MODIFIKASI PERILAKU

SUNARDI, PLB FIP UPI, 2010

RUANG LINGKUP BAHASAN

•Gambaran umum
•Konsep dasar
•Karakteristik
•Teknik
•Asesmen
•Penerapan

Gambaran umum
Asumsi dasar
• Perilaku itu dipelajari
• Perilaku maladaptif merupakan hasil belajar
yg keliru.
• Perilaku maladaptif dpt diubah melalui proses
belajar.
• Tujuan utamanya menghilangkah tingkah laku
yg salah suai dan menggantikannya dgn
tingkah laku baru.


• Pendekatan yg berkembang pesat dan sangat populer.

• Mengapa?
Sederhana, praktis, logis, mudah dipahami dan diterapkan, dapat
didemonstrasikan, menempatkan penghargaan khusus pada
kebutuhan anak, dan adanya penekanan perhatian pada perilaku
yg positif.

KONSEP DASAR
MODIFIKASI
• Perubahan, merubah, memperbaiki, membuat sesuatu yg
sudah ada menjadi berbeda / lebih baik.

PERILAKU
• Aktivitas, aksi, kinerja, respons, / reaksi
• Tindakan sederhana / simple action
• Dapat diobservasi / can be overt (observable)
• Dapat tersembunyi / can be covert (not directly observable)
• Perilaku tersembunyi harus disimpulkan dari respon-respon

terbuka / covert behavior must be inferred from overt responses.

www.mhhe.com/mayfieldpub/sarafino/presentations/ch01.ppt

• Merupakan semua aktivitas yg merupakan
reaksi thd lingkungan, yg meliputi:
• Reaksi motorik:
• Bicara, berjalan, belajar

• Reaksi fisiologis
• Aktifitas

• Reaksi Kognitif
• Bayg an, imaginasi, pikiran

• Reaksi afektif
• Perasaan: benci, kecewa, rasa sayg

karakteristik perilaku
• Sesuatu yg dilakukan dan dikatakan seseorang.

• Perilaku memiliki satu / lebih dimensi yg dpt diukur
yaitu frekuensi, durasi & intensitas.
• Perilaku dpt diamati, digambarkan, dicatat/direkam,
diukur o/ orang lain / pelaku itu sendiri.
• Perilaku mempunyai dampak/pengaruh pd
lingkungan.
• Perilaku mengikuti hukum/lawful prinsip belajar.

Apa yg bukan perilaku ?
What is Not Behavior?

• Deskripsi penafsiran dari sifat-sifat kepribadian /
interpretive descriptions of a personality trait.

• Label-label diagnostik / diagnostic labels.
• Hasil (akibat) perilaku / outcome of behavior.

www.mhhe.com/mayfieldpub/sarafino/presentations/ch01.ppt

Pengertian

MODIFIKASI PERILAKU


Berbagai upaya u/ mengubah perilaku



Aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis u/
mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif



Penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku
u/ memperbaiki perilaku melalui penguatan positif,
penguatan negatif, dan hukuman.



usaha u/ menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun
prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia


Pandangan behaviorist:
• Klasik
Modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara sistematik teknik
kondisioning pada manusia u/ menghasilkan perubahan
frekuensi perilaku tertentu / mengontrol lingkungan perilaku
tersebut. Jika teknik kondisioning diterapkan secara ketat, dgn
stimulus, respon dan akibat konsekuensi diharapkan terbentuk
perilaku lahiriah yg diharapkan.
• Operant
Modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat / pengukuh
diberikan berupa reward / punishment.
• Behavior Analist
Modifikasi perilaku merupakan penerapan dari psikologi eksperimen seperti dalam
laboratorium. Proses, emosi, problema, prosedur, semua diukur. Pengubahan
perilaku dilaksanakan dgn rancangan eksperimen dibuat dgn cermat. Perilaku
dihitung secara cacah u/ mendaparkan data dasar. Variabel bebas dimanipulasi,
metode statistik digunakan u/ melihat perubahan perilaku, pengulangan jika perlu
dilakukan hingga terjadi perubahan perilaku secara jelas.


