Makalah ventarisasi Mineral Logam di Kab. Kep. Sangihe-DIPA 2010
2
1. PENDAHULUAN
Inventarisasi dan evaluasi sumber daya mineral di daerah Kabupaten Kepulauan Sangih,
Provinsi Sulawesi Utara ini merupakan salah satu kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun
Anggaran 2010
Maksud kegiatan inventarisasi mineral ini adalah untuk melakukan inventarisasi dan evaluasi
potensi mineral logam di daerah Pulau Sangihe Besar dengan melakukan pemetaan dan penentuan
batas sebaran bahan galian mineral di daerah tersebut.
Adapun tujuannya
adalah untuk
mengetahui penyebaran dan menentukan wilayah keprospekan mineral logam serta sumber daya
hipotetik di daerah penyelidikan guna melengkapi data-data yang sudah ada.
Lokasi kegiatan inventarisasi mineral logam secara administrasi terletak di wilayah
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.Gambar 1
2. GEOLOGI
DAN INDIKASI
MINERALISASI Stratigrafi
Sangihe Besar terbentuk dari batuan gunungapi berkomposisi andesitik hingga basaltik
yang berumur Pliosen Awal hingga Holosen Samodra, 1994. Selain itu dijumpai juga batuan
terobosan berkomposisi dioritik hingga andesitik.
Geologi umum daerah penyelidikan termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Sangihe
dan Siau sekala 1 : 250.000 Hanang Samodra, 1994 yang diterbitkan oleh Puslitbang Geologi.
Batuan penyusun Sangihe Besar dari yang tertua Mio-Pliosen hingga termuda Holosenyang
terdapat di daerah ini adalah sebagai berikut: Batuan Gunungapi Biaro, Batuan Gunungapi
Bukide, Batuan Gunungapi Kalama, Batuan Gunungapi
Sahendaruman, BatuanTerobosan,
Formasi Pintareng, Batuan Gunungapi Awu dan Alluvium Gambar 2.
1. BATUAN GUNUNGAPI BIARO berupa
perulangan breksi gunungapi dan lava, bersisipan tuf lapili dan batupasir tufan. Tebal
satuan lebih dari 300 m.
2. BATUAN GUNUNGAPI BUKIDE : Tuf
hablur padu, breksi gunungapi dan lava. Tuf padu yang kompak mengandung mineral
euhedral kuarsa, felspar dan piroksin, juga kepingan batu apung andesit dan basal. Secara
stratigrafi umurnya disimpulkan Pliosen, berfasies darat peralihan dengan tebal lebih
300 m.
3. BATUAN TEROBOSAN : Diorit di dan
andesit an. Stok dan retas diorit dan andesit keduanya menerobos Batuan Gunungapi
Sahendaruman. Terobosan andesit yang
cukup besar terdapat di Gunung Areng Kambing dan diorite di sekitar Lapango dan
Sowaeng. Kegiatan ini menyebabkan pengersikan, penyilikaan dan ubahan
pada breksi dan tuf, serta pemineralan emas. Karena Formasi Pintareng tidak
dipengaruhi oleh terobosan, kegiatan magmatik ini diduga terjadi pada akhir
Plio-Plistosen, sebelum pengendapan sediment klastika asal-gunungapi.
4. BATUAN GUNUNGAPI KALAMA :
Perulangan breksi gunungapi dan lava, bersisipan tuf berbatuapung. Tebal
satuan lebih dari 200 m.
5. BATUAN
GUNUNGAPI SAHENDARUMAN
: Batuan
gunungapi Sahendaruman tersusun oleh perulangan breksi gunungapi dan
lava, tuf, aglomerat, bersisipan tuf lapili dan batupasir tufan. Akibat
penunjaman
yang terus
menerus sampai dengan akhir Tersier maka
aktivitas volkanik pada Kala Plio- Plistosen yang menghasilkan Batuan
Gunungapi Sahendaruman
serta pengangkatan
sebagian daerah
Samodra, 1994.Retas
andesit memotong lapisan ini. Singkapan lava
di Lapango terpiritkan di sepanjang retakan, setempat mengandung senolit
basal. Sebagian
runtunan breksi
gunungapi dan tuf keduanya dipotong oleh urat kuarsa mengandung emas.
Satuan ini tebalnya lebih dari 500 m. 6.
FORMASI PINTARENG: terdiri dari konglomerat, pasir kerikilan, pasir,
lanau dan lempung hitam bersisipan tuf. Sebagian satuan berfasies darat
sungai terayam tebalnya sekitar 100 m. Samodra, 1994.
7. BATUAN
GUNUNGAPI AWU:
Sistem retakan pada kala Plistosen memberi
jalan untuk
terjadinya terobosan andesit dan diorit Batuan
Terobosan yang
menyebabkan terjadinya
mineralisasi Samodra,
1994. Kegiatan penunjaman masih terjadi hingga sekarang, ditunjukkan
oleh aktivitas volkanisme Gunungapi Awu
yang menghasilkan
Batuan Gunungapi
Awu yang
masih berlangsung
hingga sekarang
Samodra, 1994. Batuan gunungapi Awu tersusun oleh aglomerat, lava,
tuf, timbunan awan panas, endapan jatuhan dan lahar.
8. ALUVIUM: Endapan aluvium berupa
kerakal, kerikil, pasir, dan lanau asal gunungapi, lempung, lumpur dan
kepingan koral.
Struktur dan Tektonika
Makalah ventarisasi Mineral Logam di Kab. Kep. Sangihe-DIPA 2010
3 Secara tektonik, Kepulauan Sangihe
merupakan jalur kepulauan gunung api yang berada di sebelah utara Pulau Sulawesi, jalur ini
menerus hingga ke negara Filipina. Perlipatan berarah timurlaut-baratdaya disebabkan oleh
adanya gaya mampatan dari arah baratlaut- tenggara. Gaya yang bekerja diduga berasal dari
penunjaman Lempeng Maluku ke arah barat di bawah Busur Sangihe. Tunjaman ini adalah bagian
dari tunjaman ganda yang melibatkan Busur Sangihe di barat dan Busur Halmahera di timur.
Data kegempaan menunjukkan lajur Benioff di bawah Busur Sangihe menerus ke bawah hingga
kedalaman lebih dari 600 km.
Indikasi Sumber Daya Mineral
Batuan terobosan yang berkomposisi andesit dan diorit dijumpai di daerah ini terbentuk
oleh sistem
retakan dan
menyebabkan pemineralan. Pemineralan emas, perak, besi,
tembaga, timbal dan seng, serta mineral sulfida pirit dan kalkopirit, terjebak pada batuan
gunungapi Neogen Akhir atau Plio Plistosen Samodra, 1994. Emas terdapat di daerah
Lapango dan Binebase. Emas letakan didulang oleh penduduk setempat di daerah Lapango dan
Sowaeng. Hematit dijumpai di Sowaeng, Gunung Bukide dan Bukit Bahu Pulau Siau.
3.KEGIATAN ENYELIDIKAN
Kegiatan penyelidikan yang dilakukan dalam inventarisasi mineral logam meliputi
kegiatan penyelidikan
lapangan, analisis
laboratorium dan pengolahan data.
Penyelidikan Lapangan
Penyelidikan lapangan terdiri dari : pengumpulan data lapangan data primer dan
informasidata sekunder.
Pengumpulan Data Primer
Dalam melaksanakan inventarisasi logam dilakukan pengumpulan data primer dengan
metode uji petik pada daerah penyelidikan di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi
Sulawesi Utara. Daerah uji petik dilakukan di 3 blok yaitu : Gambar 3.
1.
Blok Pulau Kawaluso dan Lipang, 2.
Blok Pulau Beeng Laut dan Beeng Darat 3.
Blok Pulau Sangihe Besar bagian utara dan Pulau Nusa Tabukan
Metoda uji
petik terdiri
dari pengamatanpemetaan
geologi, pemercontoan
sedimen sungai aktif, pemercontoan konsentrat dulang, pengamatan dan pemercontoan batuan
ubahan, mineralisasi serta melakukan pengeboran tangan pada endapan pasir besi di daerah terpilih
serta menguji beberapa data sekunder yang ada.
Analisis Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium
dilakukan terhadap
conto-conto yang
diambil dari lapangan dan diseleksi sesuai kebutuhan sebagai berikut :
· Analisis kimia untuk unsur-unsur
Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Mo, Mn, Fe, As, Sb dan Hg untuk conto
sedimen sungai aktif dan batuan
· Analisis Fisika magnetic degree,
berat jenis, mineralogi butir lengkap
· Analisis petrografi dan
mineragrafi terhadap conto batuan.
· Analisis PIMA= 25 conto.
4. HASIL PENYELIDIKAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Primer