PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA : Study deskriptif pada jurusan komputer di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa/ National Vocational Rehabilitation Centre Cibinong.

Nomor: 16/S1-PKh /Juni/2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL
KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
(Study deskriptif pada jurusan komputer di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional
Bina Daksa/ National Vocational Rehabilitation Centre Cibinong)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus

Oleh:
Ria Mariana
1106635

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL
KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
(Study deskriptif pada jurusan komputer di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional
Bina Daksa/ National Vocational Rehabilitation Centre Cibinong)

Oleh:
Ria Mariana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus Fakultas
Ilmu Pendidikan

© Ria Mariana 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HALAMAN PENGESAHAN

Ria Mariana
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL
KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
(Study deskriptif pada jurusan komputer di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional
Bina Daksa/ National Vocational Rehabilitation Centre Cibinong )
SKRIPSI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I


Dra. Mimin Tjasmini M.Pd
NIP. 195403101988032001
Pembimbing II

Dr. Nia Sutisna M.Si
NIP. 195701311986031001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan khusus
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo M.Pd
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NIP. 1956 0722 1985031 1001

Ria Mariana, 2015

PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI
TUNADAKSA
Ria Mariana
Departemen Pendidikan Khusus
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK
Layanan rehabilitasi vokasional di Sekolah khusus melalui mata pelajaran vokasional atau
program khusus rehabilitasi vokasional adalah salah satu layanan yang diberikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan bagi tunadaksa yang salah satu nya mempersiapkan masa depan
siswa. Selama ini pelaksanaan nya mengalami kendala dimana produk (hasil belajar) kurang
beragam, nilai jual rendah, dan sulit bersaing dengan produk buatan orang lain pada umumnya,
sehingga memerlukan gambaran layanan vokasional lainnya yang memungkinkan dikerjakan oleh
siswa tunadaksa. Penelitian ini dilakukan dilembaga pusat penyelenggara rehabilitasi vokasional
bagi disabilitas yakni NVRC Cibinong, Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif
diharapkan hasil penelitian ini dapat menggambarkan layanan vokasional komputer bagi

tunadaksa sehingga dapat menjadi referensi bagi sekolah khusus dalam memberikan layanan
vokasional bagi tunadaksa. Berdasarkan hasil penelitian pada proses perencanaan jurusan
komputer bagi tunadaksa terdapat beberapa aspek yang direncanakan meliputi penyiapan siswa
atau perekrutan. selama ini hanya siswa dengan tipe ketunadaksaan seperti cerebral palsy,
amputy, spina bifida, dan polio yang dapat diberikan layanan vokasional komputer, menyiapkan
kurikulum, materi, dan alat atau media yang penyusunannya berdasarkan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Pada proses pelaksanaan yakni meliputi tahap sosialisasi,
case conference, penerimaan siswa, pemberian latihan vokasional dasar operator, programer dan
Computer technical system (CTS), magang di industri, penempatan kerja atau self-employed. Pada
proses evaluasi dilakukan penilaian akhir pembelajaran meliputi ujian tertulis dan praktek yang di
uji oleh pihak internal dan eksternal lembaga dengan menggunakan penilaian hasil belajar
berbasis kompetensi (competency based asesment). Proses follow up layanan vokasional
dilakukan melalui kegiatan magang di industri, penempatan kerja atau wiraswasta/mandiri/selfemployed.

Kata Kunci: Rehabilitasi, Vokasional, Komputer, Tunadaksa.

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


THE IMPLEMENTATION OF COMPUTER VOCATIONAL REHABILITATION
SERVICES FOR STUDENT WITH PHYSICAL DISABILITY
Ria Mariana
Special Education Department
Educational Science Faculty
Indonesia University of Education

ABSTRACT
Vocational rehabilitation services in special schools through vocational subjects or special
program of vocational rehabilitation is one of the services provided to realize the goal of
education for the disabled, one of which prepare the student’s future. During the time this
implementation is experiencing problems such as less diverse of the product (learning outcomes),
low sale value, and it is difficult to compete with products made by other people, so it requires
overview of other vocational service that possibly done by disabled students. This research
conducted at NVRC Cibinong, the institution center organizing vocational rehabilitation for
disability person. Through qualitative approach with descriptive method this research expected to
describe the computer vocational service for student with physical disability, so it can serve as
reference for the special schools in providing vocational services for student with physical
disability. Based on the result of this research, in planning process of computer class for student
with physical disability, there are several aspects planned include student recruitment. During this

time only student with disability type such as cerebral palsy, amputy, spina bifida and polio
which can be given computer vocational services, preparing curriculum, materials and tools or
media based on National Standards of Work Competence Indonesia (SKKNI). The
implementation process includes socialization stage, case conference, student admissions, giving
the operator basic vocational training, programmer and computer technical system (CTS), trainee
in industry field, work placement or self-employed. In evaluation process there are final
evaluation learning includes a written exam and practice tested by the internal and external
institution using competency based asesment of learning outcomes. The follow up process of
vocational services through trainee in industry field, work placement or self-employed.

Keywords: Rehabilitation, Vocational, computer, physical-disability.

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... iii
ABSTRAK ..............................................................................................................v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR BAGAN ..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
A. Latar belakang ..............................................................................................1
B. Fokus Masalah ..............................................................................................7
C. Tujuan...........................................................................................................7
D. Manfaat ........................................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................
A. Konsep tunadaksa .........................................................................................9
B. Pendidikan Bagi tunadaksa ........................................................................16
C. Pengertian Vokasional ................................................................................18
D. Konsep Layanan Vokasional .....................................................................26
E. Layanan Vokasional komputer...................................................................28

Ria Mariana, 2015

PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................
A. Metode Penelitian .......................................................................................36
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ...............................................................36
C. Instrumen dan pengumpulan data ..............................................................37
D. Analisis data ...............................................................................................44
E. Pengujian keabsahan data...........................................................................49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................
A. Hasil penelitian ..........................................................................................50
B. Pembahasan ................................................................................................50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................62
B. Saran ...........................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................67

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memiliki lapangan pekerjaan, terlindung dari pengangguran, dan
memperoleh kehidupan yang layak merupakan hak yang tidak dapat dicabut
dari seseorang sebagai martabat manusia atas kemerdekaan. Hak ini diakui
oleh setiap orang di dunia sehingga diterima dan diumumkan oleh Majelis
Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)
dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Bahkan diakui sebagai hak
yang utama dalam International Convention on Economic, Social and
Cultural Rights yang telah diratifikasi Indonesia tahun 2005. Di Indonesia
pengakuan akan hak tersebut tersurat dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang
Dasar 1945 yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Secara implisit
kebijakan tersebut menunjuk pada seluruh warga negara termasuk warga
negara yang menyandang disabilitas, namun ditegaskan kembali serta diatur
lebih terperinci dalam Undang-Undang No.4 tahun 1997 tentang penyandang
cacat dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 43 tahun 1998
tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat.

Berbagai kebijakan dan pengaturan tentang hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi setiap warga negara termasuk disabilitas
ternyata belum dapat tercapai dengan optimal, Fakta di lapangan menunjukkan
tingkat pengangguran terbuka bagi orang yang dianggap “normal” di
Indonesia sebanyak 5,70 persen (Badan Pusat Statistik). Tunadaksa sebagai
individu yang memiliki keadaan fisik motorik yang berbeda dengan orang lain
pada umumnya tentunya memiliki situasi yang lebih kompleks untuk
memperolehnya, hal tersebut terlihat dari data Pusat Data dan Informasi
Kementerian Sosial dimana sampai dengan tahun 2010 jumlah penyandang
disabilitas mencapai 11.580.117 orang dimana tunadaksa sebanyak 3.010.830

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang, sedangkan data dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja disabilitas pada tahun 2010 mencapai
7.126.409 orang dimana tunadaksa 1.852.866 (nasional.kompas.com). Data
lain menyebutkan dari 20 juta disabilitas di Indonesia, sebanyak 80% atau 16
Juta orang tercatat tidak memiliki pekerjaan yang diantaranya 63% atau
hampir sepuluh juta penyandang cacat yang tidak bekerja justru berada pada
usia produktif atau angkatan kerja (edukasi.kompas.com). Selain itu
International Labour Organization (ILO) merilis bahwa sekitar 82 persen dari
penyandang disabilitas berada di negara-negara berkembang dan hidup di
bawah garis kemiskinan dan kerap kali menghadapi keterbatasan akses atas
pekerjaan yang layak. disabilitas juga tergolong lebih rentan terhadap
kemiskinan di setiap negara, baik diukur dengan indikator ekonomi tradisional
seperti PDB atau secara lebih luas dalam aspek keuangan non-moneter seperti
standar hidup misalnya pendidikan, kesehatan dan kondisi kehidupan, Selain
itu hampir sebanyak 785 juta perempuan dan laki-laki dengan disabilitas
berada pada usia kerja, namun mayoritas dari mereka tidak bekerja. Mereka
yang bekerja umumnya memiliki pendapatan yang lebih kecil dibandingkan
para pekerja yang non-disabilitas dalam perekonomian informal dengan
perlindungan sosial yang minim atau tidak sama sekali. Meskipun demikian
para penyandang disabilitas kerap kali terkucil dari pendidikan, pelatihan
kejuruan, dan peluang kerja (www.ilo.org/jakarta)
Upaya mewujudkan cita-cita luhur untuk melindungi warga negara dari
pengangguran dan agar memperoleh kehidupan yang layak dilakukan berbagai
pihak dalam rangka akselerasi pembangunan bangsa. Pemerintah merupakan
salah satu pihak yang secara proaktif mewujudkannya. Pendidikan merupakan
salah satu sektor yang dipercaya dapat mewujudkannya sebagaimana
dipaparkan Saduloh (2011, hlm.55) yakni “Pendidikan adalah usaha manusia
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang
hayat” sehingga pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan
gencar diberikan melalui pendidikan formal maupun non formal yang
diberikan bagi disabilitas. Pendidikan formal bagi tunadaksa diberikan
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagaimana anak lain pada umumnya melalui pendidikan setara SD, SMP,
hingga SMA. Mata pelajaran Pravokasional atau program khusus rehabilitasi
vokasional diberikan di sekolah menengah bagian tunadaksa sebagai salah
satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan, bahkan pendidikan bagi tunadaksa ditegaskan

Frances P.

Connor bertujuan mempersiapkan masa depan siswa (Widati, 2010). Konsep
pendidikan semacam ini telah menjadi prioritas dalam pendidikan bagi remaja
yang memiliki hambatan perkembangan, dimana memaksakan kemampuan
akademik saja tidak memberikan dampak yang optimal dalam peningkatan
kualitas hidupnya, hal tersebut mendorong Departemen Pendidikan Khusus di
Amerika sejak tahun 1977 memperkasai guru dan instruktur bagi program
pendidikan karir. (Miller&Schloss, 1982, hlm.9)
Konsep pendidikan karir seperti yang dipaparkan di atas di Indonesia
masih dipercaya dapat memberikan kemanfaatan bagi peningkatan kualitas
hidup penyandang disabilitas. Mahabbati (2013) memaparkan ukuran
keberhasilan pendidikan khusus yang meliputi kemandirian personal, integrasi
sosial, pilihan-pilihan hidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi diri sendiri.
Beliau juga memaparkan Model kebijakan pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus dimana semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin sedikit muatan
akademik, dan berganti dengan pendidikan kecakapan hidup. Hal tersebut pun
ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
1991 Tentang Pendidikan Luar Biasa BAB V Pasal 7 memaparkan Pendirian
satuan pendidikan luar biasa yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau
masyarakat harus memenuhi persyaratan salah satunya adalah program
rehabilitasi dimana dijelaskan kembali dalam peraturan selanjutnya bahwa yang
dimaksud rehabilitasi adalah rehabilitasi sosial, medis, dan vokasional. Sehingga
sekolah khusus tingkat menengah memberikan mata pelajaran khusus seperti
rehabilitasi vokasional ataupun mata pelajaran pravokasional sebagai upaya
membekali keterampilan agar mampu mengikuti program vokasional pada
jenjang selanjutnya atau siap bekerja maupun membuka lapangan pekerjaan
secara mandiri pasca sekolah.
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menyelenggarakan layanan pendidikan yang memberikan pembekalan
kecakapan hidup yang diantaranya kecakapan vokasional tentu saja tidak
dapat diselenggarakan begitu saja oleh lembaga pendidikan formal, terdapat
berbagai kendala yang ditemui diantaranya berdasarkan penelitian yang
dilakukan Miller, Sabatino, & Larsen dalam (Miller, 1982, hlm.9 ) mayoritas
guru sekolah biasa, guru pelatihan kejuruan, dan pendidik-pendidik khusus
hanya memiliki pengetahuan yang sangat minim tentang kebutuhan para
penyandang keterbatasan, jenis-jenis program yang dibutuhkan, bagaimana
mengintegrasikan komponen-komponen yang beragam dengan kurikulum
SMA, jenis strategi yang harus digunakan, dan bagaimana meyakinkan
penyandang keterbatasan usia remaja untuk memilih pendidikan yang tepat.
Selain itu Seringnya program vokasional di sekolah khusus memisahkan
program vokasional dari layanan pendidikan yang berbasis akademik, padahal
secara operasional mereka saling bergantung dan keberhasilan program ini
bergantung pada efisiensi keduanya. Berbagai kendala tersebut mengingatkan
bahwa memberikan layanan pendidikan bagi tunadaksa merupakan hal yang
tidak dapat

dipandang mudah, banyak hal yang harus dipersiapkan yang

diantaranya perancangan program yang akan diberikan, persiapan guru yang
kompeten dalam berbagai keterampilan dan output seperti apa yang ingin
dihasilkan. Dengan kata lain, penting di sekolah khusus untuk merencanakan
suatu program vokasional yang terintegrasi dimana didalamnya mengandung
komponen akademis, peningkatan keterampilan, eksplorasi karir, membuat
program dan bahan pelajaran, pelatihan bekerja, dan evaluasi program. Tentu
saja hal ini perlu dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan harapan serta
membutuhkan gambaran model penyelenggaraan pelatihan vokasional yang
diselenggarakan lembaga lain agar layanan pravokasional berkesinambungan
dengan layanan vokasional, maupun dimaksudkan agar pasca sekolah
menengah, ABK memiliki gambaran dan siap bekerja seperti siswa lain pada
umumnya yang tidak berkesempatan menempuh pendidikan tinggi.
Ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian terkait layanan
vokasional bagi tunadaksa dimulai sejak peneliti memasuki tahun kedua
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menempuh perkuliahan, di mana di tahun kedua pelaksanaan study, peneliti
menemukan fenomena terkait penyelenggaraan pendidikan khusus yakni
kemandirian pasca sekolah yang kerap kali menjadi masalah dilematis yang
dialami keluarga dengan ABK. Pasca sekolah, orang tua kebingungan
menetapkan karier bagi anak nya, program layanan rehabilitasi vokasional
melalui mata pelajaran pravokasional atau program khusus vokasional yang
diberikan di SLB belum menggambarkan masa depan yang cerah bagi siswa,
kerap kali pasca sekolah siswa kembali ke keluarga dan tidak mandiri secara
finansial. Padahal upaya pendidikan yang diberikan untuk memberikan
harapan masa depan dan kualitas hidup yang lebih baik. Melalui pengamatan
dan wawancara yang penulis lakukan dalam berbagai mata kuliah yang
menugaskan penulis untuk melakukan observasi dan wawancara maupun
penggalian data lain nya penulis menyadari akan pentingnya layanan sekolah
memberikan jaminan akan

masa depan siswa, sehingga pada semester

selanjutnya penulis memilih mata kuliah Pendidikan ABK pasca sekolah
untuk memperkaya pengetahuan penulis mengenai fakta kehidupan anak
berkebutuhan khusus pasca sekolah dan apa saja yang perlu diantisipasi di
sekolah sebelum siswa turun dalam kehidupan yang sebenarnya pasca sekolah.
dari hasil wawancara penulis dengan responden tunadaksa alumni SLB
terungkap kekecawaan alumni yang mengungkapkan bahwa sekolah kurang
mempersiapkan siswa untuk dapat mandiri secara finasial meskipun terdapat
program rehabilitasi vokasional namun pada penyelenggaraannya program
tidak diawali identifikasi pasar yang serius, belum secara optimal membangun
kemitraan dengan perusahaan atau lembaga maupun individu potensial tentang
pemasaran, perekrutan kerja, maupun manajemen dan modal sehingga produk
atau hasil belajar memiliki nilai jual rendah, sulit dipasarkan, sulit bersaing
dengan produk buatan orang lain pada umumnya sehingga pasca sekolah tidak
ada ketertarikan siswa untuk mengembangkan keterampilam yang dimiliki.
Selanjutnya pada mata kuliah dalam program spesialisasi tunadaksa yakni
mata kuliah Rehabilitasi Psiko-fiskal peneliti mendapat gambaran tentang
layanan rehabilitasi vokasional bagi tunadaksa yang diberikan untuk

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempersiapkan tunadaksa mandiri secara finansial pasca sekolah. Mata kuliah
tersebut menugaskan penulis untuk melalukan observasi lapangan kepada
lembaga rehabilitasi vokasional. Atas rekomendasi dosen yang bersangkutan
penulis memperoleh informasi tempat layanan vokasional bagi tunadaksa
yakni NVRC / BBRVBD Cibinong. Dalam kesempatan tersebut penulis
melakukan observasi di NVRC cibinong.
NVRC adalah sebuah lembaga yang dirancang sebagai pusat rehabilitasi
vokasional modern dan sebagai rujukan tertinggi pelayanan rehabilitasi sosial
serta vokasional bagi penyandang disabilitas di Indonesia. selain itu, lembaga
ini

pun

dapat

memfasilitasi

warga

masyarakat

disabilitas

untuk

mengoptimalkan kemampuannya. NVRC juga sebagai Pusat Penelitian
Pengembangan Sistem Rehabilitasi Sosial dan Vokasional. NVRC setiap
tahunnya merekrut penyandang disabilitas lulusan SD/ SLTP/ SLTA untuk
diberikan Pembelajaran keterampilan, wirausaha, dan penyaluran kerja yang
disesuaikan dengan kemampuan setiap peserta didik. Berbagai program
peningkatan sumber daya manusia diberikan kepada peserta didik melalui
Program Rehabilitasi Vokasional berupa pelatihan vokasional yang meliputi
Jurusan komputer, Jurusan penjahitan, Jurusan desain grafis/percetakan,
Jurusan Elektronika, Pekerjaan logam, dan Jurusan otomotif.
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan pelaksanaan study penjajakan
atau grand tour question. Peneliti melakukan observasi dan memeriksa
dokumen yang menggambarkan pelaksanaan layanan vokasional di NVRC
Cibinong pada enam jurusan di NVRC yakni penjahitan, elektonika, design
grafis, komputer, otomotif, dan pekerjaan logam. Dari hasil study penjajakan
terdapat berbagai hal yang penulis temukan bahwa mayoritas tunadaksa yang
mengalami hambatan moderate seperti siswa dengan cerebral palsy mengikuti
pelatihan jurusan komputer maupun design grafis, hal tersebut dikarenakan
dalam jurusan menjahit, pekerjaan logam, elektronika dan otomotif biasanya
dilakukan oleh tunadaksa yang mengalami kebutuhan khusus ringan seperti

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

club-foot, club-hand, syndactylism, cretinism, congenital hip dislocation,
congenital amputation (amputee), erb’palsy, poliomyelitis, dan flat feet.

Berdasarkan pertimbangan yang ada dari hasil study penjajakan atau
grand tour question peneliti memutuskan untuk memfokuskan dan mendalami
layanan vokasional pada jurusan komputer di lapangan melalui penelitian
yang

berjudul

“PELAKSANAAN

LAYANAN

REHABILITASI

VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA (Study deskriptif pada
jurusan komputer di Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa/
National Vocational Rehabilitation Centre Cibinong )”
B. FOKUS MASALAH
Pada penelitian ini peneliti memilih pelaksanaan layanan rehabilitasi
vokasional jurusan komputer di NVRC untuk didalami, sehingga terdapat
pertanyaan penelitian yaitu:
1. Bagaimanakah proses perencanaan layanan rehabilitasi vokasional
jurusan komputer bagi siswa tunadaksa?
2. Bagaimanakah proses pelaksanaan layanan rehabilitasi vokasional
jurusan komputer bagi tunadaksa?
3. Bagaimanakah proses evaluasi layanan rehabilitasi vokasional jurusan
komputer bagi siswa tunadaksa?
4. Bagaimanakah proses follow up layanan rehabilitasi vokasional bagi
siswa tunadaksa?

C. TUJUAN
1. Memperoleh gambaran proses perencanaan layanan rehabilitasi
vokasional jurusan komputer bagi siswa tunadaksa.
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Memperoleh gambaran proses pelaksanaan layanan rehabilitasi
vokasional jurusan komputer bagi siswa tunadaksa.
3. memperoleh gambaran proses evaluasi layanan rehabilitasi vokasional
jurusan komputer bagi siswa tunadaksa.
4. Memperoleh

gambaran proses follow up layanan rehabilitasi

vokasional jurusan komputer bagi siswa tunadaksa.
D. MANFAAT
1. Sebagai bahan referensi pengembangan model layanan vokasional bagi
sekolah khusus dalam pelaksanaan program rehabilitasi vokasional
atau mata pelajaran pravokasional.
2. Pedoman bagi guru dan orangtua dalam pengarahan siswa atau
anaknya dalam bidang pekerjaan yang lebih spesifik untuk
mempersiapkan masa depan tunadaksa menuju kehidupan yang
mandiri secara finansial.
3. Rujukan bagi siswa tunadaksa di SMA-LB untuk memilih karier yang
akan ditekuni pasca sekolah.

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan layanan rehabilitasi
vokasional pada jurusan komputer di NVRC Cibinong untuk menjadi
gambaran bagi pemberian program rehabilitasi vokasional atau mata pelajaran
pravokasional yang umumnya diberikan di SMA LB (Sekolah Menengah Atas
Luar Biasa) bagian tuna daksa. Untuk memberikan gambaran tersebut peneliti
melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif
sebagaimana Ariesto dan Arief (2010, hlm 2) mengungkapkan dua tujuan
penelitian kualitatif yakni to describe and explore dan to describe and explain.
Bogdan dan taylor dalam (Moleong, 2008: hlm 4) mendefinisikan penelitian
kulitatif sebagai ‘Prosedur penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati’.
Metode Penelitian kualitatif digunakan karena penelitian bermaksud
mendalami situasi sosial yang unik di sebuah lembaga berupa pemberian
layanan vokasional bagi tunadaksa. Hal ini disepakati Moleong (2007:6) yang
mengemukakan :
Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.
Berdasarkan paparan di atas dan sesuai dengan tujuan penelitian ini,
Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif merupakan cara yang paling
tepat untuk melakukan penelitian ini.
B. PARTISIPAN DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Pusat penyelenggaraan rehabilitasi vokasional
bagi tuna daksa yakni Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(BBRVBD) atau yang kini disebut National Vocational Rehabilitation Centre
(NVRC) bertempat di Jalan SKB Nomor 5 Keradenan Cibinong Bogor 16913
penelitian ini berfokus pada jurusan komputer. Penelitian dilakukan

di

lembaga ini karena lembaga ini memiliki keunikan, berbeda dari lembaga
lainnya yang menyediakan layanan berbagai pelatihan keterampilan atau
layanan vokasional, di lembaga ini layanan vokasional diberikan pada klien
dengan tuna daksa. Bahkan lembaga ini dirintis dengan nama Balai Besar
Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) namun kini lebih dikenal
dengan NVRC (National Vocational rehabilitation centre) karena tidak hanya
memberikan layanan vokasional bagi tuna daksa, akan tetapi menjadi pusat
penelitian layanan vokasional bagi disabilitas.
C. INSTRUMEN DAN PENGUMPULAN DATA
1. Instrumen
Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri atau
yang biasa disebut human instrumen. Peneliti dianggap sebagai alat atau
instrumen yang dapat dengan mendalam mengamati situasi sosial di
lembaga yang menjadi tempat penelitian untuk menggambarkan berbagai
hal terkait layanan vokasional bagi tuna daksa di NVRC. Sebagaimana
Nasution (1998:55-56) memaparkan:
Peneliti sebagai alat peka dan bereaksi terhadap segala stimulasi dari
lingkungan yang diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian, peneliti
sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai dan dapat
mengumpulkan aneka data, suatu situasi yang melibatkan interaksi antara
manusia tidak dapat dipakai dengan pengetahuan semata-mata, akan tetapi
diperlukan penghayatan mendalam.
Bertindak sebagai human instrumen, tentu saja cukup rumit, ia
sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analis,
penafsir data, dan pada akhirnya pelapor hasil penelitiannya. bila dalam
penelitian kuantitatif instrumen yang digunakan berupa tes, pedoman
wawancara, pedoman observasi dan kuisioner. penelitian kualitatif
menempatkan peneliti yang merupakan instrumen yang akan melakukan

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber
data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Sebagai
human instrumen, berikut adalah proses penelitian yang penulis lakukan.
ALUR PROSES PENELITIAN

Grand Tour
Question

Kesimpulan

Focused and
Selection

Analisis

Pengumpulan
data

Gambar 3.1
Grand tour question dilaksanakan sebelum tahap pengumpulan
data, grand tour question dilakukan setelah peneliti mengetahui tempat
dimana terdapat situasi sosial yang unik dan perlu didalami, Moleong
(2010. hlm 130) menyebutnya sebagai penjajakan lapangan yang memiliki
tujuan yang sama dengan grand tour question yakni mengenal segala
unsur lingkungan sosial, fisik, dll, jika peneliti telah mengenalnya grand
tour question atau studi penjajakan ini dilakukan untuk mempersiapkan
diri, mental maupun fisik serta mempersiapkan keperluan yang
dibutuhkan. dalam hal ini setelah peneliti mengetahui bahwa NVRC
adalah lembaga yang berbeda dari lembaga lainnya yakni memberikan
layanan vokasional bagi tunadaksa. Setelah melakukan grand tour
question, peneliti melakukan focused and selection. Berdasarkan hasil
grand tour question yang peneliti lakukan peneliti menseleksi hasil catatan
lapangan dan dokumen yang didapatkan saat melakukan grand tour
question lalu berlanjut pada tahap focused and selection dimana peneliti
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperjelas fokus penelitian hingga memungkinkan mengembangkan
instrumen penelitian sederhana.
Berdasarkan

hasil

catatan

lapangan,

peneliti

mendapatkan

informasi mengenai berbagai layanan vokasional di NVRC. Berdasarkan
hasil grand tour question yang dilanjutkan tahap focused and selection
yang dilakukan peneliti, peneliti memfokuskan pada layanan vokasional
komputer dari berbagai layanan vokasional di NVRC seperti elektronika,
otomotif, pekerjaan logam, design grafis, dan penjahitan. Hal ini
diputuskan atas beberapa pertimbangan berdasarkan hasil penjajakan
lapangan atau grand tour question yang memunculkan data bahwa jurusan
penjahitan, elektronika, otomotif, pekerjaan logam, dan design grafis
diberikan pada siswa dengan ketuna daksaan ringan seperti club-foot, clubhand, syndactylism, cretinism, congenital hip dislocation, congenital
amputation (amputee), erb’palsy, poliomyelitis, dan flat feet. Pada ketuna
daksanaan tersebut umumnya dampak yang diakibatkan adalah hambatan
tunggal seperti tidak dapat menulis dengan tangan kanan saat ketuna
daksaan yang dialami adalah amputee tangan kanan, atau tidak dapat
berjalan akibat poliomyelitis. Sedangkan pada hambatan lain seperti
cerebral palsy, biasanya berdampak pada hambatan jamak, selain tidak
dapat memaksimal kan kemampuan motorik pada tangan atau kaki atau
bahkan keduanya, biasanya terdampat hambatan lain yang menyertai
seperti gangguan bicara.
Pada jurusan komputer di NVRC Cibinong, Berdasarkan data yang
peneliti dapatkan pada dokumen, observasi dan wawancara, terdapat siswa
dengan hambatan jamak seperti yang biasa ditemui pada seseorang dengan
cerebral palsy, sehingga berdasarkan hasil penjajakan lapangan atau grand
tour question peneliti memfokuskan pada jurusan komputer untuk di
dalami dan menyusun instrumen penelitian sederhana sebagai upaya
mengumpulkan data.
2. Teknik Pengumpulan Data
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah yang paling penting dalam penelitian kualitatif adalah teknik
pengumpulan data karena tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data sehingga dapat memperoleh gambaran bagaimana
layanan vokasional diberikan bagi tuna daksa di NVRC.
MACAM-MACAM TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Observasi

MACAM- MACAM
TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA

Wawancara
Dokumentasi
Triangulasi/
gabungan

Gambar: 3.2

Penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi. Berikut adalah penjelasannya:
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu cara yang dapat memberikan
banyak data dalam sebuah penelitian bahkan Nasution dalam
Sugiyono (2013, hlm 310) mengungkapkan observasi sebagai
dasar semua ilmu pengetahuan. Terdapat berbagai aspek yang akan
penulis amati untuk memperoleh data yang akan menggambarkan
layanan vokasional jurusan komputer di NVRC Cibinong.
Observasi diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni observasi
partisipatif, observasi terus terang dan tersamar dan observasi
terstruktur. observasi berpartisipasi diklasifikasikan Spradley
dalam Sugiyono (2013. Hlm 310) menjadi empat yaitu passive
partisipation, moderate partisipation, active participation, dan
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

complete participation. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan
observasi berpartisipasi. Adapun panduan observasi (pengamatan)
adalah sebagai berikut:
TABEL PANDUAN OBSERVASI (PENGAMATAN)
RUANG LINGKUP

ASPEK YANG DIAMATI

Perencanaan

Siswa yang mengikuti pelatihan
Instruktur

yang

memberikan

pelatihan
Sarana dan prasarana tempat
pelatihan
Alokasi waktu yang diberikan
Materi yang diberikan
Alat yang dimodifikasi
Pelaksanaan

Tahap Pelaksanaan Program
Langkah Pembelajaran

Evaluasi
Resosialisasi

Bentuk evaluasi yang diberikan
dan

bimbingan Follow up setelah pelatihan

lanjut
Tabel 3.1

b. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada pihak-pihak
yang berperan dalam pelatihan. Seperti instruktur dan klien. Data
yang

dikumpulkan

dari

wawancara

bersifat

verbal,

data

dikumpulkan dan direkam menggunakan voice recorder dan
kamera video agar data lebih lengkap dan terperinci. Seperti
dikemukakan Moleong (2010, hlm 186) bahwa:
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Sumber lain memaparkan wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu, sebaiknya Wawancara dilakukan dengan pertanyaan
open-ended sehingga responden dapat memberikan informasi yang
tidak terbatas dan mendalam dari berbagai persfektif. Semua
wawancara dibuat transkrif dan disimpan dalam file task
(Ariesto&Arief:2010.hlm 6)
Penelitian ini menempatkan wawancara sebagai alat pengumpul
data untuk melengkapi data hasil observasi atau pengamatan yang
dilakukan. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara telah disusun
setelah peneliti melakukan grand tour question dan focused and
selection. Berikut adalah kisi-kisi pedoman wawancara:
TABEL PANDUAN WAWANCARA
NO

RUANG

BUTIR PERTANYAAN

LINGKUP
1

Perencanaan

Siapa saja siswa yang dapat mengikuti
pelatihan?
Apa acuan penyusunan kurikulum?
Materi/keterampilan apa saja yang akan
diberikan?
Berapa

lama

alokasi

waktu

yang

dibutuhkan?
Apa saja sarana dan prasarana yang
dibutuhkan?
Apa latar kualifikasi instruktur yang
dibutuhkan?
Adakah

alat

yang

membutuhkan

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

modifikasi?
Siapa saja pihak yang perlu dilibatkan?
Apakah

ada

perbedaan

perancangan

program setiap klien?
Pelaksanaan

Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan
program jurusan komputer?
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran
dikelas?
Apa saja hambatan yang ditemui?
Apa penyebab hambatan yang ditemui
Bagaimana menanggulangi hambatan yang
ditemui?

Evaluasi

Sistem evaluasi atau penilaian yang
dilakukan?
Bentuk evaluasi yang diberikan?
Siapa yang melakukan evaluasi?

4

Follow up

Apa saja ruang lingkup pasar kerja jurusan
komputer?
Bagaimana prospek karier lulusan jurusan
komputer?
Bagaimana proses follow up pelatihan ini?
Tabel 3.2

c. Dokumentasi
Teknik selanjutnya untuk mengumpulkan data yang peneliti
lakukan adalah dokumentasi. Dokumentasi ini merupakan upaya
mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen yang relevan
sehingga dapat memperkuat data.

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut adalah pedoman dokumentasi:
TABEL PEDOMAN DOKUMENTASI
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Dokumen kurikulum dan silabus
2. Dokumen daftar siswa
3. Dokumen daftar alumni
4. Profil lembaga

Tabel 3.3
D. ANALISIS DATA
Terdapat berbagai sumber yang menjelaskan mengenai analisis data dalam
penelitian, Bogdan & Biklen:1982 (dalam Moleong, 2010, hlm. 248)
menjelaskan analisis data kualitatif sebagai upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

(Basrowi

&Suwandi, 2009, hlm. 192) menjelaskan analisis data sebagai usaha (proses)
memilih, memilah, membuang, menggolongkan data untuk menjawab dua
permasalahan pokok yakni tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini,
dan seberapa jauh data-data ini dapat menyokong tema tersebut. Sedangkan
menurut Sugiyono (2012, hlm. 335) Analisis data merupakan proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan membuat kesimpulans sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
Lacey&Luff

dalam

(Patilima.

2011,

hal.95)

menjelaskan

proses

pengumpulan data pada analisis data kualitatif dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu
transkripsi, pengorganisasian data, pengenalan, dan koding.
GAMBAR ALUR ANALISIS DATA

Transkripsi

Pengorganisasian
data

Pengenalan

Koding

Gambar 3.3
Lacey& Luff (dalam Patilima, 2011, hlm.95)
Adapun proses analisis data dipaparkan Moleong (2010, hlm.247)
sebagai berikut:
Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan
dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, photo,
dan sebagainya ... berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang
dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi ... langkah selanjutnya adalah
menyusunnya dalam satuan-satuan, satuan-satuan tersebut kemudian
dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kateori itu dibuat
sambil melakukan koding, tahap akhir dari analisis data ini adalah
mengadakan pemeriksaan keabsahan data, setelah selesai tahapan ini,
mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara
menjadi teori subtantif dengan menggunakan metode tertentu.
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dipaparkan
sugiyono (2013, hlm. 336) dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama
di lapangan, dan setelah selesai dilapangan.
Beberapa penjelasan diatas penulis simpulkan bahwa analisis data
adalah proses memilih, memilah, membuang (menelaah seluruh) data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar, photo, dan sebagainya lalu mengadakan reduksi data selanjutnya
menyusunnya dalam satuan-satuan, satuan-satuan tersebut kemudian
dikategorisasikan setelah itu kategori-kateori itu dibuat sambil melakukan
koding, tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan
keabsahan data, setelah selesai tahapan ini, mulailah kini tahap penafsiran
data. Analisis data ini sesuai dengan model Miles dan Huberman. Miles
dan Huberman (1984) dalam sugiyono (2013, hlm. 337) menjelaskan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Berikut adalah sajian
yang menggambarkan proses analis data yang penulis lakukan.
Periode Pengumpulan

Reduksi data

Antisipasi

Setelah

Selama
Display data

ANALISIS
Selama

Setelah

Kesimpulan atau Verifikasi
Selama

Setelah
Gambar 3.4

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas
Pendidikan
Indonesia
repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Proses
analisis
data |Miles
dan Huberman
(1984) dalam sugiyono

(2013, hlm. 337)

E. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA
Pengujian keabsahaan data dilakukan agar data yang diperoleh dan di
hasilkan dari studi atau penelitian absah (valid, reliable dan objektif), Untuk
memenuhi syarat tersebut maka instrumen nya di uji validitas dan reliabilitas
nya, jika instrumen nya teruji maka data nya absah. Penelitian kualitatif
menempatkan peneliti (manusia) sebagai instrumen penelitian sehingga yang
diuji keabsahannya bukanlah instrumen, tetapi datanya. Ada beberapa aspek
yang perlu diperiksa dari data yang diperoleh pada penelitian yakni nilai
kebenarannya, penerapan, konsistensi, dan natralitas. Moleong (2010, hlm.
326) menyebutnya sebagai 4 kriteria yang perlu di periksa dengan satu atau
beberapa teknik pemeriksaan tertentu. Kriteria tersebut adalah kreadibilitas
(derajat kepercayaan) yang dapat diperiksa dengan perpanjangan waktu,
ketekunan

pengamatan,

triangulasi,

pengecekan

sejawat,

kecukupan

referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota; kepastian yang
dapat diperiksa dengan uraian rinci; kebergantungan yang dapat diperiksa
dengan audit kebergantungan; dan kepastian yang diperiksa dengan audit
kepastian. Berikut adalah tabel ikhtisar (kriteria yang diperiksa) dan teknik
pemeriksaannya menurut Moleong (2010, hlm. 327)
KRITERIA
Kredibilitas (derajat kepercayaan)

TEKNIK PEMERIKSAAN
(1)

Perpanjangan waktu

(2)

Ketekunan pengamatan

(3)

Triangulasi

(4)

Pengecekan sejawat

(5)

Kecukupan referensial

(6)

Kajian kasus negatif

Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

Pengecekan anggota

Kepastian

(8)

Uraian rinci

Kebergantungan

(9)

Audit Kebergantungan

Kepastian

(10) Audit kepastian

Tabel: 3.4
Ikhtisar (kriteria yang diperiksa) dan teknik pemeriksaannya menurut
Moleong (2010, hlm. 327)

Sumber lain menyebut empat kriteria yang perlu dicek dalam penelitian
kualitatif dengan istilah sedikit berbeda yakni uji kredibilitas data untuk
mengecek kebenaran (dalam penelitian kualitatif disebut validitas internal)
yang bisa di cek dengan melakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif dan
member cek; uji transferability untuk mengeneralisasi hasil penelitian (dalam
penelitian kualitatif disebut validitas eksternal) yang dicek dari pembaca
laporan penelitian, apabila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran
yang sedemikian jelasnya suatu hasil penelitian dapat diberlakukan maka
laporan tersebut memenuhi standar transferbilitas; Pengujian dependability
untuk mengecek konsistensi atau reliabilitas penelitian kualitatif yang dicek
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian;
pengujian komfirmability untuk mengecek obyektifitas penelitian kualitatif
yang di cek dengan menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang
dilakukan, saat hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang
dilakukan. Maka penelitian yang dilakukan telah memenuhi standar
komfirmability. Berikut adalah gambaran uji keabsahan data yang dipaparkan
sugiyono (2013, hl. 367)

Uji Kreadibilitas
data

Uji Tranferbility
Uji Keabsahan
Ria Mariana, 2015
data
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji
depemdability

BeberapaBagan
cara lain
mudah oleh2013,
Putra (2011, hlm.
3.5 :dikembangkan
Uji keabsahanlebih
data (Sugiyono,
167) untuk pemeriksaan keabsahan
(validitas dan reliabilitas) data yaitu
hlm. 367)
perpanjangan

keikutsertaan,

ketekunan

pengamatan,

triangulasi,

pengecekan/diskusi teman sejawat, kecukupan referensial, dan pengecekan
anggota.
Sesuai dengan kriteria yang harus diuji untuk menjamin keabsahan data
yakni nilai kebenaran, penerapan, konsistensi dan netralitas data seperti yang
diungkapkan sugiyono dengan cara

uji kredibilitas, uji transferbility, uji

dependability dan uji confirmability dan diungkapkan

Moleong dengan

melakukan 10 teknik pemeriksaan yakni perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan

pengamatan,

triangulasi,

pengecekan

sejawat,

kecukupan

referensial, kajian kasus negatif, pengecekan anggota, uraian rinci, audit
kebergantungan, dan audit kepastian serta Berdasarkan Penjelasan yang lebih
rinci di atas penulis melakukan uji keabsahan data dengan cara:
1. Memeriksa kredibilitas (derajat kepercayaan) data melalui triangulasi
teknik (metode) dan triangulasi sumber
2. Mengecek validitas eksternal dengan melakukan uji transferbility
kepada pembaca dalam penelitian ini uji transferbility dilakukan oleh
guru di SLB untuk mengecek standar tranferbilitas.
3. Menunjukan keseluruhan aktivitas penelitian dimulai dari penentuan
masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data,
melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data hingga
membuat kesimpulan kepada auditor independen atau pembimbing
Ria Mariana, 2015
PELAKSANAAN LAYANAN REHABILITASI VOKASIONAL KOMPUTER BAGI TUNADAKSA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan
penelitian.
4. Mengujikan hasil penelitian kepada pembimbing terkait proses yang
dilakukan untuk mengecek hasil penelitian merupakan fungsi dari
proses penelitian yang dilakukan sehingga