PERILAKU MENABUNG PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL

PERILAKU MENABUNG PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL

SKR IPSI

Oleh :
Andhika Waskito A.
NIM : 06810079

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

PERILAKU MENABUNG PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL

SKR IPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Andhika Waskito A.
NIM : 06810079

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi

: Perilaku Menabung Pada Pekerja Sektor Informal

2. Nama Peneliti

: Andhika Waskito Abriyanto

3. Nomor Induk Mahasiswa : 06810079
4. Fakultas


: Psikologi

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian

: Maret 2011 sampai dengan April 2011

Malang, 28 April 2011
Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Tulus Winarsunu, M. Si

Muhammad Shohib, M.si

LEMBAR PENGESAHAN


Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji
Pada tanggal 07 Mei 2011

Dewan Penguji :
Ketua Penguji

: Muhammad Shohib, M.Si

(

)

Anggota Penguji

: 1. Zakarija Achmat, M.Si

(

)


2. Yuni Nurhamida, M.Si

(

)

3.

Mengesahkan :
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Drs. Tulus Winarsunu M. Si.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama


: Andhika Waskito Abriyanto

Nim

: 06810079

Fakultas

: Psikologi

Menyatakan bahwa skripsi saya/karya ilmiah yang berjudul:
Perilaku Menabung Pada Pekerja Sektor Informal
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan
sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan
Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan
apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.


Malang, 28 April 2011
Mengetahui
Ketua Program Studi

Yang Menyatakan

M.Salis Yuniardi, S.Psi., M.Si

Andhika Waskito A.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Perilaku Menabung Pada Pekerja Sektor Informal”, sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas
Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyempaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang sekaligus pembimbing I dan Muhammad Shohib,
M.si selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Ari Firmanto, S.Psi. selaku dosen wali yang telah mendukung, mengarahkan,
dan memberi banyak inspirasi selama menempuh studi hingga selesainya
skripsi ini.
3. Ayah, Mama dan adikku Alfan yang selalu memberi dukungan, do’a dan
kasih sayang yang menjadi kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Umi, Om Bagong dan Om Arief yang selalu memberi warna dalam
kehidupan penulis sekaligus kekuatan dalam skripsi ini.
5. Om Anang, Mas Dayun dan Mbak Endang yang telah memberi motivasi,
do’a, dan keyakinan besar terhadap penulis hingga selesainya skripsi ini
dengan baik.
6. Sahabat-sahabatku beserta anak-anak Kumpul Kumpul Nyantai 26 yang telah
memberikan banyak pengalaman dan cerita bagi penulis.
7. Teman-teman angkatan 2006 khususnya kelas B atas kontribusi dalam proses

kehidupan subyek hingga sekarang dengan berbagai cerita, rasa, dan cinta
yang pastinya akan selalu ada di hati penulis.

8. Keluarga besar H. Matabri yang selalu memberikan do’a dan perhatian bagi
penulis.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususunya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 28 April 2011
Penulis

Andhika Waskito A

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

INTISARI........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Menabung .............................................................................. 9
1. Pengertian Perilaku Menabung ................................................ 9
2. Pembentukan Perilaku Menabung............................................ 19
3. Peran Budaya Dalam Perilaku Menabung ............................... 19
4. Faktor-faktor Dalam Menabung............................................... 20
5. Teori Perilaku Menabung......................................................... 23
6. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Perilaku Menabung .......... 25
7. Motif Menabung....................................................................... 27
B. Pekerja Sosial Informal ........................................................................ 28
1. Definisi Pekerja Sektor Informal ............................................. 28

2. Tumbuhnya Sektor Informal .................................................... 31
3. Sistem Pengupahan .................................................................. 32
4. Karakteristik Tenaga Kerja ...................................................... 32
5. Ciri Pekerja Sektor Informal .................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 36
B. Batasan Istilah ...................................................................................... 37
C. Subjek Penelitian.................................................................................. 37
D. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 38
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 38
F. Prosedur Penelitian............................................................................... 40

G. Metode Analisa Data ............................................................................ 40
H. Teknik Keabsahan Data ....................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data....................................................................................... 43
1.

