Prinsip Pengenaan Pajak Dampak Pajak terhadap Kesejahteraan Welfare

banyak orang. Dengan tersedianya banyak investasi, maka akan timbul lapangan pekerja. Sehingga secara tidak langsung pemerintah telah melakukan realokasi dan redistribusi pendapatan. Jadi secara tidak langsung adanya penarikan pajak yang tepat akan membuka peluang bagi kemakmuran masyarakat serta menjaga stabilitas dengan penciptaan lapangan kerja.

3.2. Prinsip Pengenaan Pajak

Pengenaan pajak yang terbaik dipandang dari sudut pandangan ilmu ekonomi adalah sistem perpajakan yang memiliki pengaruh-pengaruh ekonomi paling baik atau setidaknya walaupun memberikan pengaruh tidak baik, adalah yang paling sedikit. Soal prinsip pengenaan pajak agar dapat dihasilkan suatu kebaikan telah dikemukakan oleh Adam Smith dengan cannon of taxation. Suatu sistem pajak yang baik haruslah memenuhi beberapa kriteria di antaranya adalah 1 Distribusi dari beban pajak harus adil, setiap orang harus membayar sesuai dengan bagiannya yang wajar; 2 Pajak-pajak harus sedikit mungkin mencampuri keputusan- keputusan ekonomi; 3 Pajak-pajak haruslah memperbaiki ketidakefisienan yang terjadi di sektor swasta, apabila instrumen pajak dapat melakukannya; 4 Struktur pajak haruslah mampu digunakan dalam kebijakan fiskal untuk tujuan stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi; 5 Sistem pajak harus dimengerti wajib pajak; 6 Administrasi pajak dan biaya pelaksanaannya haruslah sesedikit mungkin; 7 Pasti; 8 Dapat dilaksanakan; dan 9 Dapat diterima. Konsep keadilan pada kriteria 1 sifatnya relatif. Dalam perpajakan konsep dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu keadilan datar horizontal equity dan keadilan tegak vertical equity. Yang dimaksud dengan keadilan datar adalah pengenaan pajak di mana setiap orang yang keadaannya sama haruslah menderita beban yang sama pula besarnya. Sedangkan keadilan tegak adalah situasi di mana orang yang keadaannya berbeda haruslah menderita beban pajak yang berbeda pula. Bisa dimaklumi bahwa konsep keadilan ini sangat kabur karena tidak jelas apa yang dimaksud dengan orang yang keadaannya sama. Prinsip-prinsip pengenaan pajak ini pada kenyataannya susah dilaksanakan. Hal ini terbukti begitu banyaknya mekanisme pengenaan pajak yang susah untuk dilakukan. Sehingga kemudian banyak terjadi penyelewengan dan ketidakpuasan akan pelayanan pajak.

3.3. Dampak Pajak terhadap Kesejahteraan Welfare

Apabila suatu barang dikenakan pajak maka harga yang dibayar konsumen lebih tinggi daripada harga yang diterima oleh produsen atau penjual, karena sebagian harga dibayarkan kepada pemerintah. Dalam beberapa hal kadang-kadang suatu pajak akan menimbulkan beban yang lebih berat dibandingkan nilai yang dipungut. Kelebihan beban yang ditimbulkan oleh pajak itulah yang disebut kesejahteraan yang hilang karena pajak welfare cost of taxation. Penting sekali membedakan secara jelas antara biaya tak langsung the welfare cost taxation dan biaya langsung direct cost of taxation dalam hubungannya dengan penarikan sumber-sumber produktif dari sektor swasta. Perbedaan ini dapat diilustrasikan secara jelas dengan contoh sebagai berikut: misalnya suatu pajak penjualan dikenakan pada produk tertentu, tetapi pajak tersebut dikenakan sedemikian tinggi sehingga produk tersebut menurun sampai nol. Dalam hal demikian berarti tidak ada biaya langsung dari suatu pajak sebab tidak ada penerimaan pajak yang dapat dikumpulkan oleh pemerintah. Tetapi jelas ada beban bagi masyarakat karena pajak yaitu produk tersebut tidak diproduksi padahal sangat dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian ada mis-alokasi sumber-sumber produksi sehingga konsumen menjadi kurang senang dan kehilangan kesejahteraan, yang berarti 2002 digitized by USU digital library 6 mereka memikul beban pajak. Jadi dalam hal ini ada welfare cost of taxation meskipun tidak ada direct cost of taxation. Apabila pajak penjualan tersebut dipungut pada tingkat tertentu yang masih menghasilkan sejumlah penerimaan pajak berarti akan timbul baik welfare cost of taxation maupun direct cost of taxation. Lebih jelasnya dapat diikuti pada gambar berikut: Harga P 1 B S + T P A C S 0 Q 1 Qo Jumlah Gambar 1. Dampak Pajak Terhadap Welfare. Gambar 1 memperlihatkan bahwa harga mula-mula sebelum dikenakan pajak terhadap produk tersebut adalah Po dan kurva supply adalah S, namun ketika dikenakan pajak pada produk tersebut maka kurva supply bergeser dari S ke S+T sehingga harga menjadi naik dari Po menjadi P 1 sedangkan produksi turun dari Qo menjadi Q 1 . Penerimaan pajak the direct cost taxation sama dengan PoP 1 BA. Harga bagi konsumen sekarang adalah P 1 di atas harga awal yaitu Po dan inilah sumber mis-alokasi yang menyebabkan adanya welfare cost. Pengurangan konsumsi atas produk tersebut dari Qo ke Q 1 berarti hilangnya manfaat sebesar BCQoQ 1 . Sumber-sumber produktif yang dipakai untuk memproduksi Qo dan Q 1 dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang lain yang lebih banyak. Jadi pajak membatasi produksi barang-barang yang dikenakan pajak dan mendorong sumber- sumber ptoduktif berpindah ke pemakaian lain. Tetapi nilai barang lain yang diproduksi ACQoQ 1 lebih sedikit dibanding dengan hilangnya nilai barang-barang yang dikenakan pajak BCQoQ 1 . Perbedaan atau selisih antara BCQoQ 1 dan ACQoQ 1 = BAC merupakan welfare cost sebab ini merupakan besarnya kehilangan neto akan manfaat. Dengan mengetahui welfare cost maka dapat dibandingkan pajak yang satu dengan yang lain dan menentukan mana yang memberikan beban lebih besar kepada masyarakat sehingga pemerintah dapat membuat alternatif lain di bidang perpajakan. Demikian pula besarnya welfare cost dapat memberi petunjuk kepada pemerintah untuk mengalokasikan sumberdaya produktif seefisien mungkin. 2002 digitized by USU digital library 7

3.4. Dampak Pajak terhadap Produksi