Perancangan ulang ruang terbuka hijau Kompleks Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa Cibinong, Kabupaten Bogor

PERANCANGAN ULANG RUANG TERBUKA HIJAU
KOMPLEKS REHABILITASI VOKASIONAL BINA DAKSA
CIBINONG, KABUPATEN BOGOR

YOHANES ANDIKA FAJAR ABADI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Perancangan Ulang Ruang
Terbuka Hijau Kompleks Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa Cibinong,
Kabupaten Bogor adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan dan yang tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam “Daftar Pustaka” di bagian
akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2010

Yohanes Andika Fajar Abadi
A44052289

RINGKASAN
YOHANES ANDIKA FAJAR ABADI. A44052289. Perancangan Ulang Ruang
Terbuka Hijau Kompleks Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa Cibinong,
Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) merupakan
Unit Pelayanan Teknis Eselon IIa di bawah naungan Direktorat Pelayanan dan
Rehabilitasi Departemen Sosial Republik Indonesia. BBRVBD Cibinong
memberikan pelayanan rehabilitasi vokasional bagi para penyandang cacat di
Indonesia. BBRVBD Cibinong didirikan pada lahan seluas 35.419 m2 dengan luas
lahan terbangun 12.695 m2. Lahan tidak terbangun tersebut berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai RTH yang fungsional dan estetik bagi penggunanya.
Taman sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang dirancang dengan
konsep rekreasi alami diharapkan dapat menjadi media praktik biofilia bagi
penyandang cacat. Keberadaan tanaman dalam taman merupakan bagian dari alam
yang dekat dengan manusia.
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan dan menganalisis kondisi
tapak; (2) mendeskripsikan konsep pemanfaatan RTH bagi penyandang cacat

ringan dan cacat sedang; dan (3) merencanakan dan merancang RTH Kompleks
BBRVBD Cibinong, Kabupaten Bogor.
Konsep dasar dari perancangan RTH BBRVBD Cibinong adalah
menjadikan suatu ruang terbuka hijau yang fungsional dan estetik. RTH
BBRVBD Cibinong yang fungsional adalah RTH yang memiliki sarana dan
fasilitas bagi siswa BBRVBD yang memiliki keterbatasan fisik. Salah satu bentuk
aktivitas ruang luar yang dimaksud adalah berkebun sebagai bentuk praktik
biofilia (kesukaan manusia pada alam dan makhluk hidup). Rangkaian kegiatan
dari penyemaian, penanaman, perawatan, pemanenan hingga konsumsi
merupakan suatu rangkaian kegiatan berkebun. Selain itu, RTH BBRVBD juga
memiliki fungsi sebagai penyeimbang iklim mikro lingkungan bagi kawasan
sekitarnya dan fungsi konservasi sebagai habitat pemeliharaan rusa dan kehidupan
satwa liar lainnya.
Dari sisa lahan tidak terbangun sebesar 22.742 m2, ruang terbuka hijau
yang dapat dimanfaatkan dan dirancang adalah seluas 6.450,58 m2, terdiri dari
ruang rekreasi aktif seluas 1.724 m2 yang terbagi menjadi empat bagian yang
terpisah di antara bangunan pada bagian selatan tapak; ruang rekreasi pasif seluas
370 m2 pada bagian barat laut tapak; ruang konservasi seluas 4.356,58 m2 pada
bagian sebelah timur tapak. Pada tiap ruang akan diletakkan fasilitas dan pola
sirkulasi yang sesuai untuk mengakomodasi segala bentuk aktivitas dan kegiatan

yang dilakukan oleh pengguna tapak sehingga pengguna tapak dapat
mengintepretasi ruang dengan maksimal dan meminimalkan segala bentuk
ambiguitas.
Hasil studi ini dapat digunakan sebagai referensi dan masukan bagi pusat
rehabilitasi penyandang cacat sebagai salah satu bentuk pemanfaatan RTH oleh
siswa baik secara partisipasi aktif maupun pasif.

ABSTRACT
YOHANES ANDIKA FAJAR ABADI. Redesign of Greenery Open Space
National Vocational Rehabilitation Centre Cibinong, Bogor. Supervised by
WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
The National Vocational Rehabilitation Centre (NVRC)  is the technical
(practical) implementation unit in the field of vocational rehabilitation for
disabled people, subordinate and responsible to the Ministry of Social Affairs.
The main task and function of NVRC is to conduct advanced vocational
rehabilitation services for people with disabilities from regional rehabilitation
centres for the physically disabled, sheltered workshop and others. This research
take places in NVRC Cibinong, Bogor with total area 35,419 m2 which consist of
building area (12,695 m2) and greenery open space area (22,742 m2).
The objectives of this research are (1) to analyze the existing conditions, (2)

to describe the utilization concept of recreation-based on outdoor activity and (3)
to make a recommendation design and suggestion as problem solving for
accommodating disabled people in the specific greenery open space. This research
consists of some steps, such as initial preparation, collecting data, analysis, and
synthesis, forming concept, preparing landscape plan and the final is detail design.
There are many functions of greenery open space, one of them is being used
for outdoor activity. Greenery open space for outdoor activity needs to be serve in
a good condition of society that had overwhelmed of physically, psychology, and
life necessity pressure.
In analysis and synthesis process, there is so many alternative of exploiting
potency and solution of constraint in greenery open space of NVRC Cibinong,
Bogor. As a result, the main concept of redesign is a greenery open space that is
functional and aesthetic. Functional means having facilities for user with physical
disabilities to do the gardening activity and relaxation activity. The gardening
activities consist of seeding, planting, maintaining, harvesting, and postharvesting. Beside that, greenery open space of NVRC Cibinong, Bogor has
function as a stabilizer of microclimate and habitat of wildlife animal (deer).
In planning and design process, the greenery open spaces of NVRC
Cibinong, Bogor divided by three areas. The areas are active recreation area
(1,724 m2), passive recreation area (370 m2), and conservation area (4,356.58 m2).
Each area will be put facilities and circulation patterns to accommodate user

activity.
The result of this study can be used as a reference and suggestion to other
rehabilitation centre as an alternative utilization of greenery open spaces for
people with disabilities.
Key words: redesign, greenery open spaces, and disabled people

© Hak Cipta milik Yohanes Andika Fajar Abadi, tahun 2010
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa seizin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, maupun lain sebagainya

PERANCANGAN ULANG RUANG TERBUKA HIJAU
KOMPLEKS REHABILITASI VOKASIONAL BINA DAKSA
CIBINONG, KABUPATEN BOGOR

YOHANES ANDIKA FAJAR ABADI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Nama
NRP

: Perancangan Ulang Ruang Terbuka Hijau Kompleks Rehabilitasi
Vokasional Bina Daksa Cibinong, Kabupaten Bogor
: Yohanes Andika Fajar Abadi
: A44052289

Disetujui,
Dosen Pembimbing


Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr.
NIP. 19491105 197403 1 001

Diketahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal Lulus:

Untuk
mamaku yang mengajarkan kasih sayang,
ayahku yang mengajarkan kebijaksanaan,
adikku yang selalu memberi keceriaan,
penyandang cacat yang memberiku inspirasi,
dan almamaterku yang selalu mencurahkan ilmu dan pengalaman.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, yang dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul Perancangan Ulang Ruang Terbuka
Hijau Kompleks Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa Cibinong, Kabupaten
Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr selaku pembimbing skripsi
yang telah membuka wawasan, memberikan bimbingan, serta masukan yang
sangat berarti dalam penulisan skripsi ini;
2. Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si dan Dr. Ir. Alinda Fitriani Malik Zain, M.Si
selaku dosen penguji sidang skripsi;
3. Dr. Ir. Andi Gunawan, M.AgrSc. selaku pembimbing akademik;
4. R.L. Kaswanto, SP, M.Si sebagai dosen moderator seminar kolokium dan
Vera Dian Damayanti, SP, MLA sebagai dosen moderator seminar hasil;
5. Dr. Ir. Nurhayati Hadi Susilo Arifin, M.Sc dan Dr. Ir. Afra D.N. Makalew,
M.Sc atas bimbingan administrasi akademik;
6. Ayah Leonardus Rohadi, Mama Maria Laurentia Suhartini, dan Adik Clara
Metta Virginia atas kasih sayang, kesabaran, dukungan, dan doanya;
7. Bapak Kukuh (Kesbang Kabupaten Bogor), Bapak Yosep (Dinas Tata Kota
Kabupaten Bogor), dan Bapak Dito (Bappeda Kabupaten Bogor);

8. Drs. Edy Masdi, M.Si (Kepala BBRVBD Cibinong), Dra. Lisdiana, M.Si,
Drs. Alam Fajar Ahmadi, M.Si, Dewi Lestriyani P, AKS, MM, Bapak Joddy,
Ibu Irma, Ibu Tari, Ibu Ning, Pak Jarmadi (Staff Fasilitas dan Properti
BBRVBD), staff pegawai BBRVBD Cibinong, Kabupaten Bogor, dan
seluruh siswa BBRVBD Cibinong;
9. sahabat sepembimbing skripsi (Ferbi dan Ramanda), sahabat sepembimbing
akademik (Mega A., Danand P., M. Rizki, dan Rakmat A.)
10. sahabat setema skripsi ‘terapeutik’ (Azi, Nurina, dan Rachma) dan sahabat
survei tapak dan motivator desain (Arsyad, Rakmat, Yosep, Bayu, Indah,
Farida, Cindy, Dina, Handika, Dina, dan Mega W.);

11. sahabat Arsitektur Lanskap 42, kakak kelas Arsitektur Lanskap 39, 40, 41,
dan adik kelas Arsitektur Lanskap 43, 44, 45;
12. keluarga alm. Bapak ST. Pusposuparno, alm. Bapak Jacoeb, dan Bapak
Sutadji.
13. keluarga Panduraya 94 (Bapak Sugeng, Mama Solechah, Adelia Swastika,
Herdien Dwi Handika, Amelia Ruby Hagieswari, dan Nathan Octavio);
14. semua pihak yang telah membantu penulisan hasil studi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.


Bogor, Agustus 2010

Penulis

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 31 Maret 1987 sebagai
anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Leonardus Rohadi dan Ibu Maria
Laurentia Suhartini. Pendidikannya diawali di Taman Kanak-Kanak (TK) Regina
Pacis tahun 1992 sampai dengan tahun 1993, kemudian dilanjutkan ke Sekolah
Dasar Regina Pacis Kota Bogor sampai dengan tahun 1999. Pada tahun 1999
penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Regina Pacis Kota Bogor.
Sejak tahun 2002 penulis terdaftar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Regina
Pacis, Kota Bogor, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis diterima
di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB) dan pada bulan Agustus 2006 penulis diterima di Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian.
Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan di
lingkungan kampus, antara lain, adalah menjadi Asisten Mata Kuliah Teori
Desain Lanskap (ARL 212) pada semester genap 2008-2009. Selain itu, penulis
juga pernah menjabat sebagai Bendahara II di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Kerohanian KEMAKI (Keluarga Mahasiswa Katolik IPB) tahun 2005-2006,
kemudian menjadi Ketua Angkatan KEMAKI 42. Penulis juga aktif dalam
Himpunan Profesi Departemen yakni Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap
IPB (HIMASKAP-IPB), pada periode 2006-2007 menjadi anggota Divisi
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) dan periode 2007-2008 menjadi
anggota Divisi Informasi dan Komunikasi (Infokom). Penulis mendapat amanah
menjadi koordinator umum untuk kepanitiaan Natal Civitas Akademika IPB 2008
yang merupakan gabungan panitia yang terbentuk dari anggota UKM Kerohanian
KEMAKI dan PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen)-IPB.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .........................................................................................

xvi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

xix

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
1.3. Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyandang Cacat Tubuh .................................................................. 4
2.2. Ruang Terbuka .................................................................................. 6
2.3. Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau .................................................. 9
2.4. Taman Hortikultura ........................................................................... 10
2.5. Elemen Desain .................................................................................. 12
2.6. Prinsip Desain ................................................................................... 13
2.7. Perencanaan Lanskap ........................................................................ 15
2.8. Perancangan Lanskap ........................................................................ 16
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................. 18
3.2. Bahan dan Alat .................................................................................. 19
3.3. Batasan Penelitian ............................................................................. 19
3.4. Metode Penelitian ............................................................................. 20
3.4.1. Persiapan (Prasurvei) ............................................................... 20
3.4.2. Survei Lapang (Inventarisasi dan Pengecekan Lapang) ........... 20
3.4.3. Analisis...................................................................................... 21
3.4.4. Sintesis ..................................................................................... 22
3.4.5. Konsep ..................................................................................... 22
3.4.6. Perencanaan dan Perancangan ................................................. 22

xiii

IV. INVENTARISASI
4.1. Kondisi Umum .................................................................................. 24
4.1.1. Sejarah dan Kedudukan ........................................................... 24
4.1.2. Lokasi, Batas Tapak, dan Aksesibilitas .................................. 24
4.1.3. Kondisi Kepegawaian .............................................................. 25
4.1.4. Fasilitas Fisik ........................................................................... 26
4.1.5. Fasilitas Pelatihan Vokasional ................................................. 26
4.1.5.1. Komputer ......................................................................... 27
4.1.5.2. Penjahitan ........................................................................ 27
4.1.5.3. Percetakan (Desain Grafis) ............................................. 27
4.1.5.4. Elektronika ...................................................................... 28
4.1.5.5. Pekerjaan Logam ............................................................. 28
4.2. Aspek Biofisik ................................................................................... 29
4.2.1. Iklim ......................................................................................... 29
4.2.1.1. Curah Hujan .................................................................... 29
4.2.1.2. Suhu ................................................................................ 30
4.2.1.3. Kelembaban .................................................................... 31
4.2.1.4. Kecepatan Angin ............................................................. 31
4.2.2. Jenis Tanah ............................................................................... 31
4.2.3. Topografi .................................................................................. 32
4.2.4. Hidrologi dan Drainase ............................................................ 32
4.2.5. Vegetasi .................................................................................... 33
4.2.6. Satwa ........................................................................................ 35
4.2.7. Kualitas Lanskap ...................................................................... 36
4.2.8. Struktur Bangunan ................................................................... 37
4.2.9. Utilitas ...................................................................................... 37
4.3. Aspek Sosial ...................................................................................... 38
4.3.1. Karakteristik Pengguna Tapak .................................................. 38
4.3.1.1. Jenis Kelamin ................................................................... 38
4.3.1.2. Usia ................................................................................. 38
4.3.1.3. Pendidikan ....................................................................... 39
4.3.1.4. Kondisi Fisik Siswa ........................................................ 39

xiv

4.3.1.5. Alat Bantu yang Digunkan Siswa ................................... 40
4.3.1.6. Kemampuan Fisik ........................................................... 41
4.3.2. Persepsi dan Harapan Pengguna Tapak .................................... 43
V. ANALISIS DAN SINTESIS
5.1. Kondisi Umum .................................................................................. 48
5.1.1. Sejarah Kedudukan .................................................................. 48
5.1.2. Lokasi, Batas Tapak, dan Aksesibilitas ................................... 48
5.2. Aspek Biofisik ................................................................................... 49
5.2.1. Iklim ......................................................................................... 49
5.2.1.1. Curah Hujan .................................................................... 49
5.2.1.2. Suhu ................................................................................ 50
5.2.1.3. Kelembaban .................................................................... 51
5.2.1.2. Kecepatan Angin ............................................................. 51
5.2.2. Tanah ........................................................................................ 52
5.2.3. Topografi .................................................................................. 54
5.2.4. Hidrologi dan Drainase ............................................................ 54
5.2.5. Vegetasi .................................................................................... 54
5.2.6. Satwa ........................................................................................ 56
5.2.7. Kualitas Lanskap ...................................................................... 59
5.2.8. Struktur Bangunan ................................................................... 60
5.2.9. Utilitas ...................................................................................... 60
5.3. Aspek Sosial ...................................................................................... 60
5.3.1. Karakteristik Pengguna Tapak .................................................. 60
5.3.2. Persepsi dan Harapan Pengguna ............................................... 61
VI. KONSEP RANCANGAN
6.1. Konsep Dasar .................................................................................... 62
6.2. Pengembangan Konsep ..................................................................... 62
6.2.1. Konsep Ruang ........................................................................... 62
6.2.2. Konsep Fasilitas ........................................................................ 63
6.2.3. Konsep Sirkulasi ....................................................................... 64
6.2.4. Konsep Tata Hijau ................................................................... 64

xv

VII. RENCANA TAPAK
7.1. Rencana Ruang ................................................................................... 66
7.2. Rencana Fasilitas ................................................................................ 68
7.3. Rencana Sirkulasi ............................................................................... 71
7.4. Rencana Tata Hijau ........................................................................... 73

VIII. RANCANGAN TAPAK
8.1. Rancangan Ruang ............................................................................. 74
8.2. Rancangan Fasilitas .......................................................................... 74
8.3. Rancangan Sirkulasi ......................................................................... 77
8.4. Rancangan Tata Hijau ..................................................................... 77

IX. PENUTUP
9.1. Kesimpulan ..................................................................................... 79
9.2. Saran ................................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81
LAMPIRAN ...................................................................................................... 83

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Persyaratan Lingkungan Tanaman Sayur dan Umur Panen ......................... 12
2. Aspek, Jenis, dan Sumber Data yang Diperlukan ........................................ 21
3. Jenis Perangkat Lunak dan Kegunaanya ..................................................... 22
4. Tabel Pegawai BBRVBD Cibinong ............................................................ 25
5. Daftar Nama Tanaman di Kompleks BBRVBD ......................................... 34
6. Jenis Kelamin Siswa BBRVBD Tahun 2009 .............................................. 38
7. Usia Siswa BBRVBD Tahun 2009 ............................................................. 39
8. Pendidikan Terakhir Siswa BBRVBD Tahun 2009 .................................... 39
9. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Persepsi Siswa BBRVBD ............................ 44
10. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Harapan Siswa BBRVBD ............................ 46
11. Perhitungan Kapasitas Tampung Padang Rumput Menurut Produksi RataRata Segar dan Bobot Kering Rumput ......................................................... 59
12. Martiks Konsep Program ............................................................................. 63
13. Konsep Sirkulasi .......................................................................................... 64
14. Kosep Tata Hijau.......................................................................................... 65
15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas, dan Fasilitas........... 66
16. Matriks Kesuaian Antara Sumber Daya dan Aktivitas ................................ 67
17. Matriks Hubungan Antarruang .................................................................... 68

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................... 3
2. Foto Udara BBRVBD .................................................................................. 18
3. Peta Indonesia ............................................................................................ 19
4. Peta Jawa Barat ........................................................................................... 19
5. Denah Menuju BBRVBD Cibinong ........................................................... 19
6. Bagan Perencanaan Menurut Gold (1980) .................................................. 20
7. Tahapan Studi ............................................................................................. 23
8. Kondisi Awal Tapak BBRVBD Cibinong (1997) ....................................... 25
9. Pelaksanaan Pembangunan BBRVBD Cibinong (1997) ............................ 25
10. Bidang Keterampilam Komputer ................................................................ 27
11. Bidang Keterampilan Penjahitan.................................................................. 27
12. Bidang Keterampilan Desain Grafis/Percetakan ......................................... 28
13. Bidang Keterampilan Elektronika ............................................................... 28
14. Bidang Keterampilan Pekerjaan Logam ..................................................... 29
15. Grafik Jumlah Curah Hujan per Tahun (Tahun 2004-2009) ....................... 29
16. Grafik Rata-Rata Curah Hujan per Bulan (Tahun 2004-2009) ................... 30
17. Grafik Jumlah Hari Hujan (Tahun 2004-2009) ........................................... 30
18. Grafik Rata-Rata Suhu Udara per Bulan (Tahun 2004-2009) .................... 30
19. Grafik Rata-Rata Kelembaban per Bulan (Tahun 2004-2009) ................... 31
20. Grafik Rata-Rata Kecepatan Angin per Bulan (Tahun 2004-2009) ............ 31
21. Kondisi Topografi di RTH Kompleks BBRVBD ........................................ 32
22. Saluran Drainase ......................................................................................... 33
23. Kondisi Ruang Terbuka dan Vegetasi ........................................................ 34
24. Satwa yang Ada di Tapak ........................................................................... 36
25. Pemandangan (view) Lanskap Kompleks BBRVBD .................................. 36
26. Struktur Bangunan BBRVBD ..................................................................... 37
27. Utilitas Pada Kompleks BBRVBD ............................................................. 37
28. Grafik Jenis Kecacatan yang Disandang Siswa BBRVBD Tahun 2009...... 40
29. Grafik Alat Bantu yang Digunakan Siswa BBRVBD Tahun 2009 ............ 41
30. Diagram Kemampuan Siswa Berdiri tanpa Alat Bantu .............................. 42

xviii

31. Diagram Kemampuan Siswa Berdiri dengan Alat Bantu ........................... 42
32. Diagram Kemampuan Siswa Duduk tanpa Alat Bantu ............................... 43
33. Diagram Kemampuan Siswa Duduk dengan Alat Bantu ............................ 43
34. Badan Air Membantu Efek Penyejukan pada Tapak .................................. 52
35. Berbagai Nilai Fungsional Vegetasi............................................................. 55
36. Ilustrasi Bentuk Habitat Rusa....................................................................... 56
37. Beberapa Pohon yang Diberi Pelindung dari Rusa ..................................... 57
38. Peralatan Berkebun yang Dibutuhkan Pada Ruang Rekreasi Aktif ............. 68
39. Standar Planter Box Bagi Penyandang Cacat .............................................. 69
40. Ilustrasi Bentukan Planter Box bagi Penyandang Cacat .............................. 69
41. Ilustrasi Rekreasi Pasif Bagi Penyandang Cacat.......................................... 70
42. Zona Peletakan Papan Informasi.................................................................. 70
43. Komposisi Aspal Jalur Sirkulasi .................................................................. 71
44. Standar Khusus dan Manuver Kursi Roda ................................................... 72
45. Standar Jalur Sirkulasi bagi Penyandang Cacat ........................................... 72
46. Rekomendasi Jalur Sirkulasi Pengguna Kursi Roda .................................... 73

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halaman

1.

Kuesioner Penelitian .................................................................................84

2.

Daftar Nama Pengisi Kuisioner ................................................................86

3.

Jenis Tanah ................................................................................................89

4.

Topografi ...................................................................................................90

5.

Hidrologi ....................................................................................................91

6.

Utilitas ......................................................................................................92

7.

Inventarisasi ..............................................................................................93

8.

Situasi .......................................................................................................94

9.

Data Siswa BBRVBD tahun 2009 (Angkatan XII) ..................................95

10. Tabel Analisis dan Sintesis .......................................................................98
11. Peta Analisis dan Sintesis .........................................................................100
12. Konsep Sirkulasi ......................................................................................101
13. Konsep Ruang ..........................................................................................102
14. Konsep Fasilitas .......................................................................................103
15. Konsep Tata Hijau ....................................................................................104
16. Site Plan ...................................................................................................105
17. Site Plan Ruang Rekreasi Aktif 1 ............................................................106
18. Potongan Ruang Rekreasi Aktif (A-A’)...................................................107
19. Perspektif Ruang Rekreasi Aktif ...............................................................108
20. Site Plan Ruang Rekreasi Aktif 2 .............................................................109
21. Site Plan Ruang Rekreasi Aktif 3 .............................................................110
22. Site Plan Ruang Rekreasi Aktif 4 .............................................................111
23. Site Plan Ruang Rekreasi Pasif .................................................................112
24. Potongan Ruang Rekreasi Pasif (B-B’) ....................................................113
25. Perspektif Ruang Rekreasi Pasif ...............................................................114
26. Site Plan Ruang Konservasi ......................................................................115
27. Potongan Ruang Konservasi (C-C’)..........................................................116
28. Perspektif Ruang Konservasi ...................................................................117
29. Detil Bangunan Vertikultur ......................................................................118

xx

30. 3D Bangunan Vertikultur .........................................................................119
31. Detil Rak Semai ........................................................................................120
32. 3D Rak Semai ...........................................................................................121
33. Detil Rak Perkakas ...................................................................................122
34. 3D Rak Perkakas ......................................................................................123
35. Detil Keran Air .........................................................................................124
36. 3D Keran Air ............................................................................................125
37. Detil Lampu Taman ...................................................................................126
38. 3D Lampu Taman .....................................................................................127
39. Detil Kolam ..............................................................................................128
40. 3D Kolam .................................................................................................129
41. Detil Atap Gazebo ....................................................................................130
42. Detil Denah dan Pondasi Gazebo .............................................................131
43. 3D Gazebo ................................................................................................132
44. Detil Pergola .............................................................................................133
45. Detil Atap Pergola ....................................................................................134
46. Detil Bangku Taman .................................................................................135
47. 3D Pergola dan Bangku Taman .................................................................136
48. Detil Papan Informasi ................................................................................137
49. 3D Papan Informasi ..................................................................................138
50. Detil Kolam/Telaga ..................................................................................139
51. 3D Kolam/Telaga .....................................................................................140
52. Detil Planter Box dan Bench Koridor .......................................................141
53. Detil Penanaman .......................................................................................142
54. Detil Penanaman Planter Box ...................................................................143
55. 3D Planter Box dan Bench .......................................................................144
56. Detil Sirkulasi ...........................................................................................145

I. PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Penyandang cacat merupakan bagian dari anggota masyarakat yang
memiliki keterbatasan tertentu jika dibandingkan dengan anggota masyarakat
lainnya. Dengan adanya kekurangan berupa cacat ini, penyandang cacat memiliki
perasaan yang ada kalanya tidak dapat begitu dipahami oleh orang-orang noncacat.
Salah satu beban pikiran yang mereka rasakan adalah perasaan yang kurang
percaya diri jika dibandingkan dengan orang lain yang noncacat. Aktivitas yang
terbatas untuk mereka lakukan menjadikan dirinya merasa malu untuk
mengembangkan diri dan terbuka dengan sesama dan lingkungannya.
Undang-Undang No. 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat Pasal 5
menyatakan bahwa setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan
yang sama dalam segala aspek kehidupan. Selain itu, Undang-Undang No. 43
Tahun 1998 Pasal 5, 6, 7, dan 8 menyatakan bahwa setiap penyandang cacat
sebagaimana warga negara Indonesia (WNI) lainnya mempunyai kesamaan
kedudukan, hak, dan kewajiban agar dapat berperan dan berintegrasi secara total
sesuai dengan kemampuannya dalam aspek kehidupan dan penghidupan. Dengan
adanya undang-undang tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyandang cacat
mempunyai hak yang sama seperti manusia lainnya tanpa terkecuali. Salah satu
hak dan kesempatan tersebut adalah dalam pemanfaatan ruang terbuka hijau
(RTH). Berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan sosial penyandang
cacat telah dilaksanakan oleh pihak pemerintah dan swasta.
Penyandang cacat harus mampu meningkatkan hal-hal yang masih dimiliki
pada dirinya untuk meningkatkan harga diri dan kemampuannya agar dapat
berkehidupan dengan layak. Di samping itu, perlu diupayakan agar pandangan
masyarakat tentang penyandang cacat menjadi lebih mendorong dan memberi
kesempatan kepada penyandang cacat untuk berkehidupan yang layak. Akan
tetapi, yang lebih penting adalah dimulai dengan upaya untuk meningkatkan harga
diri dan kemampuan diri penyandang cacat dan kemudian melakukan upaya untuk
membantu penyandang cacat lainnya untuk meningkatkan keadaan dirinya. Untuk
itu, perlu diperhatikan peran masyarakat dan lingkungan sekitar dalam upaya
peningkatan

kesejahteraan

sosial

penyandang

cacat.

Upaya

rehabilitasi


 

penyandang cacat memang memerlukan dukungan yang luas atau berbasiskan
masyarakat.
Menurut Pusat Data dan Informasi Departemen Sosial Republik Indonesia
(2007), populasi penyandang cacat di Indonesia berjumlah 3.063.559 jiwa. Jumlah
populasi tersebut mengindikasikan perlunya penyetaraan fasilitas dan sarana
umum yang dapat digunakan oleh penyandang cacat.
Departemen Sosial Republik Indonesia melalui Balai Besar Rehabilitasi
Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Cibinong memberikan pelayanan rehabilitasi
vokasional bagi para penyandang cacat di Indonesia. BBRVBD Cibinong
didirikan pada tahun 1997, yang merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah
Indonesia (Menteri Sosial Republik Indonesia) dan Pemerintah Jepang (Japan
International Cooperation Agency [JICA]). BBRVBD Cibinong didirikan pada
lahan seluas 35.419 m2 dengan luas lahan tidak terbangun 22.742 m2. Lahan tidak
terbangun tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai RTH yang estetik dan
fungsional bagi penggunanya (siswa BBRVBD).
Taman sebagai RTH yang dirancang dengan konsep rekreasi alami
diharapkan dapat menjadi media praktik biofilia bagi penyandang cacat.
Keberadaan tanaman dalam taman merupakan bagian dari alam yang dekat
dengan manusia. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa penggunaan unsur
alami yang tepat dapat bermanfaat positif bagi kesehatan manusia. Penggunaan
unsur alami pada sebuah tapak dapat mengurangi intensitas kegelisahan atau
stress, meningkatkan kesehatan manusia, dan dapat membantu suasana rileks.
RTH yang dirancang terbagi menjadi dua fungsi utama, yakni fungsi sosial
dan fungsi ekologis. Fungsi sosial ditujukan untuk mengakomodasi kegiatan
pengguna yang memiliki keterbatasan fisik sedangkan fungsi ekologis ditujukan
untuk habitat satwa dan ameliorasi iklim mikro. Potensi dan kendala yang ada
pada tapak diolah dalam analisis dan sintesis sehingga diperoleh alternatif
pemanfaatan RTH kompleks rehabilitasi vokasional bina daksa yang sesuai.
Gambar 1 memperlihatkan kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini.


 

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
1. 2. Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini bertujuan
1. mendeskripsikan dan menganalisis kondisi tapak;
2. mendeskripsikan konsep pemanfaatan RTH bagi penyandang cacat ringan dan
cacat sedang;
3. merencanakan dan merancang RTH Kompleks BBRVBD Cibinong, Kabupaten
Bogor.
1. 3. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan sebagai berikut:
1. memberikan alternatif pemanfaatan potensi dan solusi kendala pada tapak;
2. memberikan usulan konsep pemanfaatan RTH bagi penyandang cacat ringan
dan cacat sedang;
3. memberikan referensi bentuk pemanfaatan RTH pada kawasan rehabilitasi bagi
pihak terkait.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Penyandang Cacat Tubuh
Penyandang cacat tubuh atau tuna daksa adalah suatu kondisi yang ada
pada anak, yang memiliki kelainan pada tubuhnya atau daksa, baik yang berupa
kelainan bentuk tubuh atau hilangnya sebagian atau seluruh anggota tubuh
tertentu ataupun gangguan dalam fungsi-fungsi tulang, alat, dan persendian.
(Irbani, 1990 dalam Isparjianti, 2008). Menurut Harum (1989) dalam Isparjianti
(2008), yang dimaksud dengan cacat tubuh adalah kelainan tubuh atau tuna daksa
yang dalam bahasa asing disebut dengan cripple, sedangkan Ekdiri (1990) dalam
Isparjianti (2008) menyatakan bahwa yang dimaksud cacat tubuh atau tuna daksa
adalah kelainan pada tubuh baik berupa kelainan bentuk tubuh, tidak sempurnanya
organ tubuh maupun terjadinya gangguan fungsi tulang, alat, dan persendian.
Menurut Suharman (1981) dalam Isparjianti (2008), faktor penyebab
terjadinya kecacatan adalah sebagai berikut.
1. Penyakit
Dengan adanya kemajuan di bidang ilmu kedokteran, angka kecacatan akan
meningkat, hal ini disebabkan karena orang yang menderita penyakit tertentu
dapat diselamatkan jiwanya meskipun meninggalkan bekas, yaitu cacat.
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan, misalnya, adalah
penyakit polio, TBC tulang, TBC sendi, dan Catitis lepra.
2. Kecelakaan
Kecelakaan seperti kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan orang menjadi
cacat. Kecelakaan karena lalu lintas ini dapat berupa jatuh dari kendaraan,
tertabrak mobil, dan tergilas kereta api.
3. Kecelakaan dalam pekerjaan
Apabila bekerja di perusahaan tertentu yang berhadapan dengan mesin-mesin,
dalam menjalankan mesin-mesin tersebut ada kalanya pekerja berlaku lengah
yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja, misalnya berupa anggota
tubuh yang tergilas mesin.
 


 

4. Peperangan
Peperangan merupakan bencana yang tidak menimbulkan keuntungan bagi
semua pihak. Mereka yang menang atau yang kalah mengalami pengorbanan
yang besar. Akibat dari peperangan ini banyak korban yang mengalami
kecacatan, sehingga kaki atau tangannya perlu diamputasi.
5. Cacat sejak lahir
Cacat sejak lahir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (a) cacat bawaan, artinya
begitu lahir sudah tampak cacat, atau anak lahir anggota badannya tidak
lengkap, dan (b) anak lahir dalam keadaan normal atau sempurna, tetapi dalam
pertumbuhannya tampak adanya kelainan.
Penyandang cacat tubuh dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria
sebagai berikut (Saerogo dan Sutomo, 1976 dalam Isparjianti, 2008).
1. Penggolongan cacat diklasifikasikan menjadi (a) amputasi (atas kaki dan lengan
tangan), (b) cacat tulang, persendian tungkai, dan persendian lengan, (c) cacat
tulang pinggul, termasuk paraplegia dan, (d) TBC tulang dan sendi.
2. Penggolongan cacat tubuh berdasarkan tujuan untuk membutuhkan pertolongan
rehabilitasi, terutama pada penempatan tenaga cacat dalam pekerjaan, yaitu (a)
penyandang cacat yang hanya memerlukan pertolongan dalam penempatan pada
pekerjaan yang cocok, (b) penyandang cacat yang karena kecacatannya
memerlukan pelatihan keterampilan (vocational training) untuk ditempatkan
dalam jabatan-jabatan biasa, (c) penyandang cacat yang setelah diberikan
pertolongan

rehabilitasi

dan

latihan-latihan

mendapat

pekerjaan

dan

perlindungan, dan (d) penyandang cacat yang karena sedemikian berat cacatnya
akan terus-menerus memerlukan perawatan dan tidak produktif.
3. Penggolongan penyandang cacat tubuh berdasarkan berat atau ringannya
kecacatan, yaitu sebagai berikut:
a. cacat ringan, yakni kecacatan yang tidak akan mempengaruhi dan
menghambat sama sekali terhadap kegiatan sehari-hari, misalnya kehilangan
salah satu jari kaki atau tangan;
b. cacat sedang, yakni kecacatan yang banyak mengganggu kegiatan yang
dilakukan sehari-hari dan tidak dapat melaksanakan sebagian kecil dari


 

seluruh aktivitas sehari-hari, misalnya cacat amputasi lengan kiri/kanan dan
kaki jinjit;
c. cacat berat, kecacatan yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan
aktivitas sehari-hari sehingga mereka perlu mendapatkan pelayanan
rehabilitasi medis, sosial, dan psikologis, misalnya kelainan pada seluruh
anggota badan, paraplegia komplit, dan kehilangan kedua lengan;
d. cacat parah, kecacatan yang mengakibatkan penyandang cacat tidak dapat
melakukan semua kegiatan dan selalu memerlukan perawatan khusus atau
mendapatkan perawatan medis dan tanpa latihan kerja sehingga mereka perlu
diberikan kesibukan-kesibukan yang ringan, misalnya marsela siscopy.
2. 2. Ruang Terbuka
Simonds (1983) mengartikan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai suatu
karakter arsitektural ketika ruang tersebut tertutup secara keseluruhan ataupun
hanya sebagian saja oleh elemen arsitektural. RTH terbuka ke arah langit sehingga
memiliki keuntungan mendapat limpahan sinar matahari, pola-pola bayangan,
banyaknya udara yang mengalir, serta dapat melihat warna langit dan keindahan
dari awan-awan yang bergerak. RTH juga memiliki beberapa fungsi yang berbeda
seperti rekreasi pada grup asrama atau tempat latihan militer yang diapit oleh
barak tentara. Terlepas dari apakah RTH tersebut berkaitan atau tidak dengan
struktur yang digunakan, ruang tersebut haruslah berada dalam karakter struktur
tersebut.
Menurut Permendagri No. 1 Tahun 2007, ruang terbuka adalah ruangruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan
maupun dalam bentuk kawasan/jalur yang penggunaannya lebih bersifat terbuka
yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka hijau kawasan perkotaan
(RTHKP) adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi
oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya,
ekonomi, dan estetika. Penataan RTHKP adalah proses perencanaan, pemanfaatan,
dan pengendalian RTHKP (Depdagri, 2007).
Tujuan penatan RTHKP (Depdagri, 2007) adalah
a. menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan;


 

b. mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di
perkotaan;
c. meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih, dan
nyaman.
Fungsi RTHKP (Depdagri, 2007) adalah
a. pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan;
b. pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air, dan udara;
c. tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati;
d. pengendalian tata air;
e. sarana estetika kota.
Manfaat RTHKP (Depdagri, 2007) adalah
a. sarana untuk mencerminkan identitas daerah;
b. sarana penelitian, pendidikan, dan penyuluhan;
c. sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial;
d. sarana peningkatan ekonomi lahan perkotaan;
e. sarana penumbuhan rasa bangga dan peningkatan prestise daerah;
f. sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa, dan manula;
g. sarana evakuasi untuk keadaan darurat;
h. sarana peningkatan cadangan oksigen perkotaan.
Pembentukan RTHKP disesuaikan dengan bentang alam berdasarkan
aspek biogeografis dan struktur ruang kota serta estetika. Pembentukan RTHKP
harus mencerminkan karakter alam dan/atau budaya setempat yang bernilai
ekologis, historis, dan panorama yang khas dengan tingkat penerapan teknologi
(Depdagri, 2007). Disebutkan juga dalam Permendagri No.1 Pasal 6 Tahun 2007
mengenai jenis RTHKP, yaitu meliputi taman kota; taman wisata alam; taman
rekreasi; taman lingkungan perumahan dan pemukiman; taman lingkungan
perkantoran dan gedung komersial; taman hutan raya; hutan kota; hutan lindung
bentang alam seperti gunung, bukit lereng, dan lembah; cagar alam; kebun raya;
kebun binatang; pemakaman umum; lapangan olah raga; lapangan upacara;
lapangan parkir terbuka; lahan pertanian perkotaan; jalur di bawah tegangan tinggi
(saluran udara tegangan tinggi/SUTT dan saluran udara tegangan ekstra
tinggi/SUTET); sempadan sungai, pantai, bangunan, situ, dan rawa; jalur


 

pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas, dan pedestrian; kawasan
dan jalur hijau; daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; taman atap.
RTH ideal menurut Undang-Undang No. 1 Pasal 9 Tahun 2007 adalah
20% yang mencakup RTHKP publik dan privat. RTHKP publik adalah RTHKP
yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pemerintah
kota/kabupaten, sedangkan RTHKP privat adalah RTHKP yang penyediaan dan
pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pihak/lembaga swasta, perseorangan,
dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang oleh
pemerintah kabupaten/kota (kecuali DKI Jakarta oleh Pemerintah Provinsi).
Permendagri No.1 Tahun 2007 Pasal 12 Butir 5 dan 6 menyatakan bahwa
pemanfaatan RTHKP privat dikelola oleh perseorangan atau lembaga/badan
hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan pemanfaatan RTHKP
diperkaya dengan memasukan berbagai kearifan lokal dalam penataan ruang dan
konstruksi bangunan taman yang mencerminkan budaya setempat.
Permendagri No. 1 Tahun 2007 Pasal 13 mengatur mengenai
pengembangan RTHKP dengan mengisi berbagai macam vegetasi yang
disesuaikan dengan ekosistem dan tanaman khas daerah. Vegetasi yang dimaksud
juga disesuaikan dengan bentuk dan sifat serta peruntukannya, yaitu
a. botanis, merupakan campuran jenis pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran
besar, perdu setengah pohon, perdu, semak, dan tanaman penutup
tanah/permukaan;
b. arsitektural, merupakan heterogenitas bentuk tajuk membulat, menyebar,
segitiga, bentuk kolom, bentuk tiang, memayung, dan menggeliat, serta
mempunyai nilai eksotik dari sudut warna bunga, warna daun, buah, tekstur
batang struktur percabangan;
c. tanaman

yang

dikembangbiakan

tidak

membahayakan

manusia

dan

memperhatikan estetika.
Taman merupakan salah satu jenis RTH yang menjadi daya tarik
lingkungan yang memberikan nilai tambah. Taman dalam pengertian terbatas
merupakan lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan,
kenyamanan, dan keamanan bagi pemilik atau penggunanya (Arifin, 2005).


 

2. 3. Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
Douglass

(1982)

mengartikan

rekreasi

sebagai

suatu

kegiatan

menggunakan waktu luang yang menyenangkan dan konstruktif dan memberikan
tambahan pengetahuan dan pengalaman mental dan fisik dari sumber daya alam
dalam waktu dan ruang yang terluang. Rekreasi dapat dilakukan baik di dalam
ruangan maupun di luar ruang terbuka. Rekreasi alam terbuka adalah semua
kegiatan rekreasi yang dilakukan tanpa dibatasi suatu bangunan, atau rekreasi
yang berhubungan dengan lingkungan dan berorientasi pada penggunaan sumber
daya alam seperti air, hutan, pemandangan alam, atau kehidupan di alam bebas.
Pada prinsipnya, rekreasi adalah semua kegiatan manusia yang berhubungan
dengan kesenangan yang dilakukan untuk mengembalikan kesegaran mental dan
beban pikiran sehingga kelanjutannya dapat beraktivitas dengan baik.
Menurut Douglass (1982), berdasarkan pengalaman yang ditimbulkannya,
aktivitas rekeasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. rekreasi fisik, yang memerlukan pengerahan tenaga atau usaha fisik sebagai
pengalaman utama aktivitas;
b. rekreasi sosial yang melibatkan interaksi sosial sebagai pengalaman utama;
c. rekreasi kognitif, yang meliputi aktivitas budaya, pendidikan, kreatif, atau
estetis;
d. rekreasi yang berkenaan dengan lingkungan, yang memerlukan pemanfaatan
sumber daya alam seperti air, pepohonan, hujan, pemandangan alam, atau
kehidupan liar di alam bebas untuk menyediakan suasana khas bagi
aktivitasnya.
Menurut Gold (1980) rekreasi adalah melakukan berbagai aktivitas pada
waktu luang yang bertujuan mencapai kepuasan pribadi dan mendapat
pengalaman pribadi. Sumber daya rekreasi adalah tempat tujuan bagi orang yang
melakukan aktivitas rekreasi. Ketersediaa