Data Subyek Penelitian............................................................. 43


2.

Diskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 47

B. Analisa Data ......................................................................................... 61
1.

Adanya perilaku menabung yang negatif
pada pekerja sektor informal ................................................... 62

2.

Munculnya orientasi untuk mendapatkan sesuatu dan
kebutuhan akan rasa aman ...................................................... 63

3.

Cara menabung banyak dilakukan dengan cara
menyimpan sebagian penghasilannya di bank ........................ 64

4.

Munculnya keyakinan kehidupan yang layak dan sikap
positif, motivasi kerja, dan penguatan terhadap
perilaku menabung ................................................................... 65

C. Pembahasan .......................................................................................... 66
1.

Adanya perilaku menabung yang negatif
pada pekerja sektor informal .................................................... 67

2.

Munculnya orientasi untuk mendapatkan sesuatu dan
kebutuhan akan rasa aman ...................................................... 68

3.

Cara menabung banyak dilakukan dengan cara
menyimpan sebagian penghasilannya di bank ........................ 69

4.

Munculnya keyakinan kehidupan yang layak dan sikap
positif, motivasi kerja, dan penguatan terhadap
perilaku menabung .................................................................. 70

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 72
1. Adanya perilaku menabung yang negatif
pada pekerja sektor informal .................................................... 72
2. Munculnya orientasi untuk mendapatkan sesuatu dan
kebutuhan akan rasa aman ...................................................... 72
3. Cara menabung banyak dilakukan dengan cara
menyimpan sebagian penghasilannya di bank ......................... 72
4. Muncul keyakinan kehidupan yang layak dan sikap
positif, motivasi kerja, dan penguatan terhadap

perilaku menabung .................................................................. 73
B. Saran .................................................................................................... 73
1. Bagi masyarakat dan pekerja sektor informal lainnya ............. 73
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................... 73
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 1 : Deskripsi Subjek ............................................................................... 38
Tabel 2 : Data Subjek Penelitian ..................................................................... 43
Tabel 3 : Kesimpulan Deskripsi Data .............................................................. 61
Tabel 4 : Analisa Data ..................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian Edisi revisi. Malang : UMM Press
Antonides, G. (1982). Psychology in Economics and Business, Second, Revised
Edition. Kluwer Academic Publiser Dordrecht/Boston/London.
Andriana, D. (2007). Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Kuantitatif.
halaman 1&2
Bari’ah, Abidin, Z., Nurtjahjanti. (2004). Hubungan Antara Kualitas Layanan
Bank Dengan Minat Menanbung Nasabah PT. BRI Kantor Cabang
Unggaran. Diperoleh dari www.gahbo.com diakses tanggal 25 Januari
2011
Cahyono, Bambang T. (1986). Pengembangan Kesempatan Kerja. Yogyakarta :
BPFE.
Canova, L., Rattazi, A. M. M., Webley, P. (2006) Struktur Secara Hirarki
Motif Menabung. www.economicjurnal.com . diakses tanggal 27
Januari 2011
Chaplin, J. P. (1968). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Harefa, A., Sebel R., Ichsan, Wibawa H., Lubis P. (2007). Menabung Langkah
Menuju Kesejahteraan. Disadur dari Harian Umum Sore Sinar Harapan
Rubrik Perencanaan Keuangan.
Harsiwi, A. (2003). Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Pedagang Kaki Lima.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya
Yogyakarta vol. 14 (1).
Jhingan, M.L. (1975). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan: Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar
Maju.
Katona, G. (1951). Psychological Analysis of Economic Behavior, McGraw-Hill
New York-Toronto-London.
Lea Stephen E.G, Tarpy Roger M, Webley Paul. (1987). The Individual in The
Economy A Texbook of Economic Psychology. Cambridge-LondonNew York-New Rochelle-Melbourne-Sydney.
Moleong, L.J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda

Nawawi, H.H. (1997). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta :Gadjah
Mada University Press.
Partadirja. (1993). Pengantar Ekonomika. Yokyakarta : BPFE.
Patty, M.A.F., Woerjo, M.A.K., Syam , M. Ardhana M.A. I. W., Saleh, I.A.
(1982). Pengantar Psikologi Umum. Surabaya : Usaha Nasional.
Rachmawati, N.D.I. (2008). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Iklan
Berhadiah Dengan Keputusan Memilih Produk Tabungan.
www.pdfcast.org diakses tanggal 20 Januari 2011
Sagir, S.H. (1990). Membangun Manusia Karya. Yogyakarta : SH Press.
Saputra, I.N., (1993). Pendekatan Sistem Perilaku dan Prestasi Kerja. Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial FPIPS IKIP Malang.
Siagian, S. P. (1982), Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.
CV. Haji Mas Agung
Sutikno. (2008). Mitos Seputar Menabung dan Investasi. www.pdfcast.org
diakses tanggal 20 januari 2011
Smith, J.A. (2006). Dasar-Dasar Psikologi Kualitataif Pedoman Prakis
Metode Penelitian. Bandung : Nusa Media.
Soekanto, S., (1983). Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat.
Jakarta : CV. Rajawali.
Suryana. (2007). Tahapan-Tahapan Penelitian Kualitatif. www.pdfcast.org
diakses tanggal 15 januari 2011
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Sumanto. (1990). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta :
Andi Offset.
Suparmoko M, Ph.D. Suparmoko Maria R, 1986. Pokok-Pokok ekonomika edisi
Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Thantawi, As.M.S., Machdoero A. M. (1989). Metodologi Penelitian. Malang :
UMM Press.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perbankan merupakan bagian integral dari sistem perekonomian modern
yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi, yaitu mengerahkan
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkannya serta penunjang sistem pembayaran. Sektor
perbankan dapat dikatakan sebagai motor penggerak perekonomian yaitu sebagai
lembaga penyuntik dana dalam mendukung dan menopang aktivitas-aktivitas
ekonomi rakyat.
Saat ini sektor perbankan mendapatkan perhatian yang sangat besar dari
pemerintah, karena sektor ini dapat mempengaruhi kesejahteraan rakyat dan laju
pertumbuhan perekonomian negara. Salah satu kebijakan perbankan dalam
mendukung laju pertumbuhan perekonomian adalah menghimpun seperti dana
masyarakat yang dapat dicapai melalui sektor tabungan. Menurut UU No 7 tahun
1992, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek atau alat yang dipersamakan dengan itu. Frekuensi tabungan sangat
berkembang pesat bila dibandingkan dengan bentuk simpanan lainnya seperti giro
dan deposito, karena tabungan memiliki persyaratan yang relatif sangat mudah
dan hampir dari seluruh lapisan masyarakat mengetahuinya. Keseluruhan
simpanan ini merupakan rangkaian yang sama dalam menambah sumber dana
bank itu sendiri. Sumber dana itu adalah dana yang diperoleh masyarakat (pihak
III), berupa : tabungan, deposito dan giro.
Usaha dibidang jasa keuangan saat ini sedang banyak ditekuni oleh orangorang yang memiliki modal. Hal ini membawa para pelaku dunia usaha ke
persaingan yang sangat ketat untuk berusaha berlomba-lomba menarik konsumen
untuk menggunakan jasa keuangan yang ditawarkan. Berbagai pendekatan
dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui peningkatan
sarana dan prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun dengan pengembangan
sumber daya manusia. Persaingan untuk memberikan yang terbaik kepada

konsumen telah menempatkan konsumen sebagai pengambil keputusan. Semakin
banyaknya perusahaan sejenis yang beroperasi dengan berbagai produk/jasa yang
ditawarkan, membuat masyarakat dapat menentukan pilihan sesuai dengan
kebutuhannya. Demikian juga pada konsumen yang semakin kritis dalam memilih
suatu jasa perbankan.
Berkembangnya paradigma masyarakat seiring percepatan pertumbuhan
ekonomi, keuntungan yang ditawarkan bank dalam bentuk bunga ataupun bagi
hasil menjadi alternatif kedua mengapa orang menyimpan uang di bank. Sekarang
ini nasabah bank dimanjakan berbagai kemudahan yang dikemas dalam pelayanan
ekstra cepat yang berskala teknologi tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008 : 3) dijelaskan
bahwa pengambilan keputusan oleh konsumen untuk memilih produk tabungan
diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang
disebut need arousal. Maka konsumen mengambil keputusan untuk membeli jika
produk,

