Geokimia Tanah HASIL PENYELIDIKAN FASE II 1.

antara 0,80 - 2,5m, juruskemiringan U20°T70°. Urat kuarsa tersebut dicirikan oleh kuarsa massif, keras dan kompak, berwarna putih susu milky quarts, beberapa diantaranya berupa kuarsa berongga vuggy silica, terdiri dari kuarsa bening, kalsedon, kalsit, adularia dan karbonat. Mineral logam yang teramati adalah pirit halus tersebar, galena, sphalerit, kalkopirit, oksida tembaga berupa azurit, malakhit dan bornit, oksida besi hematit serta oksida mangan. Hasil analisis kimia dari 23 conto urat yang diambil dengan cara channel sampling menunjukkan Au=0,021-17,4 ppm; Ag= 2- 190 ppm; Cu= 34- 3340 ppm; Pb=60-7760 ppm, Zn=12-13900 ppm. Mineralisasi Cigadobras terletak pada koordinat X:732036 dan Y:9197728 Gambar 4. Panjang urat yang tersingkap 23 m, lebar 2,10 m, jurus kemiringan U20°T76°. Urat kuarsa tersebut ditemukan dalam batuan tufa halus – lapili, mengalami pengersikan sangat kuat, dicirikan oleh urat kuarsa masif, berwarna putih susu. Pada beberapa tempat berupa vuggy silica, mengandung opal, kalsedon, kalsit serta adularia. Mineral sulfida logam yang teramati diantaranya adalah galena, kalkopirit, malakhit, azurit serta bornit dan butiran emas halus. Hasil analisis dari 5 lima conto urat kuarsa adalah Au=0,35 – 9,9 ppm; Ag= 3-6 ppm; Cu= 51-111 ppm; Pb= 25- 64 ppm; Zn= 12-16 ppm. Selain daerah mineralisasi diatas, ditemukan juga mineralisasi diluar daerah pemercontoan tanah yaitu daerah Cicengal dan Cilangkap. Mineralisasi di Cicengal terdapat ± 100 m di utara grid pada koordinat X: 731517 dan Y: 919813. berupa urat kuarsa dengan jurus kemiringan U200°T 70°, lebar 30 – 80 cm, tersingkap sepanjang 43 m. Mineral sulfida logam yang teramati terdiri dari pirit halus, galena, kalkopirit, oksida tembaga, oksida besi dan oksida mangan. Hasil analisis terhadap 5 conto batuan dengan interval 10m, menunjukkan kandungan Au= 25-1740 ppb, Ag=4-80 ppm, Cu=25-58ppm; Pb= 19-78 ppm dan Zn=40,6ppm Mineralisasi Cilangkap terletak di lereng S.Cilangkap cabang S.Cibuni, ± 500m di bagian selatan di luar daerah grid soil sampling pada kordinat X : 732230 dan Y: 9196845. Para penambang lokal membuat lubang bukaanAdit yang pada umumnya berarah ke utara. Sedikitnya ada 6 adit yang dijumpai, tetapi hanya 3 adit yang dimasuki, karena sebagian adit tertutup vegetasi yang rimbun dan longsor. Mineralisasi terdapat dalam urat kuarsa dengan arah juruskemiringan U 320°TU350°T30°- 40°.Mineral logam yang teramati diantaranya pirit halus tersebar, galena, kalkopiorit, oksida tembaga, oksida mangan dan oksida besi. Hasil analisis kimia dari tiga adit conto urat dan batuan samping adalah Au= 14-66500 ppb; Ag=2-14 ppm; Cu=34 - 1600 ppm; Pb= 27 - 2960 ppm dan Zn= 57-1520 ppm.

