Pelaksanaan Pengawasan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

(1)

TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

PELAKSANAAN PENGAWASAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

MEDAN BARAT

Disusun oleh

NAMA : PUTRA RIZKY HASIBUAN NIM : 082600006

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

\


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah, segala puji peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame Oleh Dinas Pertamanan Kota Medan “. Peneliti sepenuhnya menyadari, tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, baik dari materi pembahasan maupun tata bahasanya, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Turman hasibuan dan ibunda tercinta Hasni S.Ag, dan kakak-kakak saya Erni Fithri W, Yusna Meliyanti, Eka Hayana yang telah memberikan do‘a, bimbingan, dorongan dan nasehat yang tiada hentinya kepada penulis selama perkuliahan dan sampai selesainya penyusunan Tugas Akhir.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin, M.Si , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. H. Mhd. H. Thamrin, Nst, M.si selaku Mantan Ketua Program Studi Diploma


(3)

4. Bapak Ahmad Dahlan, SE selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingannya baik itu ilmu, saran, nasihat selama penulisan tugas akhir ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Pihak Pimpinan dan seluruh karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat yang telah banyak membantu peneliti dalam melakukan riset.

7. Kepada para sahabat saya (Deni Syahputra Achri (Kutil), Win Putraga Nauli (si Lebar), Zaki Anshari (Padang), Angga Adrian, P (Ortega), Sonly brucle (Rahang), Rizky Ihcan (d’twins), Wenly (si Marture), Reza Utomo (tokek), dan anggota MPC lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas saran dan suka duka dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Seluruh teman teman D3 Administrasi Perpajakan stambuk 2008.

Akhirnya peneliti berharap dan berdo’a semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Medan, Juni 2011

Penulis


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Tujuan dan Manfaat praktik...4

C. Uraian Teoritis...6

D. Ruang Lingkup...10

E. Metode Praktik...10

F. Metode penumpulan data...12

G. Sistematika Penulisan...12

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat………...….14

B. Struktur Organisasi………...16

C. Tugas Pokok dan Fungsi ………..18

BAB III GAMBARAN DATA A. Pajak Penghasilan...23.

B. Pembahasan Surat Pemberitahuan ………..25

C. Ketentuan ………...27

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A. Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan...30

B. Masalah dan Kendala yang dihadapi ………...37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...38


(5)

.BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapsediaan semua pihak Perguruan Tinggi sebagai sebuah wadah pendidikan tertinggi dalam suatu jenjang pendidikan formal. Berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga produk-produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas, terampil dan siap dipekerjakan ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Dan mahasiswa sebagai salah satu elemen perguruan tinggi dituntut untuk mampu berpikir kritis, tegas dan kreatif khususnya dibidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini.

Guna memenuhi tuntunan kerja dibutuhkan produk-produk perguruan tinggi yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan mengikuti PKLM. Dalam melaksanakan PKLM ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori perkuiahannya tersebut. Bahasan yang diambil tentu saja yang berhubungan dengan perpajakan.

Sektor pajak di Indonesia merupakan salah satu penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbesar. Dimana penerimaan negara dari sector pajak setiap tahun terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dalam Anggaran


(6)

digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan nasional yang sedang berjalan.

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak sebagai aparat perpajakan, mempunyai tugas yang cukup berat dalam memenuhi pendapatan negara yang telah ditetapkan dalam APBN. Sehingga aparat pajak harus aktif dalam melaksanakan pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan perpajakan dari wajib pajak agar wajib pajak mematuhi peraturan yang telah dtentukan dalam undang-undang perpajakan. Untuk meningkatkan penerimaan pajak pemerintah telah berulangkali melakukan pembaharuan undang-undang perpajakan. Dahulu sebelum adanya tax reform Indonesia menganut sistem official assessment lalu diadakan tax reform dimana sistem official assessment diganti menjadi self assessment. (Mardiasmo,2009:7)

Dalam self assessment wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghitung dan memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pengawasan yang dilakukan aparat perpajakan terhadap kewajiban perpajakan wajib pajak, khususnya dalam hal Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi masih belum optimal karena ternyata tidak semua wajib pajak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan seluruh kewajiban perpajakannya. Sebagian besar wajib pajak tidak paham akan undang-undangnya, akibatnya mereka dikenakan sanksi bunga atau sanksi denda. Salah satu jalan untuk menghindari pelanggaran adalah dengan meminta bantuan orang yang mengetahui peraturan perpajakan untuk mengisi Surat Pemberitahuan (SPT)


(7)

Tahunan mereka. Dan pada saat penyampaiannya tidak terlampir surat kuasa khusus padahal SPT tersebut ditandatangani oleh kuasa wajib pajak.