barang

atau

jasa,

memenuhi

kebutuhannya,

akan

dirasakan

kefaedahannya, atau akan menunjang gaya hidupnya. Para konsumen mempunyai
kebiasaan-kebiasaan tertentu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya
sebelum memilih sebuah produk baik itu berupa barang ataupun jasa. Banyak
sekali pertimbangan yang mereka lakukan karena adanya pengaruh-pengaruh baik
secara pribadi, psikologis dan sosial.
Dulu orientasi menabung hanya untuk saving (menyimpan) uang semata
tanpa ada maksud lain. Uang disimpan sedikit demi sedikit dengan harapan
setelah terkumpul dalam jumlah banyak maka akan dipergunakan untuk suatu
keperluan tertentu. Sekarang motivasi menabung sedikit agak berbeda seiring
dengan terus berkembangnya dan sengitnya persaingan dunia perbankan. Dampak
dari kiat bank menarik nasabah, maka menabung di suatu bank sudah tidak lagi
berorientasi pada niat saving semata tetapi sudah banyak variasi harapan yang
timbul sebagai kompensasi dari bervariasinya layanan yang diberikan pihak bank
yang terkait dengan bentuk ragam hadiah yang dijanjikan bagi para penabung
yang menyimpan uangnya di bank.
Menurut Hadinoto dan Retnadi dalam Bari’ah (2004:13) antara tahun 1989
sampai dengan tahun 1996 nilai simpanan Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit

meningkat lebih dari 450 persen. Perubahan besar dalam dunia perbankan adalah
tingkat persaingan antara bank yang semakin kuat. Persaingan yang sehat antar
bank diperlukan sebagai salah satu unsur pendorong peningkatan efisiensi.
Tentunya situasi semacam itu tidaklah mudah, karena di sisi lain negara pernah
mengalami krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang berdampak sangat besar
pada dunia perbankan di Indonesia.
Nuh dalam Bari’ah (2004:15) selaku menteri komunikasi dan informatika
mengemukakan bahwa krisis keuangan di Amerika Serikat mengakibatkan
pengeringan likuiditas sektor perbankan dan institusi keuangan non bank yang
disertai berkurangnya transaksi keuangan. Kondisi demikian telah menyebabkan
minat menabung dalam masyarakat di bank mengalami penurunan. Masyarakat
menjadi enggan untuk menginvestasikan dananya, karena bank bukanlah tempat
yang aman lagi untuk berinvestasi. Bank tidak lagi memberikan keuntungan bagi
masyarakat dan sebaliknya, bank menambah beban masyarakat dengan segala
permasalahannya. Bank pemerintah berusaha mengembalikan kepercayaan
masyarakat dan merangsang minat masyarakat untuk menabung dengan
melakukan berbagai strategi marketing mix untuk menghimpun dana dari
masyarakat. Strategi ini dilakukan dengan mengeluarkan variasi produk,
penawaran tingkat bunga yang cukup tinggi, pembukaan kantor cabang, undian
berhadiah dan kampanye di media massa. Strategi tersebut diharapkan dapat
menarik minat masyarakat untuk menabung di bank.
Persoalan dalam kehidupan ini tidak pernah ada hentinya di mana saja
seseorang berada. Demikian pula dalam kehidupan finansial seseorang. Bahkan
ketika telah memiliki penghasilan yang stabil dan bertambah sesuai dengan karir,
seseorang masih akan menghadapai persoalan. Persoalan yang seringkali dihadapi
adalah apakah mampu memanfaatkan penghasilan yang dengan susah payah
dikumpulkan itu sesuai dengan tujuan hidup. Hal ini sangat terkait dengan
bagaimana seseorang mengatur arus kas keuangan. Karena persoalan arus kas
akan menentukan kemana uang yang selama ini dihasilkan akan pergi, maka
membangun kebiasaan menabung menjadi sangat dibutuhkan.
Prinsip mendasar yang sangat mudah diterima adalah realitas keterbatasan
pemasukan dibandingkan dengan tujuan/impian/cita-cita finansial. Hal ini, secara

