Analisis Sistem Distribusi Air Bersih di Perumahan Taman Yasmin Sektor Enam, Bogor, Jawa Barat

ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
DI PERUMAHAN TAMAN YASMIN SEKTOR ENAM
BOGOR, JAWA BARAT

TITIEK UJIANTI KARUNIA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Sistem
Distribusi Air Bersih di Perumahan Taman Yasmin Sektor Enam, Bogor, Jawa
Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Titiek Ujianti Karunia
NIM F44090052

2

ABSTRAK
TITIEK UJIANTI KARUNIA. Analisis Sistem Distribusi Air Bersih di
Perumahan Taman Yasmin Sektor Enam, Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh
Nora H. Pandjaitan.
Sistem distribusi air bersih berfungsi untuk mendistribusikan air bersih
keseluruh daerah pelayanan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis sistem
distribusi air bersih di Perumahan Taman Yasmin sektor enam. Analisis dilakukan
berdasarkan hasil kuesioner dan Epanet 2.0. Berdasarkan uji kualitas diketahui
bahwa air bersih yang disalurkan sesuai dengan baku mutu Permenkes No.
492/Menkes/Per/IV/2010. Demikian pula berdasarkan hasil wawancara mengenai
aspek kualitas fisik air, lebih dari 40 responden menyatakan air yang diterima
layak. Debit air yang masuk ke inlet sebesar 7,05 l/dt sehingga total kebutuhan air

sebesar 2,67 l/dt dapat terpenuhi. Tetapi dari hasil wawancara responden
menyatakan bahwa debit air pada pagi dan sore hari kecil. Tekanan rata-rata
sebesar 1,9 bar dan tekanan di inlet sebesar 3,56 bar, sesuai dengan peraturan
PDAM bahwa besarnya tekanan untuk pipa primer dan sekunder sebesar 2-4 bar.
Berdasarkan simulasi menggunakan aplikasi Epanet 2.0 terdapat 4 node yang
memiliki tekanan lebih dari 2 bar pada pipa tersier. Untuk itu dibutuhkan
pemasangan PRV untuk mengurangi tekanan pada keempat node tersebut karena
pada pipa tersier besar tekanan maksimum adalah 2 bar. Dapat disimpulkan
bahwa sistem distribusi air bersih di perumahan Taman Yasmin sektor enam
cukup baik dan PDAM Tirta Pakuan perlu mengatasi masalah debit pada pagi dan
sore hari.
Kata kunci: sistem distribusi, tekanan, debit, Perumahan Taman Yasmin sektor
enam, Epanet 2.0

ABSTRACT
TITIEK UJIANTI KARUNIA. Analysis of Water Distribution Systems at Taman
Yasmin Residence Sector Six, Bogor, West Java. Supervised by Nora H.
Pandjaitan.
Water distribution system is used to distribute water throughout the service
area. The objectives of this research was to analyze water distribution system at

Taman Yasmin Residence sector six. The analysis was held based on questioner
and Epanet 2.0. The result showed that the water quality fulfilled Permenkes No.
492/Menkes/Per/IV/2010. Based on interview about 40 respondents said that
water physical quality was suitable. At inlet water discharge was 7,05 l/s so it
fulfilled the total of water needs (2,67 l/s). But costumers said that water discharge
is smaller in the morning and in the afternoon. The average pressure was 1,9 bar
and the inlet pressure was 3,56 bar. So it was suitable with PDAM regulation
about maximum pressure on main pipe and secondary pipe (2-4 bar). Based on
simulations using Epanet 2.0 there were 4 nodes that had pressure more than 2 bar

3

at tertiary pipe. So it was necessary to install PRV to reduce the pressure on those
nodes because the maximum pressure on tertiary pipe was 2 bar. Based on the
result of the research it can be concluded that the water distribution system at
Taman Yasmin Residance sector six was good and PDAM Tirta Pakuan was
expected to increased the discharge in the morning and in the afternoon.
Keywords: distribution system, pressure, discharge, Taman Yasmin Residance
sector six, Epanet 2.0


4

5

ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
DI PERUMAHAN TAMAN YASMIN SEKTOR ENAM
BOGOR, JAWA BARAT

TITIEK UJIANTI KARUNIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2013

6

7

Judul Skripsi : Analisis Sistem Distribusi Air Bersih di Perumahan Taman Yasmin
Sektor Enam, Bogor, Jawa Barat
Nama
: Titiek Ujianti Karunia
NIM
: F44090052

Disetujui oleh

Dr. Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA
Pembimbing

Diketahui oleh


Prof .Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

8

PRAKATA
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan dari
bulan April-Agustus 2013, dengan judul Analisis Sistem Distribusi Air Bersih di
Perumahan Taman Yasmin Sektor Enam, Bogor, Jawa Barat.
Terima kasih diucapkan kepada Dr. Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA selaku
pembimbing dan Bapak Dani Rakhmawan selaku pembimbing lapang dari PDAM
Tirta Pakuan Kota Bogor. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. Ir.
Roh Santoso Budi Waspodo, M.T dan Dr. Ir. Erizal, M.Agr selaku penguji luar.
Kepada rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan IPB angkatan 2009
juga disampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan selama
penelitian.
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, September 2013
Titiek Ujianti Karunia

9

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2


Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Air Bersih

2

Kebutuhan Air

3

Sistem Distribusi Air Bersih

4


Aplikasi Epanet 2.0

5

METODE

6

Lokasi dan Waktu

6

Bahan dan Alat

6

Prosedur Analisis Data

7


HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Distribusi

9
9

Keadaan Umum Responden

10

Kinerja Sistem Distribusi

11

Sistem Distribusi Berdasarkan Epanet 2.0

17

SIMPULAN DAN SARAN

22

Simpulan

22

Saran

22

DAFTAR PUSTAKA

23

LAMPIRAN

24

RIWAYAT HIDUP

35

10

DAFTAR TABEL
1 Klasifikasi kelas mutu air
2 Input data dalam Epanet 2.0
3 Konsumsi air berdasarkan kategori kota

3
6
13

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Sistem percabangan pada sistem distribusi air
Sistem loop pada sistem distribusi air
Diagram alir penelitian
Ball Valve
Waktu penggunaan air bersih
Jangka waktu pemberhentian pasokan air bersih
Jenis penyebab kebocoran
Jawaban responden untuk air PDAM Tirta Pakuan jernih
Jawaban responden untuk air PDAM Tirta Pakuan tidak berbau
Jawaban responden untuk air PDAM Tirta Pakuan tidak berasa
Kestabilan debit air
Aliran air selama 24 jam
Frekuensi kebocoran
Tekanan rata-rata di setiap jalan
Kurva hubungan tekanan dan debit pemakaian air di inlet
Contoh tekanan pada pengukuran lapang
Peta jaringan pipa
Pola jaringan pipa pada aplikasi epanet 2.0
Jaringan pipa pada epanet 2.0
Hasil simulasi pada pukul 09.45 WIB
Pola pemakaian air pada epanet 2.0
Tekanan pada pukul 09.45 WIB
Grafik kecepatan dan headloss pada pukul 09.45WIB
Sisa khlor pada pukul 09.45WIB

4
5
8
10
10
11
11
12
12
12
14
15
15
16
16
17
17
18
19
19
20
20
21
22

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Peta jaringan distribusi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Rata-rata kebutuhan air
Lokasi Perumahan Taman Yasmin sektor enam
Penampang melintang reservoir Padjajaran
Klasifikasi mutu air berdasarkan PP No 82 Tahun 2001
Hasil uji kualitas air
Debit dan tekanan air pada 27 September 2012
Simulasi di setiap node dengan aplikasi Epanet 2.0 pada pk 09.45
Simulasi di setiap pipa dengan aplikasi Epanet 2.0 pada pk 09.45
Peta Jaringan Distribusi Perumahan Taman Yasmin Sektor 6

24
25
26
27
28
30
31
32
33
34

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan material yang menjadi salah satu sumber kehidupan bagi
manusia. Air tawar yang digunakan hanya berjumlah 3% dari total air yang
terkandung di bumi. Air tersebut terdapat dalam sungai, danau dan di bawah
permukaan tanah. Pemanfaatan air tawar harus dilakukan secara
berkesinambungan. Kuantitas air yang dimanfaatkan harus mencapai jumlah yang
minimal sementara kualitas air yang dimanfaatkan harus memenuhi standar
kualitas tertentu (Dharmasetiawan, 2004).
Air bersih merupakan kebutuhan pokok untuk menunjang berbagai kegiatan
manusia, yang mencakup air bersih domestik dan non domestik. Untuk memenuhi
kebutuhan air bersih maka sesuai Undang-Undang No.5 Tahun 1962 dibentuk
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM berfungsi sebagai perusahaan
milik pemerintah daerah yang memberikan jasa pelayanan dalam bidang air
minum. PDAM mendistribusikan air bersih dengan sistem perpipaan (Akhmad,
2012).
Kinerja pelayanan PDAM tidak lepas dari sistem distribusi yang merupakan
suatu jaringan perpipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir, dan
perlengkapannya. Kebutuhan air bersih akan semakin meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk. Dengan demikian sistem distribusi akan semakin
kompleks dan membutuhkan penanganan khusus. Sistem distribusi air bersih
sering bermasalah dalam hal kuantitas, tekanan, kontinuitas dan kualitas air
(Brebbia dan Ferrante, 1983).

Perumusan Masalah
Pada tahun 2010 kota Bogor memiliki penduduk sebanyak 950.334 jiwa.
Kebutuhan air bersih Kota Bogor dikelola oleh PDAM Tirta Pakuan. Aktivitas
PDAM dimulai dengan mengumpulkan air dari sumber air dan kemudian
mengolah serta mendistribusikannya ke pelanggan (Surya, 2012). Penelitian
dilaksanakan di Taman Yasmin sektor enam yang secara administratif termasuk
dalam Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Di perumahan ini
tercatat sebanyak 577 pelanggan. Peta Jaringan Distribusi padat dilihat pada
Lampiran 1.
PDAM Tirta Pakuan merupakan perusahaan milik pemerintah Kota Bogor
yang saat ini mempunyai masalah dalam kehilangan air. Tingginya tingkat
kehilangan air yang mencapai >30% biasanya terjadi pada sistem jaringan pipa
distribusi air bersih. Masalah ini berpengaruh kepada kinerja pelayanan PDAM
terutama dalam aspek kualitas, kuantitas, kontinuitas dan tekanan air. Hal ini pula
yang dirasakan oleh masyarakat di Perumahan Taman Yasmin sektor enam, Bogor
(PDAM, 2010).

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem distribusi air bersih di
Perumahan Taman Yasmin sektor enam. Analisis dilakukan untuk mengetahui
kinerja pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam hal kualitas, kuantitas,
kontinuitas dan tekanan air. Dalam melakukan analisis, dilakukan simulasi
menggunakan aplikasi Epanet 2.0.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi tentang kondisi
sistem distribusi air bersih PDAM Tirta Pakuan di Taman Yasmin sektor enam.
Selain itu juga bermanfaat untuk memberi informasi bagi pengelola PDAM Tirta
Pakuan dalam meningkatkan pelayanannya.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil permasalahan mengenai sistem distribusi air
bersih PDAM Tirta Pakuan di Taman Yasmin sektor enam. Ruang lingkup
penelitian adalah kualitas, kuantitas, kontinuitas dan tekanan air bersih yang
menjadi tolak ukur dari kinerja sistem distribusi air bersih. Analisis dilakukan
dengan menggunakan aplikasi Epanet 2.0

TINJAUAN PUSTAKA
Air Bersih
Secara umum, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan seharihari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Pada tahun
2000 pelayanan air bersih di Indonesia baru mencapai 47% atau sekitar 42 juta
penduduk dengan rincian untuk daerah perkotaan sebesar 39% atau sekitar 33 juta
penduduk, dan di pedesaan hanya menjangkau 8% atau sekitar 9 juta penduduk
(Sutrisno, 2004).
Sebagian besar masyarakat di daerah perkotaan masih menggunakan air
sungai sebagai sumber air. Air sungai umumnya telah tercemar limbah hasil
industri dan rumah tangga. Peningkatan permasalahan air di perkotaan sebanding
dengan kebutuhan air bersih yang terus meningkat, karena adanya pertumbuhan
penduduk dan perkembangan kota. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
perkotaan maka Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) didirikan untuk
mengelola sistem penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan. Penyediaan air
bersih harus memperhatikan sumber, kualitas, kuantitas dan kontinuitas air agar
dapat memenuhi kebutuhan dan layak bagi kesehatan (Sutrisno, 2004).
Berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air diketahui bahwa mutu air dibagi menjadi 4 kelas.
Klasifikasi kelas mutu air dapat dilihat pada Tabel 1.

3

Tabel 1. Klasifikasi kelas mutu air
Kelas mutu air
Penjelasan
Air
yang
peruntukannya
dapat
digunakan untuk air minum, dan atau
Kelas 1
peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut
Air
yang
peruntukannya
dapat
digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air
Kelas 2
tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut
Air
yang
peruntukannya
dapat
digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk
mengairi
pertanaman,
dan atau
Kelas 3
peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut
Air
yang
peruntukannya
dapat
digunakan untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang
Kelas 4
mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut
Sumber: PP No 82 Tahun 2001
Kebutuhan Air
Kebutuhan air bersih dan pemakaian air bersih merupakan hal pokok yang
harus diketahui dalam sebuah sistem penyediaan air minum. Kebutuhan air
dipengaruhi oleh besarnya populasi penduduk, tingkat ekonomi, kebudayaan dan
skala perkotaan. Kebutuhan air bersih dari satu kota berbeda dengan kota yang
lain. Kebutuhan air dapat dibagi menjadi kebutuhan air domestik dan kebutuhan
air non domestik. Menurut Kindler and Russel (1984), kebutuhan domestik
meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni rumah. Tingkat
kebutuhannya bervariasi sesuai dengan kondisi pemukiman, banyaknya penghuni
rumah, karakteristik penghuni dan ada tidaknya perhitungan pemakaian air.
Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk
keperluan selain rumah tangga dan sambungan kran umum. Contoh dari
kebutuhan non dimestik seperti penyediaan air bersih untuk perkantoran,
perdagangan dan fasilitas sosial. Rata-rata Kebutuhan Air dapat dilihat pada
Lampiran 2.

4

Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi merupakan sistem yang berfungsi untuk mendistribusikan
air yang telah memenuhi syarat penyediaan air bersih ke seluruh daerah
pelayanan. Sistem ini merupakan sistem yang berhubungan langsung dengan
pelanggan sehingga harus optimal dalam pengoperasiannya. Sistem perpipaan
merupakan rangkaian pipa yang menghubungkan reservoir dengan pelanggan.
Berdasarkan banyaknya jumlah air yang dialirkan, pipa pada sistem distribusi
dibagi menjadi pipa primer, pipa sekunder dan pipa tersier. Pipa primer digunakan
untuk mendistribusikan air bersih dari outlet reservoir ke daerah pelayanan
melalui titik-titik penyadapan (tapping) sambungan sekunder. Pipa sekunder
digunakan untuk menyalurkan air dari pipa utama sampai ke pipa tersier, dan pipa
tersier digunakan untuk menyalurkan air sampai ke pelanggan (Enri, 1989).
Dalam sistem distribusi air terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan, yaitu luas daerah pelayanan dan jumlah penduduk yang akan
dilayani, kebutuhan air, topografi daerah pelayanan, dan jenis sambungan jaringan
pipa distribusi. Jaringan perpipaan merupakan faktor penting dalam sistem
distribusi air bersih. Pada jaringan ini pipa-pipa saling dihubungkan sehingga
dapat mengalirkan air dari beberapa rangkaian menuju keluaran tertentu. Menurut
Djoko (1991) ada dua sistem jaringan perpipaan distribusi air yang biasa
diterapkan di PDAM, yaitu:
1. Sistem percabangan
Pada sistem ini pipa-pipa distribusi tidak saling berhubungan sehingga air
mengalir dalam satu arah dan hanya disuplai dari satu jalur pipa utama. Ujung
pipa dari pipa utama biasanya tertutup sehingga menyebabkan tertumpuknya
kotoran yang dapat mengganggu pendistribusian air.

Gambar 1. Sistem percabangan pada sistem
distribusi air
2. Sistem loop
Pada sistem ini ujung-ujung pipa disambungkan satu dengan lain. Dengan
demikian aliran air lebih baik. Kecil kemungkinan aliran menjadi tertutup apabila
terdapat kotoran, karena air di dalam pipa terus mengalir dan selalu terjadi
pergantian air.

