28 berosilasi adalah dengan menggunakan kapasitor dan induktornya. Kapasitor
menyimpan energi di dalam medan listrik antara kedua pelatnya, berdasarkan besarnya tegangan diantara kedua pelat tersebut, sedangkan induktor menyimpan
energi di dalam medan magnetnya, berdasarkan besarnya arus yang melalui induktor tersebut.
2.6 Struktur Pengiriman Daya Listrik Tanpa Kabel
Pada gambar dibawah, ditunjukkan sebuah skema diagram sederhana dari suatu sistem pengiriman daya listrik tanpa kabel dengan menggunakan prinsip induksi
resonansi magnet. Blok disebelah kiri ditandai dengan garis putus-putus merupakan suatu rangkaian pemancar, sedangkan blok disebelah kanan adalah
merupakan rangkaian penerima dari sistem tersebut.
Gambar 2.13 Skema Diagram Pengiriman Daya Listrik Tanpa Kabel Pada pemancar, sumber listrik arus bolak balik disearahkan terlebih dahulu
dengan suatu modul DC, lalu masuk ke dalam rangkaian LC, dalam hal ini Ls dan Cs, untuk membuat suatu pembangkit sinyal medan magnet bolak balik yang non-
radiative. Pada sisi rangkaian penerima, juga terdapat rangkaian LC, dimana Lt
29 dan Ct berfungsi untuk menghasilkan resonansi dari medan magnetik yang
dihasilkan oleh rangkaian pemancar untuk menerima daya listrik. Pada rangkaian penerima perlu ditekankan bahwa rangkaian LC tidak harus sama untuk dapat
mengirimkan daya listrik. Semakin jauh jarak pengiriman daya listrik dari rangkaian pemancar ke
rangkaian penerima, maka semakin kecil juga daya listrik yang dapat diterima oleh rangkaian penerima. Proses pengiriman daya listrik tanpa kabel ini masih
dapat mengirimkan daya listrik meskipun dihalangi oleh berbagai benda non- metal, akan tetapi jika dihalangi oleh metal, maka daya listrik tidak dapat diterima
oleh rangkaian penerima.
2.7 Sistem Secara Umum Transfer Energi tanpa kabel
Perancangan sistem penghantar daya tanpa kabel yang dibuat oleh Muhamad Atar, atau yang secara umum lebih dikenal dengan sebutan wireless power berupa
rangkaian pengirim transmitter dan rangkaian penerima receiver. Berikut skematik dari pembuatan rancangan wireless power yang dibuat oleh Muhamad
Atar bisa kita lihat pada gambar dibawah.
Voltage comporator
oscillator circuit
Bridge diode LC
resonance circuit
TRANSMITTER RECEIVER
ANTENNA
Gambar 2.14 Diagram blok wireless power transfer system
30 Rangkaian transmitter atau rangkaian penghansil sinyal dijelaskan oleh
Muhamad Atar dengan mengirimkan sinyal dengan frekuensi 515 KHz melalui antenna. Frekuensi 515 KHz merupakan frekuensi resonance yang mendekati
perhitungan resonance frequency LC Pararel = 513930 Hz agar didapat bentuk sinyal sinusoidal yang stabil.Sinyal yang dikirim pada dasarnya berupa induksi
medan elektromagnetik yang akan membangkitkakn arus pada antenna di receiver. Sinyal diterima pada receiver berupa sinyal sinus. Agar sinyal yang
diterima pada receiver berupa sinyal sinus yang stabil dan dengan daya yang maksimal maka harus dibuat rangakaian LC yang frekuensi resonansinya berada
di 515 KHz. Sinyal sinusoidal yang ditangkap tidak bisa langsung diaplikasikan ke beban yang menggunakan Arus bolak-balik AC karena frekuensinya yang
berada diatas frekuensi peralatan yang banyak beredar dipasaran atau sebesar 50Hz karena dapat menyebabkan panas berlebih dan dapat merusak komponen.
Oleh karena itu pada receiver dibuat rangkaian bridge diode untuk merubah dari arus AC menjadi arus DC untuk kemudian dimanfaatkan pada beban.
Perancangan sistem penghantar daya tanpa kabel oleh Ichsan Jotaro Kartasasmita yaitu dengan alat pengatur frekuensi untuk pengiriman daya
nirkabel. Skematik tahap-tahap proses perancangannya dapat kita lihat pada gambar berikut :
Sistem Umum
Metode pengukuran Perancangan
Konsep Perancangan
Gambar 2.15 Skema tahap-tahap proses perancangan
31 Pada dasarnya, rancang bangun yang dijelaskan oleh penulis ini, merupakan
pengembangan dari rancangan alat wireless power transfer yang sebelumnya. Sebagai pengingat, pengertian dari wireless power transmission secara umum
ialah pengiriman daya nirkabel dari suatu alat ke alat lainnya dengan jarak tertentu. Jika pada rancangan sebelumnya hanya dibutuhkan rangkaian
pemancar transmitter dan rangkaian penerima receiver, tetapi kali ini terdapat beberapa tambahan device guna mendukung kinerja alat tersebut saat sedang aktif
bekerja. Seluruh device yang digunakan dalam rancang bangun alat ini terdiri dari modul keypad, LCD, mikrokontroller, Modul frekuensi eksternal, rangkaian
pemancar transmitter, dan terakhir rangkaian penerima receiver.
RF Amplifier Beban
Rang Power
Rangkaian Pemancar
Rangkaian Penerima
Gambar 2.16 Diagram dasar Dalam fungsinya, modul keypad merupakan sebuah modul logika untuk membuat
sejumlah kombinasi angkanilai yang dapat langsung diinput oleh pengguna user. Lalu LCD berfungsi sebagai display dan indikator dari inputoutput,
sedangkan mikrokontroller merupakan inti dari alat ini sebagai pengatur dan pengolah keluar masuknya data-data perintah. Namun karena satu dan lain hal,
32 device mikrokontroller modul frekuensi eksternal tidak dibahas lebih jauh.
Kemudian rangkaian pemancar terdiri atas rangkaian power dan rangkaian RF amplifier. Rangkaian penerima sendiri merupakan rangkaian yang dapat
beresonansi dengan pemancar sehingga mempunyai frekuensi yang sama dipengaruhi faktor komponen LC. Gambar 2.16 di atas merupakan diagram plant
dasar secara garis besar.
2.8 Perancangan Transmitter dan Perancangan Receiver 2.8.1