PENDAPAT LAIN

• Eysenck : Modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku
dan emosi manusia dgn cara yg menguntungkan berdasarkan
teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar.
• Wolpe : Penerapan prinsip-prinsip belajar yg telah teruji secara
eksperimental u/ mengubah perilaku yg tidak adaptif, dgn
melemahkan / menghilangkannya dan perilaku adaptif
ditimbulkan / dikukuhkan
• Hana Panggabean : Modifikasi perilaku adalah penerapan dari teori
Skinner, sering juga disebut sebagai behavior therapy. Merupakan
penerapan dari shaping (pembentukan TL bertahap), penggunaan
positive reinforcement secara selektif, dan extinction.

Prinsip Dasar dlm Modifikasi Perilaku






Respondent / classical conditioning
Operant / instrumental conditioning
Modeling
Cognitive processes

Permatasari (2009)
• Reinforcement; Extinction; Punisment; Stimulus control,
dan Respondent conditioning

Respondent/classical conditioning
• Ivan P Pavlov
• Responden/Klasikal kondisioning  TL dipelajari dgn
memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yg bersifat refleks
bawaan
• Percobaan anjing : makanan, lampu, air liur
• No stimulus, no respon
• Istilah : respondent dan operant behavior, generalisasi, diskriminasi,
extinction, pemulihan spontan (spontaneous recovery),
reconditioning.


bedanya


Respondent Behavior
Respon yg diperoleh / dibangkitkan oleh karena adanya
stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning
classic, S – R yg dikemukakan oleh Pavlov. / lebih tegas lagi
dikemukakan oleh Watson no stimulus, no respon .
Contoh : menyempitnya mata kalau ada sinar yg tajam,
saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain
sebagainya.



Operant Behavior
Perilaku yg dikeluarkan tanpa adanya stimulus yg jelas.

Operant conditioning
• BF Skinner
• Operant conditioning Perilaku tidak diasosiakan dgn

stimulus yg dikondisikan, tetapi diasosiasikan dgn respon
(respon dianggap sebagai pemberi reinforcment)
• Reinforcement & punishment

Operant Conditioning
• Faktor penyebab, perilaku, dan konsekuensi yg menegaskan
situasi-situasi perilaku /antecedent, behavior, and consequence define
behavioral situations

• Perangkat sebelumnya yg menjelaskan alasan terhadap
perilaku / antecedents set the occasion for the behavior
(segala hal yg

mencetuskan perilaku. Misal, situasi, tempat, /

aktivitas tertentu.

• Perilaku adalah apa yg dilakukan organisme / behavior is what
organisms do


• Konsekuensi mempengaruhi peristiwa yg akan datang dari
sebuah perilaku / consequence influence the future occurrence of the
behavior

Catatan :
Konsekuensi juga dapat dianggap sebagai stimulus dari perilaku
berikutnya.

Modeling
• Modeling adalah belajar melalui observasi
tehadap orang lain / modeling is learning through
observation of others

• Juga disebut belajar sosial, observasional,
vicarious (dialami orang lain), imitatif. / also called
social, observational, vicarious, and imitative learning

• Modeling dipengaRuhi oleh observasi dari
konsekuensi / modeling influenced by observation of
consequences


Modeling
• Modeling dapat berupa / modeling can:
• Perilaku inisiatif / initiate behavior
• Mengajarkan tugas baru /teach new task
• Mempengaruhi kecepatan respon / influence response rate
• Mengajarkan respon-respon emosional / teach emotional responses

Proses-proses kognitif
• Kognisi adalah pikiran / cognition is thought
• Pikiran dapat dianggap sbg suatu antecedent
tersembunyi / thought can be considered a covert
antecedent

• Ketepatan diri terlihat pada terjadinya korelasi positif
dgn kemungkinan sukses / self-efficacy appears to be
positively correlated with the likelihood of success

Karakteristik
MODIFIKASI PERILAKU
• Fokus pada perilaku / focuses on behavior
• Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan /
emphasizes influences of learning and the environment

• Mengikuti pendekatan ilmiah / takes a scientific
approach

• Menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik
u/ mengubah perilaku / uses pragmatic and active
methods to change behavior

Focus on behavior
• Menghindari label-label interpretatif dan sistem
diagnostik / avoid interpretive labels and diagnostic systems
• Fokus pada perilaku yg berkekurangan / yg
berlebihan / focus on behavioral deficits or behavioral
excess
• Behavioral exceses adalah perilaku target yg negatif (tidak layak) yg ingin
dikurangi frekuensi, durasi, / intensitasnya, contohnya: perilaku merokok.
• Behavioral deficit adalah aladah target perilaku yg positif (lanyak) yg ingin
ditingkatkan frekuensi, durasi, / intensitasnya, contohnya: perilaku gemar
membaca.

