 , 45 , 90 , 135 , 180 , 225 , 270 dan 315 . Berikut adalah hasil pengujian rangkaian penggeser fasa untuk delapan nilai sudut fasa.

1. Penggeser Fasa 0

Berdasarkan hasil pengujian rangkaian penggeser fasa 0 , sinyal yang dihasilkan terlihat seperti pada Gambar 4.2. 56 Gambar 4.2 Sinyal Penggeser Fasa 0 Sinyal penggeser fasa nol derajat adalah sinyal osilator yang belum mengalami pergeseran fasa karena sinyal osilator ini belum dihubungkan ke rangkaian penggeser fasa.

2. Penggeser fasa 45

Berdasarkan hasil pengujian rangkaian penggeser fasa 45 , sinyal yang dihasilkan adalah sebagai berikut. Gambar 4.3 Sinyal Penggeser Fasa 45 57 Pada Gambar 4.3 sinyal yang berwarna hijau adalah sinyal osilator sedangkan sinyal yang berwarna merah adalah sinyal penggeser fasa 45 . Sinyal osilator digeser fasanya sebesar 45 oleh rangkaian penggeser fasa. Pergeseran fasa ini dipengaruhi elemen R dan C, sebagaimana dirumuskan dalam persamaan = tan . . Diketahui : = , = .8 Ωdan = = tan , . . . ,8. = Berdasarkan hasil pengujian dengan perhitungan, hasil yang didapatkan sama yaitu 45 derajat. Perbedaan ini terjadi pada amplitudo sinyal osilator yang turun nilainya ketika dimasukkan kedalam rangkaian penggeser fasa. Amplitudo osilator ini turun dari 3 Vpp menjadi 1,8 Vpp, penurunan amplitudo osilator pada rangkaian penggeser fasa disebabkan pengaturan resistor variable yang diturunkan harganya untuk mendapatkan sudut fasa 45 . Untuk mencari sudut fasa 90 , 135 , 180 , 225 , 270 dan 315 melalui perhitungan, caranya sama seperti mencari sudut fasa 45 .

3. Pengeser Fasa 90

Berdasarkan hasil pengujian rangkaian penggeser fasa 90 , terdapat beda fasa 90 antara sinyal osilator dengan sinyal penggeser fasa. Sebagaimana terlihat seperti pada Gambar 4.4. 58 Gambar 4.4 Sinyal Penggeser Fasa 90 Pada Gambar 4.4, sinyal yang berwarna hijau adalah sinyal osilator sedangkan sinyal yang berwarna merah adalah sinyal penggeser fasa 90 . Sinyal osilator digeser fasanya sebesar 90 oleh rangkaian penggeser fasa.

3. Pengeser Fasa 135

Berdasarkan hasil pengujian rangkaian penggeser fasa 135 , sinyal yang dihasilkan adalah sebagai berikut. Gambar 4.5 Sinyal Penggeser Fasa 135 59 Pada Gambar 4.5, sinyal yang berwarna hijau adalah sinyal osilator sedangkan sinyal yang berwarna merah adalah sinyal penggeser fasa 135 . Sinyal osilator digeser fasanya sebesar 135 oleh rangkaian penggeser fasa.

5. Pengeser Fasa 180

Berdasarkan hasil pengujian rangkaian penggeser fasa 180 , terdapat beda fasa 180 antara sinyal osilator dengan sinyal penggeser fasa. Berikut adalah sinyal penggeser fasa 180 . Gambar 4.6 Sinyal Penggeser Fasa 180 Pada Gambar 4.6, sinyal yang berwarna hijau adalah sinyal osilator sedangkan sinyal yang berwarna merah adalah sinyal penggeser fasa 180 . Ketika mencari sudut fasa 180 amplitudo sinyal osilator naik dari 1,8 Vpp menjadi 2,4 Vpp. Kenaikan amplitudo terjadi, karena pengaruh perputaran resistor variable yang mencapai nilai maksimum. 60

6. Penggeser Fasa 225

Berdasarkan hasil pengujian rangkaian penggeser fasa 225 , terdapat beda fasa 225 antara sinyal osilator dengan sinyal penggeser fasa. Berikut adalah sinyal penggeser fasa 225 . Gambar 4.7 Sinyal Penggeser Fasa 225 Pada Gambar 4.7, sinyal yang berwarna hijau adalah sinyal osilator sedangkan sinyal yang berwarna merah adalah sinyal penggeser fasa 225 . Sinyal osilator digeser fasanya sebesar 225 oleh rangkaian penggeser fasa. Amplitudo sinyal osilator dan penggeser fasa untuk sudut 225 turun dibandingkan dengan amplitudo pada saat sudut fasa 180 . Penggeser fasa 225 ini dihasilkan dari output sinyal penggeser fasa 45 yang dijadikan input untuk rangkaian inverting. Menggunakan rangkaian inverting tersebut, sudut 45 dibalik fasanya sebesar 180 sehingga menghasilkan sudut 225 , walaupun secara pengujian sudutnya tidak tepat sebesar 225 . Ketidaktepatan tersebut terjadi akibat dari tidak digunakannya elemen C dalam 61 rangkaian inverting. Untuk sinyal penggeser fasa 270 dan 315 yaitu sama seperti penggeser fasa 225 .

7. Penggeser Fasa 270

Berdasarkan hasil pengujian rangkaian penggeser fasa 270 , terdapat beda fasa 270 antara sinyal osilator dengan sinyal penggeser fasa. Berikut adalah sinyal penggeser fasa 270 . Gambar 4.8 Sinyal Penggeser Fasa 270 Pada Gambar 4.8 sinyal yang berwarna hijau adalah sinyal osilator sedangkan sinyal yang berwarna merah adalah sinyal penggeser fasa 270 . Sinyal osilator digeser fasanya sebesar 270 oleh rangkaian penggeser fasa. Penggeser fasa 270 ini dihasilkan dari output sinyal penggeser fasa 90 yang dijadikan input untuk rangkaian inverting. Menggunakan rangkaian inverting tersebut, sudut 90 dibalik fasanya sebesar 180 sehingga menghasilkan sudut 270 . 62

8. Penggeser Fasa 315

Berdasarkan hasil pengujian rangkaian penggeser fasa 315 , terdapat beda fasa 315 antara sinyal osilator dengan sinyal penggeser fasa. Berikut adalah sinyal penggeser fasa 315 . Gambar 4.9 Sinyal Penggeser Fasa 315 Pada Gambar 4.9, sinyal yang berwarna hijau adalah sinyal osilator sedangkan sinyal yang berwarna merah adalah sinyal penggeser fasa 315 . Sinyal osilator digeser fasanya sebesar 315 oleh rangkaian penggeser fasa. Penggeser fasa 315 ini dihasilkan dari output sinyal penggeser fasa 135 yang dijadikan input untuk rangkaian inverting. Menggunakan rangkaian inverting tersebut, sudut 135 dibalik fasanya sebesar 180 sehingga menghasilkan sudut 315 . Delapan penggeser fasa diatas dimasukkan ke dalam rangkaian balance modulator dan digabungkan dengan sinyal data agar membentuk sinyal termodulasi 8 PSK. 63

c. Data