5
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
cita-cita harapan langsung menghasilkan perasaan berharga Atoilah Kusnadi,
2013.
Menurut Stuart 2006 dalam Damaiyanti dan Iskandar 2012, harga diri merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.
Menurut Atoilah dan Kusnadi 2013, gangguan harga diri terjadi secara: 1.
Situasional Perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai respon terhadap
situasi saat ini yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal; harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu
karena sesuatu terjadi korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara. 2.
Kronik Beresiko mengalami penilaian diri atau perasaan negatif dalam jangka
panjang tentang diri sendiri atau kemampuan diri. Perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakitdirawat. Klien ini mempunyai cara
berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
2. Etiologi
Menurut Stuart 2006 dalam Damaiyanti dan Iskandar 2012, faktor- faktor yang mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi
dan faktor prespitasi sebagai berikut: 5
6 a.
Faktor Predisposisi 1.
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orangtua harapan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. 3.
Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial. b.
Faktor Prespitasi Menurut Yosep 2009 dalam Damaiyanti dan Iskandar 2012, faktor
prespitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilanbentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba-
tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena
penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman. Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat klien sudah memiliki peran negatif dan meningkat saat dirawat.
3. Tanda dan Gejala