Prilaku yg berlebihan
• stimulasi diri (menatap jari jemari, mengepak-ngepak
tangan)
• self-abuse (memukul menggigit, mencakar diri sendiri)
• tantrum (menjerit, mengamuk)
• agresif (menendang, memukul,mencubit, menggigit
orang lain)
• Dll
(Sugiarmin, 2006)

Perilaku yg berkekurangan








bicara (tak bicara, sedikit bicara, membeo)
sosial (mengganggap orang sbg benda)
sensasi (disangka tuli-buta)
bermain (putar-putar roda mobil-mobilan)
emosi (hanya bengong ketika dikelitiki, tertawa
tidak pada tempatnya)
dll

(Sugiarmin, 2006)

TEKNIK-TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU
• asertivitas
• aversi
• extinction
• satiation
• modeling
• time out
• Token economy






Desentizization / SD
Exhaustion - kelelahan
Imcopatible method
Change of
environment
• Flooding
• Hukuman
• reinforcement

Istilah lain yg sering ditemukan :
• Shaping, chaining, promting, fading, ABA, Discrete trial
Training – DDT, thought stoping, respon cost, over
control, self control, self management, RET, dsb.

ASERTIVITAS
• Suatu kemampuan u/ mengkomunikasikan apa yg
diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang
lain namun dgn tetap menjaga dan menghargai hakhak serta perasaan pihak lain.
• Dituntut jujur thd dirinya & jujur pula dlm
mengekspresikan perasaan, pendapat & kebutuhan
secara proporsional, tanpa ada maksud u/
memanipulasi, memanfaatkan / merugikan pihak
lainnya.

Asertive training
•Latihan mempertahankan diri akibat
perlakuan orang lain yg menimbulkan
kecemasan, dgn cara mempertahankan hak
dan harga dirinya.

AVERSI
•Pemberian hukuman positif
•Diikuti sikap tegas
•Biasanya diikuti prompting
•Misal : anak marah – coret-coret tembok 
diminta u/ menghapus.
•Disarankan sebagai opsi terakhir jika teknik
behav modification lain tdk efektif.

Aversion therapy
• Digunakan u/ menghilangkan kebiasaan buruk.,
dgn meningkatkan kepekaan klien agar
mengganti respond pada stimulus yg
disenanginya dgn kebalikan stimulus tersebut,
dibarengi dgn stimulus yg merugikan dirinya.
Misal:
• Homo sex – lihat photo pria telanjang – lantai
aliri listrik – gemetaran.

Jenis-jenis prosedur hukuman positif dalam aversif :
• Overcorrection
• Positive Practice
• Restitution – ganti rugi
• Contingent Excersice
• Guided Compliance – kepatuan terbimbing
• Physical Restraint (Pengekangan Fisik)

EXTINCTION
Pemadaman
• Adalah hilangnya respons.
• Tingkah laku yg telah mengalami penguatan,
pada beberapa saat/periode waktu tidak lagi
diperkuat, dan oleh karena itu, tingkah laku
tersebut berhenti u/ muncul.
• Extinction terjadi saat:
- Sebuah tingkah laku sebelumnya telah
diperkuat.
- Tidak lagi mengakibatkan penguatan
konsekuensi.

Extinction Burst
(ledakan ekstensi)
• Adalah peningkatan frekuensi, durasi, /
intensitas dari tklk yg tidak diperkuat selama
proses extinction.
• Dampak yg mungkin terjadi :
• segera meningkatkan frekuensi, durasi, / intensitas tklk.
• Tingkah laku baru mungkin terjadi.
• Respon yg emosional / tingkah laku agresif mungkin
terjadi.

• Contoh: macetnya mesin kopi

Spontaneous Recovery
 Munculnya kembali tingkah laku ttt setelah beberapa waktu
tidak muncul.
 kecenderungan alami perilaku u/ terjadi lagi di (dalam) situasi yg
serupa dgn situasi dimana extinction belum terjadi

SATIATION
kejenuhan
• Teknik menghilangkan perilaku yg tidak
dikehendaki dgn menghilangkan alasannya.
• Alasan tersebut ada pada diri anak.
• Misalnya : memberikan perhatian sebelum anak
menuntut perhatian / segera mengalihkan
kegiatan ke kegiatan lain sebelum bosan.
• Dpt juga dgn cara pembosanan. Misal, anak yg
suka berteriak-teriak, justru diminta u/ berteriak
terus sampai bosan.

