Efektifitas Modifikasi Perilaku-Kognitif

(1)

EFEKTI V I TAS M OD I FI KASI PERI LAKU - KOGN I TI F UN TUK M EN GURAN GI

KECEM ASAN KOM UN I KASI AN TAR PRI BAD I

Rr. LI TA HADI ATI WULANDARI , S.Psi

Fa k u lt a sKe dok t e r a n Pr ogr a m St u di Psik ologi Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

PEN D AH ULUAN A. LATAR BELAKAN G M ASALAH

Sej arah akt ivit as m anusia berkom unikasi t im bul sej ak m anusia dicipt akan hidup di dunia ini. Manusia t idak dapat t erlepas dari int eraksi dengan m anusia lain unt uk m elangsungkan kehidupannya. Di dalam berint eraksi ant ara m anusia yang sat u dengan yang lainnya t idak dapat t erlepas dari kegiat an kom unikasi. Manusia yang norm al akan selalu t erlibat kom unikasi dalam m elakukan int eraksi dengan sesam anya sepanj ang kehidupannya. Melalui kom unikasi pula, segala aspek kehidupan m anusia di dunia t ersent uh.

Kat a kom unikasi berasal dari bahasa lat in “ com m unico” yang dalam bahasa I nggris berart i “ t o share” . Dalam hal ini dapat diart ikan bahw a kom unikasi adalah proses m em beri dan m enerim a dari pihak yang sat u kepada pihak lain. Kom unikasi dapat digunakan unt uk m em bent uk saling pengert ian sehingga m enum buhkan t ali persahabat an, m enyam paikan inform asi, m engungkapkan perasaan kasih sayang, dan unt uk m elest arikan peradaban m anusia ( Kindred, 1984) . Kom unikasi dapat pula m enum buhkan perm usuhan, m enanam kan perasaan benci, dan m engakibat kan perpecahan di ant ara m anusia it u sendiri. Ternyat a, begit u pent ing, luas, dan erat nya kom unikasi dengan kehidupan, sehingga t erkadang m anusia t idak lagi m erasakan m akna kom unikasi dan m erasa t idak perlu lagi unt uk m em aham i hal- hal yang berkait an dengan kom unikasi.

Besarnya peranan kom unikasi dalam kehidupan m anusia m em ancing t im bulnya penelit ian secara ilm iah unt uk m enget ahui j um lah w akt u yang digunakan m anusia unt uk berkom unikasi. Hasil penelit ian yang dilakukan Berlo t ahun 1980 ( dalam Mariani, 1991) m enunj ukkan bahw a 70% w akt u akt if m anusia di Am erika Serikat digunakan unt uk berkom unikasi. Penelit ian pada hal yang sam a di I ndonesia sepenget ahuan penulis belum pernah dilakukan , sehingga penulis belum dapat m em bandingkannya dengan kondisi di I ndonesia. Perbedaan kult ur ant ara I ndonesia dengan Am erika t ent unya akan m em baw a pengaruh yang berbeda dalam penggunaan w akt u akt if unt uk berkom unikasi.

Kom unikasi bila dilihat dari segi bent uk kom unikasinya secara garis besar dibagi ke dalam t iga sist em ( Liliw eri, 1991) , yait u :

a. Kom unikasi pribadi yang t erbagi m enj adi dua, yakni :

1) Kom unikasi int ra pribadi yait u proses kom unikasi yang berlangsung dalam diri seseorang

2) Kom unikasi ant ar pribadi yait u proses kom unikasi yang berlangsung ant ara individu sat u dengan individu lainnya

b. Kom unikasi kelom pok : proses kom unikasi yang t erj adi pada suat u kelom pok m anusia, t erbagi dalam :

1) Kelom pok kecil yait u kuliah, diskusi panel, sim posium sem inar 2) Kelom pok besar at au kom unikasi di depan um um ( Public speaking)


(2)

c. kom unikasi m assa : pesan yang dikom unikasikan m elalui m edia m assa pada sej um lah besar individu.

Bent uk kom unikasi yang begit u akrab di dalam int eraksi sesam a m anusia adalah bent uk kom unikasi ant ar pribadi. Kom unikasi ant ar pribadi sebenarnya adalah bukan sekadar kom unikasi yang t erj alin ant ara dua orang t anpa perant ara m edia ( face t o face) . Burgoon dan Ruffner ( 1978) m engat akan bahw a kom unikasi ant ar pribadi harus dibedakan dari berbicara di m uka um um m aupun kom unikasi di dalam kelom pok. Kom unikasi ant ar pribadi j uga harus m am pu m encerm inkan bahw a m anusia yang berkom unikasi m am pu m engekspresikan kehangat an, ket erbukaan, dukungan t erhadap pihak yang sedang diaj ak berkom unikasi.

Erat kait annya dengan m asalah kom unikasi ant ar pribadi, Bochner dan Kelly ( dalam Jandt , 1976) m engem ukakan adanya kem am puan- kem am puan yang dibut uhkan dalam m enj alin kom unikasi ant ar pribadi, yait u : ( 1) em pat i, at au proses kem am puan m enangkap hal- hal yang t erdapat di dalam kom unikasi dengan orang lain dengan cara m enganalisis isi pem bicaraan, nada suara sehingga seseorang dapat m enangkap pikiran dan perasaan yang sesuai dengan orang yang bersangkut an, ( 2) diskripsi, kem am puan unt uk m em buat pernyat aan yang konkrit , spesifik, diskript if, ( 3) kem am puan m erasakan dan m em aham i pernyat aan yang dibuat dan m em pert anggungj aw abkannya sehingga t idak hanya m enyalahkan orang lain t erhadap perasaan yang dialam i, ( 4) sikap kedekat an, keinginan unt uk m em bicarakan perasaan- perasaan pribadi, ( 5) t ingkah laku yang fleksibel ket ika m enghadapi kej adian yang baru dialam i.

Meskipun kom unikasi ant ar pribadi t elah m enj adi bagian hidup m anusia, banyak perm asalahan yang t im bul berkenaan dengan kom unikasi. Perselisihan yang t erj adi ant ara dua sahabat akibat salah paham , dapat bersum ber dari kesalahan kom unikasi. Suat u keluarga dapat t erbent uk m enj adi harm onis at au t idak harm onis dapat dilacak dari hubungan kom unikasi yang t erj adi di keluarga t ersebut ( Cosby, 1987) .

Salah sat u m asalah yang dihadapi m anusia dalam berkom unikasi dikenal dengan ist ilah ham bat an kom unikasi ( com m unicat ion apprehension) . Burgoon dan Ruffner ( 1978) dalam buku “ Hum an Com m unicat ion” m enj elaskan bahw a com m unicat ion apprehension m erupakan ist ilah yang t epat unt uk m enggam barkan reaksi negat if dalam bent uk kecem asan yang dialam i seseorang dalam pengalam an kom unikasinya, baik it u kecem asan berbicara di m uka um um m aupun kecem asan kom unikasi ant ar pribadi.

Orang yang m engalam i ham bat an kom unikasi ( com m unicat ion apprehension) akan m erasa sulit dan m erasa cem as ket ika harus berkom unikasi ant ar pribadi dengan m anusia lain, sehingga t idak m am pu m encerm inkan rasa kehangat an, ket erbukaan, dan dukungan. Perist iw a kom unikasi ant ar pribadi sebenarnya m am pu m enim bulkan perasaan senang bagi pihak yang bersangkut an at au m enj adi perist iw a yang t idak m enarik, dan bahkan cenderung unt uk dihindari. I ndividu yang m engalam i kecem asan dalam berkom unikasi akan m erasakan adanya perubahan psikis dan fisiologis. Perubahan psikis yang dialam i individu yang cem as dit andai dengan perasaan t egang, khaw at ir, dan t akut . Perubahan fisiologis yang t erj adi ket ika cem as yait u denyut j ant ung, pernafasan, dan t ekanan darah yang m eningkat ( Lazarus, 1976; Solom on dan Nevid, 1974; Spielberger, dalam Post dkk., 1978)

Masalah kecem asan berkom unikasi t ernyat a m erupakan suat u m asalah yang m enarik, sehingga banyak penelit i di luar negeri yang m elakukan penelit ian. Hasil penelit ian Croskey ( dalam Mariani, 1991) m enunj ukkan bahw a 15- 20% m ahasisw a di Am erika Serikat m enderit a ham bat an kom unikasi com m unicat ion apprehension. Penelit i yang lain yait u Hurt ( 1978) j uga m elaporkan hasil penelit iannya bahw a 10-20% m ahasisw a di berbagai Perguruan Tinggi Am erika m enderit a kecem asan berkom unikasi. Burgoon dan Ruffner ( 1978) yang m elakukan penelit iannya di


(3)

Am erika Serikat m engem ukakan bahw a 10- 20% populasi di Am erika Serikat m engalam i kecem asan berkom unikasi yang sangat t inggi, dan sekit ar 20% yang m engalam i kecem asan kom unikasi yang cukup t inggi.

Masalah kecem asan kom unikasi ant ar pribadi di I ndonesia t elah dit elit i oleh Mariani ( 1991) . I a m enem ukan bahw a 8% dari 189 subj ek penelit ian yang t erdiri dari m ahasisw a Fakult as Psikologi dab Hukum Universit as Muham m adiyah Surakart a m engalam i kecem asan kom unikasi ant ar pribadi.