tidak langsung menjadikan perencanaan arus kas menjadi sangat penting baik bagi
kepentingan jangka pendek apalagi untuk tujuan jangka panjang. Keduanya harus
dilakukan secara bersama-sama, simultan dan terencana.
Menabung merupakan suatu aktivitas guna memenuhi suatu kebutuhan
yaitu jaminan akan materi. Menabung merupakan kegiatan atau aktivitas yang
memerlukan adanya keinginan dalam diri seseorang untuk menyisihkan dana dari
pendapatan setiap bulannya untuk suatu tujuan keuangan di masa depan.
Menabung memerlukan minat agar perilakunya

terarah pada

aktivitas

tersebut/menabung (Harefa dkk, 2007:21).
Sering orang beranggapan bahwa dengan bertambahnya penghasilan,
maka keadaan ekonomi akan semakin baik. Namun pada kenyataannya dengan
bertambahnya penghasilan tersebut, maka akan bertambah pula standar hidup.
Dan apabila seseorang gagal merencanakan goal saving (menabung) maka tidak
menutup kemungkinan bahwa akan semakin menambah hutangnya.
Menurut Syah dalam Bari’ah (2004:29), minat atau interest berarti
kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Minat bukanlah sesuatu yang popular karena ketergantungannya pada
faktor-faktor internal seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan. Rangsang yang diberikan oleh bank untuk menarik minat menabung
pada masyarakat terbatas pada rangsangan yang hasilnya dapat dirasakan
langsung oleh nasabah.
Nasabah saat ini lebih berhati-hati sebelum memutuskan bank manakah
yang akan dipilihnya untuk menginvestasikan dananya. Penilaian masyarakat
terhadap bank tidak hanya terpaku dalam masalah kuantitas seperti bunga bank,
tetapi sudah berkembang pada persoalan kualitas, baik mengenai produk bank
maupun layanannya. Palilati dalam Suparmoko (1986:47).
Penilaian masyarakat terhadap bank dipengaruhi bagaimana mereka
memaknai produk bank atau pelayanan yang diterima. Hasil survey awal
penelitian menunjukkan perlunya kualitas layanan sebagai salah satu unsur yang
mendukung pilihan nasabah pada suatu bank untuk menabung. Berdasarkan hasil
survey pada nasabah BRI bulan April 2009, beberapa nasabah memiliki dua

rekening pada dua bank yang berbeda. Satu tabungan di bank pemerintah dan satu
tabungan di bank lain.
Walaupun demikian menabung merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk dilakukan. Menurut Sutikno dalam Partadirja (1993:173) siklus hidup
finansial sebuah keluarga ada tiga kategori tujuan keuangan yang harus dipenuhi,
yaitu jangka pendek kurang dari 3 tahun, seperti mempersiapkan dana uang muka
rumah dan mobil. Jangka menengah 3-5 tahun, misalnya mempersiapkan biaya
uang pangkal masuk sekolah TK dan SD. Jangka panjang lebih dari 5 tahun,
misalnya