Jadi tingkat ketelitian fiskus sangat diperlukan dalam melakukan pengawasan SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi (OP) sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak penghasilan. Mengingat pentingnya pengawasan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”PELAKSANAAN PENGAWASAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Untuk mengetahui prosedur Pelaksanaan Pengawasan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi (OP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

2. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi oleh fiskus dalam melakukan Pengawasan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi (OP) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Barat.

Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Bagi Mahasiswa


(8)

3) Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa. Dalam melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan mandiri mahasiswa dapat menuangkan keterampilan dan mengaplikasikan dengan baik dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masalah yang timbul

4) Meningkatkan kemampuan penulis dalam berfikir dan memahami permasalahan pemeriksaan pajak serta dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui penulisan proposal ini

5) Dengan melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya untuk menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang semakin sulit, karena telah dibekali keterampilan, pengalaman-pengalaman dunia kerja dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri tersebut

Bagi KPP Pratama Medan Barat

1) Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara instansi pajak dengan dunia pendidikan sehingga instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas ilmu Social dan ilmu Politik. 2) Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan

pemikiran kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, sebagai masukan dalam evaluasi dalam pengawasan surat pemberitahuan pajak, khususnya terkait dengan Pelaksanaan Pengawasan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Medan Barat.


(9)

Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

1) Mempererat hubungan antara KPP Pratama Medan Barat dengan pihak Universitas khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 2) Mendapat masukan berupa ide,saran, dan gagasan dari Perguruan Tinggi

menyangkut penanganan masalah perpajakan.

3) Dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu perpajakan di lingkungan Perguruan Tinggi khususnya di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

C.URAIAN TEORITIS

1. Definisi dan Fungsi Pajak a. Definisi Pajak

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu:

Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.(Mardiasmo,2009:1)

Sedangkan pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung


(10)

Dari berbagai definisi tentang pajak di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pajak memiliki beberapa aspek dasar :

1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang; 2. Sifatnya dapat dipaksakan;

3. Tidak ada kontraprestasi yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar pajak; 4. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara baik pemerintah pusat maupun

daerah;

5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.

b.Fungsi Pajak

1) Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2) Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.(Mardiasmo,2009:1)

2. Jenis Pajak

a. Menurut Golongannya

1. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak (WP) dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya Pajak Penghasilan.

2. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh Pajak Pertambahan Nilai.


(11)

b. Menurut Sifatnya

1. Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjek pajaknya. Contohnya Pajak Penghasilan.

2. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan wajib pajak. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungutnya

1. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

2. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas dua yaitu Pajak Provinsi (Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan Pajak Kabupaten/Kota (Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan).(Mardiasmo,2009:5)

3. Asas Pemungutan Pajak 1. Asas Domisili

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam Negeri


(12)

2. Asas Sumber

Negara berhak mengenalan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

3. Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. (Mardiasmo,2009:7)

4. Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima/diperoleh dalam tahun pajak yang berjalan.(Mardiasmo,2009:13)

5. Objek, Subjek & Wajib Pajak Penghasilan

a. Objek Pajak Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima/diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.

b. Subjek Pajak Penghasilan antara lain : 1. Orang pribadi

Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan yang menggantikan yang berhak

2. Badan yang tersiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, dan lain sebagainya.

3. Bentuk Usaha Tetap


(13)

6. Tarif Pajak Penghasilan

Sampai dengan Rp 50.000.000 5%

Diatas Rp 25.000.000 sampai dengan Rp250.000.000 15% Diatas Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 25%

Diatas Rp 500.000.000 30%

7. Pengertian Surat Pemberitahuan Tahunan

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. (Mardiasmo,2009:29)

D. RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Adapun ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ialah:

1. prosedur Pelaksanaan Pengawasan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi (OP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

2. masalah maupun kendala yang dihadapi oleh fiskus dalam melakukan Pengawasan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi (OP) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Barat.

E. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut:


(14)

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, penulis melakukan penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal dan konsultasi dengan pihak dosen yang bersangkutan.

2. Studi Literatur

Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung secara langsung terhadap masalah yang dibahas dan meninjau secara langsung terhadap kondisi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yaitu:

a. Data Primer: Data yang bersumber dari pihak-pihak yang terkait dengan penulisan tugas akhir.

b. Data Sekunder: Data yang bersumber buku referensi dan dokumentasi 5. Analisa Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data dan kemudian akan dipresentasikan secara objektif, jelas dan sistematis.


