Ubahan dan Mineralisasi HASIL PENYELIDIKAN FASE II 1.

Eksplorasi regional di bagian timur WPP DJGSM tidak menemukan adanya indikasi batuan ubahan dan mineralisasi logam, selain indikasi adanya butiran emas dan galena dalam konsentrat dulang CJR.045Pdan CJR.018P. Perhitungan statistik hasil analisa kimia conto endapan sungai aktif menunjukkan harga anomali Au 100 ppb, sementara unsur lain mempunyai nilai yang sangat rendah.

1. PENDAHULUAN

Kerjasama eksplorasi mineral logam di Peg. Selatan Jawa Barat dalam WPP DJGSM antara Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral DIM - Korea Institute of Geosince and Mineral Resources KIGAM yang berlangsung selama tiga tahun 2002- 2004 dibagi dalam tiga fase penyelidikan Gambar.1. Fase pertama merupakan penyelidikan pendahuluan, telah dilaksanakan pada T.A 2002 yang lalu. Fase kedua TA.2003 merupakan eksplorasi lanjutan, bertujuan untuk meneliti lebih rinci hasil penemuan mineralisasi pada fase pertama serta melakukan penyelidikan regional diselidiki di dalam WPP DJGSM, dengan tujuan untuk menemukan daerah prospek mineralisasi yang baru.

2. HASIL PENYELIDIKAN TERDAHULU

Temuan hasil inventarisasi dan eksplorasi yang dilaksanakan pada fase pertama TA.2002, Simanjuntak Sahat dkk, menunjukkan adanya indikasi mineralisasi logam tipe epitermal di bagian selatan Gn. Subang, Kec. Tanggeung, Kab. Cianjur. Mineralisasi logam terbentuk di dalam batuan gunungapi Miosen Akhir, berupa urat kuarsa berlapis, berongga dan cockade. Hasil analisis menunjukkan kandungan Au berkisar dari 0,14 grton hingga 6,2 grton . 3. HASIL PENYELIDIKAN FASE II 3.1. Penyelidikan Semi Rinci di Daerah ba- gian Selatan Gn. Subang Kec. Tanggeung Kab.Cianjur 3.1.1. Geologi Daerah Penyelidikan Litologi daerah penyelidikan terdiri dari batuan tufa dan breksi andesit Gambar 2. Satuan tufa menempati hampir 23 daerah pemercontoan tanah terdiri dari tufa, dicirikan oleh warna putih abu-abu, dengan pelapukan berwarna coklat hingga kemerahan, berbutir halus hingga lapili, terkersikkan kuat disertai penambahan kuarsa yang berlimpah serta pirit halus tersebar dengan jumlah 1 sampai 10 . Pada beberapa tempat seperti di daerah urat kuarsa Celak satuan batuan ini memperlihatkan perlapisan U240°T dengan kemiringan 45° ke arah baratdaya, sementara di daerah urat kuarsa Cigadobras perlapisan memperlihatkan jurus U80°T dengan kemiringan 32°. Satuan batuan breksi andesit tersebar di bagian selatan daerah penyelidikan, dicirikan oleh butiran halus sampai sedang, umumnya telah mengalami ubahan terpropilitkan, berwarna kehijauan. Tampak mineral hitam telah berubah menjadi klorit dan epidot, disertai kandungan pirit halus tersebar, 1 sampai 3 dengan intensitas lemah sampai kuat Secara umum baik singkapan maupun bongkah batuan telah mengalami ubahan hidrotermal, sehingga batas kedua satuan batuan tersebut agak sulit dibedakan. Struktur geologi yang berkembang di daerah ini adalah sesar geser, berarah tenggara-barat laut dan barat daya-timur laut, serta sesar normal berarah timur-barat dan tenggara-barat laut.

