Studi unjuk kerja penanaman bibit padi secara mekanis di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat

STUDI UNJUK KERJA PENANAMAN BIBIT PADI SECARA
MEKANIS DI DESA SUKAMANDI, SUBANG, JAWA BARAT

RINA OKTAVIANA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Unjuk Kerja
Penanaman Bibit Padi Secara Mekanis di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat
adalah benar karya saya denganarahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Rina Oktaviana
NIM F14090032

ABSTRAK
RINA OKTAVIANA. Studi Unjuk Kerja Penanaman Bibit Padi Secara Mekanisdi
Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Dibimbing oleh GATOT PRAMUHADI.
Penanaman bibit padi di lahan sawah dapat dilakukan secara manual dan
mekanis menggunakan walking type rice transplanter. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis unjuk kerja penanaman bibit padi secara manual dan mekanis
menggunakan walking type rice transplanter meliputi keseragaman penancapan
bibit, kapasitas penanaman, dan biaya penanaman. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keseragaman penancapan bibit rata-rata, kapasitas penanaman rata-rata,
dan biaya penanaman rata-rata pada penanaman secara manual dan secara
mekanis berturut-turut sebesar 75.83% dan 61.41%, 0.009 ha/jam/orang dan 0.143
ha/jam, Rp 666 667/ha dan Rp 476 223/ha.
Kata kunci: penanaman bibit, manual, walking type rice transplanter,
keseragaman penancapan bibit, kapasitas penanaman, dan biaya penanaman.


ABSTRACT
RINA OKTAVIANA Study of Mechanical Rice Transplanting Performance in
Sukamandi Village, Subang District, West Java. Supervised by GATOT
PRAMUHADI.
Rice transplanting on rice wet land could be done manually or mechanically
utilizing a walking type rice transplanter. The objective of this research was to
analyze rice transplanting performances, that are uniformity of rice transplanting,
transplanting capacity, and transplanting cost. Result of this research showed that
uniformity of rice transplanting, transplanting capacity, and transplanting cost
manually and mechanically were 75.83% and 61.41%, 0.009 ha/hour/person and
0.143 ha/hour, and Rp 666 667/ha and Rp 476 223/ha in average respectively.
Keywords: transplanting, manual, walking type rice transplanter, uniformity of
rice transplanting, transplanting capacity, and transplanting cost .

STUDI UNJUK KERJA PENANAMAN BIBIT PADI SECARA
MEKANIS DI DESA SUKAMANDI, SUBANG, JAWA BARAT

RINA OKTAVIANA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Studi Unjuk Kerja Penanaman Bibit Padi Secara Mekanis di Desa
Sukamandi, Subang, Jawa Barat
Nama
: Rina Oktaviana
NIM
: F14090032

Disetujui oleh


Dr Ir Gatot Pramuhadi, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Desrial, MEng
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul
Studi Unjuk Kerja Penanaman Bibit Padi Secara Mekanis di Desa Sukamandi,
Subang, Jawa Barat berhasil diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Gatot Pramuhadi, MSi
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, saran dan motivasi
selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini, serta Bapak Dr Ir I Wayan Astika,
MSi dan Dr Ir Sri Mudiastuti, MEng selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran dan arahannya. Terima kasih kepada Bapak Prayogo, Bapak Nono, Bapak

Yuda, Bapak Fajar, Bapak Evan, dan seluruh pihak PT Bina Pertiwi yang telah
menyediakan mesin penanam bibit padi tipe dorong dan membantu pelaksanaan
penelitian ini. Di samping itu, ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula
kepada Bapak Ajar, Bapak Iwan, dan seluruh pihak PT Sang Hyang Seri serta
para petani desa Sukamandi yang telah memberikan izin tempat penelitian,
membantu selama pengumpulan data, dan menyediakan alsintan yang dibutuhkan
selama penelitian. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah,
ibu, dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan, dan motivasinya
sertaseluruh teman-teman TEP 46 khususnya Ledy, Nurul, Rouf, dan Arnod, yang
banyak memberikan semangat dan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat terhadap
perkembangan teknologi dibidang pertanian.

Bogor, Desember 2013
Rina Oktaviana

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2


Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Penyemaian Padi

2

Penanaman Padi Manual

3


Penanaman Padi Menggunakan Mesin Penanam Bibit Padi Tipe Dorong

3

Kapasitas Lapang Penanaman

4

METODE

5

Bahan

6

Alat

6


Rancangan Penelitian

6

Persiapan Sebelum Tanam

9

Persemaian
Prosedur Analisis Data

9
10

Pengamatan Kondisi Tanaman dan Keseragaman Penancapan Bibit

10

Pengukuran Kapasitas Kerja Penanaman


10

Pengukuran Kapasitas Lapang Efektif Penanaman

11

Pengukuran Efisiensi Lapang Penanaman

11

Analisis Biaya Penanaman

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

12

Persemaian


12

Kondisi Lahan Penanaman

13

Hasil Pengujian Penanaman Mekanis dan Manual

14

Kondisi Setelah Tanam dan Keseragaman Penancapan Bibit

14

Kapasitas Kerja, Kapasitas Lapang Efektif dan Efisiensi Penanaman

17

Analisis Biaya Penanaman

20

SIMPULAN DAN SARAN

21

Simpulan

21

Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

23

RIWAYAT HIDUP

26

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Keadaan semaian berdasar umur bibit (Tsuga 1992)
Hasil pengukuran rata- rata kondisi bibit padi
Bentuk dan ukuran lahan sawah saat penelitian
Hasil analisis kondisi setelah tanam dan keseragaman penancapan bibit
Hasil analisis kapasitas kerja, kapasitas lapang efektif dan efisiensi
penanaman
6 Rincian biaya penanaman menggunakan walking type rice transplanter
7 Rincian biya penanaman manual

3
13
14
15
18
20
20

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Diagram skematik metode penanaman bibit padi di Desa Sukamandi
Diagram skematik analisis keseragaman penancapan bibit padi
Diagram skematik analisis kapasitas kerja penanaman manual
Diagram skematik analisis efisiensi lapang penanaman menggunakan
mesin tanam bibit padi tipe dorong
Diagram skematik analisis biaya penanaman secara manual dan mekanis
menggunakan mesin tanam bibit padi tipe dorong
Bentuk lahan persemaian
Pengaruh metode penanaman terhadap keseragaman penancapan bibit
Kondisi bibit setelah tanam (a) penanaman manual (b) penanaman
mekanis
Pengaruh metode penanaman terhadap kapasitas kerja penanaman
Kegiatan penanaman menggunakan mesin tanam tipe dorong (a)
peletakan bibit padi ke tray mesin (b) penanaman bibit padi di lahan (c)
penambahan bibit padi ketika di lahan (d) kondisi bibit setelah tanam

6
6
7
8
9
10
16
17
19
25

DAFTAR LAMPIRAN
1 Spesifikasi walking type rice transplanter
2 Deskripsi padi varietas Ciherang (Balai Besar Penelitian Padi 2008)
3 Kegiatan penanaman bibit padi menggunakan mesin tanam bibit padi
tipe dorong

23
24
25

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi di Indonesia masih merupakan tanaman pangan utama yang
dikonsumsi tidak kurang dari 200 juta penduduk di Indonesia. Pada tahun 2013
Badan Pusat Statistik menyatakan angka produksi gabah kering giling tahun 2012
adalah sebesar 69.05 juta ton atau setara 40.05 juta ton beras, sedangkan konsumsi
beras masyarakat Indonesia sekitar 139 kilogram per kapita per tahun atau total
34.05 juta ton. Luas lahan yang diperlukan untuk menghasilkan kebutuhan padi
tersebut minimal 13.45 juta hektar dengan produktivitas sebesar 5.15 ton per
hektar.
Pemerintah perlu melakukan upaya dalam memperbaiki produktivitas padi
di Indonesia agar diperoleh hasil padi yang sesuai dengan kebutuhan penduduk
Indonesia yaitu adanya pengembangan alat dan mesin pertanian dalam rangka
peningkatan produksi pertanian tanaman padi serta meningkatkan pendapatan
petani. Agar target produksi yang tercapai optimum, produktivitas padi harus
sangat diperhatikan, dan salah satu hal yang sangat mempengaruhi produktivitas
padi adalah cara penanaman bibit padi.
Penanaman padi di sawah (transplanting) masih dilakukan secara tradisional
oleh masyarakat tani Indonesia hingga saat ini.Pekerjaan transplanting dengan
cara demikian akan membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang cukup banyak.
Proses penanaman padi memerlukan tenaga kerja sekitar 20 persen dari
keseluruhan proses budidaya tanaman padisedangkandata BPS (2012)
menyebutkan bahwa jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani
saat ini sebesar 39% dan dalam waktu setahun selama tahun 2011 jumlah tersebut
menurun sebesar 3.1 juta (7.42 %) serta rata-rata usia petani saat ini didominasi
oleh pekerja diatas umur 40 tahun, sehingga sangat sulit untuk tercapainya target
produksi yang diinginkan.
Melihat kondisi yang demikian maka penerapan mekanisasi dibutuhkan
guna meningkatkan produktivitas hasil baik secara kuantitas maupun kualitas,
serta mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.
Di Indonesia, salah satu mesin yang digunakan untuk menanam bibit padi
adalah mesin tanam bibit padi tipe dorong. Penggunaan mesin penanam bibit padi
yang efektif akan menjamin produktivitas padi yang lebih baik, yaitu
meningkatnya produksi dan pendapatan. Efektivitas dan efisiensi penanaman bibit
padi menggunakan mesin penanam bibit padi tipe dorong ini akan mempengaruhi
baik atau buruknya pertumbuhan tanaman padi.
Daerah yang menggunakan mesin penanam bibit padi tipe dorong adalah di
Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, yaitu kawasan PT Sang Hyang Seri. PT
Sang Hyang Seri merupakan salah satu produsen benih padi di Indonesia. Oleh
karena itu untuk menghasilkan benih berkualitas tinggi perlu adanya mekanisasi
dalam produksinya. Mesin penanam bibit padi tipe dorong digunakan karena
memiliki sensor hidrolik untuk menyesuaikan kerja mesin tanam dengan
kedalaman lahan, sehingga didapatkan hasil penanaman yang presisi.

2
Perumusan Masalah
Produksi padi yang terus meningkat guna memenuhi kebutuhan beras
nasional yang semakin tinggimenyebabkan perlu adanya sistem penanaman secara
mekanis dengan kapasitas kerja yang tinggi, waktu penanaman yang lebih cepat,
dan hasil yang lebih optimal. Selain itu sistem penanaman mekanis mampu
mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kerja untuk melakukan kegiatan penanaman.
Untuk itu, diperlukan penelitian mengenai unjuk kerja penanaman secara mekanis
dengan menggunakan mesin penanam bibit padi tipe dorong yang diterapkan pada
lahan padi sawah di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat yang merupakan salah
satu sentra penghasil beras nasional.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hasil unjuk kerja penanaman
secara mekanis di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat yang meliputi
keseragaman penancapan bibit, kapasitas kerja penanaman, kapasitas lapang
efektif penanaman, efisiensi lapang penanaman, dan biaya penanaman.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu dapat memberikan
gambaran penanaman secara mekanismenggunakan mesin penanam bibit padi tipe
dorongyang lebih efektif dan efisien sehingga didapatkan hasil yang optimal.

TINJAUAN PUSTAKA
Penyemaian Padi
Di Indonesia cara tanam padi sawah dilakukan dengan pindah tanam. Proses
yang dilakukan sebelum pindah tanam adalah penyemaian padi. Untuk memenuhi
keperluan akan bibit padi yang digunakan menggunakan mesin tanam,
disemaiakan benih padi dalam kotak persemaian khusus (Haryono et al. 2005)
Sistem pembibitan rice transplanter menyerupai karpet (mat type nursery)
merupakan suatu revolusi sistem pembibitan bagi petani yang akan beralih ke
teknologi rice transplanter. Bibit padi disiapkan pada kotak bibit 28 x 58 cm
dengan tebal tanah 2.5 – 3 cm, umur bibit 15 – 20 hari, dan kotak yang
dibutuhkan sebanyak 200 kotak/ha (Pitoyo et al 2010). Menurut Tsuga (1992),
kebutuhan kotak semai dan jumlah benih pada satuan luas tertentu seperti pada
Tabel 1.

3
Tabel 1Keadaan semaian berdasar umur bibit (Tsuga 1992)
Keadaan
Semaian
Tua
Sedang
Muda
SangatMuda
a

Kedalaman
Tanam (cm)
18 – 30
15 – 20
8 – 15
5–8

Jumlah Benih
(cm)
200

Kebutuhan Kotak
(per 10 acre)
40 – 45
25 – 35
18 – 25
15 – 20

Ukuran box semaian 28 cm x 58 cm x 3cm
Kebutuhan bibit 150 - 450 box/ha

Penanaman Padi Manual
Penanaman manual adalah penanaman bibit padi setelah disemai ke tempat
penanaman yang dilakukan oleh tangan manusia secara manual. Kegiatan tanam
bibit padi sawah di Indonesia masih dilakukan secara manual dan menyerap
tenaga tanam, waktu dan biaya produksi relatif lebih besar 25-30 HOK/ha (200 –
240 jam/ha) atau 25 - 30% total tenaga untuk budidaya padi (100 – 120 HOK/ha).
Kelangkaan tenaga tanam sudah terjadi dimana-mana, termasuk di sentra-sentra
produksi padi di Jawa. Akibatnya lahan sawah irigasi banyak yang mengalami
penundaan waktu tanam, walaupun sudah diupayakan menaikkan biaya tanam
sebesar Rp 750.000-850.000/ha sudah cukup mahal (D.A. Budiman dan Koes
Sulistiaji 2008).
Penanaman Padi Menggunakan Mesin Penanam Bibit Padi Tipe Dorong
Alat tanam bibit (transplanter) telah diperkenalkan pada tahun 1890.
Perkembangan teknologi penanaman bibit padi di Indonesia terkendala pada
petaninya yang umumnya bekerja sebagai buruh tani, dan tidak memiliki lahan
garapan. Sejak tahun 1983 dikembangkan alat tanam bibit padi model IRRI yang
sederhana, mudah, dan murah (Anonim 2007). Menurut Tsuga (1992), alat tanam
padi diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tipe tenaga dan type self-propelled
2. Type seedling, yang terdiri dari :
a. type mat seedling
b. type pot seedling
3. Type traveling, yang terdiri dari
a. type walking (tipe dorong)
b. type riding(tipe kemudi)
Jenis mesin yang didorong umumnya memiliki alur tanam 2 hingga 6 alur,
sedangkan tipe yang dikemudi memiliki 4 hingga 12 alur tanam dalam sekali
lintasan penanaman.Jarak antar alur tanam dibuat tetap yaitu 30 cm, dan jarak
antar bibit dalam alur dapat disesuaikan antara 11 hingga 18 cm. Bibit yang
umum dipergunakan memiliki tinggi/panjang 10 hingga 30 cm, memiliki 2 hingga
5 daun. Jumlah bibit yang ditancapkan pada setiap titik adalah 7-8 bibit padi.
Dengan kondisi demikian keperluan bibit sekitar 200 kotak per hektar dengan

4
kemungkinan terjadi kekosongan lubang maksimum 3% serta kerusakan bibit
dapat mencapai 30-50% apabila mesin dioperasikan pada kecepatan 1.13 m/det
(Takasaka 1998).
Hasil uji lapang alat tanam bibit padi manual tipe dua baris pada penelitian
Budiman et al(2010) diperoleh jumlah bibit tertanam tiap lubang berkisar 2 – 8
batang/ lubang (seharusnya 2 – 4 batang/lubang), jumlah lubang tidak ada
tanaman 41.27% (seharusnya < 5 %), bibit mengambang 9.92% (seharusnya