Tugas Psikologi Karya Ilmiah Ekonomi

TUGAS KARYA ILMIAH
BAHASA INDONESIA SEBAGAI
BAHASA NASIONAL DAN BAHASA
NEGARA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NOVA AYU LESTARI
105611111316
ADMINISTRASI NEGARA 1-D

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas segala
rahmat dan inayahnya sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

Karya tulis ini merupakan sari pati dari diklat bahasa indonesia yang
disusun oleh beberapa penulis/penyusun sebelumnya.
Saya menyadari segala kekurangan dan keterbatasan karya tulis
ini, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati saya menerima segla
perbaikan dari para pembaca.
Akhirnya, mudah mudahan tuhan yang maha kuasa tetap
mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua

Makassar, Oktober 2016
Nova Ayu Lestari

ABSTRAK
NOVA AYU LESTARI,2016. Bahasa Indonesia awalnya berasal
dari bahasa Melayu yang mula-mula digunakan oleh penduduk
di sekitar Selat Malaka yang penyebarannya belum diketahui
pasti. Pada abad VII bahasa Melayu sudah digunakan di
kerajaan Sriwijaya yang terletak di dekat Selat Malaka. Sejak
tahun 832 sampai 1380 banyak prasasti yang ditemukn di
daerah-daerah tertentu yang tulisannya menggunakan bahasa
melayu.

Pada tahun 1926 Jong Java dan Jong Sumatera memilih bahasa
Melayu menjadi bahasa pengantar untuk memudahkan
komunikasi antarsuku bangsa. Bahasa Melayu digunakan
dalam surat kabar, seperti Bianglala, Bintang Timur, Kaum
Muda, Neratja, dan lain-lain. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa resmi Republik Indonesia (RI) yang tercantum dalam
Pasal 36 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.
Di dalam UUD 1945 tertulis bahwa “Bahasa Negara ialah
Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia juga disiratkan dalam
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 pada bagian ketiga yang
berbunyi “Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa
Persatuan, Bahasa Indonesia”.

DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

1. BAHASA MELAYU SEBAGAI BAHASA RESMI KERAJAAN
DAN BAHASA MELAYU SEBAGAI BAHASA PERJUNGAN
2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA YANG ADA DI
INDONESIA
BAB 3

METODE PENULISAN

- JENIS PENULISAN
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. CIRI-CIRI BAHASA INDONESIA YANG BAKU
2. FUNGSI BAHASA BAKU

3. SIKAP PENUTUR BAHASA TERHADAP BAHASA
INDONESIA YANG BAKU
4. HUBUNGAN BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA
NUSANTARA
5. HUBUNGAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ASING
BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa indonesia yang kita gunakan saat ini berasal
dari
bahasa Melayu yang pada awalnya adalah salah satu bahasa
daerah diantara berbagai bahasa daerah di kepulauan
Indonesia. Bahasa Melayu sebagai bahasa daerah di tuturkan
oleh suku Melayu yang mendiami pesisir timur Pulau sumatra,
Semenanjung Malaka, dan Pesisir Barat kalimantan. Oleh

Steinhaver dinyatakan bahwa bahsa Melayu merupakan bahsa
yangg kurang berarti. Di Indonesia, bahasa itu diperkirakan
dipahami hanyaoleh penduduk Kepulauan Riau-Lingga dan
penduduk pantai-di seberang Sumatra (1991-195).
Jika dibandingkan dengan bahasa lain di kepulauan
Nusantara ini, baik segi penutur maupun pendukung budaya,
bahasa Melayu jauh ketinggalan. Namun, bahsa ini mngalai
perkembangan yang cukup pesat, mampu mengungguli
bahasa-bahasa daerah lain untuk mendapatkan predikat yang
terhormat, yakni menjdi bahasa Nasional dan bahasa Negara
bagi negeri/bangsa yang serba keberagaman dn
berkemajemukan.

Para ahli bahasa mengemukakan berbagai alasanalasan tentang proses perkembangan bahasa Melayu menjadi
bahsa Indonesia (nasional) didasari oleh beberapa faktor.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud bahasa Melayu sebagai Bahasa
resmi Kerajaan dan bahasa Perjuangan?
2. Menjelaskan kedudukan dan fungsi bahasa-bahasa

yang ada di Indonesia?
3. Menjelaskan ragam bahasa Indonesia

C. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah bahasa Melayu sebagai bahasa
resmi Kerajaan dan bahasa Perjuangan
2. Untuk mengetahui apa-apa saja kedudukan dan fungsi
dari masing-masing bahasa yang ada di Indonesia
3. Untuk mengetahui keanekaragaman bahasa Indonesia

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
1. - BAHASA MELAYU SEBAGAI BAHASA RESMI
KERAJAAN
Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit adalah dua
buah kerajaan yang sangat terkenal dikawasan Nusantara
pada abad yang lalu. Kedua kerajaan ini memiliki sejarah
kejayaan yang tersohor keberadaannya, bahasa resminya
adalah salah satu di antaranya bahasa Melayu. Demikian
pula pada zaman penjajahan Belanda, bahasa Melayu

merupakan bahasa resmi kedua mendampingi bahasa
Belanda, begitu pula para missionaris, ia menyebarkan
Injil dengan menggunakan bahasa Melayu. Hal yang sama
dalam penyebaran agam Islam, pada abad ke-15 bahasa
Melayu sebagai bahasa agama atau bahasa dalam
penyiaran Islam.
- BAHASA MELAYU SEBAGAI BAHASA PERJUNGAN
Secara psikologis, seluruh suku bangsa yang ada di
indonesia menerima dengan sukarela bahasa Melayu

menjadi bahasa nasional pada waktu dicetuskan Sumpah
Pemuda 1928. Mereka menyadari bahwa dengan bahasa
Melayu dapat dipupuk rasapersatuan dan kesatuan
bangsa sebagai modal utama untuk merebut
kemerdekaan bangsa. Untuk kepentingan perjuangan
bangsa perlu segera ditunjuk satu bahasa yang aling
memenuhi syarat, yaitu bahasa Melayu yang dapat
diterima oleh semua pihak. Penunjukkan tersebut
memang tepat karen bahasa Melayu yang berkembang
menjadi bahasa Indonesia memiliki kesanggupan untuk

menjalankan fungsinya sebagai bahasa pendukung dan
pengembangan ilmu pengetahuan an teknologi. Syarat ini
mutlak harus dimiliki oleh bahasa yang berpredikat
bahasa nasional dan bahasa negara.
2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA YANG ADA DI
INDONESIA
a. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
Salah satu kedudukan bahasa indonesia adalah sebagai
bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki oleh bahasa
indonesia sejak dicetuskan Sumpah Pemuda, dan
dimungkinkan bahwa bahasa Melayu yang menjadi cikal
bikal bahasa Indonesiatelah dipakai sebagai lingua
franca selama berabad-abad sebelumnya diseluruh
kawasan tanah air. Selain berkedudukan sebagai
bahasa Nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan
sebagai bahasa negara.
Di dalam kedudukan sebagai bahasa Nasional, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai
o Lambang kebanggaan nasiona
o Lambang identitas nasional

o Alat pemersatu berbagai warga masyarakat yang
berbeda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya
o Alat perhubungan antara budaya dan antar-daerah
Sedangkan kedudukan sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai

o Bahasa resmi kenegaraan
o Bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan
o Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan
o Bahasa resmi di dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi
b. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah
Dalam hubungan dengan bahasa indonesia, bahasabahasa daerah seperti Bugis, Makassar, Sunda,
Minangkabau, dan bahasa-bahasa daerah lainnya
berkedudukan sebagai bahasa daerah. Kedudukan ini
berdasarkan kenyataan bahwa bahasa daerah salah

satu unsur kebudayaan nasional yang di lindungi oleh
negara, sesuai dengan bunyi penjelasan pasal 36 UUD
1945.
Bahasa daerah berfungsi sebagai
o Lambang kebanggan daerah
o Lambang identitas daerah
o Alat perhungan di dalam keluarga dan masyarakat
daerah
Sedangkan dalam hubungannya dengan bahasa
Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai
o Pendukung bahasa nasional
o Bahasa pengantar di sekolah dasar didaerh
tertentu
o Alat pengembangan dan pendukung kebudayaan
daerah
c. Kedudukan dan fungsi bahasa Asing
Dalam hubungan dengan bahasa Indonesia, bahasa
Asing seperti Arab,Inggris, Prancis ddan bahasa-bahasa
lainnya selain bahasa Indonesia dan bahasa daerah,
berkedudukan sebagai bahasa asing. Kedudukan ini

didasarkan atas kenyataan bahwa bahasa asing

tertentu diajarkan dilembaga-lembaga pendidikan
tertentu pula. Dalam kedudukan demikian bahasa asing
tidak bersaing dengan bahasa Indonesia dan bahasa
daerah.
Bahasa asing berfungsi sebagai
o Alat penghubung antar bangsa
o Alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia
menjadi bahasa modern
o Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern untuk pembangunan nasional
3. RAGAM BAHASA INDONESIA
Kita ketahui bahwa tidak ada masyarakat yang seragam,
demikian pula halnya tidak ada hidup yang seragam.
Keanekaragam dalam pemakaian bahasa merupakan
perwujudan varriasi-variasi bahasa. Variasi-variasi bahasa
dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi diakronis dan
dari segi sinkronis. Variasi-variasi bahasa yang timbul dari
perbedaan asal penuturnya disebut dialek geografs atau
dialeg regional, sedangkan variasi bahasa yang di
sebabkan oleh perbedaan kelas sosial penuturan disebut
dialek sosial atau sosiopek.
Ragam bahasa muncul dalam masyarakat sesuai dengan
fungsi dan sifatnya. Antara fungsi situasi pemakaian
bahasa sangat erat hubungannya sebab kita harus
memilih ragam bahasa yang akan digunakan serta
memilih suatu topik pembicaraan sesuai dengan situasi
yang ada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
ragam bahasa adalah suatu patokan yang dipergunakan
untuk menentukan salah satu variasi bahasa yang ada
dan timbul karena kebutuhan penutur akan adanya alat
komunikasiyang serasi dengan konteks sosialnya.
Seperti yang di paparkan terdahulu bahwa ragam bahasa
dibedakan berdasarkan fungsi, situasi, tempat bicara,
pokok pembicaraan, serta pembicaraannya sendiri. Jadi
ragam bahasa dapat dikelompokan menjadi
o Ragam ringkas dan ragam lengkap
o Ragam lisan dan ragam tulis

o Ragam baku dan ragam nonbaku
Di samping keenam ragam bahasa di atas, masih dikenal
pula ragam bahasa literer dan ragam bahasa verakuler.
Ragam bahasa yang ada. Sedangkan ragam bahasa
vernakuler merupakan ragam bahasa yang paing rendh
tingkatannya.
Uraian di atas hendaknyalah tidak menimbulkan kesan
seakan-akan setiap ragam bahasa tersebut memiliki kosa
kata yang berpisah-pisah. Sebenarnya sejumlah kata yang
ada dalam suatu bahasa terpakai dala semu jenis ragam
bahasa dan hanya sebagian kecil saja kata-kata yang
mempunyai asosiasi khusus yang menjadi milik dan ciri
khas ragam itu masing-masing. Biasanya ragam literer
dan formal lenih terikat pada kata-kata yang telah lama
dan mantap serta diterima secara umum, dibandingkan
dengan ragam nonformal dan vernakuler. Dua jenis
ragamyang belum mantap dan besar kemungkinan tidak
bertahan lama.

BAB 3
METODE PENULISAN

JENIS PENULISAN
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua
jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel,
disertasi, tesis, skripsi,hand outs, laboratory, manuals, dan
karya ilmiah lainnya yang dikutip didalam penulisan
proposal.
Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus
di rujuk didalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut
abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis
pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lenih
dahulu).

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 CIRI-CIRI BAHASA INDONESIA YANG BAKU
Bahasa baku perlu memiliki sikap kemantapan dinamis, yang
berupa kaidah dan aturan yang tetap. Untuk mencapai
kemantapan itu perlu di usahakan pekerjaan kodifkasi bahasa.
Kodifkasi tersebut menyangkut dua aspek yang penting : (1)
bahasa menurut situasi pemakai dan pemakaian nya dan (2)
bahasa menurut struktur nya sebagai suatu sistem komunikasi.
Kodifkasi yang pertama akan menghasilkan sejumlah ragam
dan gaya bahasa sedangkan kodifkasi yang kedua akan
menghasilkan tata bahasa dan kosa kata yang baku.
Ciri lain yang harus dimiliki bahasa baku yang modern adalah
ciri
kecendekian.
Bahasa
indonesia
harus
mampu
mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai
bidang ilmu; teknologi; dan antar hubungan manusia, tanpa
menghilangkan
kodrat
dan
kepribadian
nya.
Proses
pencedekiaan ini amat penting untuk menampung aspirasi
generasi muda yang menuntut taraf kemajuan yang lebih tinggi
dan yang ingin mencari pengalaman hidup sebagai akibat
perkenalan nya dengan kebudayaan lain. Karena proses
pemikiran secara cendikia bukan monopoli sesuatu bangsa,
pencendekiaan bahasa indonesia tidak harus berarti
pembaratan bahasa. Paradoksnya disini ialah makin tidak
cendikian nya bahasa indonesia seseorang, makin besar
hasratnya membaratkan bahasa indonesia.
1.2 FUNGSI BAHASA BAKU
Ada empat fungsi yang dijalankan bahasa yang baku, masingmasing : fungsi pemersatu; fungsi penanda kepribadian ; fungsi
penambag wibawa; dan fungsi sebagai kerangka acuan. Fungsi
penanda kepribadian yang dijalankan oleh bahasa yang baku
dan yang adab akan terlihat bila, di dalam pergaulan dengan
bahasa lain, orang indonesia membedakan dirinya karena
penggunaan bahasa indonesia. Fungsi ketiga bahasa indonesia
yang baku dalam masyarakat bahasa. Fungsi yang menyangkut
ke wibawaan yang tinggi juga terlaksana kalau bahasa
indonesia dapat di pautkan dengan hasil teknologi yang
modern dan unsure kebudayaan yang baru. Fungsi tersebut
akan terpenuhi jika pembinaan suatu tolok di usahakan di
berbagai macam-macam bidang seperti, surat-menyurat resmi;

bentuk surat keputusan dan kata-kata; risalah dan laporan;
undangan, iklan, dan pengumuman; serta sambutan, ceramah,
dan pidato.
1.3 SIKAP PENUTUR BAHASA TERHADAP BAHASA INDONESIA
YANG BAKU
Fungsi pemersatu dan penanda kepribadian membangkitkan
sikap kesetiaan terhadap bangsa indonesia. Fungsi penambah
wibawa berkaitan dengan sikap kebanggaan bahasa indonesia
yang baku. Fungsi kerangka acuan bahasa indonesia yang baku
berhubungan dengan mereka, kesadaran akan adanya suatu
standart yang patut diteladani. Fungsi tersebut juga akan
menyadarkan orang bahwa setiap situasi social memerlukan
pemakaian bahasa yang tepat dan serasi dengan situasi itu.
1.4 HUBUNGAN
NUSANTARA

BAHASA

INDONESIA

DENGAN

BAHASA

Bahasa tersebut mempunyai daya hidup dan masih tetap
berfungsi sebagai alat perhubungan antar warga masyarakat
bahasa itu pun masih dapat memperkaya bahasa Indonesia,
terutama dalam hal perluasan kosa kata dan bentuk kata.
Sampai kini orang masih terlalu banyak menekankan peranan
bahasa nusantara hanya sebagai sumber dan bukan sebagai
penerima. Proses asimilasi bahasa itu, sebenarnya disatu pihak
dapat membantu asimilasi bangsa, dan dilain pihak dapat
menjamin kelangsungan hidup bahasa nusantara yang
bersangkutan yang harus menyesuaikan dirinya denga
perkembangan social disekitarnya.
1.5 HUBUNGAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ASING
Bahasa Indonesia mengetahui kontak beberapa bangsa asing
yang membawa bahasa dan kebudayaan nya masing-masing.
Selama bahasa – bahasa itu jadi sarana yang dapat
meningkatkan martabat insani, mencerdaskan rakyat, dan
membawa kemajuan materiil dan spiritual, pembelajaran
bahasa itu untuk sementara dianjurkan.

BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
a. Lambang
kebanggaan nasional
b. Lambang identitas nasional.
2. Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia
‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia.
Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia,
kita harus memakainya setiap hari terutama di lingkungan
sekolah/kampus dan tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan
acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan baik
dan benar serta memelihara dan mengembangkannya.
3. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia
merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini berarti, dengan
bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat,
perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia.
B. SARAN

Masyarakat sebaiknya lebih bangga menggunakan
bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa
asing. Anak-anak muda dan mahasiswa- mahasiswa
hendaknya meminimalisir menggunakan bahasa alay,
bahasa gaul, dan bahasa sejenis yang dapat
mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Para dosen

hendaknya menggunakan dan mengajarkan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Pihak swasta
hendaknya menggunakan lisan dan tulisan dalam
bahasa Indonesia dalam iklan maupun produk mereka.
Para pejabat hendaknya menggunakan bahasa
Indonesia dalam berpidato dan memberikan fasilitas
untuk pembinaan bahasa Indonesia. Penulis sebaiknya
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar dalam lisan maupun tulisan serta
menyederhanakan kalimat untuk menyampaikan suatu
gagasan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/handik/ringkasan-bahasaindonesia_556c471f5b7b614c048b4567
http://softfledoc.blogspot.co.id/2016/05/makalahdinamika-bahasa-indonesia-dalam.html
http://www.slideshare.net/ManshurIeyMan/makalahbahasa-indonesia-sebagai-bahasa-nasional
Ambo Enre, Fachruddin, dkk. 1988. Dasar-dasar
keterampilan menulis. Institut keguruan danilmu
pendidikan Ujung Pandang.
Asy’ari, S. Intan. 1984. Petunjuk teknis menulis naskah
ilmiah. Surabaya: Usaha Nasional
Badudu, J.S. 1985. Cakrawala Bahasa Indonsia. Jakarta:
PT. Gramedia.
---------------(Ed.). 1980. Politik Bahasa Indonesia
Nasional, 1 dan 2. Jakarta: PN Balai Pustaka

Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Kadir, Abd. (dkk). 1991. “Buku Pegangan Bahasa
Indnesia”. Diktat Mata Kuliah dasar Umum Universitas
Hasanuddin Makassar.
Kridalaksana, Harimurti. 1991. “Masa Lampau Bahasa
Indonesia: Sebuah Bunga Rampai”. Seri II. DEP: Jakarta.