Teknik Pengolahan Data Teknik Analisis Data

proses penyusunan skripsi. Kegiatan ini dilakukan agar penelitian ini dapat diakui kebenarannya. c Kecukupan Referensial Ketersediaan dan kecukupan referensi dapat mendukung keterpercayaan data dalam penelitian, upaya untuk mendukungnya dapat digunakan kamera digital sebagai alat foto dan dapat juga menggunakan alat perekam suara, ini dimaksudkan agar dapat di manfaatkan untuk membandingkan hasil-hasil yang di peroleh dengan kritik yang telah terkumpul.. Dengan demikian, apabila akan dicek kebenaran data penelitian, maka referensi yang tersedia dapat dimanfaatkan sehingga tingkat keterpercayaannya dapat dicapai. 2. Keteralihan Transferability Nilai transfer berkenaan dengan pernyataan, sehingga hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporan memberikan uraian rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut sehingga dapat memutuskan dan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain. 3. Kebergantungan Dependability Dalam penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya. Kalau proses penelitiannya tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak dependable. Untuk mengetahui, mengecek, serta memastikan hasil penelitian ini benar atau salah, maka peneliti akan selalu mendiskusikannya dengan dosen pembimbing. Hasil yang dikonsultasikan antara lain proses penelitian dan taraf kebenaran data serta penafsirannya. Untuk itu peneliti perlu menyediakan data mentah, hasil analisis data dan hasil sintesis data serta catatan mengenai proses yang digunakan. 4. Kepastian Confirmability Dalam penelitian kualitatif, menguji kepastian mirip dengan menguji kebergantungan, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya. Pemeriksaan yang di lakukan oleh dosen pembimbing menyangkut kepastian asal- usul data, logika penarikan kesimpulan dari data dan penilaian derajat ketelitian serta telaah terhadap kegiatan peneliti tentang keabsahan data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH

A. Profil Muhammadiyah

1. Sejarah Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KH. Ahmad Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang. Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah, dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air. Disamping memberikan pelajaran atau pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut Sidratul Muntaha. Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki- laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa. KH. Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934. Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan. 1

2. Ciri Perjuangan Muhammadiyah

Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Persyarikatan Muhammadiyah. Ciri- ciri khusus ini pula yang membedakan Muhammadiyah dengan organisasi Islam yang lain, dimana ciri-ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah 2 : 1 http:www.muhammadiyah.or.ididcontent-50-det-sejarah-muhammadiyah.html, Diakses tang- gal 21 Maret 2014, pukul 16:28 WIB. 2 http:www.muhammadiyah.or.ididcontent-176-det-ciri-perjuangan.html, Diakses tanggal 21 Maret 2014 pukul 16:40 WIB.