29
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ovent behavior. Karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoadmojo. 2003.
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
a. Tahu Know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali recall terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami Comprehssention
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan
secara benar. c.
Aplikasi Aplication Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill sebenarnya.
6
Universitas Sumatera Utara
d. Analisis Analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e.
Sintesis Syntesis Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. f.
Evaluasi Evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kritetia yang telah ada.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
- Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan, pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
Universitas Sumatera Utara
- Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip Nursalam 2003, pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya
dan kehidupan keluarga, pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tapi merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga. -
Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun, menurut Hurlock yang dikutip dari Nursalam 2003, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang
atau kelompok. 2.
Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi Wawan dan Dewi. 2010. hlm. 18.
Universitas Sumatera Utara
3. Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan ovent behavior. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
factor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Tindakan dapat diberikan menjadi tiga tingkatan menurut kuantitasnya
yaitu : a.
Praktik terpimpin guided response, apabila subjek atau seseorang telah melakukan suatu tetap masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan
panduan. b.
Praktik secara mekanisme mechanisme, apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu hal secara oromatis maka disebut praktik atau tindakan
mekanis. c.
Adopsi adoption, adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau
mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas Notoadmojo. 2005. hlm. 4.
4. Anatomi Payudara
Payudara atau mammae adalah perlengkapan organ reproduksi pada wanita yang mempersiapkan pembentukan air susu ibu pada saat menyusui kelak.
Payudara merupakan kelenjar yang terletak di bawah kulit, diatas otot dada, dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Dengan kata lain, payudara
terletak di dinding depan fasia superfisialis antara tulang dada sampai tulang iga ke-enam, bentuknya cembung kedepan, bervariasi dan ditengahnya terdapat
puting susu yang terdiri dari kulit dan jaringan erektil.
Universitas Sumatera Utara
1. Korpus badan, yaitu bagian yang membesar
Dalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel Aciner, jaringan lemak,
sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. 2.
Areola, yaitu bagian yang kehitaman ditengah Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan
oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya, dikalang payudara tersebut terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air
susu. 3.
Papilla Mammae Terletak antara inter kosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan
ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi, pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus Maryunani.
2010. hlm. 349-350.
5. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18-19 minggu,
dan baru selesai ketika mulai menstruasi, dengan terbentuknya hormone estrogen dan progestron yang berfungsi untuk maturasi alveoli. Sedangkan hormon
prolaktin adalah hormon yang berfungsi untuk produksi ASI disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin, dan sebagainya.
Secara fisiologis, air susu ibu dialirkan dari alveoli ke duktus laktiferus yang kecil, kemudian ke duktus laktiferus yang besar dan membentuk ampula
Universitas Sumatera Utara
sebagai timbunan air susu sebelum dikeluarkan ke permukaan puting susu Maryunani. 2010. hlm. 351.
6. Jenis-Jenis Posisi Menyusui
Dapatkan posisi yang membuat ibu dan bayi merasa nyaman diantaranya yaitu: 1.
Posisi Cradle hold Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu, kepala bayi berada didalam dekapan, sokong
kepala bayi berada didalam dekapan, sokong belakang badan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada dibagian sisinya.
2. Cross-cradle hold
Posisi ini mirip dengan Cradle kecuali pada lengan dan tangan yang berlawanan payudara yang ibu gunakan, kepada bayi terletak antara ibu jari
dan jari telunjuk dan kembali berada ditangan ibu, posisi ini bagus untuk bayi yang pertama menyusui.
3. Posisi football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan “Caesar”, memiliki mpayudara yang besar, menyusui bayi premature atau bayi yang kecil
ukurannya untuk menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan, sokong kepala bayi dengan tangan, gunakan bantal untuk menyokong belakang badan
ibu. 4.
Posisi lying down Coba posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih, jika baru pulih dari
pembedahan. Ini mungkin satu-satunya posisi yang bisa dicoba pada beberapa
Universitas Sumatera Utara
hari pertama, sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas.
7. Cara Menyusui
1. Cara menyusui dengan sikap duduk. Posisi santai dan tegak menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
2. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada areola
mammae dan papilla mammae, cara ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.
3. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan diatas
pangkuan. 4.
Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola.
5. Beri bayi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi
dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi. 6.
Segera setelah lahir membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan kemulut bayi, usahakan
sebagian besar areola dimasukkan dalam mulut bayi sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari
tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola Ambarwati.2009. hlm.39.