(15)

F. METODE PENGUMPULAN DATA

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data yang digunakan ialah sebagai berikut:

1. Daftar Wawancara (Interview Guide)

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data dan informasi tentang Pelaksanaan Pengawasan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi (OP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap masalah yang menjadi objek yang dibahas.

3. Daftar Dokumentasi (Optional)

Yaitu dengan mengumpulkan dokumen atau informasi yang berhubungan dengan Pelaksanaan Pengawasan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi (OP) atau arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik.

G. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini disusun oleh penulis dalam lima bab. Adapun rincian dari tiap-tiap bab seperti terlihat di bawah ini:


(16)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi latar belakang penyusunan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, serta metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi dari tiap-tiap seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan, SPT Tahunan PPh OP serta bagaimana pengawasannya. BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang telah diterima selama proses Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya. Kemudian penulis juga akan memberikan saran yang


(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu masih ada dua kantor inspeksi pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 276/KMK/01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jenderal Pajak, maka Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak sehingga sejak April 1989 Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara diganti namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara.

Kemudian untuk menetapkan pelayanan yang akan diberikan pemerintah kepada masyarakat umum, khususnya kepada wajib pajak pada tanggal 29 Maret 1994 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 94/KMK/1994 terhitung mulai tanggal 1 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak di Medan diubah menjadi 4 kantor yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, Jl Asrama No.7 Medan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, Jl Diponegoro No.30 Medan 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara, Jl Sukamulia No.17A Medan 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai, Jl Binjai No.7.


(18)

Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang mulai berlaku sejak 25 Januari 2002.

Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat meliputi:

1. Kecamatan Medan Barat 2. Kecamatan Medan Helvetia 3. Kecamatan Medan Sunggal 4. Kecamatan Medan Petisah

Melalui Kanwil DJP Sumatera Utara I berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan PENG-04/WPJ.01/2008 tanggal 26 Mei 2008, KPP Medan Barat dipecah menjadi KPP Pratama Medan Petisah dan KPP Pratama Medan Barat yang mulai berlaku sejak 27 Mei 2008. Masa ini lebih dikenal dengan sebutan masa reformasi pajak. Dan wilayah kerja KPP Pratama Medan Barat adalah Kecamatan Medan Barat.

Adapun visi dari KPP Pratama Medan Barat adalah menjadi pelayan masyarakat yang profesional dengan kinerja yang baik dan dapat dipercaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara.

Misi dari KPP Pratama Medan Barat adalah meningkatkan penerimaan negara melalui PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL serta peningkatan kecepatan dan mutu pelayanan perpajakan serta senantiasa memperbaharui diri sesuai dengan perkembangan aspirasi masyarakat dan tertib administrasi.


(19)

B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Struktur Organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuannya yaitu untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal.

KPP Pratama Medan Barat menerapkan Struktur Organisasi Lini dan Staff. KPP Pratama Medan Barat dipimpin oleh seorang kepala kantor yang secara operasional bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I.

Untuk mencapai Organisasi yang lebih baik sesuai dengan pangkat dan jabatan, dengan mengetahui tugas dan tanggungjawab masing-masing setiap bagian akan berinteraksi dan beroperasi secara harmonis dengan keteraturan pasti dengan wadah struktur organisasi.

KPP Pratama Medan Barat terdiri dari 1 Sub bagian dan 9 Seksi yang masing-masing seksi dipimpin Kepala Seksi dan Pelaksana. Khusus untuk Seksi Pengawasan dan Konsultasi, selain Kepala Seksi dan pelaksana, seksi ini juga memiliki Account Representative atau yang biasa disingkat dengan sebutan AR.

Account Representative (AR) berkewajiban melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan, melaksanakan bimbingan dan melaksanakan himbauan kepada wajib pajak (WP). Setiap AR mempunyai beberapa wajib pajak yang harus diawasi. Penugasan


(20)

terfokus. AR juga dilatih agar menjadi staf yang proaktif, bersikap melayani, dan memiliki pengetahuan perpajakan yang baik. Tanggung jawab Account Representative (AR) adalah:

1. Menangani sejumlah kecil wajib pajak tertentu.

2. Bertanggung jawab untuk menginformasikan semua perubahan peraturan.

3. Merespon pertanyaan atau permintaan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban atau hak perpajakan.

Struktur Organisasi yang ada di KPP Pratama Medan Barat dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Kepala Kantor

2. Sub Bagian Umum

3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

5. Seksi Pengawasan dan Informasi (WASKON)

6. Seksi Penagihan

7. Seksi Ekstensifikasi

8. Seksi Pemeriksaan


(21)

C. Uraian Tugas Pokok dan fungsi KPP Pratama Medan Barat

Tugas dan fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam daerah wewenangnya, berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat jenderal Pajak.

Beberapa Tugas dan Fungsi organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah:

1. Pengumpulan dan pengolahan data, penggalian potensi pajak serta ekstensifikasi wajib pajak.

2. Penatausahaan dan pengecekan data Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan serta berkas wajib pajak.

3. Penatausahaan dan pengecekan data Surat Pemberitahuan (SPT) masa serta pemantauan dan penyusunan masa PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL.

4. Penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian, keberatan dan restitusi PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL.


(22)

8. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga KPP.

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Keputusan Menteri Keuangan PENG-04/WPJ.01/2008 tanggal 26 Mei 2008, maka pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat adalah:

1. Kepala Kantor

KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karikpa, maka Kepala KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, pengawasan wajib pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung Lainnya dan PBB serta BPHTB dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

Uraian pekerjaan yang ada dalam Sub Bagian Umum ini adalah sebagai berikut:

a. Tata usaha dan kepegawaian

b. Koordinator keuangan


(23)

3. Seksi Pelayanan

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoodinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Seksi Pengolahan Data Informasi (PDI)

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha, penerimaan perpajakan, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil PBB dan BPHTB, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.

Tugas dan Fungsinya:

a. Melakukan urusan pengolahan data dan penyajian informasi dan pembuatan monografi pajak.

b. Melakukan penggalian potensi pajak.

c. Melakukan pemberian dukungan teknisi komputer.

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi


(24)

penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, rekonsilisasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah tertentu.

6. Seksi Penagihan

Membantu tugas Kepala Kantor dalam Mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

Tugas dan Fungsinya:

a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penagihan, penundaan dan angsuran piutang pajak.

b. Melakukan penerbitan surat tagihan, surat paksa, surat perintah melakukan penyitaan.

c. Melakukan penyitaan, usulan lelang dan penagihan lainnya.

7. Pemeriksaan

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.


(25)

8. Ekstensifikasi

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggungjawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama dalam melaksanakan pekerjaannya. Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.


(26)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN A. PAJAK PENGHASILAN

1. Defenisi pajak penghasilan

Kata ”pajak penghasilan” mengandung dua pengertian yaitu pengertian pertama mengenai arti “pajak” itu sendiri dan pengertian kedua mengenai “penghasilan”.

Beberapa pengertian pajak yang dikemukakan oleh ahli pajak yang diantaranya :

a. Prof. Dr.P.J.A. Adriani

Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali,yang langsung dapat ditunjuk,dan yang gunanya adalah untuk membiyaii pengeluaran umum berhubunng dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.”(perpjakan jilid1:4)

b. Prof.Dr. Rochmat Sumitro, S.H

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbale balik (kotraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (mardiasmo,2009:1)

Sedangkan pengertian pajak menurut undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib


(27)

memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari berbagai definisi tentang pajak di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pajak memiliki beberapa aspek dasar :

1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang; 2. Sifatnya dapat dipaksakan;

3. Tidak ada kontraprestasi yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar pajak;

4. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah;

5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.

Sedangkan pengertian penghasilan menurut pasal 4 ayat 1 undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia , yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Jadi pengertian pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak yang berjalan. (mardiasmo,2009:13)


(28)

B. SURAT PEMBERITAHUAN ( SPT ) 1. Defenisi Surat Pemberitahuan

Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah mengenai Surat Pemberitahuan ( SPT ) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Menurut undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1, Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak , dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Fungsi Surat Pemberitahuan ( SPT )

Fungsi Surat Pemberitahuan ( SPT ) adalah sarana Wajib Pajak untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;

b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak; c. Harta dan kewajiban.


(29)

3.. Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak. Wajib Pajak tersebut antara lain :

a. Wajib Pajak ( WP ) orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas.

b. Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari modal dan lain-lain

c. Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, dan /atau yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan lebih dari satu pemberi kerja

d. kuasa warisan yang belum terbagi

e. Pejabat Negara, Pegawai negeri sipil dan Pegawai BUMN/BUMD sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan dan keputusan Presiden. f. Warga Negara Indonesia yang bekerja pada perwakilan Negara asing dan

perwakilan organisasi internasional.

g. Orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.


