KINERJA PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN BEBERAPA ISU STRATEGIS 1. Kinerja Pembangunan Kelautan

2.5 Potensi Geopolitis

Indonesia memiliki posisi strategis, antar benua yang menghubungkan negaranegara ekonomi maju, posisi geopolitis strategis tersebut memberikan peluang Indonesia sebagai jalur ekonomi, misalnya beberapa selat strategis jalur perekonomian dunia berada di wilayah NKRI yakni Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar dan Selat Ombai-Wetar. Potensi geopolitis ini dapat digunakan Indonesia sebagai kekuatan Indonesia dalam percaturan politik dan ekonomi antar bangsa.

2.6 Potensi Sumberdaya Manusia

Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi SDM adalah sekitar 60 penduduk Indonesia bermukim di wilayah pesisir, sehingga pusat kegiatan perekonomian seperti: Perdagangan, Perikanan tangkap, Perikanan Budidaya, Pertambangan, Transportasi laut, dan Pariwisata bahari. Potensi penduduk yang berada menyebar di pulau-pulau merupakan aset yang strategis untuk peningkatan aktivitas ekonomi antar pulau sekaligus pertahanan keamanan negara.

3. KINERJA PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN BEBERAPA ISU STRATEGIS 1. Kinerja Pembangunan Kelautan

Secara global, pertumbuhan ekonomi dunia yang secara agregat cenderung meningkat ternyata telah membawa implikasi kepada peningkatan aktivitas ekonomi di kawasan Asia Pasifik. World Economic Forum WEF pada Konvensi di Swiss tahun 2001 yang lalu memprediksi bahwa kawasan ini akan menjadi leader bagi kawasan lain dalam kurun waktu hingga dua dekade mendatang. Satu hal yang menarik, berdasarkan kajian WEF variabel terpenting dari pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut adalah sektor kelautan yang akan menjadi prime mover. Indonesia sebagai negara kepulauan di samping Filipina dan Jepang yang terretak di kawasan Asia pasifik, diyakini oleh Bank Pembangunan Asia Asian Development Bank dan Bank Dunia World Bank dalam laporan tahunannya pada Tahun 2000 akan memegang peranan kunci dalam pertumbuhan di kawasan ini sebagaimana prediksi WEF tersebut. Hal ini sangat beralasan mengingat studi yang dilakukan oleh PKSPL-IPB 2000 menunjukkan bahwa hingga tahun 1998, sektor kelautan menyumbang 20.06 dari pangsa PDB nasional. Apabila dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, sector kelautan mengalami kenaikan yang cukup besar selama kurun waktu 4 tahun Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto menurut Lapangan Usaha Tahun 1994-1999 Atas harga berlaku Apabila dibandingkan dengan negara lain, kontribusi sektor kelautan relatif masih rendah. Beberapa negara seperti RRC, Amerika Serikat dan Norwegia kontribusi sector kelautan terhadap PDB nasional mereka sudah lebih 30 persen, sebagai contoh Negara RRC, sektor kelautan di negara tersebut pada tahun 1999 telah menyumbangkan nilai sebesar 1.846 milyar yuan 174 milyar dollar AS atau sekitar 48.4 persen dari PDB nasionalnya Xin, 1999. Sementara itu Amerika Serikat dengan potensi keanekaragaman hayati laut yang jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia, pada tahun 1994 bisa meraup devisa dari industri bioteknologi kelautan sebesar 14 milyar dolar Bank Dunia dan Cida, 1995. Sedangkan lndonesia yang notabene mempunyai wilayah laut cukup luas yang dikenal dengan potensi keanekaragaman hayati laut yang tinggi, kontribusi ekonomi sektor kelautan pada tahun 1998 sebesar 189 trilyun atau sekitar 20.06 dari PDB nasional. Tabel 2. Perbandingan Kontribusi Sektor Kelautan Beberapa Negara Namun demikian jika dikaji secara menyeluruh, Sektor Kelautan mempunyai prospek cukup besar dalam sumbangannya terhadap pembangunan nasional. Selain mengalami kenaikan yang cukup besar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, Nilai Produk Domestik Bruto PDB sektor kelautan atas dasar harga berlaku sejak tahun 1995 memperlihatkan peningkatan. Pada tahun 1995 PDB sektor kelautan mempunyai nilai sebesar Rp. 55.995 milyar atau sekitar 12,38 dari PDB nasional yang mempunyai nilai sebesar Rp. 452.381 milyar, dan pada tahun 1998 PDB sektor kelautan meningkat menjadi Rp, 189.134 milyar atau 20,06 dari PDB nasional atas harga berlaku Tabel 3. Peningkatan besar terjadi pada sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi, yaitu pada tahun 1996 persentase PDB subsektor ini sebesar 4,36 atau Rp. 19.712 milyar dan pada tahun 1998 meningkat menjadi 9,98 atau sebesar Rp. 94.142 milyar. Dalam jangka pendek sampai jangka menengah peranan sektor pertambangan minyak dan gas bumi masih sangat besar terhadap sektor kelautan, namun dengan berkurangnya sumber minyak bumi, maka peranannya akan sedikit berkurang selama tidak ada intervensi teknologi untuk mengatasi kendala tersebut. Sementara diperkirakan untuk jangka panjang industri maritim, khususnya LNG, pariwisata bahari dan perikanan laut dan payau akan mempunyai peranan yang sangat besar. Tabel 3: PDB Sektor Kelautan Atas Dasar Harga Berlaku Pada Tahun 1995 -1998 Menurut Subsektor Milyar Rupiah 2. Beberapa Isu Strategis Pembangunan Kelautan 2.1 Diversifikasi Sumberdaya Pertambangan