Pembelajaran Mind Mapping Kerangka Teoritis 1. Motivasi

8 Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dari masing-masing individu. Hasil belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes maupun non tes. Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan pembelajaran.Untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar yaitu melalui suatu evaluasi atau tesi. Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan atau pengukuran hasil belajar dan dinyatakan dalam bentuk angka. Tinggi rendahnya hasil belajar dapat diketahui melalui pedoman penilaian Arikunto 2008: 245 : Bila nilai siswa 66, maka dikatagorikan baik, bila 55 nilai siswa 66, maka dikatagorikan cukup baik, bila nilai siswa 55 maka dikatagorikan kurang baik.

3. Pembelajaran Mind Mapping

Mind mapping peta pikiran merupakan salah satu teknik mencatat yang dikembangkan oleh Buzan pada tahun 1970-an, kepala Brain Foundation dan 9 seorang ahli serta penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan pengembangan diri. Gelb dalam Buzan 2007: 179-181: Mind mapping dapat diartikan sistem revolusioner dalam perencanaan dan pembuatan catatan yang telah mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia. Pembuatan mind mapping didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak kita. Dengan pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan keaktifan kedua otak sehingga dapat membuat kreatifitas siswa bertambah. Menurut DePorter Hernacki 2008: 152-159: Mind mapping juga dapat disebut dengan peta pemikiran. Mind mapping juga merupakan model mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau mind mapping pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak. Mind mapping merupakan pendekatan keseluruhan otak yang mampu membuat catatan yang menyeluruh dalam satu halaman. Dengan menggunakan citra visual dan perangkat grafis lainnya peta pikiran akan memberikan kesan yang lebih mendalam. Mind mapping merupakan alat paling hebat yang membantu otak berpikir secara teratur. Mind mapping menggunakan garis, lambang, kata-kata, serta gambar berdasarkan seperangkat aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan akrab bagi otak. Dengan menggunakan mind mapping daftar informasi yang panjang dan menjemukan bisa diubah bentuknya menjadi diagram berwarna- warni, mudah diingat dan sangat beraturan serta sejalan dengan cara kerja otak. Mind mapping berfungsi sebagai alat bantu untuk memudahkan otak bekerja. Manfaat mind mapping adalah: 1 Mempercepat pembelajaran; 2 Melihat koneksi antar topik yang berbeda; 3 Membantu brainstorming; 4 Memudahkan ide mengalir; 5 10 Melihat gambaran besar; 6 Memudahkan mengingat; 7 Menyederhanakan struktur. a Cara membuat mind mapping Sebelum membuat mind mapping ada beberapa sarana dan prasarana yang harus disiapkan. Menurut Buzan 2009: 14, sarana dan prasarana untuk membuat mind mapping adalah Kertas kosong tak bergaris, Pena dan pensil warna, Otak dan Imajinasi Buzan 2009:15-16, membuat mind mapping membutuhkan imajinasi atau pemikiran, adapun cara pembuatan mind mapping adalah: 1 Mulailah dari tengah kertas kosong; 2 Gunakan gambar simbol untuk ide utama; 3 Gunakan berbagai warna; 4 Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat; 5 Buatlah garis hubung yang melengkung; 6 Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis; 7 Gunakan gambar. Dalam membuat mind mapping juga diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf kapital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan mind mapping yang telah dibuat akan lebih mengesankan. Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar mind mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of MM: a Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal Landscape. Central Topic diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna; b Garis: lebih tebal untuk basic ordering ideals BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus 11 melengkung tidak boleh garis lurus dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat; c Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat; d Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi; e Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs; f Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1. Gambar 2.1 Contoh Aplikasi mind mapping menurut Buzan 2009: 16 Aplikasi mind mapping dalam Pembelajaran Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis mind mapping, yaitu: a Overview: Tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal Semester, overview dapat diisi dengan kegiatan 12 untuk membuat master mind mapping yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan. b Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah inview. c Inview: Tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan. d Review: Tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari- ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. 13 b Kelebihan dan Kelemahan Setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru terdapat kelebihan dan kelemahan masing-masing. Menurut Herdian 2009 ada beberapa kelebihan model mind mapping ini, yaitu: a Cara ini cepat; b Model ini dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala siswa; c Dalam proses menggambar diagram dapat memunculkan ide-ide yang lain; d Diagram yang terbentuk Bisa menjadi panduan untuk menulis. Jadi mind mapping cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran karena dapat menggali informasi dari dalam dan dari luar otak siswa. Dan cara ini lebih cepat digunakan karena kemenarikan dalam mencatat pelajaran. Mind mapping memiliki kekurangan terutama dalam hal jumlah detil informasi yang dapat dimasukkan, jika memasukan informasi yang mendetail maka mind mapping menjadi tidak efektif.

4. Pembelajaran Learning Cycle 5E