8. Fisiologi pengeluaran ASI
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik dari bermacam-macam hormon. Pengaturan hormon
terhadap pengeluaran ASI :
Universitas Sumatera Utara
a. Pembentukan kelenjar payudara
Prolaktin merupakan hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan, prolaktin dari adenohipofisehipofise anterior mulai merangsang
kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum, pada masa ini pengeluaran kolostrum dihambat oleh estrogen dan progesterone
tetapi jumlah prolaktin meningkat karena pembuatan kolostrum yang ditekan, kadar proklaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut prolaktin tidak akan ada peningkatan walau ada isapan bayi, namun pengeluaran susu tetap
berlangsung. b.
Pembentukan Air Susu Ibu yang menyusui dikenai 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu : 1.
Refleks Prolaktin 2.
Refleks Letdown Maryunani. 2010. hlm. 352-353.
9. Masalah yang sering muncul seputar Laktasi
Masalah-masalah yang sering terjadi dalam menyusui masa antenatal yaitu kuramg atau salah informasi, putting susu datar atau terbenam, dalam masa
nifas dini yaitu puting susu nyeri, putting susu lecet, payudara bengkak engorgement, mastitis atau abses payudara Ambarwati. 2009. hlm. 47.
Universitas Sumatera Utara
10. Bendungan ASI
1. Pengertian Bendungan ASI
a. Bendungan ASI adalah pembendungan ASI karena penyempitan duktus
laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu, keluhannya adalah
panas, bengkak, keras, dan nyeri pada payudara Anggraini. 2010. hlm. 28.
b. Bendungan ASI payudara engorgement adalah suatu kondisi dimana
payudara terlalu penuh dengan susu dan melembung, engorgement sering terjadi ketika susu pertama masuk, biasanya 3 sampai 7 hari setelah
kelahiran bayi Rahmawati. 2010. hlm. 87. 2.
Gejala Bendungan ASI Gejala bendungan ASI yang biasa muncul pada engorgement yaitu wanita
merasa berat dan penuh, kulit menegang dan mengkilat serta merah, payudara hangat, nyeri tekan, dan keras, kendati ada ibu yang mengalami gejala ringan,
dan gejala berat, nyeri tekan selama 2-14 hari, pembengkakan terkadang disertai demam Sinclair. 2010. hlm. 398.
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya bendungan ASI
a. Posisi mulut bayi dan putting susu ibu salah
Berada diposisi yang tidak nyaman dapat menyebabkan bayi memiliki waktu menyusui yang memaksa, ketika payudara tidak memproduksi ASI
akan memaksa bayi untuk menghisap dengan keras dan akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri pada puting susu sehingga dapat
mengakibatkan bendungan ASI.
Universitas Sumatera Utara
b. Pemakaian BH yang terlalu ketat menyebabkan saluran ASI tersumbat
dan menyebabkan bendungan ASI. c.
Tekanan jari ibu saat menyusui, dapat menyebabkan saluran ASI tersumbat dan mengakibatkan bendungan ASI.
d. Terlambat menyusui dapat menyebabkan mammae membengkak dan
dapat menyebabkan bendungan ASI. e.
Waktu menyusui yang terbatas dapat menyebabkan bendungan ASI. f.
Pengeluaran ASI yang jarang dapat menyebabkan susu yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga menyebabkan sumbatan dan
mengakibatkan bendungan ASI. 4.
Pencegahan bendungan ASI bisa dilakukan dengan beberapa tindakan : a.
Menyusui dini, pelekatan yang baik, menyusui “on demand”, bayi harus sering disusui, apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat menyusui
dengan baik. ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun. b.
Menggunakan Bra yang menopang atau sesuai ukuran bentuk payudara, yang dapat menyangga payudara dengan baik, disarankan mengenakan
penyangga payudara sepanjang waktu, pagi sampai malam, karena peningkatan berat payudara pada saat tersebut bisa menyebabkan
peregangan jaringan pendukung. c.
Susukan bayi segera setelah lahir dan susukan bayi tanpa jadwal, usahakan payudara didekatkan selama 3 sampai 5 menit, antara 3 dan 6
kali 24 jam pertama, frekuensi kebutuhan bayi beragam ada bayi yang ingin disusui setiap 2 jam atau lebih dan ada juga yang menuntut setiap 4
jam Llewellyn. 2002. hlm. 306.
Universitas Sumatera Utara
d. Mencari posisi yang nyaman saat menyusui, menggunakan salah satu
dari posisi setiap kali menyusui, karena jika tidak dalam posisi yang tepat bayi mungkin tidak mendapatkan cukup ASI dan menyedot dengan keras
Rahmawati. 2010. hlm. 96. e.
Lakukan kompres air hangat dingin untuk mengurangi oedema f.
Sebelum disusukan, lakukan pengurutan terlebih dahulu g.
Kosongkan payudara dengan pompa atau diurut bila bayi malas menyusui, agar tidak terjadi bendungan ASI
h. Melakukan perawatan payudara.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP