Penentuan Peredaran Bruto tidak lebih Rp 4.800.000.000 Penyetoran dan Pelaporan

F. Dasar Penentuan Dikenakan Pajak Penghasilan Final

1. Pengenaan Pajak Penghasilandidasarkan pada peredaran bruto dari usaha dalam 1 satu tahun dari Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan yang tidak melebihi Rp4.800.000.000. 2. Dasar peredaran bruto Rp 4.800.000.000 untuk dapat dikenai Pajak Penghasilan finaladalahperedaran bruto tahun terakhirsetahun atau disetahunkan, dalam hal tahun terakhir meliputi kurang dari 12 bulan. 3. Dalam hal Wajib Pajak baru terdaftar pada Tahun Pajak yang sama sebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku dasar Peredaran Brutonya adalah akumulasi peredaran bruto dari bulan berdiri sampai dengan bulan sebelum Peraturan Pemerintahini berlaku, yang disetahunkan. 4. Dalam hal Wajib Pajak baru terdaftar setelah Peraturan Pemerintahini berlaku dasar peredaran brutonya adalah peredaran bruto bulan pertama disetahunkan.

G. Penentuan Peredaran Bruto tidak lebih Rp 4.800.000.000

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013ini diberlakukan di tengah- tengah tahun fiskal 1 Juli 2013, sementara batasan “peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000” yang digunakan adalah total peredaran selama satu tahun fiskal alias 12 bulan. Belum lagi kalau Wajib Pajak terdaftar sebagai wajib pajak di tengah-tengah tahun fiskal. Oleh karena itu cara menentukan pengenaannya adalah : 1. Dalam hal tahun fiskal terakhir sebelum tahun fiskal berlakunya Peraturan Pemerintah ini meliputi kurang dari jangka waktu 12 dua belas bulan, maka yang digunakan adalah jumlah peredaran bruto tahun fiskal terakhir sebelum tahun fiskal berlakunya Peraturan Pemerintah ini, lalu disetahunkan. 2. Dalam hal Wajib Pajak terdaftar pada tahun fiskal yang sama dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah ini namun terjadi pada bulan sebelumnya, maka yang digunakan adalah jumlah peredaran bruto dari bulan saat Wajib Pajak terdaftar sampai dengan bulan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, lalu disetahunkan. 3. Dalam hal Wajib Pajak baru terdaftar sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka yang digunakan adalah jumlah peredaran bruto pada bulan pertama diperolehnya penghasilan dari usaha, lalu disetahunkan.

H. Penyetoran dan Pelaporan

1. Penyetoran paling lama tanggal 15 lima belas bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. 2. Surat Setoran Pajak berfungsi sekaligus sebagai Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 4 ayat 2. Jika Surat Setoran Pajak telah divalidasi dengan NTPN Nomor Transaksi Penerimaan Negara dianggap telah lapor Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2. 3. Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan paling lama 20 dua puluh hari setelah Masa Pajak berakhir. 4. Surat Pemberitahuan Tahunan : 4.1 Dilaporkan pada kelompok penghasilan yang dikenai pajak final danatau bersifat final. 4.2 Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan menggunakan Form 1770 untuk Wajib Pajak orang pribadi dan 1771 untuk Wajib Pajak badan masih mengakomodasi. Kewajiban pelaporan ditiadakan untuk pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan masa pajak Juli sampai dengan Desember 2013. Penghapusan Sanksi Administrasi atas keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajaknya sesuai Pasal 9 ayat 2a Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan untuk Masa Pajak Juli sampai dengan Desember 2013. 30 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Wajib Pajak Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajb Pajak Yang Memiliki Predaran Bruto Tertentu Terhadap Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

3 57 83

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

2 61 54

PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU (STUDI KASUS DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA YOGYAKARTA).

0 0 15

PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DARI USAHA KECIL MENENGAH OLEH KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAGELANG DITINJAU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLE

0 0 3

PERSEPSI PELAKU USAHA TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO 46 TAHUN 2013 (Mengenai Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Wajib Pajak Dengan Peredaran Bruto Tertentu Studi Kasus Di KPP Pratama Surakarta).

0 0 14

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU (STUDI KASUS DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR).

0 1 19

PERSEPSI, IMPLEMENTASI, DAN RESPON WAJIB PAJAK DI PASAR KLEWER TERHADAP PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU.

0 1 19

PAJAK PENGHASILAN ATAS DIVIDEN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM NEGERI

0 0 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto

0 0 13

I. UMUM Materi pokok yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini mengenai pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan penetapan besaran tarif pajak terhadap penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bru

0 0 9