Unt uk m engat asi penderit a yang m engalam i kecem asan kom unikasi ant ar pribadi, Markm an pada t ahun 1977 ( dalam Kanfer dan Goldst ein, 1986) m elakukan t eknik m odifikasi perilaku- kognit if dan hasil penelit iannya m enunj ukkan bahw a m odifikasi perilaku- kognit if t ernyat a efekt if unt uk m engat asi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi yang dilakukan pada subj ek rem aj a.

Teknik m odifikasi perilaku- kognit if m erupakan t eknik yang sedang berkem bang pesat sej ak dekade yang lalu. Meichenbaum ( dalam I vey, 1993) m enggabungkan ant ara m odifikasi perilaku dan t erapi kognit if. Modifikasi perilaku-kognit if didasarkan pada asum si bahw a perilaku m anusia secara resiprok dipengaruhi oleh pem ikiran, perasaan, proses fisiologis, sert a konsekuensinya pada perilaku. Jadi bila ingin m engubah perilaku yang m aladapt if dari m anusia, m aka t idak hanya sekedar m engubah perilakunya saj a, nam un j uga m enyangkut aspek kognit ifnya.

Modifikasi perilaku- kognit if t erdiri dari berbagai prosedur pelat ihan yang berbeda- beda, t erm asuk di dalam nya ant ara lain relaksasi, t erapi kognit if, dan pem ant auan diri. Modifikasi perilaku- kognit if m erupakan gabungan t erapi perilaku dan t erapi kognit if. Dalam pelaksanaannya, m odifikasi perilaku- kognit if m enekankan pada pem aham an t erhadap aspek pengalam an kognisi yang berbeda- beda m isalnya kepercayaan, harapan, im aj i, pem ecahan m asalah, disam ping m em pelaj ari ket ram pilan t eknik perilaku ( Kanfer dan Goldst ein, 1986) .

Dalam m em pert im bangkan bahw a : ( a) kom unikasi m erupakan hal pent ing, sehingga kualit as hidup m anusia, hubungan sesam a m anusia dapat dit ingkat kan dengan m em aham i dan m em perbaiki kom unikasi yang dilakukan ( b) m asalah kecem asan kom unikasi ant ar pribadi m erupakan m asalah em osional yang dapat dit angani dengan m odifikasi perilaku- kognit if ( c) perlunya dit em ukan t eknik yang seefekt if m ungkin unt uk m engat asi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi, m aka penulis m erasa t ert arik dan ingin m elakukan st udi w acana t ent ang efekt ivit as m odifikasi perilaku- kognit if unt uk m engat asi m asalah kecem asan ant ar pribadi.

B. Tu j u a n Pe n e lit ia n

Penelit ian ini m erupakan st udi pendahuluan yang m em iliki t uj uan unt uk m enget ahui efekt ivit as m odifikai perilaku - kognit if unt uk m engurangi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi.

C. M a n fa a t Pe n e lit ia n

Adapun m anfaat yang dapat dipet ik dari penulisan ini adalah :

1. Penelit ian ini dapat digunakan sebagai t am bahan bahan kaj ian t ent ang penerapan t erapi psikologis dalam m engat asi m asalah kecem asan kom unikasi ant ar pribadi. 2. Dengan penelit ian ini set idak- t idaknya dapat m em berikan w aw asan ilm iah bagi


(4)

BAB I I

TI N JAUAN PUSTAKA A. Pe n ge r t ia n Kom u n ik a si An t a r Pr iba di

Sej ak aw al kehidupannya set iap m anusia t idak dapat berdiri sendiri. Manusia yang sat u selalu m em but uhkan m anusia yang lain unt uk m elangsungkan kehidupannya. Dari hubungan yang saling m em but uhkan m anusia m em punyai lam bang- lam bang pesan unt uk m em pert ukarkan inform asi di ant ara sesam a. Manusia j uga t idak dapat lepas dari hubungan ant ar sesam a m anusia, karena m anusia m em punyai keluarga t em pat dilahirkan, dipelihara, dan dibesarkan. Keluarga m erupakan t em pat m anusia t inggal yang t idak dapat t erlepas dari m asyarakat t em pat keluarga berada.

Pent ingnya hubungan yang t erj adi ant ar sesam a m anusia dikem ukakan oleh Klinger ( 1977) yang m engat akan bahw a hubungan dengan m anusia lain t ernyat a sangat m em pengaruhi m anusia it u sendiri. Manusia t ergant ung t erhadap m anusia lain karena orang lain j uga berusaha m em pengaruhi m elalui pengert ian yang diberikan, inform asi yang dibagi, dan sem angat yang disum bangkan. Sem uanya m em bent uk penget ahuan, m enguat kan perasaan, dan m eneguhkan perilaku m anusia.

Meskipun dem ikian banyak ahli akhirnya berpendapat bahw a sem ua yang m enj adi t ekanan dalam kom unikasi ant ar pribadi akhirnya m enuj u pada perspekt if sit uasi. Perspekt if sit uasi m enurut Miller dan St einberg ( dalam Liliw eri, 1991) m erupakan sit uasi suat u perspekt if yang m enekankan bahw a sukses t idaknya

kom unikasi ant ar pribadi sangat sangat t ergant ung pada sit uasi kom unikasi, m engacu pada hubungan t at ap m uka ant ara dua individu at au sebagian kecil individu dengan m engandalkan suat u kekuat an yang segera saling m endekat i sat u dengan yang lain pada saat it u j uga.

Berdasarkan pendapat Miller dan St einberg di at as, m aka kedudukan kom unikat or yang dapat bergant ian dengan kom unikan pada t ahap lanj ut an harus m encipt akan suasana hubungan ant ar m anusia yang t erlibat di dalam nya. Pada t ahap ini m aka kom unikasi ant ar individu harus m anusiaw i, sehingga individu-individu yang t idak m engenal sat u sam a lain m ut u kom unikasinya kurang daripada kom unikasi ant ar pribadi di ant ara pihak- pihak yang sudah saling m engenal sebelum nya.

Kom unikasi ant ar pribadi dari m ereka yang saling m engenal lebih berm ut u karena set iap pihak m em aham i secara baik t ent ang liku- liku hidup pihak lain, pikiran, perasaan, m aupun m enanggapi t ingkal laku. Kesim pulannya bahw a j ika hendak m encipt akan suat u kom unikasi ant ar pribadi yang berm ut u m aka harus didahului dengan suat u keakraban.

Bat asan pengert ian yang benar- benar baik t ent ang kom unikasi ant ar pribadi t idak ada yang m em uaskan sem ua pihak. Sem ua bat asan art i sangat t ergant ung bagaim ana individu m elihat dan m enget ahui perilaku pada saat t erdapat dua individu at au lebih yang saling m engenal secara pribadi daripada hanya berbasa- basi saj a. Dengan kat a lain, t idak sem ua bent uk int eraksi yang dilakukan ant ara dua individu dapat digolongkan kom unikasi ant ar pribadi. Ada t ahap- t ahap t ert ent u dalam int eraksi ant ara dua individu harus t erlew at i unt uk m enent ukan kom unikasi ant ar pribadi benar- benar dilakukan.

Ada t uj uh sifat yang m enunj ukkan bahw a suat u kom unikasi ant ara dua individu m erupakan kom unikasi ant ar pribadi ( Liliw eri, 1991) . Sifat - sifat kom unikasi ant ar pribadi it u adalah :


(5)

2. Melibat kan perilaku spont an, t epat , dan rasional.

3. Kom unikasi ant ar pribadi t idaklah st at is, m elainkan dinam is.

4. Melibat kan um pan balik pribadi, hubungan int eraksi, dan koherensi ( pernyat aan yang sat u harus berkait an dengan yang lain sebelum nya) .

5. Kom unikasi ant ar pribadi dipandu oleh t at a at uran yang bersifat int rinsik dan ekst rinsik.

6. Kom unikasi ant ar pribadi m erupakan suat u kegiat an dan t indakan. 7. Melibat kan di dalam nya bidang persuasif.

Lebih lanj ut , Lunandi ( 1992) m enj elaskan bahw a yang dim aksud kom unikasi ant ar pribadi yang baik adalah kom unikasi yang m em punyai siaft ket erbukaan, kepekaan, dan bersifat um pan balik. I ndividu m erasa puas dalam berkom unikasi ant ar pribadi bila ia dapat m engert i orang lain dan m erasa bahw a orang lain j uga m em aham i dirinya.

Lunandi ( 1992) m enekankan pent ingnya kom unikasi ant ar pribadi dibedakan dari bent uk kom unikasi di m uka um um dan kom unikasi di dalam kelom pok kecil. Kom unikasi ant ar pribadi dibat asi pada kom unikasi ant ara orang dengan orang dalam sit ausi t at ap m uka. Jadi, sam a sekali t idak m eliput i t elekom unikasi j arak j auh ( t elepon, t elegram , t elex) dan kom unikasi m assa, yang dit uj ukan kepada sej um lah orang besar orang sekaligus ( surat kabar, radio, t elevisi) . Ada bent uk pendekat an yang dapat digunakan unt uk m endefinisikan kom unikasi ant ar pribadi sebagai bent uk yang berbeda dari bent uk lain kom unikasi. Kom unikasi ant ar pribadi sebagai suat u kegiat an t erus m enerus yang dilakukan orang unt uk saling berhubungan dengan orang lain, khususnya pada w akt u berhadapan m uka.

