Masalah Pemilikan Persediaan Barang

Retur Penjualan Retur Penjualan xx Piutang xx Retur penjualan xx Piutang xx Persediaan brg dgng xx Harga perolehan xx Retur Pembelian Utang Dgng xx Retur Pemb xx Utang Dagang xx Retur Pembelian xx Penyesuaian Ikhtisar LR xx Prsdiaan brg dgng xx Persediaan brg dgng xx Ikhtisar LR xx __

C. Masalah Pemilikan Persediaan Barang

1. Kepemilikan Persediaan dalam Perjalanan Persediaan barang dalam perjalanan, meliputi pihak yang berhak menerima persediaan. a. FOB Free on Board shipping point . Kepemilikan barang menjadi milik pembeli pada saat diserahkan penjual kepada penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan pengirim barang yang independen. b. FOB Free on Board destination point . Kepemilikan barang masih berada di penjual sampai barang tersebut diterima oleh pembeli. 2. Barang-barang yang Dipisahkan Segregated Goods Kadang-kadang terjadi suatu kontrak penjualan barang dalam jumlah besar hingga pengirimannya tidak dapat dikirim sekaligus. Barang-barang yang dipisahkan tersendiri dengan maksud untuk memenuhi kontrak- kontrak atau pesanan-pesanan walaupun belum dikirim, haknya sudah berpindah kepada pembeli. Oleh karena itu pada tanggal penyusunan laporan keuangan jika ada barang-barang dipisahkan, harus dikeluarkan dari jumlah persediaan penjual dan dicatat sebagai penjualan. Begitu pula pembeli dapat mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya. 3. Barang Konsinyasi Consignment Goods Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk dijualkan dikonsinyasikan haknya masih tetap pada yang menitipkan sampai barang-barang tersebut dijual. Sebelum barang-barang tersebut dijual masih tetap menjadi persediaan pihak yang menitipkan consignor . Pihak yang menerima titipan consignee tidak mempunyai hak atas barang-barang tersebut sehingga tidak mencatat barang-barang tersebut sebagai persediaannya. Apabila barang-barang itu sudah dijual maka yang menerima titipan membuat laporan pada yang menitipkan. Pada waktu menerima laporan, pihak yang menitipkan mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barangnya. 4. Penjualan Angsuran Installment Sales Dalam penjualan angsuran, hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya dikurangi jumla yang sudah dibayar. Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediannya sejumlah yang sudah dibayarkannya. Apabila dianggap bahwa kemungkinan pembatalan penjualan tersebut kecil maka penjual dapat mengakuinya sebagai penjualan biasa yang diangsur dan pembeli dapat mencatatnya sebagai pembelian biasa yang pembayarannya diangsur. Ada beberapa cara penjualan angsuran di mana masing-masing cara akan ditentukan cara mencatatnya. Contoh kasus: a. Dibeli mesin dengan harga RP20.000.000,00 yang pembayarannya akan diangsur selama 5 tahun, setiap tahun sebesar Rp4.000.000,00 ditambah bunga 10 pertahun. Jurnal yang dibuat oleh pembeli untuk mencatat pembelian mesin dan pembayaran angsuran adalah sebagai berikut: Pembelian mesin: Mesin Rp20.000.000,00 Hutang Rp20.000.000,00 Akhir tahun pertama: Hutang Rp4.000.000,00 Biaya bunga 2.000.000,00 Kas Rp6.000.000,00 Bunga: 10 x Rp20.000.000,00 = Rp2.000.000,00 Akhir tahun kedua: Hutang Rp4.000.000,00 Biaya bunga 1.600.000,00 Kas Rp5.600.000,00 Bunga: 10 x Rp16.000.000,00 = Rp1.600.000,00 dan seterusnya. b. Mesin dibeli dengan harga Rp30.000.000,00 diangsur lima tahun, setiap tahunnya Rp6.000.000,00 tanpa bunga. Jika dibeli tunai maka harga mesin itu Rp20.000.000,00. Dalam cara penjualan seperti ini bunga selama masa angsuran inklusif termasuk dalam harga mesin. Harga perolehan cost mesin adalah sebesar harga tunainya dan selisihnya dicatat sebagai biaya bunga Jurnal yang dibuat oleh pembeli untuk mencatat pembelian mesin dan angsuran setiap yahun sebagai berikut: Pembelian mesin: Mesin Rp20.000.000,00 Biaya bunga 10.000.000,00 Hutang Rp30.000.000,00 Akhir tahun pertama: Hutang Rp6.000.000,00 Kas Rp6.000.000,00 Jurnal penyesuaian: Cadangan bunga Rp8.000.000,00 Biaya bunga Rp8.000.000,00 Cadangan bunga dalam neraca dikurangkan pada jumlah utang pembelian mesin sehingga dpat menunjukkan nilai tunai utang pada tanggal neraca. Pada awal tahun berikutnya dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut: Biaya bunga Rp8.000.000,00 Cadangan bunga Rp8.000.000,00 Akhir tahun kedua: Hutang Rp6.000.000,00 Kas Rp6.000.000,00 Jurnal penyesuaian: Cadangan bunga Rp6.000.000,00 Biaya bunga Rp6.000.000,00 Jurnal penyesuaian kembali; Biaya bunga Rp6.000.000,00 Cadangan biaya Rp6.000.000,00

D. Metode Penentuan Harga Pokok Penjualan