3.1.2. Ubahan dan Mineralisasi

Mineral ubahan yang dapat diamati di lapangan adalah silisifikasi, argilitisasi, kaolinisasi, epidotisasi, kloritisasi, serisitisasi, adularia, piritisasi serta native sulphur. Silisifikasi ditemukan pada batuan tufa, sedangkan argilitisasi, kaolinisasi dan serisitisasi terdapat baik pada batuan tufa maupun pada breksi andesit Native sulphur dijumpai pada batuan tufa terkersikan dengan bentuk tali berwarna kuning, sedangkan piritisasi terdapat baik mengisi bidang rekahan dalam batuan tufa dan breksi andesit maupun tersebar antara 1-10 dalam batuan tersebut diatas. Ubahan batuan didaerah pemercontoan tanah terdiri dari 3 tiga jenis yaitu : a Propilitisasi dicirikan oleh hadirnya mineral klorit + epidot + karbonat + serisit. b Argilitisasi, dicirikan oleh hadirnya mineral kaolinit + illite + serisitparagonit c Silisifikasi dicirikan oleh penambahan mineral silica SiO2 umumnya ditemukan pada zona urat atau pada zona mineralisasi terutama pada perbukitan terjal. Mineralisasi pada umumnya berhubungan erat dengan zona urat kuarsa. Ada dua zona mineralisasi utama yang ditemukan yaitu urat kuarsa Celak dan urat kuarsa Cigadobras. Urat kuarsa Celak terdapat pada koordinat X: 731531 dan Y: 9197719 Gambar 3 panjang urat yang tersingkap 12 m lebar Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 14-2 antara 0,80 - 2,5m, juruskemiringan U20°T70°. Urat kuarsa tersebut dicirikan oleh kuarsa massif, keras dan kompak, berwarna putih susu milky quarts, beberapa diantaranya berupa kuarsa berongga vuggy silica, terdiri dari kuarsa bening, kalsedon, kalsit, adularia dan karbonat. Mineral logam yang teramati adalah pirit halus tersebar, galena, sphalerit, kalkopirit, oksida tembaga berupa azurit, malakhit dan bornit, oksida besi hematit serta oksida mangan. Hasil analisis kimia dari 23 conto urat yang diambil dengan cara channel sampling menunjukkan Au=0,021-17,4 ppm; Ag= 2- 190 ppm; Cu= 34- 3340 ppm; Pb=60-7760 ppm, Zn=12-13900 ppm. Mineralisasi Cigadobras terletak pada koordinat X:732036 dan Y:9197728 Gambar 4. Panjang urat yang tersingkap 23 m, lebar 2,10 m, jurus kemiringan U20°T76°. Urat kuarsa tersebut ditemukan dalam batuan tufa halus – lapili, mengalami pengersikan sangat kuat, dicirikan oleh urat kuarsa masif, berwarna putih susu. Pada beberapa tempat berupa vuggy silica, mengandung opal, kalsedon, kalsit serta adularia. Mineral sulfida logam yang teramati diantaranya adalah galena, kalkopirit, malakhit, azurit serta bornit dan butiran emas halus. Hasil analisis dari 5 lima conto urat kuarsa adalah Au=0,35 – 9,9 ppm; Ag= 3-6 ppm; Cu= 51-111 ppm; Pb= 25- 64 ppm; Zn= 12-16 ppm. Selain daerah mineralisasi diatas, ditemukan juga mineralisasi diluar daerah pemercontoan tanah yaitu daerah Cicengal dan Cilangkap. Mineralisasi di Cicengal terdapat ± 100 m di utara grid pada koordinat X: 731517 dan Y: 919813. berupa urat kuarsa dengan jurus kemiringan U200°T 70°, lebar 30 – 80 cm, tersingkap sepanjang 43 m. Mineral sulfida logam yang teramati terdiri dari pirit halus, galena, kalkopirit, oksida tembaga, oksida besi dan oksida mangan. Hasil analisis terhadap 5 conto batuan dengan interval 10m, menunjukkan kandungan Au= 25-1740 ppb, Ag=4-80 ppm, Cu=25-58ppm; Pb= 19-78 ppm dan Zn=40,6ppm Mineralisasi Cilangkap terletak di lereng S.Cilangkap cabang S.Cibuni, ± 500m di bagian selatan di luar daerah grid soil sampling pada kordinat X : 732230 dan Y: 9196845. Para penambang lokal membuat lubang bukaanAdit yang pada umumnya berarah ke utara. Sedikitnya ada 6 adit yang dijumpai, tetapi hanya 3 adit yang dimasuki, karena sebagian adit tertutup vegetasi yang rimbun dan longsor. Mineralisasi terdapat dalam urat kuarsa dengan arah juruskemiringan U 320°TU350°T30°- 40°.Mineral logam yang teramati diantaranya pirit halus tersebar, galena, kalkopiorit, oksida tembaga, oksida mangan dan oksida besi. Hasil analisis kimia dari tiga adit conto urat dan batuan samping adalah Au= 14-66500 ppb; Ag=2-14 ppm; Cu=34 - 1600 ppm; Pb= 27 - 2960 ppm dan Zn= 57-1520 ppm.

3.1.3. Geokimia Tanah