Miller dan St einberg ( dalam burgoon dan Ruffner, 1978) t elah m em buat sum bangan pem ikiran yang pent ing unt uk m em aham i kom unikasi m anusia dengan m enyaj ikan cara m engkonsep bent uk kom unikasi ant ar pribadi. Asum sinya adalah m anusia m em punyai kem am puan m enyeleksi st rat egi kom unikasi yang akan m em aksim alkan kem ungkinan unt uk berhasil dalam kom unikasi yang dilakukan. Manusia t ernyat a m am pu unt uk m em buat prediksi t ent ang akibat dan hasil dari kom unikasi yang dilakukan. Unt uk m em prediksi suat u bent uk kom unikasi t erm asuk kom unikasi ant ar pribadi at au bukan perlu dilakukan pem aham an t erhadap ident ifikasi 3 dat a t ingkat inform asi, yait u :

1. Dat a t ingkat kebudayaan ( Cult ural level- dat a) .

Kebudayaan m erupakan sekum pulan ket erat uran, norm a, inst it usi sosial, kebiasaan, dan ide- ide yang dim iliki oleh sekum pulan orang. Terkadang kebudayaan didefinisikan sebagai lokasi geografis, et nis, pola religius. Para ahli m enganggap bahw a orang yang t erm asuk kelom pok kebudayaan yang sam a m em punyai kesam aan cara bert ingkah laku dan t am pak m em iliki sikap dan nilai t ert ent u. Dengan dem ikian, kebudayaan dapat m em beri pet unj uk bagaim ana anggot a kelom pok kebudayaan t ert ent u akan berkom unikasi sat u dengan yang lainnya.

Dengan dat a kebudayaan yang ada, dapat dibuat prediksi at au perkiraan bagaim ana anggot a dalam kebudayaan t ert ent u akan berkom unikasi dan m erespon orang lain. Masalah yang m ungkin t erj adi ket ika seseorang yang hanya m em punyai dat a t ingkat kebudayaan berhadapan dengan orang lain adalah kesalahpaham an. Ket ika berhadapan dengan individu yang spesifik, seseorang harus berhat i- hat i unt uk m enerapkan perkiraan t ent ang orang t ersebut berdasar dat a t ingkat kebudayaan. Masing- m asing individu yang t ergabung dalam suat u kelom pok kebudayaan m em punyai kepribadian sendiri- sendiri.

Para ahli kom unikasi berpendapat bahw a dengan hanya m enggunakan st rat egi yang m em iliki dat a t ingkat kebudayaan saj a, belum cukup unt uk dapat dikat akan m am pu berkom unikasi secara int erpersonal at au pribadi. Dengan dem ikian berart i seseorang hanya m enggeneralisasi dat a yang diam bil dari sebuah kelom pok


(6)

kebudayaan dan t idak m em bedakan sert a m enyesuaikan kom unikasi dengan individu yang berbeda- beda.

2. Dat a t ingkat sosiologis ( Sociological- level dat a) .

Analisis dat a t ingkat sosiologis didasarkan pada pert im bangan yang dibuat t ent ang orang lain dengan m enget ahui kelom pok t em pat orang t ersebut t erm asuk. Ada pert im bangan unt uk m engelom pokkan seseorang ke dalam kelom pok t ert ent u berdasar keanggot aannya pada bent uk kelom pok sosial yang dipilihnya. Nam un ada j uga keanggot aan kelom pok yang t idak dipilih sendiri oleh yang bersangkut an, m isalnya t erm asuk ke dalam kelom pok orang t ua, dew asa, dan rem aj a. Bagaim anapun j uga, anggot a yang t erm asuk kelom pok t ert ent u, baik yang dipilih sendiri m aupun t idak m em punyai kesam aan dengan anggot a lainnya dalam sat u kelom pok. Ant ar kelom pok it u sendiri m em punyai perbedaan yang m erupakan ciri dari m asing- m asing bent uk kelom poknya.

Mem buat prediksi berdasar pada analisis dat a t ingkat sosiologis t ernyat a sulit bila seseorang berkom unikasi dengan yang lainnya. Dat a t ingkat sosiologis m erupakan generalisasi dari t ingkah laku yang dit em ui pada keanggot aan set iap kelom pok, yang t idak dapat begit u saj a dit erapkan pada set iap anggot a kelom pok. 3. Dat a t ingkat psikologis ( Psychological- level dat a)

Unt uk lebih dapat m engenal perbedaan- perbedaan individu dibut uhkan st rat egi m engenai dat a t ingkat psikologis. Dat a t ingkat psikologis m enunt ut adanya saling m engenal ant ar individu yang t erlibat di dalam t ransaksi kom unikasi. Walaupun individu m em punyai sekum pulan dat a m engenai kebudayaan dan sosiologis seseorang t idak dapat m em perkirakan perilaku khusus seseorang yang dihadapinya. I nform asi m engenai dat a t ingkat psikologis t idak dapat dipisahkan dari proses keint im an yang t erj alin, t erkadang seseorang m em berikan inform asi m engenai dirinya sendiri kepada orang lain, dan m endapat kan inform asi balik dari orang lain m engenai dirinya.

Mem peroleh inform asi dat a t ingkat psikologis sangat dibut uhkan unt uk m engem bangkan kom unikasi ant ar pribadi yang t erj alin. Dapat dibayangkan bila seseorang m enggunakan w akt unya unt uk t erlibat dalam kom unikasi ant ar pribadi dengan orang lain dan t et ap m erasa hanya m em iliki dat a yang sedikit t ent ang orang t ersebut , m aka kom unikasi yang dilakukannya t idak dapat m elibat kan em osi yang m am pu m encerm inkan kehangat an, ket erbukaan, dan dukungan.

Di dalam m engem bangkan t ransaksi kom unikasi, individu cenderung unt uk lebih banyak m enggunakan dat a t ingkat psikologis. Dengan kat a lain, st rat egi kom unikasi yang dilakukan individu didasarkan pada penget ahuan t ent ang perbedaan individu- individu yang dihadapi. Set iap individu m em iliki karakt erist ik yang unik dan t idak dapat digeneralisasikan begit u saj a.

Jadi, di dalam kom unikasi ant ar pribadi yang lebih dit ekankan adalah st rat egi kom unikasi yang berdasar pada dat a t ingkat psikologis. Dat a t ingkat kebudayaan dan sosiologis digunakan sebagai pelengkap di dalam m engum pulkan dat a t ent ang seseorang yang sedang dihadapi.

Selain kem am puan m enganalisis dat a t ingkat psikologis seseorang, di dalam m elakukan t ransaksi kom unikasi ant ar pribadi, j uga dibut uhkan kem am puan- kem am puan khusus. Bochner dan Kelly ( dalam Jandt , 1976) m engem ukakan 5 kem am puan khusus di dalam m enj alin kom unikasi ant ar pribadi, yait u : ( 1) em pat i, at au proses kem am puan m enangkap hal- hal yang t erdapat di dalam kom unikasi dengan orang lain m elalui analisis isi pem bicaraan, nada suara, ekspresi w aj ah, sehingga seseorang dapat m enangkap pikiran dan perasaan yang sesuai dengan orang yang bersangkut an, ( 2) diskripsi, kem am puan unt uk m em buat pernyat aan yang konkrit , spesifik, dan diskript if, ( 3) kem am puan m erasakan dan m em aham i pernyat aan yang dibuat dan m em pert anggungj aw abkannya sehingga t idak hanya m enyalahkan orang lain t erhadap perasaan yang dialam i, ( 4) sikap kedekat an,


(7)

keinginan unt uk m em bicarakan perasaan- perasaan pribadi, ( 5) t ingkah laku yang fleksibel ket ika m enghadapi kej adian yang baru dialam i.

Kesim pulan yang dapat dit arik dari bat asan t ent ang kom unikasi ant ar pribadi adalah bahw a kom unikasi ant ar pribadi lebih dari sekedar kom unikasi t at ap m uka, nam un dari kom unikasi t at ap m uka lebih m em ungkinkan unt uk dikem bangkan m enj adi kom unikasi ant ar pribadi. Mengem bangkan kom unikasi ant ar pribadi dapat dengan m elakukan analisis dat a t ingkat psikologis yang m enekankan bahw a individu berbeda- beda, dan pendekat annya j uga berbeda- beda. Dari kom unikasi t at ap m uka besar kem ungkinan dikem bangkan hubungan yang bersifat hangat , t erbuka, dan kom unikasi t ersebut dianggap sebagai sesuat u yang m enyenangkan bagi yang bersangkut an.

A. Ke ce m a sa n Kom u n ik a si An t a r Pr iba di

Dalam berkom unikasi ant ar pribadi dibut uhkan suat u proses t im bal balik yang akt if ant ara dua individu dalam m em beri dan m enerim a inform asi, sehingga t erj alin adanya saling pengert ian bagi ke dua belah pihak.

