reaksi biodiesel yang lebih stabil. Namun, metanol merupakan alkohol yang agresif sehingga bisa berakibat fatal bila terminum dan memerlukan kewaspadaan
yang tinggi dalam penanganannya Syah, 2006.
Alkohol yang paling umum digunakan untuk transesterifikasi adalah metanol, karena harganya lebih murah dan daya reaksinya lebih tinggi dibandingkan
dengan alkohol yang berantai panjang. Proses metanolisis berkatalisis alkali dapat dilakukan pada suhu ruangan dan akan menghasilkan ester lebih dari 80
beberapa saat setelah reaksi dilangsungkan sekitar 5 menit. Pemisahan fase ester dan gliserol berlangsung cepat sempurna. berbeda dengan etanol, metanol tersedia
dalam bentuk absolute yang mudah diperoleh, sehingga hidrolisa dan pembentukan sabun akibat air yang terdapat dalam alkohol dapat diminimalkan
Syah,2006.
Alkohol yang digunakan bisa berupa metanol atau etanol. Pada proses pembuatan biodiesel, disarankan metanol karena lebih mudah penggunaannya.
Metanol juga merupakan jenis alkohol dengan berat molekul paling ringan sehingga jumlah yang diperlukan lebih sedikit yaitu sekitar 15 – 20 dari berat
minyak sedangkan dengan etanol dibutuhkan 30 dari berat minyak Susilo, 2006.
2. Katalis
Katalis adalah suatu bahan yang digunakan untuk memulai reaksi dengan bahan lain. Katalis yang mungkin untuk reaksi biodiesel adalah natrium
hidroksida NaOH dan kalium hidroksida KOH. Natrium hidroksida biasanya disebut dengan soda api. Kalium hidoksida dapat digunakan jika natrium
hidroksida tidak tersedia. Keduanya berbentuk serbuk, butiran, atau pellet.
Ganda Putra Turnip : Pengaruh Metanol Dan NaOH Terhadap Rendemen Dan Mutu Minyak Jarak Sebagai Substitusi Bahan Bakar Solar Jatropha curcas L, 2008
USU Repository © 2008
Natrium dan kalium hidroksida dapat merusak kulit, mata, sumsum, dan berakibatkan fatal jika tertelan Syah, 2006.
Natrium hidroksida NaOH atau Kalium hidroksida KOH merupakan katalis basa yang dapat digunakan. Dalam proses pembuatan biodiesel, KOH lebih
mudah digunakan dan waktu yang diperlukan 1,4 kali lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan NaOH serta memberikan hasil samping pupuk potash. NaOH
lebih mudah didapatkan dan harganya lebih murah. Bahan–bahan ini dapat dibeli di toko–toko kimia Susilo, 2006.
Proses Pembuatan Biodisel
Pembuatan biodiesel diawali dengann memasukan SJO Straight Jathropa Oil ke tangki penampungan, lalu sementara itu, reaksikan campurkan metanol
20 dengan NaOH 1 dari berat minyak jarak kasar yang diolah. Selanjutnya, masukan campuran ini ke dalam tangki penampung yang berisi SJO. Aduk selama
60 – 90 menit pada temperatur stabil 60 C Priyanto, 2007.
Setelah proses tersebut berlangsung akan terjadi dua lapisan, cairan di bagian atas berupa biodiesel dan cairan di bawahnya berupa gliserol. Dua lapisan
akan terbentuk secara sempurna setelah dibiarkan selamah 10 jam. Untuk mendapatkan biodiesel, lapisan bagian atas tersebut diambil, lalu dibersihkan dari
sisa katalisator menggunakan air panas. Pencucian dengan air panas ini bisa dilakukan hingga 2 – 3 kali. Setelah lakukan pemisahan biodiesel dengan air
kemudian keringkan menggunakan pemanas, biodiesel baru baru bisa digunakan. Pengolahan SJO menjadi biodiesel seperti ini sudah memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai bhan bakar mesin diesel, seperti mesin mobil Priyanto, 2006.
Ganda Putra Turnip : Pengaruh Metanol Dan NaOH Terhadap Rendemen Dan Mutu Minyak Jarak Sebagai Substitusi Bahan Bakar Solar Jatropha curcas L, 2008
USU Repository © 2008
Biodiesel diproses berdasarkan reaksi kimia yang disebut Transesterifikasi. Proses ini pada dasarnya adalah mereaksikan minyak nabati dengan metanol atau
etanol yang di bantu dengan katalisator soda api NaOH atau KOH Syah, 2006. Pada dasarnya, pabrik biodiesel adalah tempat untuk mengkonversi
tersebut sesungguhnya tidak lebih dari suatu tindakan mencampur minyak nabati dengan alkohol, mengaduk, dan merebusnya. Maka dapat dibayangkan, bahwa
suatu pabrik biodiesel sebenarnya hanyalah bejana–bejana atau tangki perebus dengan alat pengaduk minyak nabati dan alkohol. Tangki–tangki tersebut bisa
berkapasitas kecil, juga bisa berkapasitas besar Syah, 2006. Metil
ester biodiesel
dari minyak jarak pagar dapat dihasilkan melalui proses Transesterifikasi trigliserida dari minyak jarak. Transesterifikasi adalah
penggantian gugus alkohol dari aster dengan alkohol lain dalam suatu proses yang menyerupai hidrolisis. Namun berbeda dengan hidrolisis, pada proses
Transesterifikasi bahan yang digunakan bukan air melainkan alkohol. Umumnya, katalis yang digunakan adalah NaOH dan KOH Hambali, et al., 2006.
Refined fatty oil yang memiliki kadar asam lemak bebas free fatty oil rendah, sekitar 2 bisa langsung diproses dengan metode transesterifikasi
menggunakan katalis alkalin untuk menghasilkan metil ester dan gliserol. Namun bila kadar asam minyak tersebut masih tinggi, maka sebelumnya perlu dilakukan
proses praesterifikasi terhadap minyak tersebut. Kandungan air dalam minyak tumbuhan juga harus diperiksa sebelum dilakukan proses transesterifikasi
Berita iptek, 2006.
Ganda Putra Turnip : Pengaruh Metanol Dan NaOH Terhadap Rendemen Dan Mutu Minyak Jarak Sebagai Substitusi Bahan Bakar Solar Jatropha curcas L, 2008
USU Repository © 2008
Keunggulan Biodiesel
1. Angka setana tinggi 50, yakni angka yang menunjukan ukuran baik tidaknya kualitas solar berdasarkan sifaf kecepatan bakar dalm ruang bakar
mesin. Semakin tinggi bilangan setana, semakin cepat pembakaran semakin baik efisiensi termodinamisnya.
2. Titik kilat tinggi, yakni temperatur terendah yang dapat menyebabkan uap biodiesel menyala, sehingga biodiesel lebih aman dari bahaya kebakaran
pada saat disimpan maupun pada saat didistribusikan dari pada solar 3. Tidak mengandung sulfur dan benzena yang mempunyai sifat karsinogen,
serta dapat diuraikan secara alami 4. Menambah pelumasan mesin yang lebih baik daripada solar sehingga akan
memperpanjang umur pemakaian mesin 5. Dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai
komposisi dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun 6. Mengurangi asap hitam dari gas asap buang mesin diesel secara signifikan
walaupun penambahan hanya 5 - 10 volume biodiesel kedalam solar
Efendi, 2006.
Pemurnian Minyak
Senyawa pengotor yang biasa terkandung di dalam minyak jarak diantaranya adalah gum getah atau lendir yang terdiri dari fosfatida, protein,
residu, karbohidrat, air dan resin, asam lemak bebas, dan senyawa pengotor lainnya. Sebagai contoh, asam lemak bebas yang masih terkandung di dalam
biodisel dapat menyebabkan terbentuknya karat korosif dan juga dapat dapat
Ganda Putra Turnip : Pengaruh Metanol Dan NaOH Terhadap Rendemen Dan Mutu Minyak Jarak Sebagai Substitusi Bahan Bakar Solar Jatropha curcas L, 2008
USU Repository © 2008
menimbulkan jelaga kerak di permukaan injektor mesin diesel. Gum pada minyak jarak akan meningkat viskositas biodisel yang dihasilkan. Proses
pemurnian minyak yang perlu dilakukan untuk pembuatan biodisel adalah proses pemisahan gum degumming dan proses pemisahan asam lemak bebas
netralisasi. Sementara proses pemucatan bleaching dan proses penghilangan bau deodorisasi tidak diperlukan Hambali, et al., 2006.
1. Proses pemisahan gum deguming