(30)

B. Ketentuan Surat Pemberitahuan Dalam Peraturan Perundang-Undangan Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

1. Defenisi surat pemberitahuan

Menurut undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1, Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak , dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Fungsi Surat Pemberitahuan ( SPT )

Di dalam penjelasan pasal 3 ayat 1 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 menambahkan bahwa Surat Pemberitahuan ( SPT ) adalah sarana Wajib Pajak untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;

b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak; c. Harta dan kewajiban;dan atau

d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemungutan atau pemotongan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 masa pajak


(31)

3. Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Dalam undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 3 dijelaskan bahwa bentukdan isi surat pemberitahuan , keterangan serta dokumen yang harus dilampirkan ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak, agar seragam dan mempermudah pengisian serta pengadministrasiannya.

Bentuk dan isi SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi terdiri dari induk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi 1770 dan lampiran-lampirannya yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Lampiran-lampirannya adalah :

a. Lampiran I ( Formulir 1770-I )

Berisi penghitungan penghasilan neto dalam negeri. b. Lampiran II ( Formulir 1770-)

Berisi daftar pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan oleh pihak lain, Pajak Penghasilan yang ditanggung pemerintah, penghasilan netto dan pajak atas penghasilan yang dibayar/dipotong/terutang di luar negeri. Surat Pemberitahuan harus melampirkan keterangan dan dokumen antara lain berupa Surat Kuasa, Surat Keterangan tentang perkawinan dengan pisah harta dan penghasilan, dokumen yang berkenaan dengan Impor atau Ekspor dan Surat Setoran Pajak. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 dan Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-214/PJ./2001 menjelaskan bahwa Surat Pemberitahuan dianggap tidak


(32)

4. Prosedur Penyelesaian Surat Pemberitahuan ( SPT )

a. wajib pajak sebagaimana mengambil sndiri Surat Pemberitahuan ( SPT ) ditempat yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak (DJP ) atau mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

b. Setiap Wajip Pajak (WP) wajib mengisi SPT dengan lengkap ,benar, dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin , angka arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor DJP tempat WP terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkn oleh DJP.

c. Wajib Pajak yang mendapat izin dari Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan.

d. Penandatanganan SPT dapat dilakukan secara biasa, dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau digital, yang semuanya mempunyai kekuatan hokum yang sama


(33)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

1.Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) a.Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

dengan cara SPT dimasukkan ke dalam amplop tertutup yang telah ditulis dengan Nama Wajib Pajak, NPWP, Tahun Pajak, dan Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar), serta Nomor Telepon yang dapat dihubungi dan menyerahkannya kepada petugas penerima SPT di tempat Pelayanan Terpadu ( TPT ) ATAU Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box.

b. Petugas penerima SPT menerima amplop tertutup yang berisi SPT Tahunan dari wajib pajak, termasuk dari wajib pajak yang tidak terdaftar diwilayah kerja KPP di mana TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box tersebut berada, dan langsung memberikan tanda terima SPT kepada wajib pajak tanpa didahului penelitian atas kelengkapan SPT.

c. KPP menerima SPT wajib Pajak selain yang terdaftar di KPP tersebut, mengirimkan SPT Wajib Pajak ke KPP di tempat wajib pajak terdaftar dengan menggunakan Surat Pengiriman SPT per KPP tempat wajib pajak terdaftar dan melampirkan Daftar Nominatif pengiriman SPT paling lambat dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari, kecuali untuk SPT Lebih Bayar (LB) paling lambat dalam jangka waktu 3 hari sejak SPT diterima.


(34)

paling lama 14 hari kerja. Apabila berdasarkan hasil penelitian SPT Tahunan dinyatakan tidak lengkap, terhadap wajib pajak dikirimkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan.

e. Atas permintaan kelengkapan SPT tersebut, paling lambat 30 hari sejak tanggal Surat Permintaan Kelengkapan SPT, Wajib Pajak wajib menyampaikan kelengkapan SPT Tahunan ke KPP di mana Wajib Pajak teraftar dan menyerahkannya kepada Petugas TPT.

f. Petugas TPT menerima dan meneliti kelengkapan SPT yang diminta, selanjutnya mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan menyerahkannya kepada Wajib Pajak .

g. Apabila sampai batas waktu 30 hari sejak tnggal Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan telah terlampaui dan Wajib Pajak belum menyampaikan kelengkapan SPT, maka SPT dianggap tidak disampaikan dan kepada Wajib Pajak dikirimkan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa SPT Tahunan dianggap tidak disampaikan.

h. Terhadap SPT yang telah dilakukan penelitian dan menyatakan lengkap, dilakukan perekaman SPT Lengkap pada menu penerimaan SPT dan dilanjutkan dengan perekaman detil pada aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak. i. Jangka waktu perekaman SPT dditetapkan paling lambat 1 bulan sejak SPT Lebih

Bayar (LB) diterima lengkap atau 3 bulan sejak SPT Kurang Bayar (KB)/Nihil (N) diterima lengkap.