Modeling
A procedure that presents a sample of a given behavior
to an individual to induce that individual to engage in
similar behavior
(Sebuah prosedur yg menghadirkan contoh perilaku yg
diberikan kepada individu u/ mendorong individu u/
terlibat dalam perilaku yg serupa)






Belajar imitasi
Belajar observasi
Belajar sosial
Belajar pengalaman

Modeling
AGAR EFEKTIF
• Gunakan model teman sebaya yg kompeten dalam hal
yg akan dimodelkan
• Lebih dari 1 model akan lebih baik
• Kompleksitas perilaku yg dimodelkan harus sesuai
sesuai dgn kemampuan klien
• Sertakan aturan-aturan lain
• Berikan kesempatan klien melihat perilaku model pada
saat menerima reinforcement
• Buat model yg didesain dgn benar
• Bila perilaku agak kompleks, desain model-model dgn
kekompleksannya bertahap
• Model hendaknya serealistik mungkin

• Penguatan dalam modeling

Reinforcement by the model

Self reinforcement

Tipe-tipe Modeling
•Sensory modeling
•Verbal modeling
•Live vs Symbolic modeling

Efek-efek Modeling
• Efek modeling: respon yg dihasilkan benar-benar baru.
• Efek hambatan dan tanpa hambatan: peniruan mungkin dilakukan
dgn rasa nyaman / sebaliknya.
• Efek Perolehan: respon yg dihasilkan tidak benar-benar baru

Karakteristik Modeling
• Kesamaan model, kesamaan karakteristik model dgn
pengamat.
• Status model, bisa berupa posisi (jabatan) dari model
/ peran model.
• Standar model
Jika model yg diamati cukup terhormat, maka
pengamat tidak hanya mempertimbangkan perilaku
nyata dari model tetapi juga standar performan yg
ditunjukkan oleh model.

Faktor yg Mempengaruhi Belajar
Modeling

a. Faktor spesies
b. Kompleksitas respon
c. motivasi

Systematic Desentisization
• suatu cara menghapus tingkah laku yg
diperbuat secara negatif dgn menyertakan
pemunculan tingkah laku yg berlawanan dgn
tingkah laku yg hendak dihapuskan secara
sistematik.
• Salah satu caranya adalah dgn melatih anak
maladaptif u/ santai dan mengasosiasikan
keadaan santai dgn pengalaman-pengalaman
pembangkit kecemasan yg dibayg kan /
dievaluasi.
• SD  in vivo (real) / Imagination (SD-R / SD-I)

Time out

• menyisihkan anak dr lingk /
kelompoknya.
• Penyisihan dpt dilakukan melalui
observasi kontingen, penyisihan
exclusion, dan penyisihan seclusion.

Token economy
• suatu cara menghapus perilaku
maladaptif dgn cara memberikan
pemerkuat-2 tertentu yg berupa benda /
penguat simbolik lain yg bernilai
ekonomis sesuai dgn persetujuan
bersama.

Respon cost
• yaitu dgn cara memberikan denda dgn
mengurangi / memperkecil
reinforcement yg akan diberikan bila
prilaku yg ditampilkan ternyata tidak
sesuai dgn harapan.

SELF CONTROL
• dilakukan u/ meningkatkan perhatian pada
anak tugas-tugas tertentu.
• dilakukan melalui prosedur self assessment,
mencatat diri sendiri, menentukan tindakan
diri sendiri, dan menyusun dorongan diri
sendiri.

PUNISHMENT
• POSITIVE PUNISHMENT – PAINFUL STIMULUS
• NEGATIF PUNISHMENT – MENGHILANGKAN
PEMERKUAT TKLK (yg disenangi anak dan tidak
berkaitan langsung dgn tingkah lakunya), misal
: dlm kasus anak yg suka melawan orang tua 
mengurangi uang jajan, tdk boleh nonton TV,
setiap kali anak memukuladiknya.

