Pengertian Pendapatan Daerah LANDASAN TEORI

2.6.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, komponen Pendapatan Daerah terdiri dari: Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Adapun jenis PAD terdiri dari: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, serta Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Sedangkan jenis Dana Perimbangan terdiri dari Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, dan Pajak Penghasilan PPh Perorangan; Bagi Hasil Sumber Daya Alam SDA, serta Dana Alokasi Umum. 2.6.1.1. Pendapatan Asli Daerah Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Komponen PAD terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Lain-Lain PAD Yang Sah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, tarif Pajak Daerah diatur sebagai berikut: 1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air 5; 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air 10; 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5; 4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan 20; 5. Pajak Hotel 10; 6. Pajak Restoran 10; 7. Pajak Hiburan 35; 8. Pajak Reklame 25; 9. Pajak Penerangan Jalan 10; 10. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 20; 11. Pajak Parkir 20. 2.6.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. APBD terdiri atas: 1. Anggaran pendapatan, terdiri atas a. Pendapatan Asli Daerah PAD, yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain b. Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus c. Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat. 2. Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah. 3. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. 33

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

3.1. Tinjauan Umum Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat

Dinas Pendapatan Daearah Provinsi Jawa Barat adalah merupakan salah satu Dinas pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berkedudukan di ibu kota Provinsi Jawa Barat dan cabang dinasnya tersebar diseluruh Jawa Barat. Tugas pokok DIPENDA adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan operasional di bidang pendapatan yang merupakan sebagian kewenangan desentralisasi Provinsi serta kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan, sedangkan fungsinya adalah : 1. Perumusan kebijakan operasional di bidang pendapatan daerah. 2. Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang pendapatan daerah. 3. Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan tugas bidang pendapatan daerah. 4. Penyelenggaraan ketatausahaan dinas.

3.2. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat

Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat secara historis diawali sengan unit kerja yang bertugas untuk melakukan pengurusan Perpajakan dan Pendapatan Daerah, sebelum Tahun 1971 ditangani oleh Biro Pendapatan dan Perpajakan yang berada dalam lingkungan Administrasi Bidang Keuangan. Berdasarkan SK Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 219POVOMSK71 tanggal 25 September 1971 dibentuk Jawatan Perpajakan dan Pendapatan Provinsi Jawa Barat. Jawatan ini secara efektif dimulai Tahun Anggaran 19721973, dengan dikeluarkan Surat Keputusan Gubernur tersebut, untuk pertama kalinya pengurusan Perpajakan dan Pendapatan Daerah ditangani secara terpisah dari Lingkungan Keuangan. Dengan dikeluarkannya Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok – Pokok Pemerintahan di Daerah, Nomenklatur Jawatan Perpajakan dan Pendapatan Provinsi Jawa Barat diganti menjadi Dinas Perpajakan dan Pendapatan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Sejak Tahun 1970 kantor Dinas Perpajakan dan Pendapatan Provinsi daerah Tingkat I Jawa Barat bertempat di Jl. Ir. H. Juanda 37 Bandung. Tahun 1984 Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DT I Jawa Barat pindah ke Gedung baru yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta 528 Bandung. Sejak dibentuknya Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DT I Jawa Barat, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 7DP.0401978 Tanggal 30 Agustus 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Jawa Barat, mendapat pengesahan Menteri Dalam Negeri dengan Surart Keputusan Nomor : Pem.106940.655 tanggal 16 Oktober 1979, nomenklatur Dinas Perpajakan dan Pendapatan Daerah Tingkat I Jawa Barat tidak digunakan lagi.