Identitas Nasional Kerangka Teori dan Konsep

14

1.5 Kerangka Teori dan Konsep

1.5.1 Identitas Nasional

Pandangan terkemuka dalam konsep ini bisa diambil dari pendapat David Miller, yang menyatakan bahwa identitas nasional sangat fundamental dalam mempertahankan keberadaan welfare state negara kesejahteraan –negara yang menjamin kesejahteraan masyarakatnya yang sehat dan independen. 27 Menurut Miller, identitas nasional memainkan dua peranan penting; pertama, menciptakan perasaan simpati antar sesama warga negara, yang mampu memunculkan motivasi awal untuk saling membantu satu sama lain; dan yang kedua, menciptakan rasa saling percaya sebagai prasyarat bagi siapapun untuk melakukan tindakan berdasar pada rasa simpatinya. 28 Miller kemudian juga mengatakan, bahwa untuk menjamin adanya kerjasama secara voluntir antar sesama warga negara, “Each person must be confident that the others will generally comply–and this involves mutual trust… ties of community are an important source of such trust between individuals who are not personally known to each other.” Bisa dipahami dari pernyataan tersebut bahwa sebagai seorang manusia, setiap warga negara memerlukan suasana yang kondusif baginya untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang bersifat voluntir kepada sesama warga negara yang 27 Richard Johnst on dkk., 2010, Nat ional Ident it y and Support for the Welfare Stat e, Working Paper 2010:11, The St ockholm Universit y: Linnaeus Cent er for Int egrat ion St udies SULCIS. Hal: 5 28 Ibid. 15 lain, dan suasana tersebut bisa tercipta dengan hadirnya rasa saling percaya satu sama lain dengan adanya kesamaan identitas. Lebih lanjut, menurutnya, identitas nasional adalah landasan yang essensial untuk membangun rasa percaya ini di dalam masyarakat negara modern, ia mengatakan “in states lacking a common national identity… trust may exist within the groups, but not across them.” 29 Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa identitas nasional adalah tali utama yang bisa digunakan untuk mengencangkan integrasi sosial pada masyarakat di dalam sebuah negara. Kondisi Jerman yang secara terang-terangan memunculkan diskursus the German Question –yang mempertanyakan identitas bangsa yang dimilikitidak dimiliki oleh Jerman- dengan jelas menggambarkan bahwa negara ini mengalami masalah dengan identitas bangsanya. Walaupun secara kasat mata negara ini terlihat sangat stabil, khususnya dalam aspek ekonomi dan politik, itu semua hanya mampu memunculkan integrasi sistem, tidak sampai pada level integrasi moral. Hal ini disadari oleh pemerintah Jerman sebagai suatu hal yang berpotensi menimbulkan permasalahan sosial di kemudian hari. Sehingga, muncul kesadaran dari pemerintah Jerman untuk mengusahakan memunculkan identitas Jerman dengan bentuk nasionalisme yang baru. 29 Ibid. Hal: 6 16

1.5.2 Nasionalisme