Persepsi, Sikap, dan Partisipasi Masyarakat Sekitar terhadap Pengelolaan Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat menurut Perspektif Gender

PERSEPSI, SIKAP, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
SEKITAR TERHADAP PENGELOLAAN HUTAN KOTA
SRENGSENG, JAKARTA BARAT MENURUT PERSPEKTIF
GENDER

TRI SULISTYO SAPUTRO

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persepsi, Sikap, dan
Partisipasi Masyarakat Sekitar terhadap Pengelolaan Hutan Kota Srengseng,
Jakarta Barat menurut Perspektif Gender adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2013
Tri Sulistyo Saputro
NIM E14090026

ABSTRAK
TRI SULISTYO SAPUTRO. E14090026. Persepsi, Sikap, dan Partisipasi
Masyarakat Sekitar terhadap Pengelolaan Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat
Menurut Perspektif Gender. Dibawah bimbingan LETI SUNDAWATI
Hutan Kota Srengseng (HKS) sebagai salah satu bentuk kawasan hutan di
Jakarta saat ini dalam kondisi cukup baik, namun terdapat beberapa kerusakan
pada vegetasi maupun fasilitas yang disebabkan oleh perilaku masyarakat sekitar
serta pengunjung yang kurang bertanggung jawab. Penelitian ini secara umum
bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi, sikap, dan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan HKS. Penelitian dilakukan di Kelurahan Srengseng terhadap
100 orang responden dengan komposisi responden laki-laki dan perempuan
sebesar 52:48. Dari hasil penelitian diketahui tingkat persepsi laki-laki dan

perempuan termasuk dalam kategori sedang, Faktor pekerjaan dan pendidikan
mempengaruhi pembentukan persepsi perempuan secara signifikan, sedangkan
untuk laki-laki tidak ada faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi secara
signifikan. Tingkat sikap masyarakat laki-laki maupun perempuan termasuk
kategori sangat tinggi, usia mempengaruhi pembentukan sikap perempuan dan
laki-laki secara signifikan. Tingkat partisipasi masyarakat laki-laki dan
perempuan termasuk kategori sangat rendah, Faktor penyuluhan dan pendidikan
mempengaruhi tingkat partisipasi laki-laki secara signifikan, sedangkan untuk
perempuan tidak ada faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi secara
signifikan.
Kata Kunci: hutan kota, masyarakat, laki-laki, perempuan

ABSTRACT
TRI SULISTYO SAPUTRO. E14090026. Perception, Attitude, and
Participation of The Community Around About Srengseng Urban Forest
Management in Gender Perspective. Supervised by LETI SUNDAWATI
Srengseng Urban Forest (SUF) as a form of forest area in Jakarta is now in
a good conditions, but there are some damaged facilities and vegetations caused
by the communities unresponsible behaviour. This research is purposed to scale
the perception, attitude, and participation level of the community about SUF

function and management. The research located at Srengseng Village and used
100 responden which the proportion between male and female responden is 52:48.
The research showed that the perception level of the male and female included in
the category of medium, jobs and education factor formed female perception
significantly. The attitude level of the male and female included in the category of
very high, ages factor formed both female and male attitude significantly. The
participation level of male and female included in the very low with the
counseling and education factor formed male participation level significantly.
Keywords: urban forest, community, male, female

PERSEPSI, SIKAP, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
SEKITAR TERHADAP PENGELOLAAN HUTAN KOTA
SRENGSENG, JAKARTA BARAT MENURUT PERSPEKTIF
GENDER

TRI SULISTYO SAPUTRO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan

pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Persepsi, Sikap, dan Partisipasi Masyarakat Sekitar terhadap
Pengelolaan Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat menurut
Perspektif Gender
Nama
: Tri Sulistyo Saputro
NIM
: E14090026

Disetujui oleh


Dr Ir Leti Sundawati, M.Sc
NIP. 19640830 199003 2 001

Diketahui oleh
Ketua Departemen Manajemen Hutan IPB

Dr Ir Didik Suharjito, MS
NIP. 19630401 199403 1 001

Tanggal Lulus:________________

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah
perspektif gender dalam pengelolaan hutan, dengan Persepsi, Sikap, dan
Partisipasi Masyarakat Sekitar terhadap Pengelolaan Hutan Kota Srengseng,
Jakarta Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Leti Sundawati, M.Sc selaku
pembimbing, serta pihak lain yang telah membantu selama pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2013
Tri Sulistyo Saputro

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

iii

DAFTAR LAMPIRAN

iii


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Kerangka Pikir

2

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

3


Manfaat Penelitian

3

METODE

4

Alat dan Bahan

4

Pemilihan Daerah Contoh dan Jumlah Responden

4

Jenis Data yang Dikumpulkan

4


Uji Validitas dan Reabilitas

5

Pengolahan dan Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

9

Kegiatan Pengelolaan HKS

9

Karakteristik Responden

11


Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

12

Persepsi Masyarakat terhadap HKS dan Faktor yang Mempengaruhinya

13

Sikap Masyarakat terhadap HKS dan Faktor yang Mempengaruhinya

15

Partisipasi Masyarakat terhadap Pengelolaan HKS dan Faktor yang
Mempengaruhinya

17

Partisipasi Masyarakat Menurut Perspektif Gender

19


SIMPULAN DAN SARAN

22

Simpulan

22

Saran

22

DAFTAR PUSTAKA

23

LAMPIRAN

24

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach
Skor pertanyaan pada persepsi
Skor pertanyaan pada sikap
Skor partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan
Data dan pengolahan karakteristik responden
Distribusi responden berdasarkan umur
Distribusi responden berdasarkan pendidikan
Distribusi responden berdasarkan jumlah keluarga
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan lama tinggal
Kategori tingkat persepsi
Persepsi masyarakat terhadap HKS menurut jenis kelamin
Rata-rata tingkat persepsi masyarakat terhadap HKS
Faktor yang mempengaruhi persepsi
Kategori tingkat sikap
Sikap masyarakat terhadap HKS menurut jenis kelamin
Rata-rata tingkat sikap masyarakat terhadap HKS
Faktor yang mempengaruhi sikap
Kategori tingkat partisipasi
Partisipasi masyarakat terhadap HKS menurut jenis kelamin
Rata-rata tingkat partisipasi masyarakat terhadap HKS
Faktor yang mempengaruhi partisipasi

5
5
6
7
7
11
11
12
12
12
13
13
13
14
15
15
16
16
17
17
17
18

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Kerangka pemikiran penelitian
Fasilitas yang terdapat di HKS
Grafik perbandingan tenaga kerja HKS laki-laki dan perempuan
Bentuk kerusakan di HKS akibat perilaku masyarakat

2
9
19
20

DAFTAR LAMPIRAN
5
6
7
8
9

Riwayat hidup penulis
Sketsa kawasan HKS
Jenis-jenis pohon di HKS
Uji validitas dan reabilitas kuesioner
Kuesioner penelitian

25
26
27
29
30

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan merupakan suatu bentuk kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
yang didominasi oleh tumbuhan berkayu. Hutan dapat memberikan manfaat bagi
manusia secara langsung maupun tak langsung, diantaranya sebagai fungsi
ekologi, produksi, dan sosial ekonomi masyarakat. Guna menjaga fungsi hutan
tetap optimal, suatu kawasan hutan perlu dikelola secara lestari. Salah satu bentuk
kawasan hutan yang perlu dikelola secara lestari ialah kawasan Hutan Kota (HK).
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P71/MenhutII/2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan HK, HK merupakan suatu hamparan
lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah
perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai HK
oleh pejabat yang berwenang.
HK di daerah Jakarta yang telah ditetapkan melalui SK Gubernur menurut
Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta (2010) saat ini berjumlah 149.18 ha
dengan luas daratan Jakarta sekitar 66152 ha, menjadikan Jakarta menjadi kota
terpadat di Indonesia atau urutan keenam dunia. Kawasan hutan dan HK
merupakan bagian dari ruang terbuka hijau yang mempunyai fungsi dan manfaat
cukup strategis terhadap perbaikan kualitas lingkungan dan kenyamanan kota
Jakarta, sehingga keberadaannya menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama
seluruh warga Jakarta. Kondisi suatu hutan disamping dipengaruhi oleh faktor
alam juga sangat tergantung pada kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitarnya.
Persepsi, sikap, dan perilaku masyarakat sekitar sangat menetukan kondisi suatu
kawasan hutan kini dan kedepannya.
Salah satu bentuk HK di Jakarta yaitu Hutan Kota Srengseng (HKS) yang
berada di kelurahan Srengseng, Jakarta Barat. HKS berlokasi dan berbatasan
langsung dengan pemukiman warga kelurahan Srengseng. Letak HKS yang
berada di tengah kawasan pemukiman padat penduduk menyebabkan terjadinya
interaksi masyarakat dengan kawasan HKS.
Kondisi HKS saat ini cukup baik, namun terdapat beberapa fasilitas di HKS
yang mengalami kerusakan seperti pada sarana bermain anak, tembok pembatas
HKS, dan pepohonan. Selain itu di tepi HKS yang berbatasan langsung dengan
rumah warga banyak ditemukan sampah rumah tangga yang tertimbun dan
menimbulkan bau tidak sedap. Berbagai hal tersebut terjadi akibat perilaku
pengunjung serta warga sekitar HKS yang kurang bertanggungjawab. Apabila hal
tersebut dibiarkan dan tidak dicari solusi dari akar permasalahan yang tepat maka
kondisi HKS akan semakin buruk dan tidak terawat, yang kemudian dapat
berimbas negatif kepada kondisi lingkungan sosial serta ekologi Jakarta secara
keseluruhan. Salah satu upaya untuk mengurangi perilaku merusak serta
menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap HKS dapat dilakukan dengan
melakukan suatu analisis kebijakan pengelolaan HKS yang partisipatif.
Dalam menganalisis kebutuhan kebijakan pengelolaan HKS yang tepat
sasaran diperlukan studi mengenai kondisi masyarakat serta karakteristik yang
membentuk perilakunya. Perilaku masyarakat terhadap HKS dapat terbentuk dari
persepsi dan sikapnya terhadap HKS, sehingga untuk mengetahui kebijakan

partisipatif yang tepat sasaran diperlukan data mengenai persepsi dan sikap
masyarakat baik laki-laki maupun perempuan di wilayah tersebut. Ketersediaan
data terpilah jenis kelamin dapat membantu para penentu kebijakan dalam
menentukan peran-peran apa saja yang dapat dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan (gender division of labor) dalam masyarakat. Persepsi dan sikap
masyarakat yang baik terhadap HKS dapat dijadikan dasar untuk ikut melibatkan
masyarakat laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan HKS sehingga kondisi
HKS dapat lebih baik lagi kedepannya serta dapat terwujud keadilan gender
dalam pengelolaan hutan.

Kerangka Pikir
Dalam kegiatan pengelolaan HK diperlukan peran serta masyarakat sekitar
untuk menjaga kelestarian HK tersebut. Peranan masyarakat dalam kegiatan
pengelolaan HK perlu dilihat menurut perspektif gender demi terwujudnya
pembangunan kehutanan yang berkeadilan gender, baik dari segi perencanaan,
pelaksanaan, dan pemanfatan.
Persepsi, sikap dan partisipasi laki-laki serta perempuan dibandingkan
berdasarkan faktor internal berupa umur, tingkat pendidikan, jumlah keluarga, dan
pekerjaan, serta faktor eksternal berupa penyuluhan. dari pemikiran tersebut dapat
dibentuk kerangka pemikiran secara sederhana yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Masyarakat sekitar Hutan Kota

Laki-Laki

Perempuan

Faktor internal

Faktor eksternal

Faktor internal

Faktor eksternal

Umur
Pendidikan
Jumlah Keluarga
Pendapatan
Jenis Pekerjaan

Penyuluhan

Umur
Pendidikan
Jumlah Keluarga
Pendapatan
Jenis Pekerjaan

Penyuluhan

Persepsi Laki-Laki

Persepsi Perempuan

Sikap Laki-Laki

Sikap Perempuan

Partisipasi Laki-Laki

Partisipasi Perempuan

Kebijakan Pengelolaan Hutan Kota Responsif Gender
Keadilan Gender dalam Sektor Kehutanan
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Perumusan Masalah
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat dirinci beberapa permasalahan
yaitu sebagai berikut :
1. Peranan HKS dalam kehidupan masyarakat sekitar.
2. Tingkat persepsi, sikap, dan partisipasi laki-laki serta perempuan terhadap
pengelolaan HKS.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persepsi, sikap, dan partisipasi lakilaki serta perempuan terhadap pengelolaan HKS.

Tujuan Penelitian
Mengukur tingkat persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat sekitar terhadap
HKS menurut perspektif gender, dan menguraikan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat terhadap
pengelolaan HKS, Jakarta Barat.

Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pengambil keputusan
dalam mengembangkan program HKS.
2. Menyediakan data terpilah jenis kelamin sebagai acuan untuk menyusun
program kebijakan partisipatif pengelolaan HK yang responsif gender.
3. Memberikan gambaran tindakan yang dapat diambil dalam pengembangan HK
yang berwawasan gender.
4. Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kepedulian terhadap isu gender
serta pengarusutamaan gender dalam berbagai sektor pembangunan khususnya
sektor kehutanan.
5. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya.

METODE
Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
sebagai interview guide disertai alat tulis dan alat rekam untuk wawancara di
lapangan. Kamera untuk keperluan dokumentasi. Kalkulator, laptop, IBM SPSS
(Statistical Program for Social Science) Statistics 20, Microsoft Excel dan
Microsoft Word untuk pengolahan data.

Pemilihan Daerah Contoh dan Jumlah Responden
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 di Jakarta Barat.
Pemilihan responden dilakukan secara Purpossive Sampling yaitu pengambilan
contoh secara sengaja dengan keadaan yang kita kehendaki. Sasaran penelitian ini
yaitu masyarakat yang tinggal berbatasan langsung dengan wilayah HKS,
tepatnya warga Kelurahan Srengseng yang terdiri dari laki-laki dan perempuan,
Jumlah responden yang diteliti secara keseluruhan dihitung berdasarkan metode
Slovin dengan rumus:
N

n=
1+ Ne2

Keterangan:
n : Jumlah sample
N : Jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (10%)

berdasarkan rumus tersebut dengan populasi laki-laki dan perempuan
keseluruhan (N) sebesar 42608 jiwa maka diperoleh nilai n sebesar 99.76 atau 100
orang untuk keseluruhan laki-laki dan perempuan. Jumlah responden laki-laki (n1)
dan perempuan (n2) ditentukan berdasarkan perbandingan komposisi laki-laki dan
perempuan (14 : 13) di wilayah tersebut dan didapatkan nilai n1 sebesar 52 orang
dan n2 sebesar 48 orang. Selain itu, pada pihak pengelola juga diambil data
mengenai proses kegiatan pengelolaan Hutan Kota Srengseng.

Jenis Data yang Dikumpulkan
Data yang diambil untuk mengetahui tingkat persepsi, sikap dan partisipasi
masyarakat sekitar terhadap pengelolaan HKS terdiri dari :
1. Data primer menggunakan kuesioner, terdiri dari data identitas responden
seperti nama, umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga. Data
wawancara dari responden laki-laki dan perempuan serta pihak-pihak yang
berkaitan tentang pengelolaan Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat.
2. Data sekunder, terdiri data yang dikumpulkan dengan mencatat dan mengutip
data yang tersedia pada instasi-instasi yang terkait dengan penelitian ini.

Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dilakukan untuk menentukan keabsahan dari pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian ini. Instrumen valid apabila nilai korelasi (Spearman
correlation) adalah positif dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < 0,05
(selang kepercayaan 95%). Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan
mencari korelasi antara masing–masing pertanyaan dengan skor total
menggunakan IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Excel.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner
tersebut dapat digunakan berulang-ulang kepada kelompok yang sama dan
menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas menggunakan metode koefisien
Alpha Cronbach pada software SPSS 17.0 (Sarwono 2006). Jika ri positif dan
nilainya mendekati 1 (mempunyai alpha cronbach lebih dari 0,6) maka
pengukuran yang digunakan reliabel (Tabel 1)
Tabel 1 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach
Alpha
Tingkat Reabilitas
0.00 – 0.20
kurang reliabel
> 0.20 – 0.40
agak reliabel
> 0.40 – 0.60
cukup reliabel
> 0.60 – 0.80
reliabel
> 0.80 – 1.00
sangat reliabel
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan menjadi
beberapa tahapan yaitu :
1. Kegiatan pengelolaan HKS
Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk
tabulasi dan gambar untuk mendapatkan gambaran mengenai sistem pengelolaan
dan kegiatan di HKS, Jakarta Barat.
2. Persepsi masyarakat menurut perspektif gender.
Persepsi masyarakat laki-laki dan perempuan terhadap HKS diukur
berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan
skala likert. Masing-masing pertanyaan memiliki skor seperti tertera pada Tabel 2.
Persepsi yang diukur menyangkut pandangan mereka mengenai fungsi HKS
terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan lingkungan, selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 5.

No
1
2
3

Tabel 2 Skor pertanyaan pada persepsi
Kategori
Skor
Setuju
3
Ragu-Ragu
2
Tidak Setuju
1

3. Sikap masyarakat menurut perspektif gender.
Sikap masyarakat laki-laki dan perempuan terhadap HKS diukur
berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan dalam kuesioner dengan menggunakan
skala likert. Masing-masing pertanyaan memiliki skor seperti pada Tabel 3. Sikap
yang diukur menyangkut pada afektif serta kesiapan untuk berperilaku masyarakat
laki-laki dan perempuan terhadap HKS. Selengkapnya dapat dilihat pada bagian
lampiran 5.

No
1
2
3

Tabel 3 Skor pertanyaan pada sikap
Kategori
skor
Setuju
3
Ragu-Ragu
2
Tidak Setuju
1

4. Partisipasi masyarakat laki-laki dan perempuan terhadap pengelolaan HK.
Partisipasi masyarakat diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan
mengenai partisipasi dalam kegiatan pengelolaan HK seperti tercantum dalam
Tabel 4. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
P71/Menhut-II/2009, bentuk pengelolaan HK meliputi lima tahapan kegiatan
yaitu:
1. Penyusunan rencana pengelolaan.
a. Penetapan tujuan pengelolaan.
b. Penetapan program jangka pendek dan jangka panjang.
c. Penetapan kegiatan dan kelembagaan.
d. Penetapan sistem monitoring dan evaluasi.
2. Pemeliharaan.
a. Optimalisasi ruang tumbuh.
b. Diversifikasi tanaman.
c. Peningkatan kualitas tempat tumbuh.
3. Perlindungan dan pengamanan.
a. Pencegahan dan penanggulangan kerusakan lahan.
b. Pencegahan dan penanggulangan pencurian fauna dan flora.
c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
d. Pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit.
4. Pemanfaatan.
a. Pengembangan pendidikan.
b. Pariwisata dan rekreasi alam.
c. Budidaya hasil hutan.
5. Pemantauan dan evaluasi.
a. Pemantauan.
b. Evaluasi
Skor total dari 16 pertanyaan dalam pegukuran partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan HK dijumlahkan dan digunakan dalam penentuan tingkat partisipasi
masyarakat terhadap pengelolaan HKS.

Tabel 4 Skor partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
Tahap
Kategori
Perencanaan
Ikut dalam 4 kegiatan
Ikut dalam 2-3 kegiatan
Ikut dalam 0-1 kegiatan
Pemeliharaan
Ikut dalam 3 kegiatan
Ikut dalam 1-2 kegiatan
Ikut dalam 0 kegiatan
Perlindungan
Ikut dalam 4 kegiatan
Ikut dalam 2-3 kegiatan
Ikut dalam 0-1 kegiatan
Pemanfaatan
Ikut dalam 3 kegiatan
Ikut dalam 2 kegiatan
Ikut dalam 0-1 kegiatan
Monitoring
Ikut dalam 2 kegiatan
Ikut dalam 1 kegiatan
Ikut dalam 0 kegiatan

Skor
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1

5. Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal dan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi masyarakat laki-laki dan perempuan dalam membentuk persepsi,
sikap dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan HKS
yang diukur dengan menggunakan skala likert seperti tercantum dalam tabel 5.
Tabel 5 Data dan pengolahan karakteristik responden
No
Variabel
Kategori
Faktor Internal
1
Umur
Umur < 37 tahun
Umur 37-53 tahun
Umur > 53 tahun
2
Pendidikan
Tidak sekolah – SD
SMP-SMA
Diploma – Sarjana
3
Jumah Keluarga
< 5 orang
5-7 orang
> 7 orang
4
Jenis Pekerjaan
Tidak bekerja
Wirausaha
Pegawai Negeri-Swasta
5
Lama Tinggal
< 23 tahun
23-46 tahun
> 46 tahun
Faktor Eksternal
6
Penyuluhan
Tidak pernah mendapatkan
Pernah mendapatkan
Sering mendapatkan

Skor
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

6. Uji Korelasi dan Hubungan antar Peubah
Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan metode integratif yaitu
metode penelitian yang menggunakan gabungan metode kuantitatif deskriptif dan
metode kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan uji korelasi peringkat
Spearman untuk melihat besarnya hubungan antar peubah yang digunakan untuk
menduga faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persesi, sikap, dan partisipasi
dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel dan IBM SPSS 20.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pengelolaan HKS
Kawasan HKS ditetapkan berdasarkan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Nomor: 202 Tahun 1995, dalam SK tersebut difungsikan sebagai kawasan
pelestarian plasma nutfah, wilayah resapan air, dan pusat aktivitas masyarakat.
HKS berlokasi di Jalan Haji Kelik, Kelurahan Srengseng, dengan luas sekitar 15
ha. Sisi utara dan selatan berbatasan langsung dengan sungai Pesanggrahan dan
sisi lainnya berbatasan dengan kawasan pemukiman terutama dari kelompok
sosial menengah dan penduduk asli. Sketsa kawasan HKS dapat dilihat pada
Lampiran 2. Fasilitas yang terdapat di HKS dapat dilihat pada Gambar 2.

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

Keterangan a : Gapura
b : Danau

c : Pulau buatan
d : Jogging track

e : Stadium
f : Tempat bermain

Gambar 2 Fasilitas yang terdapat di HKS

HKS termasuk kedalam kategori Ruang Terbuka Hijau (RTH) berbentuk
areal (group) yang berfungsi sebagai fasilitas umum sekaligus areal konservasi.
Menurut Dinas Kelautan dan Pertanian (2010) RTH bidang kehutanan di DKI
Jakarta terdiri dari Kawasan Hijau Lindung (HL) dan Binaan. Kawasan Hijau
Lindung adalah bagian dari kawasan hijau yang memiliki karakteristik alamiah
yang perlu dilestarikan untuk tujuan perlindungan habitat setempat serta wilayah
lebih luas. Sedangkan Kawasan Hijau Binaan adalah bagian dari kawasan hijau
diluar Kawasan Hijau Lindung untuk tujuan penghijauan yang dibina melalui
penanaman, pemeliharaan, pengembangan, serta pemulihan vegetasi. RTH
mempunyai beberapa fungsi antara lain ekologi kota, sosial ekonomi masyarakat,
dan estetika.
Jenis-jenis pohon yang tumbuh di HKS sangat beragam. HKS memiliki
sekitar 64 jenis pohon yang tumbuh di dalam kawasan hutannya. Jenis pohon
yang terdapat di HKS lengkapnya terdapat pada lampiran 3.
Kegiatan pengelolaan HKS dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Pertanian
Provinsi DKI Jakarta Sub Bidang Kehutanan. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan
penyusunan rencana pengelolaan, pemeliharaan, perlindungan dan pengamanan,
pemanfaatan, serta pemantauan dan evaluasi. Kegiatan penyusunan rencana
pengelolaan dilakukan untuk menentukan program kegiatan yang akan dilakukan,
kegiatan tersebut dilakukan oleh pihak pemerintah daerah beserta dinas terkait.
Salah satu bentuk kegiatan rutin yang dilakukan di HKS yaitu perayaan Hari
Ulang Tahun Kota Jakarta, dimana di HKS diselenggarakan kegiatan festival,
bazar, penanaman bibit pohon, pelepasan bibit ikan, dsb.
Kegiatan pemeliharaan HKS dilakukan dengan membersihkan sampah
daun di areal HKS yang dilakukan oleh petugas kebersihan. Jumlah tenaga
petugas kebersihan HKS berjumlah 5 orang, dimana kesemuanya laki-laki. Selain
pembersihan areal HKS dari sampah, kegiatan pemeliharaan lainnya yaitu
penanaman dan penyulaman. Pada tahun 2010 dilakukan penanaman baru dan
penyulaman sebanyak 500 bibit matoa, buni, kepel, gayam, dan menteng (DKP
2010).
Kegiatan perlindungan dan pengamanan HKS dilakukan melalui kegiatan
patroli petugas keamanan HKS. Kegiatan perlindungan dan pengamanan HKS
dilakukan guna menjaga fungsi hutan tetap optimal serta untuk mengurangi dan
menghindari perilaku negatif masyarakat seperti merusak pohon, merusak
fasilitas, membuang sampah pada areal hutan, pencurian kayu, serta tindak asusila
di dalam kawasan HKS. Tenaga keamanan HKS berjumlah 4 orang dan
kesemuanya laki-laki.
HKS dapat dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara langsung maupun
tak langsung. Secara tak langsung HKS memberikan manfaat berupa penangkal
polusi, pencegah banjir, pengurang kebisingan, dsb. Pemanfaatan HKS secara
langsung oleh masyarakat dapat berupa pemanfaatan untuk rekreasi, ruang
sosialisasi masyarakat, pengembangan pendidikan, pemanfaatan hasil hutan bukan
kayu berupa pemancingan ikan, maupun kegiatan ekonomi seperti berdagang.
Pedagang yang membuka kedai di dalam kawasan HKS saat ini berjumlah 7 orang
(6 perempuan dan 1 laki-laki) mereka umumnya berdagang aneka jenis makanan
dan minuman bagi pegunjung HKS. Selain pedagang makanan, HKS juga
memiliki areal budidaya tanaman hias. Budidaya tanaman hias dilakukan oleh 11
orang petani tanaman hias dan kesemuanya laki-laki. Menurut Dinas Kelautan

dan Pertanian Sub Bidang Kehutanan DKI Jakarta, kedepannya kegiatan
pemanfaatan HKS masih akan terus dikembangkan, diantaranya dengan
pengembangan kegiatan pemanfaatan danau agar berfungsi maksimal baik untuk
jasa air maupun rekreasi. Kegiatan pengembangan pemanfaatan HKS tersebut
diakukan tanpa mengurangi fungsi HKS sebagai areal konservasi.
Pihak pengelola HKS juga melakukan kegiatan pembinaan masyarakat
sekitar HKS. Kegiatan tersebut diantaranya penyuluhan guna meningkatan
kesadaran akan pentingnya melestarikan alam. Kegiatan tersebut dilakukan di
kawasan HKS kepada masyarakat sekitar dan siswa sekolah.

Karakteristik Responden
Umur
Responden laki-laki dan perempuan di Kelurahan Srengseng terdiri dari
berbagai tingkatan umur. Responden laki-laki dan perempuan didominasi oleh
kelompok umur kurang dari 37 tahun yaitu sebanyak 44.3% dan 52.1%. Distribusi
responden berdasarkan umur tertera pada Tabel 6.
Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan umur
Responden
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
Umur < 37 tahun 23
44.3
25
52.1
Umur 37-53 tahun 18
34.6
16
33.3
Umur > 53 tahun 11
21.2
7
14.6
Kelompok umur

Pendidikan
Pendidikan responden di Kelurahan Srengseng, baik laki-laki maupun
perempuan didominasi oleh responden dengan tingkat pendidikan terakhir SMPSMA, masing-masing sebesar 63.5% untuk laki-laki dan 68.8% untuk perempuan.
Perbandingan persentase responden laki-laki dan perempuan menurut tingkat
pendidikan terakhir tertera pada Tabel 7.
Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan pendidikan
Responden
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
Tidak sekolah – SD 11
21.2
13
27.1
SMP - SMA
33
63.5
33
68.8
Diploma – Sarjana
8
15.4
2
4.7
Kelompok
pendidikan

Jumlah Anggota Keluarga
Karakteristik responden laki-laki dan perempuan dalam hal jumlah
anggota keluarga didominasi oleh responden dengan jumlah anggota keluarga
kurang dari 5 orang. Responden dengan jumlah anggota keluarga kurang dari 5
orang untuk laki-laki sebanyak 61.5% dan perempuan sebanyak 60.4%. Sebaran
responden menurut jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Distribusi responden berdasarkan jumlah anggota keluarga
Jumlah
Responden
keluarga
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
7
orang
9
7.7
1
2.1
Pekerjaan
Responden laki-laki dan perempuan di Kelurahan Srengseng memiliki
perbedaan dalam hal pekerjaan utamanya. Responden laki-laki didominasi oleh
jenis pekerjaan non pegawai (wirausaha) sebesar 55.8%, sedangkan responden
perempuan didominasi pada jenis pekerjaan domestik atau ibu rumah tangga
sebesar 81.3%. Perbandingan persentase responden menurut jenis pekerjaannya
tertera pada tabel 9.
Tabel 9 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan utama
Responden
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
Tidak bekerja
8
15.4
39
81.3
Non pegawai
29
55.8
6
12.5
Pegawai
15
28.8
3
6.3
Kelompok
pekerjaan

Lama Tinggal
Responden di Kelurahan Srengseng baik laki-laki maupun perempuan
didominasi oleh mereka yang sudah tinggal di daerah tersebut selama 23 hingga
46 tahun. Sebanyak 44.2% responden laki-laki dan 47.9% responden perempuan
sudah menetap di Kelurahan Srengseng selama 23 hingga 46 tahun. Distribusi
responden berdasarkan lama tinggal di Kelurahan Srengseng dapat dilihat pada
tabel 10.
Tabel 10 Distribusi responden berdasarkan lama tinggal di Kelurahan Srengseng
Lama tinggal
Responden
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
< 23 tahun
21
40.4
22
45.8
23 - 46 tahun
23
44.2
23
47.9
> 46 tahun
8
15.4
3
6.3

Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Dari hasil uji validitas dan reabilitas menggunakan program IBM SPSS
(Statistical Program for Social Science) Statistics 20, diketahui jumlah pertanyaan
valid untuk mengukur persepsi sebanyak 7 pertanyaan dengan nilai reabilitas
(Cronbach’s Alpha) sebesar 0.616 sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan
penduga persepsi tersebut valid dan reliabel. Untuk pengukuran sikap, jumlah

pertanyaan valid sebanyak 4 pertanyaan dengan nilai reabilitas sebesar 0.232 serta
dapat disimpulkan bahwa pertanyaan penduga sikap tersebut valid dan agak
reliabel. Sedangkan jumlah pertanyaan valid untuk mengukur partisipasi sebanyak
5 pertanyaan dengan nilai reabilitas sebesar 0.395 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan penduga partisipasi tersebut valid dan agak reliabel. Nilai
validitas dan reabilitas kuesioner tertera pada Lampiran 4.

Persepsi Masyarakat terhadap HKS dan Faktor yang Mempengaruhinya
Mulyana (2010) mendefinisikan persepsi sebagai proses internal yang
memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan
dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi
meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra, organisasi, dan interpretasi.
Organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai meletakkan
suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu
keseluruhan yang bermakna.
pengukuran tingkat persepsi masyarakat terhadap HKS diukur berdasarkan
skala likert dari skor total terhadap 7 pertanyaan valid penduga persepsi seperti
tercantum dalam Tabel 11.

No
1
2
3
4
5

Tabel 11 Kategori tingkat persepsi
Kategori
Skor
Sangat Tinggi
18.2≤x