Reinforcement
• Reinforcement positif
• Reinforcement negatif
• Ideosinkratik
• Specific reinforcer

TERAPI
TINGKAH LAKU

TUJUAN
MENDORONG MUNCULNYA
PERILAKU yg TEPAT
MELALUI BELAJAR

TRITMEN

PENGKONDISIAN
KLASIK

PENGKONDISIAN
OPERAN

TEKNIK

TEKNIK

FLOODING

AVERSI

DESENSITISASI
SISTEMATIK

IN-VIVO

IMAGINAL

EKSTINGSI

TOKEN
EKONOMI

PENGHUKUMAN

MODELING

TEKNIK

OBSERVASI

BERTAHAP
LAKUKAN

LAKUKAN
SENDIRI

IDEN TARGET PRILAKU  KETENTUAN BERI TOKEN  ATURAN PENUKARAN

TEKNIK-TEKNIK DALAM
PENDEKATAN BEHAVIORAISME

Yates (1970) mengemukakan beberapa istilah:

 Reciprocal inhibition: suatu prosedur u/
memperkuat hubungan respond baru dgn stimulus
yg menimbulkan tingkah laku maladaptive.
 Extinction: prosedur u/ memperlemah hubungan
respond dgn stimulus. (penghapusan)

 Systematic desensitization: prosedur eksperimental
yg dilaksanakan dgn reciprocal inhibitation dan
extinction.


TEKNIK-TEKNIK DALAM
PENDEKATAN BEHAVIORAISME
Hersher (1970) mengembangkan beberapa teknik dalam reciprocal
inhibition (hambatan timbal balik).
1. Desensitization
Mengurangkan ketegangan pasien dgn jalan mengajarkan pasien u/ santai

2. Assertive Training
Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yg
menimbulkan kecemasan, dgn cara mempertahankan hak dan harga
dirinya.
3. Sexual training
Digunakan u/ menghilangkan kecemasan yg timbul akibat pergaulan
dgn jenis kelamin. Misal u/ penderita impoten --- Bantu dgn wanita
lain, / istri yg cemas/takut diraba suaminya – suruh membayg kan
samapi kecemasannya hilang.

Systematic Desensitization

4. Aversion therapy
Digunakan u/ menghilangkan kebiasaan buruk., dgn
meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respond pada
stimulus yg disenanginya dgn kebalikan stimulus tersebut,
dibarengi dgn stimulus yg merugikan dirinya, mislanya muntah.
Homo sex – lihat photo pria telanjang – lantai aliri listrik –
gemetaran.

5. Cover desensitization
Digunakan u/ merawat tingkah laku yg menyenangkan klien tetapi
menyimpang, missal homo, alcoholic. Diminta membayg kan
prilaku yg menyenangkan tersebut, tetapi pada saat bersamaan
diminta pula u/ membayg kan sesuatu yg tidak menyenangkan.
Alcoholic – diminta membayg kan minum, saat gelas hampir di
mulut – bayg kan ingin muntah.

6. Thought Stopping
Efektif digunakan u/ klien yg sangat cemas. Caranya, missal klien
ditutup matanya sambil membayg kan dan mengatakan sesuatu
yg mengganggu dirinya, missal berkata “saya jahat” – pada saat
itu klien memberi tanda, dan terapi kemudian berteriak / berkata
keras dan nyaring berkata “berhenti”. Jadi pikiran yg tadi
digantikan dgn teriakan terapi, berulang-ulang sampai dirinya
sendiri yg bisa menghentikan.

Guthri:
Imcopatibel method, exhaustion (meletihkan,
melelahkan), dan cange of environment.

ASESMEN
•Behavioral assessment & Behavioral analysis
•Behavior assessment (murni deskriptif)
•Functional assessment mengenai penyebab
perilaku bermasalah tersebut : apa yg memicu
masalah dan apa konsekuensinya? (S - R – C) --A–B–C

Behavioral Assessment:
• identifikasi perilaku yg akan diubah (target
behaviors)
• Pengambilan data (anamnesis) – wawancara,
kuis
• Pengukuran data dasar (baseline measure), /
fase penilaian perilaku (assessment) – obsrvasi,
angket self report, self monitoring of target
behavior, role play.
• Tiap sesi adalah suatu eksperimen, suatu studi
kasus: pengukuran data dasar - prosedur terapi pengukuran followup

Functional assessment
• mengenai penyebab perilaku bermasalah
Functional Analysis:









mengidentifikasi penyebab perilaku
bermasalah
Social positive reinforcement (R - C)
Internal sensory positive reinforcement
External sensory positive reinforcement
Social negative reinforcement
Temukan masalah perilaku (S - R)

PENERAPAN
Prinsip dasar
• Perilaku yg akan dimodifikasi harus
diidentifikasikan dalam bentuk perilaku yg
teramati (behavior objective) dan terukur.
• Ukuran perilaku ini dijadikan indikator u/
menentukan tolok ukur tercapai tidaknya tujuan
intervensi
• Prosedur dan teknik intervensi yg dipilih harus
diarahkan u/ mengubah lingkungan.

PENERAPAN
Prinsip dasar -lanjutan
• Metode yg digunakan harus dapat dijelaskan
secara logis dan dapat dipahami orang lain
• sedapat mungkin teknik yg digunakan dapat
diterapkan dalam lingkungan kehidupan seharihari
• teknik dan prosedur yg digunakan selalu
berdasarkan kepada prinsip psikologi belajar
secara umum serta prinsip respondent
conditioning dan operant conditioning.

Prosedur pelaksanaan






Menetapkan target behavior
Asesmen – melalui pendkatan ABC
menetapkan teknik intervensi yg dipilih
melakukan intervensi
merekam kegiatan pelaksanaan
intervensi
• Mencatat hasilnya
• melaporkan hasil

Teknik pelaksanaan

SSR

Learning and the Environment
• Perubahan-perubahan perilaku sebagai hasil belajar
/ behavior changes as a result of learning
• Pengubahan situasi yg mendahului dan
konsekuensi dapat mengarahkan pada perubahan
perilaku / changing antecedents and consequences
can lead to behavior change
• Pendekatan belajar dapat dibatasi oleh pengaruhpengaruh psikologis dan budaya / learning
approach may be limited by physiological and
cultural influences

Scientific Orientation
• Menggunakan teknik-teknik terapy yg secara
empirik tervalidasi / use empirically validated
therapy techniques
• Hasil-hasil terapy dievaluasi secara objektif /
therapy outcomes evaluated objectively

Pragmatic and Active Methods
to Change behavior
• therapy techniques selected based on effectiveness
• some methods based on operant conditioning,
respondent conditioning, and modeling research
and theory
• cognitive methods are based on our understanding
of how our thoughts lead to actions


participants take a more active role in therapy

Early Theory and Research







John Locke (tabula rasa)
Pavlov (respondent conditioning)
Thorndike
John Watson (father of behaviorism)
Watson and Rayner (Little Albert)
Mary Cover Jones (Peter)

KEMUNCULAN DAN PERTUMBUHAN MODIFIKASI PERILAKU
Emergence and Growth of behavior Modification






1950s: modifikasi perilaku memperoleh
penerimaan / behavior modification gains
acceptance
1960s: penerbitan Journal of Applied behavior
Analysis / the establishment of the Journal of
Applied behavior Analysis
1970s: modifikasi perilaku diperluas pada
cakupan kognisi / behavior modification
expands to include cognition

Aplikasi-aplikasi efektif dari modifikasi perilaku
Effective Applications of behavior Modification
• Pengasuhan dan hubungan orang tua – anak / parenting
and parent/child relationships
 Perilaku perlawanan - pertentangan /oppositional
behavior
 Ngompol / bed-wetting
• Pendidikan / education
 Program pembelajaran / programmed instruction
 PSI
 Tutor sebaya / peer tutoring
 Perilaku di kelas / classroom conduct

Effective Applications of behavior Modification
(continued)

• Kesehatan dan olahraga / health and sports

• Resiko-resiko kesehatan / health risks
• pemenuhan pada tretmen-tretmen / compliance with treatments
• Peningkatan tampilan atletik / enhanced athletic performance
• Setting pekerjaan / employment settings
• Peningkatan produktivitas / increase productivity
• Reduksi kehilangan / reduce losses

• Peningkatan kenyamanan / improve safety

Effective Applications of behavior Modification
(continued)

• Managemen diri / self-management
• Belajar teknik-teknik behavioral u/ mengontrol perilaku diri sendiri / learn
behavioral techniques to control own behavior

Jadwal Pemberian Reinforcment

Countinous reinforcment

Fixed

Reinforcment
Interval

Variabel
Intermitted
reinforcment

Fixed

Ratio
Variabel