Burgoon dan Ruffner ( 1978) dalam buku “ Hum an Com m unicat ion” m enj elaskan ham bat an kom unikasi ( com m unicat ion apprehension) sebagai bent uk reaksi negat if dari individu berupa kecem asan yang dialam i seseorang ket ika berkom unikasi, baik kom unikasi ant ar pribadi, kom unikasi di depan um um , m aupun kom unikasi m assa.

I ndividu yang m engalam i ham bat an kom unikasi ( com m unicat ion apprehension) akan m erasa cem as bila berpart isipasi dalam kom unikasi bent uk yang lebih luas, t idak sekedar cem as berbicara di m uka um um . I ndividu t idak m am pu unt uk m engant isipasi perasaan negat ifnya, dan sedapat m ungkin berusaha unt uk m enghindari berkom unikasi. Jadi, ist ilah ham bat an kom unikasi ( com m unicat ion apprehension) m encakup kondisi yang lebih luas, baik kecem asan kom unikasi ant ar pribadi, kom unikasi kelom pok, dan kom unikasi m assa. Dalam penelit ian ini yang akan dit ekankan adalah pada kecem asan kom unikasi ant ar pribadi.

I ndividu yang m engalam i kecem asan dalam berbagai bent uk, t erm asuk cem as ket ika berkom unikasi ant ar pribadi sebenarnya berada dalam kondisi em osi yang sam a sekali t idak m enyenangkan ( Spielberger, dalam Post dkk.,1978) . Lazarus, ( 1976) m enj elaskan lebih lanj ut bahw a perasaan cem as sebenarnya m erupakan pengalam an yang sam ar- sam ar disert ai dengan adanya perasaan t idak berdaya.

Sifat kecem asan dikat akan subj ekif, art inya bahw a kej adian yang m enj adi penyebab dan reaksi yang dialam i t iap individu berbeda. Pada um um nya t anda- t anda yang m enyert ai kecem asan pada t iap orang adalah sam a, yait u dit andai dengan perubahan psikologis sepert i perasaan t egang, t akut , khaw at ir, perubahan fisiologis sepert i denyut j ant ung, pernafasan, dan t ekanan darah yang m eningkat ( Lazarus, 1976; Solom on dan nevid, 1974; dalam Post dkk., 1978) .

Burgoon dan Ruffner ( 1978) m engem ukakan t ent ang ciri- ciri kecem asan kom unikasi ant ar pribadi, yait u ;

a. Tidak berm inat unt uk berprest asi dalam berkom unikasi ( Unw illingness) . I ndividu t idak berm inat berkom unikasi disebabkan adanya rasa cem as, sifat int rovert . b. Penghindaran ( Avoiding) . I ndividu cenderung m enghindar t erlibat dalam

berkom unikasi, dapat disebabkan adanya kecem asan, at au kurang inform asi m engenai sit uasi kom unikasi yang akan dihadapi.

c. Skill acquisit ion/ syarat ket ram pilan. Teori ini m enyat akan bahw a individu akan m erasa cem as bila ia m erasa gagal at au t idak berhasil m engem bangkan ket ram pilannya dalam berkom unikasi.


(8)

d. Modelling/ peniruan. Teori ini m enj elaskan bahw a kecem asan kom unikasi berkem bang dari proses im it asi t erhadap orang lain yang diam at i oleh seseorang di dalam int eraksi sosialnya.

Burgoon dan Ruffner ( 1978) j uga m enyebut kan adanya sat u fakt or kurangnya pengalam an at au adanya pengalam an yang t idak m enyenangkan yang dirasakan individu sehingga m engakibat kan individu cenderung m enghindari kom unikasi.

B. M odifik a si Pe r ila k u - Kogn it if

Berbagai penelit ian t ent ang t erapi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi di Am erika Serikat m enunj ukkan bahw a m odifikasi perilaku- kognit if efekt if unt uk m engat asi individu yang m engalam i kecem asan kom unikasi ant ar pribadi ( Markm an dalam Kanfer dan Goldst ein, 1986) .

Modifikasi perilaku- kognit if m erupakan t eknik m enggabungkan t erapi kognit if dan bent uk m odifikasi perilaku ( Meichenbaum dalam Kanfer dan Goldst ein, 1986) .

I ndividu yang akan bert indak, sebelum nya didahului adanya proses berpikir, sehingga bila ingin m engubah suat u perilaku yang t idak adapt if, t erlebih dahulu harus m em aham i aspek- aspek yang berada dalam pengalam an kognit if dan usaha unt uk m em bangun perilaku adapt if m elalui m em pelaj ari ket ram pilan- ket ram pilan yang t erdapat pada t erapi perilakuan ( Meichenbaum & Goldst ein, 1986) .

Meichenbaum ( dalam I vey, 1993) m enekankan int eraksi ant ara m anusia dan lingkungan. Perilaku t erj adi secara resiprok dipengaruhi oleh pem ikiran, perasaan, proses fisiologis dan konsekuensi perilaku. Modifikasi perilaku- kognit if m erupakan bent uk t erapi yang ingin m elihat bahw a individu t idak hanya dipaham i m elalui perilaku yang t am pak saj a sepert i yang dilihat oleh pihak perilakuan ( behaviorist ) , nam un dibalik t ingkah laku yang t am pak t erdapat proses int ernal yang sebenarnya m erupakan hasil pem ikiran kognisi.


(9)

BAB I I I PEM BAH ASAN

Meichenbaum ( dalam Kanfer & Goldst ein, 1986) m enyat akan bahw a t idak m udah unt uk m enj elaskan definisi m odifikasi perilaku- kognit if. Di dalam m odifikasi perilaku- kognit if t erdapat berbagai m acam prosedur, t erm asuk di dalam nya m isalnya t erapi kognit if, t erapi em ot if rasional, lat ihan penurunan st ress, lat ihan pengelolaan kecem asan, kont rol diri, dan lat ihan inst ruksi diri.

Meichenbaum yang m erupakan seorang t okoh yang berpengaruh di dalam m odifikasi perilaku- kognit if ( I vey, 1993) m engem ukakan pandangannya bahw a m odifikasi perilaku- kognit if dilakukan berkenaan unt uk m enolong klien m endefinisikan problem kognit if dan perilakunya, dengan m engem bangkan kognisi, em osi, perubahan perilaku dan m encegah kam buh kem bali.

Adapun asum si yang m endasari m odifikasi perilaku kognit if adalah :

1. Kognisi yang t idak adapt if m engarah pada pem bent ukan t ingkah laku yang t idak adapt if pula

1. Peningkat an diri yang adapt if dapat dit em puh m elalui peningkat an pem ikiran yang posit if

2. Klien dapat m em pelaj ari peningkat an pem ikiran m engenai sikap, pikiran, dan t ingkah laku.

Jadi, dari penj elasan di at as, secara singkat m odifikasi perilaku- kognit if dapat diart ikan sebagai suat u t eknik yang secara sim ult an berusaha m em perkuat t im bulnya perilaku adapt if dan m em perlem ah t im bulnya perilaku yang t idak adapt if m elalui pem aham an proses int ernal yait u aspek kognisi t ent ang pikiran yang kurang rasional dan upaya pelat ihan ket ram pilan coping yang sesuai.

A. Pr in sip- pr in sip M odifik a si Pe r ila k u - Kogn it if

Sebelum proses t erapi dim ulai, t erapis perlu t erlebih dahulu m enj elaskan susunan t erapi kepada subj ek, yang m eliput i penj elasan t ent ang sudut pandang t eori m odifikasi perilaku dan t eori t erapi kognit if t erhadap perilaku yang t idak adapt if, prinsip yang m elandasi prosedur m odifikasi perilakukognit if, dan t ent ang langkah-langkah di dalam t erapi. Penj elasan ini pent ing perannya unt uk m eningkat kan m ot ivasi individu dan m enj alin kerj asam a yang baik. Perlu pula dij elaskan bahw a fungsi t erapis hanyalah sebagai fasilit at or t im bulnya perilaku yang dikehendaki, dan individu yang berperan akt if dalam proses t erapi ( I vey, 1993) . Oleh karena it u individu harus benar- benar t eram pil m enggunakan prinsip- prinsip t erapi kognit if dan m odifikasi perilaku dengan m asalah yang dialam inya, dan peran t erapis pent ing dalam m engaj ak individu m em aham i perasaannya dan t eknik t erapi yang efekt if unt uk t erj adinya perubahan perilaku yang dikehendaki.

Terkait dengan perlunya pem aham an t ent ang prinsip- prinsip m odifikasi perilaku- kognit if, Meichenbaum ( dalam I vey, 1993) m engem ukakan 10 hal yang harus diperhat ikan seorang t erapis dalam penggunaan m odifikasi perilaku- kognit if, yait u :

1. Terapis perlu m em aham i bahw a perilaku klien dit ent ukan oleh pikiran, perasaan, proses fisiologis, dan akibat yang dialam inya. Terapis dapat m em asuki sist em int eraksi dengan m em fokuskan pada pikiran, perasaan, proses fisiologis, dan perilaku yang dihasilkan klien.