3.1.3. Geokimia Tanah

Pemercontoan tanah dilakukan pada daerah mineralisasi logam seluas 1.100 X800 m 2 dengan sistim kisi ukuran 100x 100 m, menghasilkan 88 conto tanah. Hasil pengolahan data statistik diperoleh data sbb: Tabel 1 Nilai Statistik Unsur Logam Conto Tanah Daerah G.Subang, Kec. Tanggeung, Kab. Cianjur. Au ppb Ag ppm Cu ppm Pb ppm Zn ppm Jlh Conto 88 88 88 88 88 Minimum 0,100 0,025 24,00 6,00 19,00 Maksimum 548,0 11,00 47,00 190.0 157,0 Rata-rata 42,36 1,909 51,39 23,69 61,78 Simp.Baku 1,353 1,500 38,00 27,00 46,00 -Emas Au: Kandungan unsur Au berkisar dari 0,1 hingga 548 ppb, nilai rata-rata 42,36 ppb dan harga ambang 88 ppb. Peta sebaran unsur dan anomali Au ditunjukkan gambar 5. Anomali di bagian timur diduga berhubungan erat dengan mineralisasi urat kuarsa Cigadobras, sedangkan anomali diantara K4 dan A7 diduga berhubungan dengan mineralisasi lain diluar pemercontoan tanah, sementara anomali sekitar E4 diduga berhubungan dengan mineralisasi urat kuarsa Celak. -Perak Ag : Kandungan unsur Ag berkisar dari 0,025 hingga 11 ppm, nilai rata-rata 1,9 ppm serta harga ambang 3 ppm. Peta sebaran dan anomali unsur Ag ditunjukkan pada gambar 6, terdiri dari tiga kelas yaitu 3 ppm, 2 – 3 ppm dan 2 ppm. Berdasarkan penyebaran tersebut anomali Ag terdeteksi pada lintasan B7-8, G.8 diduga berhubungan dengan zona mineralisasi Cicengal, anomali E.5 diduga berhubungan dengan zona mineralisasi urat kuarsa Celak. -Tembaga Cu: Kandungan unsur Cu berkisar dari 24 hingga 47 ppm, harga rata – rata 51,39 ppm serta harga ambang 51,1 ppm. Anomali Cu 57,7 ppm terutama dijumpai pada lintasan J5-J6 dan K5-K6 di sekitar zona Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 14-3 mineralisasi urat kuarsa Cigadobras. pada lintasan H2, I2-I3, dan secara sporadis pada lintasan A8, C2, D4, E1-E2-E3, E8 dan F4 Gambar 7. -Timbal Pb: Kandungan unsur Pb berkisar dari 6 hingga 190 ppm dengan harga rata-rata 23,69 ppm serta harga ambang 41 ppm. Anomali Pb 41 ppm terutama ditemukan pada lintasan A.8 yang berhubungan dengan zona mineralisasi urat kuarsa Celak. Anomali lainnya terdeteksi pada lintasan B.7, A.8, H.2,3 dan I.4 Gambar 8. -Seng Zn: Kandungan Unsur Zn dengan anomali berkisar dari 19 hingga 157 ppm dengan nilai rata-rata 61,78 ppm, nilai ambang 90 ppm. Harga anomali Zn 90 ppm terutama ditemukan pada lintasan J.4-6 yang berhubungan dengan zona mineralisasi urat kuarsa Cigadobras. Anomali lainnya terdeteksi pada lintasan H 1,2,3, lintasan I.6 dan 8, lintasan G.4 dan 5, lintasan F.1, dan lintasan J.8 Gambar 9 . Parit Uji Parit uji trenching dilakukan di daerah Cilangkap, terletak di lereng bagian utara sungai Cilangkap. Ada 3 tiga parit uji yang dibuat di daerah ini, dua diantaranya mempunyai panjang masing-masing 5 meter dan lebar 1 meter dengan kedalaman antara 3 sampai 4 m dengan arah U 70° T. Parit uji lainnya dilakukan pada dinding bekas lubang bukaan adit yang telah digali penambang lokal Gambar 10. Hasil analisis batuan secara acak menunjukkan kadar Au : 7,8 – 91 ppm; Ag : 3 – 19 ppm; Cu : 18 – 200 ppm; Pb : 19 – 80 ppm dan Zn : 14 – 83 ppm. 3.2. Penyelidikan Regional 3.2.1. Daerah Kec. Cikadu dan Cibinong Kab. Cianjur Berdasarkan pengamatan lapangan stratigrafi daerah ini adalah sebagai berikut Gambar 11 : 1. Endapan piroklastika tak terpisahkan, dijumpai di bagian hulu S. Cisadea dan S.Cigugur. Satuan batuan ini dicirikan oleh berbagai bahan produk g.api seperti fragmen breksi andesit sangat kompak, breksi tufa, tufa lapili dan endapan lahar. Satuan batuan ini berumur Plio-Plistosen. 2. Satuan batuan tufa; sebarannya cukup luas terutama dibahagian timur. Tufa umumnya terdiri dari jenis lapili, berwarna cerah dan kurang kompak. Sebahagian telah mengalami pelapukan kuat dan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh rakyat setempat. Berdasarkan pengamatan lapangan satuan batuan ini dapat disebandingkan dengan Formasi Betang Atas berumur Miosen akhir Koesmono, dkk, 1996. 3. Satuan batupasir konglomerat tufaan. Satuan batuan ini mempunyai penyebaran yang cukup luas, terutama di bagian tengah dan selatan. Secara fisik teramati berlapis baik dan agak kompak, singkapannya dijumpai berupa gawir dan air terjun yang diduga telah mengalami pensesaran sebagaimana dijumpai di sepanjang S.Cisadea, mulai dari hilir hingga ke hulu sungai serta pada anak sungainya. Pada umumnya memperlihatkan suatu perlapisan layer yang sangat baik, mulai ukuran pasir sangat halus bercampur tufa dibagian atas, hingga fragmen konglomerat diameter 5- 10 cm dengan struktur graded bedding. Kemiringan hampir mendatar dengan kondisi kompak, berwarna abu-abu gelap dan kotor. Satuan batuan ini mempunyai kesetaraan umur dengan Formasi Koleberes berumur Miosen Akhir Koesmono, dkk, 1996. Dengan demikian mempunyai posisi saling menjemari dengan satuan batuan tufa dan batupasir tufaan-konglomerat berlapis. Gejala struktur geologi di daerah ini ditandai dengan pemunculan gawir yang cukup tinggi hingga melebihi 50 m pada batupasir tufaan berlapis baik dan kompak. Gawir-gawir tersebut terlihat memotong cabang sungai Cisadea sehingga membentuk air terjun. Arah gawir U210° T- U250°T. Bila gawir tersebut dikorelasikan mulai dari hilir sungai Mekarbakti hingga ke arah hulu sungai di daerah Singkup tampak searah dengan struktur patahan normal dimana bagian selatan relatif turun. Selain itu dijumpai sesar sinistral, dicirikan oleh pola aliran sungai Cisadea yang membelok secara tiba-tiba di daerah Mekarbakti. Sebaran Mineral Berat Dari sebanyak 97 conto konsentrat dulang yang dianalisis ada 15 jenis mineral yang teridentifikasi.Logam sulfida yang teridentifikasi hanya galena, ditemukan dari hasil pendulangan di S.Cibuni CJR.018P. Butiran emas dijumpai hanya di hulu S.Cisadea CJR045P, membulat tanggung dan pipih, memberikan kesan transportasi agak jauh. Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 14-4 Geokimia Endapan Sungai Aktif Perhitungan statistik geokimia endapan sungai dari 97 conto dicantumkan pada tabel 2. Tabel 2 Nilai Statistik Unsur Logam Endapan Sungai Aktif Daerah Kec. Cikadu dan Cibinong Kab. Cianjur Au ppb Ag ppm Cu ppm Pb ppm Mn ppm Zn ppm N 97 97 97 97 97 97 Minimum 1 0,50 9,00 9,00 155,0 53,0 Maksimum 76,0 2,00 62,00 36,0 1718 845,0 Rata-rata 5,63 1,37 29,64 22,29 619,5 619 Simp.Baku 8,38 0,50 9,60 5,25 324,3 82 Untuk mengetahui korelasi antar unsur tersebut maka dilakukan perhitungan koefisien korelasi Tabel 3. Tabel 3 Koefisien Korelasi Antar Unsur Logam Endapan Sungai Aktif Daerah Kec. Cikadu Dan Cibinong, Kab.Cianjur Cu Pb Zn Mn Ag Au Cu 1 Pb 0,506 1 Zn 0,309 0,078 1 Mn 0,275 0,195 0,353 1 Ag 0,168 0,079 -0,005 0,092 1 Au -0,029 0,001 0,028 -0,107 -0,05 1 Berdasarkan koefisien korelasi tersebut terlihat hanya unsur Pb dengan unsur Cu yang mempunyai nilai mendekati angka 1 sehingga dipandang memiliki hubungan.

3.2.2. Daerah Kec. Agrabinta dan Kec. Tegalbuleud Kab. Cianjur dan Kab.