5

Gambar 2. Sistem loop pada sistem distribusi air
Metode penyaluran air yang digunakan dalam sistem distribusi air bersih
tergantung pada kondisi topografi wilayah pelayanan. Menurut Dharmasetiawan
(2004), sistem pengaliran yang dipakai adalah:
1. Metode gravitasi
Metode ini digunakan apabila perbedaan elevasi sumber air cukup besar
dengan elevasi daerah pelayanan sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan. Metode ini sangat ekonomis dan biasanya menghasilkan tekanan
yang besar sehingga perlu adanya alat untuk mengurangi tekanan.
2. Metode pemompaan
Pada metode ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir ke pelanggan. Pompa
digunakan apabila elevasi antara sumber air dan daerah pelayanan tidak terlalu
besar sehingga tidak terdapat tekanan yang cukup untuk mendistribusikan air.
3. Metode gabungan
Pada metode gabungan, saat pemakaian tinggi atau debit puncak yang
digunakan untuk distribusi air adalah sistem gravitasi dengan mengalirkan air dari
reservoir. Air yang dialirkan memiliki tekanan yang besar sehingga diharapkan
dapat mengalirkan air secara merata keseluruh pelanggan pada pemakaian tinggi.
Pada pemakaian normal atau kapasitas debit rata-rata distribusi air menggunakan
pompa.
Kehilangan air merupakan masalah utama yang dihadapi oleh hampir
seluruh PDAM di Indonesia. Tingkat kehilangan air di PDAM secara nasional
rata-rata 38%. Kategori kehilangan dan pemborosan ini sebesar 75 lt/kapita per
hari. Jika jaringan pipa distribusi tepat dan pemeliharaan yang cermat, kehilangan
air dapat diturunkan hingga 20 lt/kapita per hari (PDAM, 2010).

Aplikasi Epanet 2.0
Epanet adalah salah satu software yang banyak digunakan untuk
menganalisa jaringan distribusi air. Program komputer yang berbasis windows ini
melakukan simulasi profil hidrolis dan perlakuan kualitas air bersih dalam suatu
jaringan pipa yang terdiri dari titik/node pipa, pompa, valve, dan reservoir.
Aplikasi ini dapat juga menjadi dasar analisa dari berbagai macam sistem
distribusi, detail desain, model kalibrasi hidrolik, analisa sisa khlor dan beberapa
unsur lainnya (Lewis, 2000).
Dalam menghitung kehilangan tekanan pada aplikasi ini menggunakan
rumus Hazen-William. Secara umum rumus Hazen-William adalah sebagai berikut
(Lewis, 2000):
(1)

6

Keterangan:
C
= Koefisien Hazen-William. Untuk pipa Poly Vinyl Chloride (PVC) nilai
C adalah 130
d
= Diameter pipa dalam (m)
S
= Kemiringan lahan
hL
= Headloss mayor (m)
L
= Panjang pipa (m)
Epanet 2.0 juga dapat membantu menentukan alternatif strategis manajemen
dalam sistem jaringan pipa distribusi air bersih. Sebagai contoh Epanet 2.0
digunakan sebagai penentu alternatif sumber apabila terdapat banyak sumber.
Epanet 2.0 juga digunakan sebagai penentu pioritas terhadap pipa yang akan
dibersihkan atau diganti. Output dari Epanet 2.0 antara lain gambaran debit yang
mengalir dalam pipa, tekanan air pada masing-masing titik/node dan besarnya
konsentrasi unsur kimia yang terkandung di dalam air bersih yang didistribusikan
(Soufyan dan Morimura, 2005).
Tabel 2. Input data dalam Epanet 2.0
Input
Output
 Peta jaringan pipa
 Hidrolik head masing-masing titik
 Jenis sumber air
 Tekanan dan kualitas air
 Node dari komponen distribusi
 Elevasi
 Jenis pipa distribusi
 Panjang pipa distribusi
 Diameter pipa distribusi
 Beban masing-masing node
 Faktor fluktuasi pemakaian air
 Konsentrasi sisa khlor di sumber
Sumber: Soufyan dan Morimura (2005)

METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian “Analisis Sistem Distribusi Air Bersih di Perumahan Taman
Yasmin Sektor Enam” dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan April-Agustus
2013. Pengambilan data dilaksanakan mulai dari reservoir perumahan (inlet)
sampai pipa pelayanan di rumah pelanggan. Perumahan Taman Yasmin sektor
enam terletak pada koordinat 6°33’38.03’’ S dan 106°00’53.04’’ T, dengan
elevasi 212 m dpl. Perumahan Taman Yasmin sektor enam mempunyai luas
kurang lebih 10 ha. Lokasi Perumahan Taman Yasmin sektor enam dapat dilihat
pada Lampiran 3.
Bahan dan Alat
Dalam penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer
bersumber dari observasi lapangan dan pengukuran secara langsung di lapangan.

7

Data sekunder yang digunakan berupa peta wilayah pelayanan, peta jaringan pipa
pelayanan air bersih, jumlah pelanggan PDAM Tirta Pakuan, data indikator
kinerja PDAM Tirta Pakuan. Alat yang digunakan, yaitu notebook dengan
program Microsoft Excell, Epanet 2.0, alat tulis, kalkulator, Global Positioning
System (GPS) tipe Garmin Oregon-550, dan manometer.

Prosedur Analisis Data
a. Pengumpulan data
Data yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada wilayah
penelitian. Pengumpulan data sekunder bertujuan untuk mendapatkan data-data
yang membantu dalam menganalisis sistem distribusi PDAM Tirta Pakuan.
b. Sampling pelanggan
Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah sampel yang digunakan
untuk mewakili jumlah pelanggan yang ada di wilayah penelitian. Penentuan
jumlah sampel dari jumlah populasi pelanggan menggunakan rumus Slovin
(Junadi, 1995):
n=
(2)
keterangan:
n = jumlah sampel
N = ukuran populasi
e = batas ketelitian (1-10%)
c. Pengolahan dan analisis data
Kegiatan yang dilakukan mencakup identifikasi peta wilayah pelayanan
dan peta jaringan pipa pelayanan air bersih. Setelah itu dilakukan analisis tentang
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air bersih, serta menghitung debit air dan
tekanan pada wilayah pelayanan. Selain itu juga diidentifikasi kendala-kendala
yang timbul pada sistem distribusi air bersih, dan dilanjutkan dengan membuat
simulasi sistem distribusi air bersih dengan menggunakan aplikasi Epanet 2.0.
d. Studi pustaka
Metode studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan dalam
melakukan atau menganalisis permasalahan yang diteliti. Studi pustaka ini dapat
diperoleh dalam bentuk publikasi ilmiah atau jurnal, laporan penelitian yang
berkaitan dengan permasalahan, dan buku-buku yang menerangkan tentang aspek
yang digunakan dalam menganalisis permasalahan.

8

Gambar 3. Diagram alir penelitian

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Distribusi
Sistem distribusi merupakan sistem yang berhubungan langsung dengan
pelanggan. Fungsi pokok adalah mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat
kualitas air bersih dari reservoir ke daerah pelayanan menggunakan sistem
perpipaan. Sistem distribusi air meliputi unsur perpipaan dan perlengkapannya,
perpompaan, tekanan yang tersedia, hidran kebakaran, dan reservoir distribusi.
Taman Yasmin sektor enam mendapatkan air dari reservoir Padjajaran yang
kapasitas 12000 m3. Jumlah air yang diproduksi setiap bulannya sekitar 6.000.000
m3. Pendistribusian air dibagi menjadi 6 zone dimana Taman Yasmin sektor enam
berada di zone 4 (PDAM, 2010).
PDAM Tirta Pakuan menggunakan setidaknya 7 jenis pipa, yaitu Asbestos
Cement Pipe (ACP), Cast Iron Pipe (CIP), Cast Iron Cement Lined (CICL),
Galvanize Iron Pipe (GIP), Steel Pipe, Poly Vinyl Chloride (PVC), dan High
Density Poly Ethylene (HDPE). Jaringan pipa di Taman Yasmin sektor enam
hanya menggunakan jenis pipa PVC yang mulai dioperasikan pada tahun 1997.
Diameter pipa yang digunakan mulai dari 63-100 mm. PVC digunakan karena
tahan terhadap korosi, tidak merusak sifat air, ringan, pemasangannya mudah
menggunakan rubbering. Kekurangan dari pipa PVC antara lain mudah pecah,
tidak tahan terhadap sinar matahari sehingga koefisien muai panasnya besar.
Tipe aliran air dalam pipa pada umumnya pada kondisi aliran mantap
(steady state) yaitu aliran dianggap mempunyai kecepatan dan tekanan yang tidak
berubah terhadap waktu. Pada kenyataan di Taman Yasmin sektor enam tidak
selalu mencapai kondisi tersebut. Hal ini dikarenakan adanya belokan, katup, atau
penyempitan pipa yang menyebabkan adanya tekanan dalam pipa PVC sehingga
pipa pecah. Kejadian seperti ini merupakan salah satu faktor tingginya nilai
kebocoran di PDAM Tirta Pakuan.
Sistem gabungan digunakan dalam jaringan perpipaan dimana sistem
bercabang digunakan pada jaringan yang berada di jalan utama perumahan.
Sistem loop terdapat pada jaringan pipa sekunder sampai pada jaringan pipa
tersier. Air yang berasal dari outlet reservoir Padjajaran mengalir ke inlet Taman
Yasmin sektor enam secara gravitasi. Sistem gravitasi dipilih karena adanya
perbedaan elevasi yang cukup jauh sekitar 78 m dpl. Reservoir Padjajaran terletak
pada elevasi 290 m dpl sementara Taman Yasmin sektor enam terletak pada
elevasi 212 m dpl. Selain itu, sisitem gravitasi dipilih karena lebih ekonomis
dibandingkan sistem perpompaan yang membutuhkan biaya operasional. Pipa
yang menghubungkan reservoir Padjajaran dan inlet Taman Yasmin sektor enam
memiliki panjang 9,51 km. Penampang melintang dari reservoir Padjajaran dapat
dilihat pada Lampiran 4.
Tekanan yang dihasilkan oleh gaya gravitasi cukup besar sehingga
diperlukan alat untuk mengurangi tekanan tersebut. Alat yang digunakan adalah
PRV (pressure reducing valve). PRV digunakan untuk membagi tekanan air agar
tidak berlebihan pada titik yang memiliki tekanan yang tinggi. Dengan
pemasangan PRV dapat mengoptimalkan kinerja jaringan pipa sehingga distribusi
air merata. Terdapat dua jenis PRV, yaitu globe valve dan ball valve. Globe valve

10

digunakan untuk mengatur tekanan aliran dengan gerakan tegak lurus dari
dudukannya. Ball valve merupakan pengatur tekanan aliran yang berbentuk bulat
dan tahan terhadap suhu yang tinggi. Diameter dari bulatan pada valve ini bisa
sama dengan diameter pipa atau satu ukuran lebih rendah dari diameter pipa.

Gambar 4. Ball valve
Keadaan Umum Responden
Berdasarkan rumus Slovin didapatkan jumlah responden sebanyak 85
responden untuk mewakili total pelanggan PDAM Tirta Pakuan di lokasi
penelitian yang berjumlah 577 pelanggan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
hampir setengah dari responden telah lebih dari 3 tahun menggunakan air bersih
dari PDAM Tirta Pakuan. Sebanyak 85% responden memanfaatkan air bersih
tersebut unntuk kegiatan rumah tangga dan 15% responden menggunakannya
untuk keperluan usaha (niaga).

< 6 bulan

6%
15%

6 bulan - 1 tahun

47%

1 tahun - 3tahun
32%

> 3 tahun

Gambar 5. Waktu penggunaan air bersih
Sistem distribusi erat hubungannya dengan ketersediaan air bersih. Ada
sebanyak 56 responden yang pernah mengalami pemberhentian pasokan air
bersih. Lama waktu pemberhentian bervariasi seperti dapat dilihat pada Gambar 6.
Masalah yang sering terjadi pada sistem distribusi adalah kebocoran. Kebocoran
ini merupakan salah satu alasan pemberhentian air. Berdasarkan hasil wawancara
terdapat 39 responden yang pernah mengalami kebocoran. Penyebab kebocoran
adalah umur pipa, adanya tekanan tinggi dan tekanan eksternal (Gambar 7).
Sebanyak 49% responden menyatakan kebocoran terjadi karena pipa pecah yang
disebabkan oleh tekanan yang tinggi.

11

11%
23%
< 1 jam
1-6 jam
6-12 jam
66%

Gambar 6. Jangka waktu pemberhentian pasokan air bersih

tekanan tinggi
38%
49%

13%

umur pipa
tekanan
eksternal

Gambar 7. Jenis penyebab kebocoran

Kinerja Sistem Distribusi
Kualitas
Kualitas merupakan salah satu persyaratan yang menggambarkan mutu air
bersih. Berdasarkan Permenkes No 492/Menkes/Per/IV/2010, air minum aman
bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan
radioaktif. Pada persyaratan fisika, air bersih harus jernih, tidak berbau, dan tidak
berasa. Suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara (25°-30°C). Air bersih
tidak boleh mengandung bakteri E.coli atau fecal coli sebagai syarat
mikrobiologis. Pada persyaratan kimiawi, air bersih tidak boleh mengandung
bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Terdapat 9 bahan kimia yang
menjadi standar persyaratan di PDAM Tirta Pakuan. Persyaratan radioaktif
mengharuskan air bersih tidak mengandung zat yang menghasilkan bahan yang
mengandung radioaktif seperti alfa, beta dan gamma.
Pengukuran kualitas dilakukan dengan cara wawancara dan pengujian di
laboratorium. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan kualitas air dari segi fisik
yaitu kejernihan, bau, dan rasa. Berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 pada
Lampiran 5 diketahui bahwa air bersih PDAM Tirta Pakuan termasuk ke dalam
kelas 1. Penetapan kelas ini berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang
menunjukkan bahwa nilai parameter-parameter yang diuji memenuhi syarat baku
mutu kelas 1.

12

5%
Sangat Setuju
6%
Setuju
30%
Tidak Setuju
59%
Sangat Tidak
Setuju

Gambar 8. Jawaban responden untuk air PDAM
Tirta Pakuan jernih

9%
24%
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
67%

Gambar 9. Jawaban responden untuk air PDAM
Tirta Pakuan tidak berbau

18%

14%
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
68%

Gambar 10. Jawaban responden untuk air PDAM
Tirta Pakuan tidak berasa
Berdasarkan Gambar 8 diketahui bahwa ada sebanyak 30% atau 26
responden yang sering mendapatkan air bersih yang keruh. Salah satu penyebab
kekeruhan adalah adanya kebocoran pada pipa distribusi sehingga tanah atau
partikel pasir masuk ke dalam aliran air. Pipa yang kotor juga menyebabkan
kekeruhan sehingga perlu adanya pencucian pipa secara berkala. Pada musim
hujan air sungai yang merupakan sumber air baku cenderung lebih kotor karena
adanya tanah yang terbawa. Hal ini mempengaruhi tingkat kekeruhan air baku.
Untuk mengatasinya dilakukan penambahan konsentrasi koagulan agar air bersih
tetap jernih. Kekeruhan pada musim hujan ini dirasakan oleh 34 responden. Untuk

13

menanggulanginya, konsumen dapat menggunakan filter penyaring kotoran di
setiap kran air.
Air yang baik harus tidak berbau. Terdapat 67% pelanggan yang merasa
bahwa air bersih dari PDAM Tirta Pakuan tidak berbau dan layak untuk
dikonsumsi seperti pada Gambar 9. Air bersih dapat menjadi bau karena
masuknya bahan yang dapat menyebabkan bau pada aliran air seperti binatang
yang telah mati serta sisa bahan koagulan seperti kaporit. Air bersih yang baik
untuk kesehatan adalah air bersih yang tidak berasa. Biasanya air terasa seperti
mengandung besi atau koagulan yang digunakan untuk menjernihkan air.
Berdasarkan Gambar 10 terdapat 68% pelanggan yang merasa bahwa air bersih
tidak berbau. Untuk mengurangi bau dan rasa dapat dilakukan pencucian pipa dan
pemeliharan pipa agar tidak terjadi kebocoran.
Berdasarkan pengujian sampel air bersih dari Perumahan Taman Yasmin
sektor enam di laboratorium dapat dikatakan bahwa air bersih di lokasi tersebut
aman bagi kesehatan. Kualitas air baik dari segi mikrobiologi, kimiawi maupun
fisika telah memenuhi syarat baku mutu Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010.
Pada Lampiran 6 terdapat perbedaan hasil pengujian pada tanggal 20 Juni 2013
dan tanggal 1 Agustus 2013 di lokasi penelitian. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan lokasi pengambilan sampel air. Setiap lokasi memiliki kondisi pipa
yang berbeda-beda.
Kuantitas
Menurut [DPU DCK] (2000), persyaratan kuantitas ditinjau dari banyaknya
air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air dari setiap penduduk yang
dilayani. Kebutuhan air bersih bervariasi tergantung kepada letak geografis,
tingkat ekonomi, kebudayaan dan skala perkotaan. Besarnya konsumsi air
berdasarkan kategori kota dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Konsumsi air berdasarkan kategori kota
Jumlah Penduduk
Konsumsi air
Kategori
(orang)
(lt/org/hari)
Kota Metropolitan
> 1.000.000
190
Kota Besar
500.000 – 1.000.000
170
Kota Sedang
100.000-500.000
130
Kota Kecil
20.000 – 100.000
100
Desa