Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batu bata merupakan salah satu material sebagai pembuat dinding bangunan yang terbuat dari tanah liat dan dibakar sampai berwarna kemerah-merahan. Meningkatnya pembangunan perumahan maka meningkat pula permintaan dan produksi batu bata sehingga akan merusak lingkungan khususnya lahan pertanian karena tanah liat terus di gali. Disamping itu proses pembakaran batu bata akan menimbulkan polusi udara. Batako sebagai alternatif pengganti batu bata untuk bangunan dinding diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut. Batako merupakan beton ringan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuknya berupa campuran semen, agregat halus pasir , dan air. Karakteristik batako yang ada dipasaran memiliki densitas rata-rata 2000 kgm 3 , dengan kuat tekan 3 – 5 MPa Simbolon, T. 2009. Keuntungan batako dari batu bata antara lain : setiap m 2 luas dinding lebih sedikit jumlah batako yang dibutuhkan secara kuantitatif terdapat penghematan, seperti penghematan adukan sampai 75, berat tembok diperingan sampai dengan 50 dengan demikian fondasinya bisa berkurang dan tembok tidak perlu diplester karena sudah cukup baik.Wijanarko, W. 2008 Usaha membuat batako lebih ringan dan ekonomis terus dikembangkan, salah satu diantaranya adalah memanfaatkan agregat ringan alam untuk menggantikan agregat yang biasa dipakai. Salah satu agregrat ringan alam untuk batako ringan adalah batu apung pumice dimana dari sifat fisika dan kimianya sangat memungkinkan untuk menghasilkan material batako ringan. Mulyono, T. 2003 Universitas Sumatera Utara Dengan semakin majunya teknologi, perkembangan peralatan yang digunakan manusia didalam suatu gedung semakin meningkat. Baik peralatan tersebut berupa sarana informasi, komunikasi, produksi, transportasi maupun hiburan. Sebahagian besar peralatan tersebut menghasilkan suara-suara yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kebisingan. Untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan berbagai jenis bahan peredam suara. Disamping itu peredam suara juga dibutuhkan untuk menciptakan bangunan atau gedung dengan karakteristik akustik tertentu sehingga tercipta kenyamanan bagi penggunanya. Jenis bahan peredam suara yang sudah ada yaitu bahan berpori, resonator dan panel. Dari ketiga jenis bahan berporilah yang sering digunakan. Khususnya untuk mengurangi kebisingan pada ruang-ruang yang sempit seperti perumahan dan perkantoran. Hal ini karena bahan berpori lebih murah dan ringan dibanding jenis peredam lainnya.Khuriati, A. 2006 Berdasarkan fakta diatas penulis tertarik membuat batako ringan yang memiliki densitas kecil , kuat tekan menyamai kuat tekan batu bata dan kedap suara yang digunakan sebagai bahan kedap suara dengan memanfaatkan batu apung yang tidak memiliki nilai ekonomis sehingga nilai jual batako menjadi lebih murah.

1.2. Perumusan Masalah Yang merupakan masalah dalam penelitian ini adalah :