Untuk lebih jelasnya mengenai kriteria SPT 1770 lengkap dan laporan penyampaian SPT Tahunan orang pribadi selama 3 tahun terakhir, penulis akan menyajikan pada


(35)

TABLE 1

KRITERIA SPT TAHUNAN ORANG PRIBADI (SPT 1770) LENGKAP

NO Nama/Bentuk lampiran/Formulir

Keterangan

I Formulir

01 SPT Tahunan PPh

Wajib Pajak Orang Pribadi/ SPT 1770 Induk (Formulir 1770)

Wajib disampaikan setelah diisi lengkap sesuai dengan lampirannya dan di tandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya pada kolom yang tersedia

02 Lampiran I SPT

Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (Formulir 1770-I hal.1 dan hal.2)

Wajib diisi dan disampaikan sebagai dasar penghasilan netto fiskal. Dalam hal terdapat elemen yang tidak dapat diisi, elemen tersebut diisi nihil (-).

03 Lampiran II SPT

Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi ( Formulir 1770 – II)

Wajib diisi dan disampaikan apabila ada pemotongan/ pemungutan PPh oleh pihak lain (tidak termasuk yang bersifat final) Dan PPh ditanggung pemerintah serta penghasilan neto dan pajak atas penghasilan yang dibayar/ dipotong/ terutang di luar negeri. Dalam hal tidak ada


(36)

04 Lampiran III SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (Formulir 1770 – III)

Wajib diisi apabila ada penghasilan yang telah dikenakan pajak yang bersifat final, dikenakan pajak tersendiri, penghasilan pengusaha tertentu serta penghasilan yang tidak termasuk objek pajak dan penghasilan istri yang dikenakan pajak secara terpisah. Dalam hal tidak ada penghasilan dimaksud, formulir ini diisi nihil atau (-). 05 Lampiran IV SPT

Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (Formulir 1770 – IV)

Wajib diisi dan disampaikan untuk melaporkan jumlah harta dan kewajiban/hutang pada akhir tahun pajak yang dimiliki wajib pajak sendiri, istri, anak/anak angkat yang belum dewasa, kecuali harta dan kewajiban yang dimiliki : Istri yang telah hidup berpisah, istri yang melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, serta daftar susunan anggota keluarga. Dalam hal tidak ada harta atau kewajiban dimaksud, formulir ini diisi nihil atau (-).

Lampiran yang diisyaratkan NO Nama/Bentuk

Lampiran/Formulir

Keterangan

01 Surat setoran pajak (PPh pasal 29)

Hanya wajib disampaikan apabila pada angka 19.a formulir 1770 ada pembayaran atas PPh yang kurang dibayar.

02 Neraca dan Laporan laba/ rugi sesuai tahun pajak

Wajib disampaikan apabila wajib pajak menyelenggarakan pembukuan


(37)

03 Rekapitulasi bulanan peredaran/penerimaan bruto dan biaya sesuai tahun pajak SPT yang bersangkutan

Wajib disampaikan apabila wajib pajak menggunakan norma penghitungan penghasilan neto

04 Daftar jumlah penghasilan dan pembayaran PPh pasal 25 dari masing-masing tempat usaha/gerai (outlet)

Wajib diisi dan disampaikan oleh wajib pajak orang pribadi pengusaha tertentu

05 Fotokopi formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 dan/atau bukti pemotongan PPh pasal 21 lainnya

Wajib disampaikan apabila wajib pajak menerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

06 Surat kuasa khusus Wajib disampaikan apabila SPT tahunan PPh tidak ditandatangani oleh wajib pajak sendiri.

07 Surat keterangan kematian Wajib disampaikan apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan SPT tahunan ditandatangani oleh ahli waris.


(38)

08 Penghitungan angsuran PPh pasal 25 tahun berikutnya

Wajib disampaikan apabila wajib pajak mengisi bagian F.Angka 21.c formulir 1770, karena terdapat :

A. Sisa kerugian tahun sebelumnya yang dikompensasikan

B. Penghasilan tidak teratur

09 Perhitungan kompensasi kerugian

Wajib disampaikan apabila wajib pajak

mengkompensasikan kerugian tahun sebelumnya 10 Perhitungan pajak

penghasilan terutang bagi wajib pajak kawin pisah harta

Wajib disampaikan apabila wajib pajak kawin dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan dengan melampirkan perjanjian dimaksud atau suami istri memilih melakukan kewajiban perpajakannya sendiri-sendiri