mempersiapkan uang pangkal masuk universitas, dan juga dana

pensiun. Ketiga kategori tersebut mengharuskan seseorang menyimpan uang
sekarang dan membelanjakannya nanti atau dengan kata lain menabung. Jadi
menabung tujuannya bukan sekedar mengumpulkan uang, melainkan dilakukan
dalam mempersiapkan dana untuk suatu tujuan keuangan tertentu.
Bila seseorang bisa menyisihkan sebagian dari pendapatannya secara
regular, maka potensi pencapaian tujuan yang diinginkan juga akan semakin
meningkat. Salah satu yang menyebabkan seseorang sulit menabung adalah tujuan
keuangan. Tanpa tujuan keuangan yang spesifik maka tidak ada dorongan atau
motivasi untuk mencapai apa yang diidamkan selama ini. Terlebih pada pekerja
sektor informal yang hanya mendapatkan sedikit uang, yang kemungkinan masih
sulit untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung dengan berbagai
alasan yang mendasar, misalnya kebutuhan ekonomi yang semakin hari semakin
mahal, kebutuhan seseorang semakin banyak, atau bahkan untuk biaya anak
sekolah. Dari beberapa permasalahan tersebut tidak banyak pekerja pada sektor
informal misalnya pedagang kaki lima, pedagang asongan, tukang tambal ban
yang mampu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.
Perekonomian di kebanyakan negara berkembang bahkan di beberapa
negara maju adalah fenomena jumlah dan tingginya peningkatan penduduk yang
bekerja di sektor informal. Hal ini didorong oleh tingkat urbanisasi yang tinggi
dimana penawaran pasar tenaga kerja mampu direspon oleh permintaan tenaga
kerja sektor informal. Menurut Hendri Saparini dan M. Chatib Basri dari
Universitas Indonesia (dalam Sagir, 1990:52) menyebutkan bahwa tenaga kerja

sektor informal adalah tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa
ada perlindungan negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak.
Definisi lainnya adalah segala jenis pekerjaan yang tidak menghasilkan
pendapatan yang tetap, tempat pekerjaan yang tidak terdapat keamanan kerja (job
security), tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut
dan unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan hukum. Sedangkan ciri-ciri
kegiatan-kegiatan informal adalah mudah masuk, artinya setiap orang dapat kapan
saja masuk ke jenis usaha informal ini, bersandar pada sumber daya lokal,
biasanya usaha milik keluarga, operasi skala kecil, padat karya, keterampilan
diperoleh dari luar sistem formal sekolah dan tidak diatur dan pasar yang
kompetitif. Contoh dari jenis kegiatan sektor informal antara lain pedagang kaki
lima (PKL), becak, penata parkir, pengamen dan anak jalanan, pedagang pasar,
buruh tani dan lainnya.
Hidayat dalam Harsiwi (2003 : 25) menjelaskan bahwa tumbuhnya sektor
informal didahului oleh terlalu banyaknya sektor industri padat modal dan
berlokasi di daerah perkotaan (disingkat Ik), karena pada umumnya pemilik
modal cenderung memilih sektor Ik. Ini menyebabkan banyak perusahaan berjalan
dengan "excess capacity" yang berarti biaya per unit lebih tinggi dari biaya pada
produksi yang paling optimum. Proses industrialisasi dengan mengutamakan Ik
menyebabkan permintaan terhadap bahan mentah dan barang modal yang diimpor
relatif besar. Akibatnya, tumbuh sektor jasa padat modal di kota (disingkat Jk)
terutama dalam bidang perdagangan besar dan lembaga keuangan. Tahapan
kebijakan substitusi barang impor ternyata tidak berhasil menggalakkan sektor
industri padat karya yang berlokasi di desa (disingkat Id). Akibatnya kesempatan
kerja di desa tidak berkembang cepat. Lama kelamaan di kota terjadi struktur
ekonomi yang dualistik yaitu sektor formal (terdiri dari Ik dan Jk) dan sektor
informal. Tenaga kerja asal desa yang tidak tertampung di sektor pertanian, sektor
industri padat modal dan berlokasi di daerah perkotaan (Ik), dan sektor jasa padat
modal di kota (Jk) mencari pekerjaan di sektor informal kota atau informal
pedesaan.
Hidayat dalam Harsiwi (2003:66) menyatakan bahwa sektor informal
muncul dalam kegiatan perdagangan yang bersifat kompleks oleh karena

menyangkut jenis barang, tata ruang, dan waktu. Berkebalikan dengan sektor
formal yang umumnya menggunakan teknologi maju, bersifat padat modal, dan
mendapat perlindungan pemerintah, sektor informal lebih banyak ditangani oleh
masyarakat golongan bawah. Sektor informal dikenal juga dengan “ekonomi
bawah tanah” (underground economy). Sektor ini diartikan sebagai unit-unit
usaha yang tidak atau sedikit sekali menerima proteksi ekonomi secara resmi dari
pemerintah. Pekerja sektor informal ini umumnya berupa usaha berskala kecil,
dengan modal, ruang lingkup dan pengembangan yang terbatas. Seperti misalnya
pedagang kaki lima atau street trading adalah salah satu usaha dalam perdagangan
kelas bawah.
Pedagang kaki lima adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit,
berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang untuk memenuhi
kebutuhan kelompok tertentu didalam masyarakat. Usaha tersebut dilaksanakan
pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang
informal Winardi dalam Haryono dalam Harsiwi (2003:84).
Dengan keadaan seperti itulah maka tidak banyak pekerja di sektor
informal yang mampu berkehidupan sejahtera. Mereka hanya mampu untuk
mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan minimal, terlebih lagi pada kegiatan
menabung. Para pekerja sektor informal ini sangat kecil kemungkinannya untuk
mampu

menyisihkan

sebagian

pendapatan

perharinya

untuk

ditabung.

Kebanyakan dari mereka yang mendapatkan uang hanya bisa digunakan untuk
makan dan modal besok. Memang ada sebagian yang masih bisa menyisihkan
penghasilannya, namun kemungkinan sedikit dan jarang ada orang yang mampu.
Dari wawancara awal yang telah dilakukan terhadap beberapa pekerja
sektor informal, didapatkan beberapa hasil dimana ada beberapa pekerja yang
mendukung perilaku menabung, namun ada juga yang pekerja yang tidak terlalu
mendukung perilaku menabung.
Beberapa pekerja sektor informal yang mendukung perilaku menabung,
beralasan bahwa mereka perlu menyisihkan penghasilan mereka karena mereka
beranggapan bahwa di masa yang akan datang mereka pasti akan memiliki
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga, dengan begitu jika mereka tidak

menabung mulai dari sekarang, maka nanti mereka takut tidak dapat mencukupi
kebutuhan mereka di masa yang akan datang.
Sedangkan pekerja yang tidak terlalu mendukung perilaku menabung
dikarenakan mereka beranggapan bahwa mereka merasa belum memiliki
penghasilan yang cukup untuk ditabung. karena untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari pun mereka masih kurang.
Dengan beberapa masalah diatas terlebih dalam hal sulitnya menabung
pada orang-orang yang bekerja pada sektor informal maka penelitian ini diarahkan
untuk menjelaskan dan memahami fenomena atau gejala tentang perilaku
menabung pada pekerja sektor informal, mengetahui bagaimana para pekerja
mengartikannya, dan bagaimana cara mereka dalam melakukan perilaku ekonomi
khusunya menabung, motif serta tujuan apa yang mendasari perilaku menabung
para pekerja sektor informal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas maka rumusan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana para pekerja sektor informal ini mempersepsikan menabung
2. Apa yang menjadi tujuan para pekerja sektor informal untuk menabung
3. Bagaimana cara dan manfaat apa yang diperoleh dengan menabung
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui persepsi para pekerja sektor informal tentang menabung
2. Mengetahui apa yang menjadi tujuan para pekerja sektor informal untuk
menabung
3. Untuk mengetahui cara dan manfaat apa yang diperoleh dengan menabung
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi
berbagai pihak diantaranya :

1. Secara Praktis
- Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang dapat digunanakan untuk
dasar bagi para pekerja sektor informal untuk melakukan transaksi dalam
bentuk tabungan.
- Secara umum sebagai motivasi bagi seluruh kalangan yang selama ini
jarang untuk melakukan tindakan menabung.
2. Secara Teoritis
- Hasil

penelitian

ini

diharapkan

dapat

menambah

perbendaharaan

kepustakaan dan sebagai bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut.
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian pustaka bagi
fakultas psikologi terutama psikologi industri dan organisasi tentang
bagaimana pengaruh besarnya pendapatan terhadap keinginan seorang
pekerja sektor informal untuk menabung.