2. Proses kognit if sebenarnya t idak m enyebabkan kesulit an em osional, nam un yang m enyebabkan kesulit an em osional adalah karena proses kognit if it u sendiri m erupakan proses int eraksi yang kom pleks. Bagian pent ing dari proses kognisi adalah m et a- kognisi yait u klien berusaha unt uk m em beri kom ent ar secara int ernal pada pola pem ikiran dan perilakunya saat it u. St rukut ur kognisi yang dibuat individu unt uk m engorganisasi pengalam an adalah


(10)

personal schem a. Terapis perlu m em aham i personal schem a yang digunakan oleh klien unt uk lebih m am aham i m asalah yang dialam i klien. Perubahan personal schem a yang t idak efekt if adalah bagian yang pent ing dari t erapi. 3. Tugas pent ing dari seorang t erapis adalah m enolong klien unt uk m em aham i cara

klien m em bent uk dan m enafsirkan realit as.

4. Modifikasi perilaku- kognit if m em aham i persoalan dengan pendekat an psikot erapi yang diam bil dari sisi rasional at au obj ekt if.

5. Modifikasi perilaku- kognit if dit ekankan pada penj abaran sert a penem uan proses pem aham an pengalam an klien.

6. Dim ensi yang cukup pent ing adalah unt uk m encegah kekam buhan kem bali.

7. Modifikasi perilaku- kognit if m elihat bahw a hubungan baik yang dibangun ant ara klien dan t erapis m erupakan sesuat u yang pent ing dalam proses perubahan klien.

8. Em osi m em ainkan peran yang pent ing dalam t erapi, unt uk it u klien perlu dibaw a ke dalam suasana t erapi yang m engungkap pengalam an em osi.

9. Terapis perlu m enj alin kerj asam a dengan pihak keluarga at aupun pasangan klien. 10. Modifikasi perilaku- kognit if dapat diperluas sebagai proses pencegahan t t im bulnya perilaku m aladapt if.

B. Pe n gu k u r a n D a la m M odifik a si Pe r ila k u - Kogn it if

Pengukuran m erupakan hal yang pent ing dalam m odifikasi perilaku- kognit if. Pengukuran yang cerm at perlu dilakukan sebelum , selam a, dan set elah t erapi ( Hersen & Bellack, 1977) . Melalui pengukuran akan diperoleh dat a yang berguna unt uk m elakukan ident ifikasi, klasifikasi, prediksi, spesifikasi, dan evaluasi.

Terapis perlu m engident ifikasi fakt or- fakt or pada subj ek yang dapat m enj adi pengham bat at aupun pendorong t im bulnya perilaku subj ek, aspek biologis, dan anat om is.

Set elah inform asi diperoleh, t erapis dapat m elakukan klasifikasi perilaku yang t idak adapt if, dan perilaku yang adapt if.

Prediksi yang dilakukan t erut am a t erkait dengan kont rol yang bersifat t erapiut ik unt uk m unculnya perilaku adapt if.

Langkah selanj ut nya adalah m enent ukan t eknik sert a t uj uan yang ingin dicapai.

Evaluasi dilakukan unt uk m enget ahu seberapa j auh efek pelat ihan berpengaruh t erhadap subj ek.

C. M a ca m - m a ca m M odifik a si Pe r ila k u - Kogn it if

Modifikasi perilaku- kognit if t erdiri dari berm acam - m acam t eknik. Pada bagian ini akan dibahas t eknik- t eknik yang digunakan dalam penelit ian ini.

( a) Teknik relaksasi. Teknik ini dilakukan berdasar pada asum si bahw a individu dapat secara sadar unt uk belaj ar m erilekskan ot ot - ot ot nya sesuai dengan keinginannya m elalui suat u cara yang sist em at is ( Jacobson dalam w alker dkk., 1981) . Ada berm acam - m acam t eknik relaksasi, salah sat unya yait u t eknik relaxat ion via let t ing go agar subj ek m am pu m elepaskan ket egangan dan akhirnya m encapai keadaan t anpa ket egangan. Diharapkan subj ek belaj ar m enyadari ket egangannya dengan m enegangkan ot ot - ot ot nya dan berusaha unt uk sedapat m ungkin m engurang dan m enghilangkan ket egangan ot ot t ersebut . Selain it u dilat ihkan pula t eknik different ial relaxat ion yang m engaj arkan kepada subj ek ket ram pilan unt uk m erilekskan ot ot - ot ot yang t idak m endukung akt ivit as yang dilakukan, karena dalam keadaan cem as seluruh ot ot cenderung t egang, w alau ot ot t ersebut kurang berperan dalam akt ivit as t ert ent u. Pada penelit ian ini m at eri t eknik relaksasi yang digunakan diam bil dari m at eri relaksasi yang digunakan oleh Andaj ani ( 1990) .

( b) Teknik pem ant auan diri. Teknik ini berfungsi sebagai alat pengum pul dat a sekaligus berfungsi t erapiut ik. Dasar pem ikiran t eknik ini adalah pem ant auan diri


(11)

t erkait dengan evaluasi diri dan pengukuhan diri ( Kanfer, dikut ip Andaj ani, 1990) . Subj ek m em ant au dan m encat at perilakunya sendiri, sehingga lebih m enyadari perilakunya set iap saat .

Beberapa langkah dalam t eknik pem ant auan diri adalah sebagai berikut : ( a) m endiskusikan dengan subj ek t ent ang pent ingnya subj ek m em ant au dan m encat at perilakunya secara t elit i, ( b) subj ek dan t erapis secara bersam a- sam a m enent ukan j enis perilaku yang hendak dipant au, ( c) m endiskusikan saat - saat pem ant auan dilaksanakan, ( d) t erapis m enunj ukkan pada subj ek cara m encat at dat a, ( e) role play. Pem ant auan diri hendaknya dilakukan unt uk sat u j enis perilaku dan relat if m erupakan respon yang sederhana ( Kanfer, 1975) .

( c) Teknik kognit if. Dasar pikiran t eknik kognit if adalah bahw a proses kognit if sangat berpengaruh t erhadap perilaku yang dit am pakan oleh individu. Burns ( 1988) m engungkapkan bahw a perasaan individu sering dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan individu m engenai dirinya sendiri. Pikiran individu t ersebut belum t ent u m erupakan suat u pem ikiran yang obj ekt if m engenai keadaan yang dialam i sebenarnya. Penyim pangan proses kognit if oleh Burns ( 1988) j uga disebut dengan dist orsi kognit if. Pem ikiran Burns m erupakan pengem bangan dari pendapat Goldfried dan Davison ( 1976) yang m enyat akan bahw a reaksi em osional t idak m enyenangkan yang dialam i individu dapat digunakan sebagai t anda bahw a apa yang dipikirkan m engenai dirinya sendiri m ungkin t idak rasional, unt uk selanj ut nya individu belaj ar m em bangun pikiran yang obj ekt if dan rasional t erhadap perist iw a yang dialam i.

Dist orsi kognit if ( Burns, 1988) yang dapat dialam i oleh individu t erdiri dari penyim pangan pem ikiran- pem ikiran dapat dipaparkan sebagai berikut :

1. Pem ikiran “ Segalanya at au Tidak Sam a Sekali” . Pem ikiran ini m enunj uk pada kecenderungan individu unt uk m engevaluasi kualit as pribadi diri sendiri dalam kat egori ‘hit am at au put ih’ secara ekst rim . Pem ikiran ‘bila saya t idak begini m aka saya bukan apa- apa sam a sekali” m erupakan dasar dari perfeksionism e yang m enunt ut kesem purnaan. Pem ikiran ini m enyebabkan individu t akut t erhadap kesalahan at au ket idaksem purnaan apapun, sehingga unt uk selanj ut nya individu akan m em andang dirinya sebagai pribadi yang kalah t ot al, dan individu akan m erasa t idak berdaya.

2. Terlalu Menggeneralisasi. I ndividu yang m elakukan pem ikiran t erlalu m enggeneralisasi t erhadap perist iw a yang dihadapinya m aka individu t ersebut m enyim pulkan bahw a sat u hal yang pernah t erj adi pada dirinya akan t erj adi lagi berulang kali. karena apa yang pernah t erj adi sangat t idak m enyenangkan, m aka individu selalu senant iasa m erasa t erganggu dan sedih.

3. Filt er Ment al. Pem ikiran ini m enunj uk kecenderungan individu unt uk m engam bil suat u hal negat if dalam sit uasi t ert ent u, t erus m em ikirkannya, dan dengan dem ikian individu t ersebut m em persepsikan seluruh sit uasi sebagai hal yang negat if. Dalam hal ini individu yang bersangkut an t idak m enyadari adanya “ proses penyaringan” , m aka individu lalu m enyim pulkan bahw a segalanya selalu negat if. I st ilah t eknis unt uk proses ini ialah “ abst raksi selekt if” .

4. Mendiskualifikasikan yang Posit if. Suat u pem ikiran yang dilakukan oleh individu yang t idak hanya sekedar m engabaikan pengalam an- pengalam an yang posit if, t et api j uga m engubah sem ua pengalam an yang dialam inya m enj adi hal yang negat if.

5. Loncat an ke Kesim pulan. I ndividu m elakukan pem ikiran m eloncat ke suat u kesim pulan negat if yang t idak didukung oleh fakt a dari sit uasi yang ada. Dua j enis dist orsi kognit if ini adalah “ m em baca pikiran” dan “ kesalahan peram al” . Mem baca pikiran yait u individu berasum si bahw a orang lain sedang m em andang rendah dirinya, dan individu t ersebut yakin akan hal ini sehingga dirinya sam a sekali t idak berm inat unt uk m engecek kem bali kebenarannya.


(12)

Kesalahan peram al yait u kecenderungan individu unt uk m em bayangkan sesuat u yang buruk akan t erj adi, dan individu t ersebut m enganggap pem ikirannya sebagai suat u fakt a w alaupun sam a sekali t idak realist is.

6. Pem besaran dan Pengecilan. I ndividu m em iliki kecenderungan unt uk m em perbesar at au m em perkecil hal- hal yang dialam inya di luar proporsinya.

Pem besaran yait u individu akan m elebih- lebihkan kesalahan, ket akut an, at au ket idaksem purnaan dirinya.

Pengecilan yait u individu akan m engecilkan nilai dari kem am puan dirinya sehingga kem am puan yang dim ilikinya t am pak m enj adi kecil dan t idak berart i. Jika individu m em besar- besarkan ket idaksem purnaan dirinya sert a m em perkecil kem am puannya, m aka individu akan m erasa dirinya rendah dan t idak berart i. 7. Penalaran Em osional. I ndividu m enggunakan em osinya sebagai bukt i unt uk

kebenaran yang dikehendakinya. Penalaran em osional akan m enyesat kan sebab perasaan individulah yang m enj adi cerm in pem ikiran sert a keyakinannya, bukan kondisi yang sebenarnya.

8 Pernyat aan “ Harus” . I ndividu m encoba m em ot ivasi diri sendiri dengan m engat a-kan “ Saya harus m elakua-kan pekerj aan ini” . Pernyat aan t ersebut m enyebaba-kan individu m erasa t ert ekan, sehingga m enj adi t idak t erm ot ivasi. Bila individu m enunj ukkan pernyat aan “ harus” kepada orang lain, m aka individu akan m udah frust asi ket ika m engalam i kenyat aan yang t idak sesuai dengan harapannya.

9 Mem beri Cap dan Salah Mem beri Cap. Mem beri cap pribadi berart i m encipt akan gam baran diri yang negat if yang didasarkan pada kesalahan

individu. I ni m erupakan bent uk ekst rim dari t erlalu m enggeneralisasi. Pem ikiran dibalik dist orsi kognit if ini adalah nilai individu t erlet ak pada kesalahan yang dibuat nya, bukan pada kelebihan pot ensi dirinya. Salah m em beri cap berart i m encipt akan gam baran negat if didasarkan em osi yang dialam i saat it u.

10 Personalisasi. I ndividu m erasa bert anggung j aw ab at as perist iw a negat if yang t erj adi, w alaupun sebenarnya perist iw a bukan m erupakan kesalahan dirinya. Jadi, individu m em andang dirinya sebagai penyebab dari suat u perist iw a yang negat if, yang dalam kenyat aan sebenarnya bukan individu yang harus bert anggung j aw ab t erhadap perist iw a t ersebut .

D . Efe k t ivit a s M odifik a si Pe r ila k u - Kogn it if u n t u k m e n gu r a n gi Ke ce m a sa n Kom u n ik a si An t a r Pr iba di.

Berikut ini akan dipaparkan peranan m asing- m asing t eknik yang digunakan pada penelit ian ini t erhadap pengendalian kecem asan kom unikasi ant ar pribadi. 1. Peranan Teknik Relaksasi pada Pengendalian Kecem asan Kom unikasi Ant ar Pribadi

I ndividu perlu m em buat dirinya dalam keadaan rileks pada saat individu m enyadari pikiran- pikirannya yang t idak rasional dan m elihat perist iw a yang dihadapinya secara obj ekt if dan rasional, sehingga t ercapai keadaan individu yang m am pu m engurangi perasaan t idak m enyenangkan. Teknik relaksasi dipelaj ari unt uk m eningkat kan kem am puan m enyadari ket egangan ot ot yang t erj adi pada saat m engalam i kecem asan kom unikasi ant ar pribadi dan secara sist em at is m eredakan ket egangan t ersebut m encapai keadaan rileks.

Pada saat individu m erasa cem as, m aka sebenarnya ot ot - ot ot t ubuhnya m engalam i ket egangan t erut am a pada ot ot sekit ar w aj ah, dan leher. Denyut j ant ung j uga m enj adi berdet ak lebih keras. Ket egangan pada ot ot - ot ot t ersebut m enyebabkan individu sem akin sulit unt uk m elakukan kom unikasi, denyut j ant ung yang berdebar m em buat seseorang m enj adi m erasa cem as dan t idak m am pu berpikir t ent ang hal- hal yang ingin diungkapkan. Dengan m elat ih t ubuh m enj adi rileks, m aka ket ika individu m erasa t egang ia m enj adi lebih cepat sadar t ent ang kondisi dirinya yang t egang. Ket ika individu t elah berhasil m eredakan ket egangan t ubuhnya, ia akan lebih m am pu berpikir lebih baik t ent ang hal- hal yang ingin diungkapkan.


(13)

2. Peranan Teknik Pem ant auan Diri pada Pengendalian Kecem asan Kom unikasi Ant ar Pribadi

Teknik pem ant auan diri dilaksanakan dengan t uj uan peningkat an kesadaran individu t ent ang perilaku dirinya, m elalui pem ant auan sert a pencat at an sehingga diharapkan individu yang bersangkut an m em punyai pem aham an yang obj ekif t erhadap perilakunya ( Kanfer, 1975) . Soekadj i ( 1983) m enegaskan pent ingnya pem ant auan diri dan pencat at an dat a pada subj ek agar t idak m enim bulkan kesan yang salah bahw a ada perubahan perilaku yang sebenarnya hanya m erupakan harapannya saj a.

Proses pem ant auan diri dan pencat at an dat a dapat m enim bulkan perubahan frekuensi perilaku t idak adapt if, karena dalam proses t ersebut j uga t erj adi proses evaluasi dan pengukuhan diri ( Kanfer, 1975) .

Pencat at an yang dilakukan individu akan m em bant u individu t ersebut unt uk lebih m em aham i perist iw a- perist iw a yang t erj adi sehari- hari, perasaan- perasaan yang dialam i ket ika berkom unikasi dengan individu lain.

Dengan lat ihan pencat at an pem ant auan diri m aka individu lebih m enyelam i perasaannya dan m am pu m engoreksi perasaan negat if yang dialam inya.

3. Peranan Teknik Kom unikasi pada Pengendalian Kecem asan Kom unikasi Ant ar Pribadi

Teknik ini bert uj uan unt uk m engaj arkan kem am puan aspek kognit if yang berperan unt uk pem bent ukan perilaku yang dikehendaki ( Goldfried dan Davison, 1976) . I ndividu m engem bangkan perilakunya yang adapt if m aupun t idak adapt if dan pola perasaan m elalui proses kognit if ( Burns, 1988) . Kesadaran individu bahw a kecem asannya dalam berkom unikasi ant ar pribadi disebabkan oleh adanya pikiran dan persepsi yang t idak rasional dan kem am puan unt uk m enggant ikan pikiran-pikiran t idak rasional dengan pikiran-pikiran obj ekt if m em buat individu lebih t erkendali ( Markm an dalam Kanfer dan Goldst ein, 1986) . Dengan dem ikian individu m elakukan evaluasi t erhadap pernyat aan- pernyat aan diri yang m enim bulkan kecem asan, m enghent ikan pikiran- pikiran t ersebut , dan kem udian m em buat pernyat aan-pernyat aan diri yang obj ekt if sert a rasional ( Bellack dan Hersen, 1977) .

I ndividu yang m erasa cem as ket ika berkom unikasi ant ara pribadi sebenarnya m engalam i beberapa dist orsi kognit if yang t idak disadarinya. Dengan individu m enyadari bahw a t ernyat a ada beberapa dist orsi kognit if, m aka diharapkan individu t ersebut m am pu m engat asi rasa cem asnya dengan m em perbaiki pola pem ikirannya.


(14)

BAB V PEN UTUP A. Ke sim pu la n

Berdasarkan st udi w acana yang t elah dipaparkan pada bab sebelum nya m aka pada akhirnya dapat diam bil kesim pulan sebagai berikut :

1. Teknik m odifikasi perilaku t ernyat a dapat digunakan dan hasilnya efekt if unt uk m enurunkan kecem asan kom unikasi ant ar individu.

2. Efekt ivit as m odifikasi perilaku kognit if unt uk m engurangi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi dapat bert ahan selam a beberapa w akt u lam anya, j adi t idak m erupakan perubahan sesaat saj a. Hal ini dim ungkinkan karena proses m odifikasi sendiri m am pu direkam oleh sisi kognit if individu yang dapat digunakan sew akt u- w akt u.

3. Mot ivasi adalah fakt or yang sangat pent ing dalam perubahan perilaku individu.

B. Sa r a n

Berdasarkan st udi w acana yang t elah dipaparkan m aka dapat dikem ukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan st udi eksperim ent al unt uk m enguj i secara em piris efekt ivit as m odifikasi perilaku - kognit if unt uk m engurangi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi. Pelaksanaan penelit ian sebaiknya m enggunakan 2 kelom pok penelit ian yait u kelom pok eksperim en dan kelom pok kont rol.

