Sektor Informal Kota: Analisis Ekonomi Rumah Tangga Pekerja Sektor Informal Di Kota Medan

SEKTOR INFORMAL KOTA :
ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA PEKERJA SEKTOR
INFORMAL DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh :
SYARIFAH ZAHRAH
992103053 / PWD

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2003

Syarifah Zahrah : Sektor Informal Kota : Analisis Ekonomi Rumah Tangga Pekerja Sektor Informal…, 2003
USU Repository © 2007

RINGKASAN
Syarifah Zahrah, “Sektor Informal Kota: Analisis Ekonomi Rumah Tangga Pekerja Sektor Informal
Di Kota Medan” dengan komisi pembimbing Prof. Dr. Suwardi Lubis, MA (Ketua), Drs. H.B.

Tarmizi, SU (Pembimbing I), dan lic.rer.reg. Sirojuzilam, S.E (Pembimbing II).
Gejala urbanisasi meledak sejak tahun 1970-an dan terlebih-lebih lagi pada
dasawarsa tahun 1980. Tingkat urbanisasi yang paling besar terjadi pada kota-kota besar
termasuk Kota Medan yang mencapai 2-3 kali lipat angka pertumbuhan rata-rata karena
kelahiran secara nasional mencapai 2,32 persen pertahun.
Kemiskinan perkotaan seringkali merupakan kemiskinan pedesaan yang beralih
dari desa dengan cepatnya laju pertumbuhan penduduk dan lingkungan ekonomi.
Selanjutnya memunculkan masalah-masalah sosial. Masalah sosial ini akan
mempengaruhi secara langsung pada proses dan kelangsungan pembangunan.
Di balik masalah-masalah yang ditimbulkan oleh golongan sektor informal dalam rangka
pembangunan kota, ternyata golongan ini mempunyai sumbangsih yang besar dan berkaitan
erat dengan dinamika dan ekonomi kota, serta bersangkut paut dengan kehidupan sebagian
besar penduduk kota yang umumnya masih berpenghasilan rendah. Ini berarti sektor
informal sangat besar peranannya dalam menangani konsumen kefas bawah yang
kemungkinannya tidak terjangkau sektor formal yang ada. Oleh sebab itu pelayanan yang
diberikan sektor informal ini sangat berarti sekali bagi kelangsungan hidup masyarakat miskin di
perkotaan.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan rumah tangga pekerja sektor informal. Juga
bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara tingkat kemiskinan rumah tangga pekerja

sektor informal dengan rangsangan curahan waktu mencari nafkah. Dan menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi penggunaan waktu rumah tangga pekerja sektor
informal.
Penelitian ini dilakukan pada 3 (tiga) kelurahan yang berada dekat dengan pasar
tradisional yaitu Kelurahan Bantan Kecamatan Medan

Syarifah Zahrah : Sektor Informal Kota : Analisis Ekonomi Rumah Tangga Pekerja Sektor Informal…, 2003
USU Repository © 2007

Tembung berada di sekitar Pasar Tradisional Firdaus/Pekong, Kelurahan Sei Sikambing C-II
Kecamatan Medan Helvetia berada di sekitar Pasar Tradisional Sei Sikambing dan Kelurahan
Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor berada di sekitar Pasar Tradisional Kwala Bekala.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, dari populasi yang ada di masing-masing
kelurahan. Pengambilan sampel rumahtangga di masing-masing lingkungan dilakukan
dengan teknik purpossive random sampling. Yaitu telah ditetapkan populasi yang
homogen dan diambil secara acak sekitar 25 persen dari total populasi rumahtangga sektor
informal di masingmasing kelurahan penelitian.
Data tentang aktivitas rumahtangga pekerja sektor informal dikumpulkan d a r i
m a s i n g - m a s i n g r u m a h t a n g g a m e l a l u i w a w a n c a r a d e n g a n menggunakan daftar
pertanyaan. Data yang dibutuhkan meliputi: pendapatan, pengeluaran rumahtangga,

pemanfaatan waktu, dan sosial ekonomi lainnya. Data sekunder tentang jumlah
rumahtangga dan penduduk dikumpulkan dari Kantor Kelurahan setempat, data sekunder
lainnya dikumpulkan dari berbagal publikasi resmi yang dikeluarkan pemerintah, BPS dan
jurnal ilmiah lainnya.
Untuk mengukur kemiskinan digunakan ukuran setara beras yang dikembangkan
oleh Sayogyo. Untuk menggambarkan ketimpangan distribusi pendapatan rumah tangga
sektor informal digunakan analisis k o efi si en v ari a si d an k o efi si en Gin i s e rt a k u rv a
Lo ren z. U n tu k mengidentifikasi hubungan tingkat kemiskinan rumah tangga pekerja
sektor informal dengan rangsangan curahan waktu mencari nafkah digunakan analisis
korelasi peringkat (rank Spearman correlation). Dan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi alokasi penggunaan waktu rumah tangga sektor informal
untuk bekerja digunakan regresi linier berganda.
Sebagian besar rumah tangga sektor informal telah mampu memenuhi kebutuhannya dengan
tingkat pengeluaran lebih dari 360 kg senilai tukar beras. Tingkat ketimpangan distribusi
pendapatan perkapita rumah tangga pekerja sektor informal relatif rendah beriksar antara
0,1893 hingga 0,2927.

Syarifah Zahrah : Sektor Informal Kota : Analisis Ekonomi Rumah Tangga Pekerja Sektor Informal…, 2003
USU Repository © 2007

Sebagian besar rumah tangga pekerja sektor informal mencurahkan waktunya untuk

mencari nafkah lebih dari 45 jam per minggu. Tingkat rata-rata pengeluaran perkapita
rumah tangga pekerja sektor informal memiliki hubungan yang signifikan dengan
curahan waktu mencari nafkah istri di Kelurahan Sei Sikamibing C-II dan Kwala Bekala
serta sampel secara keseluruhan. Sedangkan terhadap curahan waktu suami mencari
nafkah tidak memiliki hubungan dengan tingkat pengeluaran.
Penghasilan suami dan ukuran keluarga memberikan pengaruh yang positip dan
signifikan terhadap alokasi waktu suami untuk bekerja rumah tangga pekerja sektor
informal di Kota Medan. Penghasilan suami memberikan pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap aloaksi waktu istri bekerja serta ukuran keluarga memberikan pengaruh
yang positip dan signifikan.

Syarifah Zahrah : Sektor Informal Kota : Analisis Ekonomi Rumah Tangga Pekerja Sektor Informal…, 2003
USU Repository © 2007