JENIS – JENIS AKSI KONTROL AUTOMATIK 1. Aksi Kontrol Automatik. Kontroler Aksi Dua Posisi ON – OFF Kontroler Proporsional P

Konverter P-I adalah suatu alat yang berhubungan dengan sensor dimana untuk mengkonversikan tekanan yang dikirimkan oleh sensor untuk diubah menjadi arus listrik standard 4-20 mA. Sinyal tekanan masukan diaplikasikan ke bellow dan menghasilkan simpangan batang. Simpangan ini diukur oleh Linear Variable Differential Transmitter transformer diferensial variabel linear. Linear Variable Differential Transmitter adalah suatu perubahan induksi magnet dari kumparan primer ke kumparan sekunder, dimana dalam keadaan setimbang magnet terletak ditengah dan kedua kumparan sekunder menerima fluks yang sama. Sedangkan dalam keadaan tidak setimbang, fluks pada satu kumparan naik dan yang lainnya turun. Pada keseimbangan, gaya kumparan proporsional dengan arus keluaran sesuai dengan gaya dari bellow proporsional dengan tekanan sinyal masukan. Offset nol 4 mA dalam sinyal elektrik cukup besar untuk menggerakkan amplifier sehingga memungkinkan kedua kawat sinyal juga berfungsi sebagai jaringan pasokan. II.7. JENIS – JENIS AKSI KONTROL AUTOMATIK II.7.1. Aksi Kontrol Automatik. Kontrol automatik membandingkan harga yang sebenarnya dari keluaran dengan harga yang diinginkan menentukan deviasi sampai dengan nol atau sampai dengan harga terkecil yang masih diperbolehkan. cara kontrol automatik ini yang menghasilkan sinyal kontrol disebut dengan aksi kontrol Control Action . Kontroler pengontrol automatik di industri diklasifikasikan atas : Universitas Sumatera Utara

a. Kontroler Aksi Dua Posisi ON – OFF

Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari pengendalian loop tertutup sistimnya akan sepenuhnya berfungsi atau sepenuhnya tidak berfungsi tergantung pada besar kecilnya sinyal kesalahan yang dihasilkan contohnya pengendalian Thermostatik dari pemanas ruangan . pemanasan akan dilakukan apabila temperatur ruangan dibawah nilai batas tertentu , dan akan dihentikan setelah temperatur naik hingga batas atas tertentu pengendalian diatas telah cukup memadai, dimana respon waktu time response dari sistem tersebut secara efektif meniadakan perubahan yang mendadak pada keluarannya . bahkan untuk situasi tertentu pengendalian ON – OFF adalah yang paling sesuai karena piranti yang dikendalikan juga hanya mengenal dua kondisi, ON – OFF terbuka penuh atau tertutup penuh. Didalam dunia industri, telah banyak memanfaatkan pengendalian ON – OFF sebagai pengendalian dalam membuka dan menutup jenis katup tertentu yang mengatur aliran gas atau cairan. Gambar 2.9. Kontroler Aksi Dua Posisi ON – OFF Universitas Sumatera Utara

b. Kontroler Proporsional P

Untuk mendapatkan pengendalian suatu proses yang lebih baik tampak yang harus diperhatikan bukan saja ada tidaknya kesalahan tetapi juga seberapa besar kesalahan yang terjadi tersebut . pengendalian proporsional melakukan hal tersebut dengan melakukan tindakan pengendalian yang sebanding proporsional dengan besar kesalahan yang terjadi . dalam prakteknya, ini berarti berapa besar tindakan koreksi yang dilakukan sebanding dengan besar kesalahan yang terjadi , dan selanjutnya makin mengecil setelah makin dekatnya target yang diinginkan. Gambar 2.10. Kontroler Proporsional P Universitas Sumatera Utara

c. Kontroler Aksi Integral