11 Bukti

pemotongan/pemugutan oleh pihak lain/ditanggung pemerintah dan yang dibayar/dipotong diluar negeri

Wajib disampaikan oleh wajib pajak yang

mengkreditkan PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain/ditanggung pemerintah dan yang dibayar/ dipotong diluar negeri

12 Fotokopi tanda bukti pembayaran fiscal luar negeri (TBPFLN)

Wajib disampaikan apabila terdapat kredit pajak fiscal luar negeri


(39)

III Lampiran khusus 01 Lembar “data identitas

wajib pajak”

Wajib diisi dan disampaikan apabila terdapat perubahan identitas wajib pajak

Dalam hal wajib pajak menyampaikan lampiran selain tersebut pada angka I sampai dengan III, maka lampiran tersebut merupakan lampiran kelengkapan SPT 1770 yang bersangkutan.

TABEL II

LAPORAN PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN ORANG PRIBADI TAHUN 2008-2010

pelaporan penyampaian SPT tahunan orang pribadi

tahun Jumlah persentasi

2008 8.261 0.50%

2009 7.261 0.40%

2010 1.304 0.07%

Untuk tahun 2008 sampai dengan 2009 lebih banyak yang menyampaikan SPT tahunan orang pribadi, sedangkan tahun 2009 sampai dengan 2010 lebih sedikit yang menyampaikan SPT tahunan orang pribadi ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat atas menyampaikan surat pemberitahuan tahunan orang pribadinya.

Dengan perbandingan persentasi tahun 2008 lebih banyak 0.10% dari tahun 2009, sedangkan tahun 2010 lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penyampaian SPT tahunan orang pribadi pada tahun 2009 dengan selisih persentasi 0.33%.


(40)

2. Masalah Maupun Kendala Yang Dihadapi Oleh Fiskus Dalam Melakukan Pengawasan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

a. Rendahnya kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak

b. Adanya Wajib Pajak yang enggan memberikan data yang sebenarnya dengan berbagai alasan

c. Adanya Wajib Pajak yang tidak melampirkan KTP asli


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumya penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Dalam system self-assesment, masyarakat diberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar untuk menghitung, memperhitungkan, membayar sendiri dan

melaporkan besarnya pajak terutang, sedangkan aparat perpajakan fungsinya di titikberatkan pada pembinaan dan pengawasan terhadap kewajiban perpajakan yang dilakukan wajib pajak berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan. 2. Dengan melaksanakan pengawasan penerimaan SPT Tahunan Pajak Penghasilan

Orang Pribadi maka system Pengadministrasian SPT dapat lebih efektif dan juga dapat mengurangi kesalahan wajib pajak dalam hal mengisi dan menyampaikan SPT nya ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak)

3. Penurunan dalam hal penyampaian SPT tahunan PPh Orang Pribadi mempunyai perbandingan 0,33% antara tahun 2009-2010.


(42)

B. SARAN

Ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan dalam Tugas Akhir antara lain: 1. Kepada semua pihak di KPP Pratama Medan Barat untuk lebih meningkatkan

pelayanan terhadap wajib pajak, terutama dalam hal memberikan informasi dan penyuluhan bagi masyarakat umumnya dan wajib pajak khususnya yang belum menyadari sepenuhnya hal dan kewajiban dalam membayar pajak

2. Meningkatkan sosialisasi pada masyarakat tentang penting nya pajak bagi pembangunan.

3. Penerapan sanksi-sanksi perpajakan yang lebih tegas.

4. Melakukan pendekatan yang lebih baik kepada masyarakat umum khususnya wajib pajak KPP pratama Medan barat agar dapat meningkatkan jumlah wajib pajak yang belum melaporkan SPT.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009,ANDI, Yogyakarta

Atep Adya Barata dan Zul Afdi Adriani, 1989, Perpajakan Jilid I, Armico, Jakarta Direktorat Jendral Pajak Republik Indonesia, 2010, Buku Petunjuk Pengisian SPT

Tahunan Pajak Penghsilan Wajib Pajak Orang Pribadi

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Peghasilan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 16 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Peraturan Direktorat Jendral Pajak PER – 1/PJ/2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor PER – 19/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan


(1)

08 Penghitungan angsuran PPh pasal 25 tahun berikutnya

Wajib disampaikan apabila wajib pajak mengisi bagian F.Angka 21.c formulir 1770, karena terdapat :

A. Sisa kerugian tahun sebelumnya yang dikompensasikan

B. Penghasilan tidak teratur

09 Perhitungan kompensasi kerugian

Wajib disampaikan apabila wajib pajak

mengkompensasikan kerugian tahun sebelumnya 10 Perhitungan pajak

penghasilan terutang bagi wajib pajak kawin pisah harta

Wajib disampaikan apabila wajib pajak kawin dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan dengan melampirkan perjanjian dimaksud atau suami istri memilih melakukan kewajiban perpajakannya sendiri-sendiri

11 Bukti

pemotongan/pemugutan oleh pihak lain/ditanggung pemerintah dan yang dibayar/dipotong diluar negeri

Wajib disampaikan oleh wajib pajak yang

mengkreditkan PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain/ditanggung pemerintah dan yang dibayar/ dipotong diluar negeri

12 Fotokopi tanda bukti pembayaran fiscal luar negeri (TBPFLN)

Wajib disampaikan apabila terdapat kredit pajak fiscal luar negeri


(2)

III Lampiran khusus 01 Lembar “data identitas

wajib pajak”

Wajib diisi dan disampaikan apabila terdapat perubahan identitas wajib pajak

Dalam hal wajib pajak menyampaikan lampiran selain tersebut pada angka I sampai dengan III, maka lampiran tersebut merupakan lampiran kelengkapan SPT 1770 yang bersangkutan.

TABEL II

LAPORAN PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN ORANG PRIBADI TAHUN 2008-2010

pelaporan penyampaian SPT tahunan orang pribadi

tahun Jumlah persentasi

2008 8.261 0.50%

2009 7.261 0.40%

2010 1.304 0.07%

Untuk tahun 2008 sampai dengan 2009 lebih banyak yang menyampaikan SPT tahunan orang pribadi, sedangkan tahun 2009 sampai dengan 2010 lebih sedikit yang menyampaikan SPT tahunan orang pribadi ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat atas menyampaikan surat pemberitahuan tahunan orang pribadinya.

Dengan perbandingan persentasi tahun 2008 lebih banyak 0.10% dari tahun 2009, sedangkan tahun 2010 lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penyampaian SPT tahunan orang pribadi pada tahun 2009 dengan selisih persentasi 0.33%.

Jadi dapat diambil kesimpulan dari data diatas bahwa laporan penyampain SPT tahunan orang pribadi pada tahun 2010 terjadi penurunan.


(3)

2. Masalah Maupun Kendala Yang Dihadapi Oleh Fiskus Dalam Melakukan Pengawasan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

a. Rendahnya kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak

b. Adanya Wajib Pajak yang enggan memberikan data yang sebenarnya dengan berbagai alasan

c. Adanya Wajib Pajak yang tidak melampirkan KTP asli


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumya penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Dalam system self-assesment, masyarakat diberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar untuk menghitung, memperhitungkan, membayar sendiri dan

melaporkan besarnya pajak terutang, sedangkan aparat perpajakan fungsinya di titikberatkan pada pembinaan dan pengawasan terhadap kewajiban perpajakan yang dilakukan wajib pajak berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan. 2. Dengan melaksanakan pengawasan penerimaan SPT Tahunan Pajak Penghasilan

Orang Pribadi maka system Pengadministrasian SPT dapat lebih efektif dan juga dapat mengurangi kesalahan wajib pajak dalam hal mengisi dan menyampaikan SPT nya ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak)

3. Penurunan dalam hal penyampaian SPT tahunan PPh Orang Pribadi mempunyai perbandingan 0,33% antara tahun 2009-2010.


(5)

B. SARAN

Ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan dalam Tugas Akhir antara lain: 1. Kepada semua pihak di KPP Pratama Medan Barat untuk lebih meningkatkan

pelayanan terhadap wajib pajak, terutama dalam hal memberikan informasi dan penyuluhan bagi masyarakat umumnya dan wajib pajak khususnya yang belum menyadari sepenuhnya hal dan kewajiban dalam membayar pajak

2. Meningkatkan sosialisasi pada masyarakat tentang penting nya pajak bagi pembangunan.

3. Penerapan sanksi-sanksi perpajakan yang lebih tegas.

4. Melakukan pendekatan yang lebih baik kepada masyarakat umum khususnya wajib pajak KPP pratama Medan barat agar dapat meningkatkan jumlah wajib pajak yang belum melaporkan SPT.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009,ANDI, Yogyakarta

Atep Adya Barata dan Zul Afdi Adriani, 1989, Perpajakan Jilid I, Armico, Jakarta Direktorat Jendral Pajak Republik Indonesia, 2010, Buku Petunjuk Pengisian SPT

Tahunan Pajak Penghsilan Wajib Pajak Orang Pribadi

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Peghasilan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 16 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Peraturan Direktorat Jendral Pajak PER – 1/PJ/2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor PER – 19/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan