Investasi langsung, yaitu investasi yang dapat dilakukan oleh seorang Teori Portofolio Kerangka Pikir Penelitian

b. Klasifikasi Investasi

Investasi dibagi menjadi dua, Halim, 2003:2, yaitu: 1. Investasi pada Financial Assets yaitu investasi yang dilakukan di pasar uang misalnya commercial papper, surat berharga di pasar uang, dan lain sebagainya, atau dilakukan dipasar modal seperti saham, obligasi, waran, opsi, dan lainnya. 2. Investasi pada real assets yaitu investasi dalam bentuk pembelian assets produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lain sebagainya. Investasi keuangan dikategorikan ke dalam dua bentuk, Jogiyanto, 2003:7, yaitu:

1. Investasi langsung, yaitu investasi yang dapat dilakukan oleh seorang

investor dengan pembelian langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang diperjual belikan atau yang tidak diperjual belikan.

2. Investasi tidak langsung, yaitu investasi yang dilakukan oleh seorang

investor melalui pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain.

c. Proses Manajemen Investasi Proses manajemen investasi meliputi lima langkah, Halim, 2003:2-6

sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan investasi Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: tingkat pengembalian yang diharapkan expected rate of return, tingkat risiko rate of risk, dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. 2. Melakukan analisis Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga mispriced. Ada dua pendekatan yang dapat dipergunakan, yaitu: a Pendekatan Fundamental yaitu pendekatan yang didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. b Pendekatan Teknikal yaitu pendekatan yang didasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. 3. Melakukan pembentukan portofolio Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. 4. Melakukan evaluasi kinerja portofolio Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun tingkat risiko yang ditanggung. 5. Melakukan revisi kinerja portofolio Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi. Dari evaluasi selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya rate of returnnya lebih rendah dari yang diisyaratkan.

2. Return dan Risiko Investasi a. Return Investasi

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return Jogiyanto, 2003:109 dapat dibagi menjadi: 1 Return Realisasi realized return Merupakan return yang telah terjadi. Return dihitung berdasarkan data historis, return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi expected return dan risiko dimasa yang akan datang. Perhitungan return realisasi ini menggunakan return total. Return total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Jogiyanto, 2003:111 merumuskan return realisasi sebagai berikut: R i = 1 1     t t t t P D P P Keterangan: R i : Return saham P t : Harga saham pada saat t P t-1 : Harga saham pada saat t-1 D t : Dividen kas pada akhir periode 2 Return Ekspektasi expected return Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang. Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan dua analisis, yaitu: a Pendekatan Peramalan Jogiyanto, 2003:126 memaparkan bahwa perhitungan pendekatan peramalan menggunakan pemisahan untuk masa depan, yaitu kondisi yang diduga dan probabilitas yang diperkirakan terjadi sebagai berikut: ER i =   n j 1 j ij .P R Keterangan: ER i : Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i R ij : Hasil masa depan ke j untuk sekuritas i P j : Probabilitas hasil masa depan ke j n : jumlah dari hasil masa depan b Pendekatan Historis Merupakan return actual yang telah terjadi di masa lalu yang merupakan rata-rata return yang telah terjadi dengan rumus sebagai berikut: ER i = n R i  Keterangan: ER i : Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i R i : total return realisasi n : jumlah periode pengamatan

b. Risiko Investasi

Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan expected return - ER dengan tingkat pengembalian aktual actual return. Semakin besar tingkat perbedaannya berarti semakin besar pula tingkat risikonya Halim, 2003:38. Risiko dapat dibedakan menjadi Halim, 2003:39-40: 1 Risiko sistematis β i systematic risk Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya. Husnan, 2000:108-111 menjelaskan bagaimana cara mengestimasi beta, beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Data historis adalah untuk menghitung beta waktu lalu dipergunakan sebagai taksiran beta yang akan datang. Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi dalam bentuk kuadrat dari koefisien korelasi yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai R i yang bisa dijelaskan oleh R M , dengan demikian semakin besar koefisien determinasi semakin akurat estimasi beta. Husnan 2000:108 merumuskan beta sekuritas sebagai berikut: 2 m im i     Keterangan: βi : Beta sekuritas σ m : Kovarian return antara sekuritas ke i dengan return pasar σ m 2 : Varian return pasar 2 Risiko tidak sistematis σ ei 2 unsystematic risk Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tigkat keuntungan, dan lain sebagainya. Risiko tidak sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return e i . Nilai realisasi merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan pengukuran sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang belum terjadi yang masih mengandung ketidakpastian. Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realisasi yang merupakan kesalahan residu e i . Jogiyanto, 2003:238 merumuskan risiko tidak sistematis sebagai berikut: σ ei 2 = σ i 2 -β i 2 .σ m 2 Keterangan: σ ei 2 : Risiko tidak sistematis σ i 2 : Varian residu β i 2 : Beta saham σ m 2 : Varian pasar

3. Teori Portofolio

Portofolio sebagai kombinasi atau gabungan beberapa asset, baik berupa asset keuangan atau sekuritas maupun asset riil, Sartono, 2001:151. Teori portofolio menekankan pada usaha untuk mencari kombinasi investasi optimal yang memberikan tingkat keuntungan optimal atau rates of return maksimal pada suatu tingkat risiko terendah. Pembentukan portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari risiko risk adverse. Investor penghindar risiko adalah inverstor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan penghambatan diharapkan yang sama dan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah, Fabozzi, 2001:63 Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat resiko yang sudah pasti atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan return ekspektasi yang sudah pasti, Jogiyanto, 2003:180. Jika seorang investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal yang akan dipilihnya.

4. Konsep Model Indeks Tunggal

Model indeks tunggal atau model satu faktor single-index models yang dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963 ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan didalam perhitungan model Markowitz, Jogiyanto, 2003:231. Jika dilakukan pengamatan maka akan nampak bahwa pada saat pasar membaik yang ditunjukkan oleh indeks pasar yang tersedia. Harga saham individu juga meningkat demikian juga sebaliknya pada saat pasar memburuk maka saham akan turun harganya. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar, Husnan, 2000: 93. Jadi dapat disimpulkan bahwa model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa pasar dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga saham.

a. Penentuan Portofolio berdasarkan Model Indeks Tunggal

Jogiyanto, 2003: 253-255 memaparkan bahwa perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat mudah jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan kedalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah dengan membandingkan antara Excess Return to Beta ERB dengan tingkat pembatas saham tertentu Ci. Rumusnya adalah :   i BR i i R R E ERB    Keterangan : ERB i : Exess return to beta sekuritas ke-i ER i : Return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke-i R BR : Return aktiva bebas risiko i  : Beta sekuritas ke-i Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan kedalam portofolio optimal, dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas cut off point yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tertinggi. Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. 2 Menghitung nilai A i dn B i untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut:     2 ei i BR i i R R E A     Dan B 2 2 ei i i    Keterangan : 2 ei  : Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan risiko tidak sistematik. 3 Menghitung Ci cut off rate dengan menggunakan rumus sebagai berikut:       i j M i j M i j Aj C 1 2 1 2 1    Berdasarkan hasil subtitusi langkah kedua dan ketiga didapat persamaan sebagai berikut :                i j ej i M i j ej BR M i i R Ri E C 1 2 2 2 1 2 2 1       Keterangan : ERi : Return ekspektasi sekuritas ke-i 2 ej  : Jumlah varian dari saham I 2 M  : Varian pasar i  : Jumlah beta saham R BR : Return aktiva bebas risiko Ci : Cut off point 2 i  : Jumlah kuadrat beta saham 4 Besarnya cut off point C adalah nilai C i dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai nilai C i . 5 Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar dari nilai C i . Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dari nilai C i tidak diikut-sertakan dalam pembentukan portofolio optimal. Penentuan besarnya proporsi masing-masing sekuritas dalam portofolio optimal menurut Jogiyanto, 2003:258 dapat dihitung dengan rumus: Wi =   k j Zj Zi 1 Dimana: Zi = 2 ei i   ERB i - C Keterangan: Wi : Proporsi sekuritas ke-i k : Jumlah sekuritas di portofolio optimal β i : Beta sekuritas ke-i σ ei 2 : Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i ERBi : Excess return to beta sekuritas ke-i C : Nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar

3. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas dan teori yang dibahas, maka dapat disusun kerangka pikir yang menggambarkan tentang analisis pembentukan portofolio optimal. Peneliti dalam hal ini mengungkapkan bagaimana proses, logika atau rasionalitas kemungkinan terjadinya portofolio saham yang optimal pada saham JII di BEI. Skematik kerangka konseptual atau kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. menjelaskan alur berpikir penggunaan metode indeks tunggal yang dimulai dari tempat transaksi saham pasar modal, sebagai tempat bertemunya emiten perusahaan yang menerbitkan saham dan seorang investor pemilik modal. Salah satu sekuritas yang diperdagangkan yaitu saham, yang terbagi menjadi beberapa HIS salah satunya JII. Seorang investor yang menanamkan investasinya akan mendapatkan suatu tingkat return dengan tingkat risiko yang akan dihadapinya. Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Investasi di Pasar Modal Investasi di Pasar Modal Saham Saham Return Return Risiko Risiko Investor Investor Portofolio Optimal Portofolio Optimal Investasi Investasi Analisis Portofolio Analisis Portofolio JII JII Model Indeks Tunggal Model Indeks Tunggal Return Realisasi Return Realisasi Return Ekspektasi Return Ekspektasi Risiko Sistematis Risiko Sistematis Risiko tdk Sistematis Risiko tdk Sistematis Untuk itu perlu adanya analisis portofolio, agar dapat memberikan kombinasi return dan risiko yang optimum. Portofolio optimal dapat dibentuk dengan menggunakan model indeks tunggal. Model indeks tunggal ini dapat digunakan pada keputusan investasi saham JII. Dari perhitungan yang didapat dengan menggunakan model indeks tunggal akan menghasilkan saham portofolio optimal yang nantinya dapat digunakan seorang investor sabagai bahan pertimbangan melakukan investasi pada saham tersebut atau tidak.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif Descriptive Research, tipe penelitian ini menggambarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain, Sugiyono, 2002:11. Pemilihan jenis penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui saham-saham apa saja dan berapa proporsinya yang dapat membentuk portofolio optimal dan berapa besar risiko serta tingkat pengembalian portofolio.

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian