HASIL PENYELIDIKAN 1 Hasil Pengumpulan Data Primer

Makalah ventarisasi Mineral Logam di Kab. Kep. Sangihe-DIPA 2010 3 Secara tektonik, Kepulauan Sangihe merupakan jalur kepulauan gunung api yang berada di sebelah utara Pulau Sulawesi, jalur ini menerus hingga ke negara Filipina. Perlipatan berarah timurlaut-baratdaya disebabkan oleh adanya gaya mampatan dari arah baratlaut- tenggara. Gaya yang bekerja diduga berasal dari penunjaman Lempeng Maluku ke arah barat di bawah Busur Sangihe. Tunjaman ini adalah bagian dari tunjaman ganda yang melibatkan Busur Sangihe di barat dan Busur Halmahera di timur. Data kegempaan menunjukkan lajur Benioff di bawah Busur Sangihe menerus ke bawah hingga kedalaman lebih dari 600 km. Indikasi Sumber Daya Mineral Batuan terobosan yang berkomposisi andesit dan diorit dijumpai di daerah ini terbentuk oleh sistem retakan dan menyebabkan pemineralan. Pemineralan emas, perak, besi, tembaga, timbal dan seng, serta mineral sulfida pirit dan kalkopirit, terjebak pada batuan gunungapi Neogen Akhir atau Plio Plistosen Samodra, 1994. Emas terdapat di daerah Lapango dan Binebase. Emas letakan didulang oleh penduduk setempat di daerah Lapango dan Sowaeng. Hematit dijumpai di Sowaeng, Gunung Bukide dan Bukit Bahu Pulau Siau. 3.KEGIATAN ENYELIDIKAN Kegiatan penyelidikan yang dilakukan dalam inventarisasi mineral logam meliputi kegiatan penyelidikan lapangan, analisis laboratorium dan pengolahan data. Penyelidikan Lapangan Penyelidikan lapangan terdiri dari : pengumpulan data lapangan data primer dan informasidata sekunder. Pengumpulan Data Primer Dalam melaksanakan inventarisasi logam dilakukan pengumpulan data primer dengan metode uji petik pada daerah penyelidikan di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Daerah uji petik dilakukan di 3 blok yaitu : Gambar 3. 1. Blok Pulau Kawaluso dan Lipang, 2. Blok Pulau Beeng Laut dan Beeng Darat 3. Blok Pulau Sangihe Besar bagian utara dan Pulau Nusa Tabukan Metoda uji petik terdiri dari pengamatanpemetaan geologi, pemercontoan sedimen sungai aktif, pemercontoan konsentrat dulang, pengamatan dan pemercontoan batuan ubahan, mineralisasi serta melakukan pengeboran tangan pada endapan pasir besi di daerah terpilih serta menguji beberapa data sekunder yang ada. Analisis Laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan terhadap conto-conto yang diambil dari lapangan dan diseleksi sesuai kebutuhan sebagai berikut : · Analisis kimia untuk unsur-unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Mo, Mn, Fe, As, Sb dan Hg untuk conto sedimen sungai aktif dan batuan · Analisis Fisika magnetic degree, berat jenis, mineralogi butir lengkap · Analisis petrografi dan mineragrafi terhadap conto batuan. · Analisis PIMA= 25 conto. 4. HASIL PENYELIDIKAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Primer Geologi Daerah Penyelidikan Morfologi Secara umum morfologi daerah penyelidikan ini dapat dibagi ke dalam tiga satuan utama yaitu, morfologi perbukitan terjal, morfologi perbukitan bergelombang dan pedataran alluvial sungai dan pantai Gambar 4. Satuan morfologi perbukitan terjal sangat luas menempati daerah penyelidikan daerah Gunung Awu dan perbukitan di sekitarnya Pulau Sangihe Besar, pada level ketinggian diatas 400 m di atas permukaan laut, sebagian besar tersusun dari litologi gunung api muda. Satuan morfologi perbukitan bergelombang landai hingga menengah menempati sebagian daerah penyelidikan di bagian timur pada Pulau Sangihe Besar, sebagian besar di daerah pulau pulau kecil antara lain Pulau Kawaluso, Pulau Lipang, Pulau Nusa Tabukan, Pulau Beeng Darat dan Pulau Beeng Laut. Satuan morfologi ini berada pada ketinggian antara 100 m hingga di bawah 400 m di atas permukaan laut. Morfologi ini tersusun dari batuan gunung api antara lain lahar, breksi dan tuff dan batuan gunung api yang sudah terubah dan lapuk. Satuan morfologi pedataran, morfologi ini menempati daerah pantai yang tidak terlalu luas, diantaranya pantai timur Pulau Sangihe Besar Daerah Naha, Tabukan Lama hingga Kalurae dan sekitarnya pada daerah ini terendapkan juga pasir besi pada bagian barat Pulau Sangihe Besar daerah antara Beha hingga Melebuh, ketinggian satuan morfologi ini berkisar dari beberapa meter hingga kurang dari 100 meter di atas permukaan laut. Pada kenampakan di lapangan Makalah ventarisasi Mineral Logam di Kab. Kep. Sangihe-DIPA 2010 4 menunjukkan komposisi batuan yang mencirikan morfologi pedataran ini adalah endapan lumpur, pasir dan kerikil yang cukup luas. Stratigrafi Satuan batuan yang terdapat di daerah penyelidikan yang teramati di lapangan mengacu pada Peta Geologi Lembar Sangihe dan Siau, Sulawesi Utara, Skala 1: 250.000 yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Hanang Samodra, dkk., 1994 ini meliputi batuan gunungapi berupa lahar, tuf, lava dan breksi kedua batuan tersebut mempunyai perselingan yang tidak bisa terpisahkan, sedangkan batuan yang lain adalah batuan sedimen Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7. Urutan stratigrafi dari batuan tertua ke yang muda adalah sebagai berikut : Satuan batuan sedimen Batupasir kuarsa Batuan ini teramati berupa singkapan dengan kedudukan N 40° E34° diduga kontak struktur dengan batuan andesit piroksin lokasi pada pantai utara Pulau Kawaluso Batuan Gunungapi Breksi Gunungapi Penyebaran batuan ini cukup luas di lapangan sangat bervariasi teramati komponen batuan terdiri dari andesit hingga basal, dengan kemas terbuka hingga tertutup diameter komponen 5 cm hingga 25 cm disemen oleh tuf Sebaran batuan ini diantaranya di hulu Sungai KakewangSura, sepanjang Sungai Maslihe, di Kampung Biru teramati batuan ini mengalami ubahan dan mengandung limonit, Fe oksida serta pirit halus spotted hingga tersebar. Pada hulu Sungai Kakewang teramati kontak breksi dengan lava andesit-basal. Di Pulau Nusa Tabukan, Pulau Beeng Darat teramati batuan tersebut masih segar. Lava Andesit - Basal Batuan ini banyak teramati berupa lava dengan struktur berlembar dan pada lain tempat dijumpai struktur meniang. Umumnya bertekstur halus hingga porfiritik sebagaimana teramati di bagian hulu Sungai Kakewang Sura Andesit piroksin Satuan batuan Andesit piroksin tersingkap di Pulau Kawaluso dan Pulau Lipang, Marongge dan Pantai Akembawi Pulau Sangihe Besar. Secara megaskopis batuan andesit piroksin kompak, padu dan hablur mengandung plagioklas subhedral Lahar Satuan batuan ini menempati daerah lembah dan sungai-sungai besar, merupakan produk gunung api Awu. Penyebaran batuan ini teramati di lembah dan muara sungai antara Beha hingga Melebuh, Talawid, Kalasuge hingga Tabukan Lama. Satuan lahar tidak terlalu kompak dengan fragmen andesit – basal tersemen tufa lempung hingga pasir, batuan ini banyak ditambang untuk bahan bangunan Aluvial Aluvium dan endapan pantai Qal, terdiri dari lumpur, pasir, kerikil dan kerakal, teramati di daerah penyelidikan adalah di pantai utara hingga timur pada muara sungai dan pedataran pantai tidak menerus di Pulau Sangihe Besar diantaranya di Desa Kalasuge, Desa Naha, Desa Kalurae, sebagian daerah tersebut terdapat endapan pasir besi Struktur Geologi Petunjuk struktur geologi di daerah penyelidikan teramati adanya air terjun di Sura hulu Sungai Kakewang Pulau Sangihe Besar ini merupakan indikasi adanya sesar dengan arah utara selatan, pada singkapan urat kuarsa juga teramati adanya breksi sesar dengan arah 200° serta adanya cermin sesar yang memperlihatkan indikasi sesar dengan arah N 355° E70° yang berlokasi di Pulau Beeng Foto 15. Pola umum sesar di daerah penyelidikan mempunyai arah relatif utara selatan. Ubahan dan Mineralisasi Ada beberapa ubahan dan mineralisasi yang teramati di daerah penylidikan yang diuraikan sebagai berikut Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7 Ubahan Pada daerah penyelidikan Pulau Kawaluso dan Pulau Lipang jarang ditemukan batuan ubahan yang signifikan. Berdasarkan pengamatan lapangan terdapat ubahan argilik terjadi pada batuan breksi tuff di pantai Sowaeng, Desa Bukide, sedangkan dari hasil analisis pima menunjukan mineral monmorilonit, kaolin dan hallosit. Di Sungai Maslihe dan Sungai Kakewang hulu Kendahe 2 juga berkembang ubahan argillik pada batuan breksi gunung api yang disertai pirit halus, tersebar dan dari hasil analisis pima menunjukan mineral dickit, illit, kaolinit dan nacrit. Di Pulau Beeng Laut teramati penyebaran ubahan yang cukup luas hampir satu pulau terubah argillik dan beberapa lokasi terubah propilit, silika Foto 1 dan dari hasil analisis PIMA menunjukkan mineral dickit, illit, kaolinit, monmorillonit, paragonit, pirofilit, opal, haloysit, nacrit dan alunit Makalah ventarisasi Mineral Logam di Kab. Kep. Sangihe-DIPA 2010 5 Foto 1. Singkapan batuan ubahan argilik terjadi pada batuan lava yang disertai pirit halus dan tersebar lokasi di Pulau Beeng Laut Mineralisasi Mineralisasi yang ditemukan berdasarkan pengamatan lapangan antara lain sebagai berikut : 1. Pulau Kawaluso Mineralisasi di Pulau Kawaluso secara megaskopik teramati pada singkapan batuan andesit piroksin, terjebak mineral hematit, pada batuan tidak terubah signifikan, mineral tersebut mengisi celah-celah joint ataupun bidang belah, dari hasil analisis kimia batuan TH 023 R menunjukkan kandungan 4,62 Fe, 69 ppm Pb dan 0,58 TiO 2 .

2. Pulau Lipang