2. St udi m engenai m odifikasi perilaku - kognit if unt uk m engurangi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi sebaiknya dikem bangkan ke m asyarakat luas m aupun bidang pendidikan unt uk m em berikan sum bangan nyat a dalam m engat asi m asalah yang sebenarnya cukup banyak t erj adi di lingkungan pendidikan m aupun m asyarakat luas.

3. Bagi penelit i selanj ut nya disarankan hendaknya m em perhat ikan at au m engukur fakt or- fakt or lain, yang ikut m em pengaruhi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi.

Dem ikianlah dengan m enem ukan t eknik sederhana dan prakt is unt ukm engendalikan kecem asan kom unikasi ant ar pribadi, akan sangat m em bant u prakt isi dan psikolog m eenangani kasus yang sam a.

Dari hasil penelit ian lanj ut an diharapkan bahw a t eknik m odifikasi perilaku - kognit if akan m akin m ant ap dipakai unt uk m engat asi m asalah kecem asan kom unikasi ant ar pribadi.


(15)

D AFTAR PUSTAKA

Andaj ani, A. S. 1990. Efekt ivit as Teknik Kont rol Diri pada Pengendalian Kem arahan. Skripsi ( Tidak dit erbit kan) . Fakult as Psikologi UGM Yogyakart a.

Azw ar, S. 1986. Reliabilit as dan Validit as. Yogyakart a: Libert y.

Bellack, A. S. and Hersen, M. 1977. Behavior Modificat ion : An I nt roduct ory Text book. New York: Oxford Universit y Press.

Burgoon, M. and Ruffner, M. 1978. Hum an Com m unicat ion. New York: Holt Rinehart and Winst on.

Burns, D. D. 1988. Terapi Kognit if. Pendekat an baru Bagi Penanganan Depresi. Jakart a: Penerbit Airlangga.

Goldfried, M. R., and Davison, G. L. 1976. Clinical Behavior Therapy. New York : Holt Rinehart and Winst on.

Hadi, S. 1984. Met odologi Research j ilid I I . Yogyakart a: Yayasan Penerbit an Fakult as Psikologi UGM.

Hurt , T. H. 1978. Com m unicat ion in t he Classroom . Menlopark: Addison Wesley. I vey, A. E., I vey, M. B., Sim ek, L. Morgan. 1993. Conseling and Psychot herapy. A Mult icult ural Perspect ive. Bost on : Allyn and Bacon a Division of Sim on and Schust er, I nc.

Jandt , F. E. 1976. The Process of I nt erpersonal Com m unicat ion. New York: Harper and Row Publisher I nc.

Kanfer, F. H. and Goldst ein, A.P. 1986. Helping People Change. New York : Pergam on Press.

Kindred, J. 1984. I nt erpersonal Com m unicat ion. Minneapolis: Universit y of Minnesot a Press.

Lazarus, R. S. 1969. Pat t ern of Adj usm ent and Hum an Effect iveness. New York: Mc Graw - Hill Book Com pany.

Liliw eri, A. 1991. Kom unikasi Ant ar Pribadi. Bandung : Cit ra Adit ya Bakt i. Lunandi, A.G. 1992. Kom unikasi m engena. Yogyakart a: Penerbit Kanisius.

Mariani, K. 1991. Hubungan ant ara Sifat Pem ant auan Diri dengan Kecem asan dalam Kom unikasi I nt erpersonal pada Mahasiswa Psikologi dan Fakult as Hukum Universit as Muham m adiyah Surakart a. Skripsi Sarj ana. Yogyakart a: Fakult as Psikologi UGM.

Soet arlinah S. 1983. Modifikasi perilaku: Penerapan Sehari- hari dan Penerapan Profesional. Yogyakart a : Libert y.


(16)

Ut am i , M.S. 1991. Efekt ivit as Relaksasi dan Terapi Kognit if unt uk Mengurangi Kecem asan Berbicara di Muka Um um . Tesis. Yogyakart a: Fakult as Pasca Sarj ana

UGM.

Walker, C. E., Clem ent , P. W. 1981. Clinical Procedures for Behavior Therapy. New Jersey: Prent ice - Hall I nc. Englewood Cliffs.


(1)

t erkait dengan evaluasi diri dan pengukuhan diri ( Kanfer, dikut ip Andaj ani, 1990) . Subj ek m em ant au dan m encat at perilakunya sendiri, sehingga lebih m enyadari perilakunya set iap saat .

Beberapa langkah dalam t eknik pem ant auan diri adalah sebagai berikut : ( a) m endiskusikan dengan subj ek t ent ang pent ingnya subj ek m em ant au dan m encat at perilakunya secara t elit i, ( b) subj ek dan t erapis secara bersam a- sam a m enent ukan j enis perilaku yang hendak dipant au, ( c) m endiskusikan saat - saat pem ant auan dilaksanakan, ( d) t erapis m enunj ukkan pada subj ek cara m encat at dat a, ( e) role play. Pem ant auan diri hendaknya dilakukan unt uk sat u j enis perilaku dan relat if m erupakan respon yang sederhana ( Kanfer, 1975) .

( c) Teknik kognit if. Dasar pikiran t eknik kognit if adalah bahw a proses kognit if sangat berpengaruh t erhadap perilaku yang dit am pakan oleh individu. Burns ( 1988) m engungkapkan bahw a perasaan individu sering dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan individu m engenai dirinya sendiri. Pikiran individu t ersebut belum t ent u m erupakan suat u pem ikiran yang obj ekt if m engenai keadaan yang dialam i sebenarnya. Penyim pangan proses kognit if oleh Burns ( 1988) j uga disebut dengan dist orsi kognit if. Pem ikiran Burns m erupakan pengem bangan dari pendapat Goldfried dan Davison ( 1976) yang m enyat akan bahw a reaksi em osional t idak m enyenangkan yang dialam i individu dapat digunakan sebagai t anda bahw a apa yang dipikirkan m engenai dirinya sendiri m ungkin t idak rasional, unt uk selanj ut nya individu belaj ar m em bangun pikiran yang obj ekt if dan rasional t erhadap perist iw a yang dialam i.

Dist orsi kognit if ( Burns, 1988) yang dapat dialam i oleh individu t erdiri dari penyim pangan pem ikiran- pem ikiran dapat dipaparkan sebagai berikut :

1. Pem ikiran “ Segalanya at au Tidak Sam a Sekali” . Pem ikiran ini m enunj uk pada kecenderungan individu unt uk m engevaluasi kualit as pribadi diri sendiri dalam kat egori ‘hit am at au put ih’ secara ekst rim . Pem ikiran ‘bila saya t idak begini m aka saya bukan apa- apa sam a sekali” m erupakan dasar dari perfeksionism e yang m enunt ut kesem purnaan. Pem ikiran ini m enyebabkan individu t akut t erhadap kesalahan at au ket idaksem purnaan apapun, sehingga unt uk selanj ut nya individu akan m em andang dirinya sebagai pribadi yang kalah t ot al, dan individu akan m erasa t idak berdaya.

2. Terlalu Menggeneralisasi. I ndividu yang m elakukan pem ikiran t erlalu m enggeneralisasi t erhadap perist iw a yang dihadapinya m aka individu t ersebut m enyim pulkan bahw a sat u hal yang pernah t erj adi pada dirinya akan t erj adi lagi berulang kali. karena apa yang pernah t erj adi sangat t idak m enyenangkan, m aka individu selalu senant iasa m erasa t erganggu dan sedih.

3. Filt er Ment al. Pem ikiran ini m enunj uk kecenderungan individu unt uk m engam bil suat u hal negat if dalam sit uasi t ert ent u, t erus m em ikirkannya, dan dengan dem ikian individu t ersebut m em persepsikan seluruh sit uasi sebagai hal yang negat if. Dalam hal ini individu yang bersangkut an t idak m enyadari adanya “ proses penyaringan” , m aka individu lalu m enyim pulkan bahw a segalanya selalu negat if. I st ilah t eknis unt uk proses ini ialah “ abst raksi selekt if” .

4. Mendiskualifikasikan yang Posit if. Suat u pem ikiran yang dilakukan oleh individu yang t idak hanya sekedar m engabaikan pengalam an- pengalam an yang posit if, t et api j uga m engubah sem ua pengalam an yang dialam inya m enj adi hal yang negat if.

5. Loncat an ke Kesim pulan. I ndividu m elakukan pem ikiran m eloncat ke suat u kesim pulan negat if yang t idak didukung oleh fakt a dari sit uasi yang ada. Dua j enis dist orsi kognit if ini adalah “ m em baca pikiran” dan “ kesalahan peram al” . Mem baca pikiran yait u individu berasum si bahw a orang lain sedang m em andang rendah dirinya, dan individu t ersebut yakin akan hal ini sehingga dirinya sam a sekali t idak berm inat unt uk m engecek kem bali kebenarannya.


(2)

Kesalahan peram al yait u kecenderungan individu unt uk m em bayangkan sesuat u yang buruk akan t erj adi, dan individu t ersebut m enganggap pem ikirannya sebagai suat u fakt a w alaupun sam a sekali t idak realist is.

6. Pem besaran dan Pengecilan. I ndividu m em iliki kecenderungan unt uk m em perbesar at au m em perkecil hal- hal yang dialam inya di luar proporsinya.

Pem besaran yait u individu akan m elebih- lebihkan kesalahan, ket akut an, at au ket idaksem purnaan dirinya.

Pengecilan yait u individu akan m engecilkan nilai dari kem am puan dirinya sehingga kem am puan yang dim ilikinya t am pak m enj adi kecil dan t idak berart i. Jika individu m em besar- besarkan ket idaksem purnaan dirinya sert a m em perkecil kem am puannya, m aka individu akan m erasa dirinya rendah dan t idak berart i. 7. Penalaran Em osional. I ndividu m enggunakan em osinya sebagai bukt i unt uk

kebenaran yang dikehendakinya. Penalaran em osional akan m enyesat kan sebab perasaan individulah yang m enj adi cerm in pem ikiran sert a keyakinannya, bukan kondisi yang sebenarnya.

8 Pernyat aan “ Harus” . I ndividu m encoba m em ot ivasi diri sendiri dengan m engat a-kan “ Saya harus m elakua-kan pekerj aan ini” . Pernyat aan t ersebut m enyebaba-kan individu m erasa t ert ekan, sehingga m enj adi t idak t erm ot ivasi. Bila individu m enunj ukkan pernyat aan “ harus” kepada orang lain, m aka individu akan m udah frust asi ket ika m engalam i kenyat aan yang t idak sesuai dengan harapannya.

9 Mem beri Cap dan Salah Mem beri Cap. Mem beri cap pribadi berart i m encipt akan gam baran diri yang negat if yang didasarkan pada kesalahan

individu. I ni m erupakan bent uk ekst rim dari t erlalu m enggeneralisasi. Pem ikiran dibalik dist orsi kognit if ini adalah nilai individu t erlet ak pada kesalahan yang dibuat nya, bukan pada kelebihan pot ensi dirinya. Salah m em beri cap berart i m encipt akan gam baran negat if didasarkan em osi yang dialam i saat it u.

10 Personalisasi. I ndividu m erasa bert anggung j aw ab at as perist iw a negat if yang t erj adi, w alaupun sebenarnya perist iw a bukan m erupakan kesalahan dirinya. Jadi, individu m em andang dirinya sebagai penyebab dari suat u perist iw a yang negat if, yang dalam kenyat aan sebenarnya bukan individu yang harus bert anggung j aw ab t erhadap perist iw a t ersebut .

D . Efe k t ivit a s M odifik a si Pe r ila k u - Kogn it if u n t u k m e n gu r a n gi Ke ce m a sa n Kom u n ik a si An t a r Pr iba di.

Berikut ini akan dipaparkan peranan m asing- m asing t eknik yang digunakan pada penelit ian ini t erhadap pengendalian kecem asan kom unikasi ant ar pribadi. 1. Peranan Teknik Relaksasi pada Pengendalian Kecem asan Kom unikasi Ant ar Pribadi

I ndividu perlu m em buat dirinya dalam keadaan rileks pada saat individu m enyadari pikiran- pikirannya yang t idak rasional dan m elihat perist iw a yang dihadapinya secara obj ekt if dan rasional, sehingga t ercapai keadaan individu yang m am pu m engurangi perasaan t idak m enyenangkan. Teknik relaksasi dipelaj ari unt uk m eningkat kan kem am puan m enyadari ket egangan ot ot yang t erj adi pada saat m engalam i kecem asan kom unikasi ant ar pribadi dan secara sist em at is m eredakan ket egangan t ersebut m encapai keadaan rileks.

Pada saat individu m erasa cem as, m aka sebenarnya ot ot - ot ot t ubuhnya m engalam i ket egangan t erut am a pada ot ot sekit ar w aj ah, dan leher. Denyut j ant ung j uga m enj adi berdet ak lebih keras. Ket egangan pada ot ot - ot ot t ersebut m enyebabkan individu sem akin sulit unt uk m elakukan kom unikasi, denyut j ant ung yang berdebar m em buat seseorang m enj adi m erasa cem as dan t idak m am pu berpikir t ent ang hal- hal yang ingin diungkapkan. Dengan m elat ih t ubuh m enj adi rileks, m aka ket ika individu m erasa t egang ia m enj adi lebih cepat sadar t ent ang kondisi dirinya yang t egang. Ket ika individu t elah berhasil m eredakan ket egangan t ubuhnya, ia akan lebih m am pu berpikir lebih baik t ent ang hal- hal yang ingin


(3)

2. Peranan Teknik Pem ant auan Diri pada Pengendalian Kecem asan Kom unikasi Ant ar Pribadi

Teknik pem ant auan diri dilaksanakan dengan t uj uan peningkat an kesadaran individu t ent ang perilaku dirinya, m elalui pem ant auan sert a pencat at an sehingga diharapkan individu yang bersangkut an m em punyai pem aham an yang obj ekif t erhadap perilakunya ( Kanfer, 1975) . Soekadj i ( 1983) m enegaskan pent ingnya pem ant auan diri dan pencat at an dat a pada subj ek agar t idak m enim bulkan kesan yang salah bahw a ada perubahan perilaku yang sebenarnya hanya m erupakan harapannya saj a.

Proses pem ant auan diri dan pencat at an dat a dapat m enim bulkan perubahan frekuensi perilaku t idak adapt if, karena dalam proses t ersebut j uga t erj adi proses evaluasi dan pengukuhan diri ( Kanfer, 1975) .

Pencat at an yang dilakukan individu akan m em bant u individu t ersebut unt uk lebih m em aham i perist iw a- perist iw a yang t erj adi sehari- hari, perasaan- perasaan yang dialam i ket ika berkom unikasi dengan individu lain.

Dengan lat ihan pencat at an pem ant auan diri m aka individu lebih m enyelam i perasaannya dan m am pu m engoreksi perasaan negat if yang dialam inya.

3. Peranan Teknik Kom unikasi pada Pengendalian Kecem asan Kom unikasi Ant ar Pribadi

Teknik ini bert uj uan unt uk m engaj arkan kem am puan aspek kognit if yang berperan unt uk pem bent ukan perilaku yang dikehendaki ( Goldfried dan Davison, 1976) . I ndividu m engem bangkan perilakunya yang adapt if m aupun t idak adapt if dan pola perasaan m elalui proses kognit if ( Burns, 1988) . Kesadaran individu bahw a kecem asannya dalam berkom unikasi ant ar pribadi disebabkan oleh adanya pikiran dan persepsi yang t idak rasional dan kem am puan unt uk m enggant ikan pikiran-pikiran t idak rasional dengan pikiran-pikiran obj ekt if m em buat individu lebih t erkendali ( Markm an dalam Kanfer dan Goldst ein, 1986) . Dengan dem ikian individu m elakukan evaluasi t erhadap pernyat aan- pernyat aan diri yang m enim bulkan kecem asan, m enghent ikan pikiran- pikiran t ersebut , dan kem udian m em buat pernyat aan-pernyat aan diri yang obj ekt if sert a rasional ( Bellack dan Hersen, 1977) .

I ndividu yang m erasa cem as ket ika berkom unikasi ant ara pribadi sebenarnya m engalam i beberapa dist orsi kognit if yang t idak disadarinya. Dengan individu m enyadari bahw a t ernyat a ada beberapa dist orsi kognit if, m aka diharapkan individu t ersebut m am pu m engat asi rasa cem asnya dengan m em perbaiki pola pem ikirannya.


(4)

BAB V PEN UTUP A. Ke sim pu la n

Berdasarkan st udi w acana yang t elah dipaparkan pada bab sebelum nya m aka pada akhirnya dapat diam bil kesim pulan sebagai berikut :

1. Teknik m odifikasi perilaku t ernyat a dapat digunakan dan hasilnya efekt if unt uk m enurunkan kecem asan kom unikasi ant ar individu.

2. Efekt ivit as m odifikasi perilaku kognit if unt uk m engurangi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi dapat bert ahan selam a beberapa w akt u lam anya, j adi t idak m erupakan perubahan sesaat saj a. Hal ini dim ungkinkan karena proses m odifikasi sendiri m am pu direkam oleh sisi kognit if individu yang dapat digunakan sew akt u- w akt u.

3. Mot ivasi adalah fakt or yang sangat pent ing dalam perubahan perilaku individu.

B. Sa r a n

Berdasarkan st udi w acana yang t elah dipaparkan m aka dapat dikem ukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan st udi eksperim ent al unt uk m enguj i secara em piris efekt ivit as m odifikasi perilaku - kognit if unt uk m engurangi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi. Pelaksanaan penelit ian sebaiknya m enggunakan 2 kelom pok penelit ian yait u kelom pok eksperim en dan kelom pok kont rol.

2. St udi m engenai m odifikasi perilaku - kognit if unt uk m engurangi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi sebaiknya dikem bangkan ke m asyarakat luas m aupun bidang pendidikan unt uk m em berikan sum bangan nyat a dalam m engat asi m asalah yang sebenarnya cukup banyak t erj adi di lingkungan pendidikan m aupun m asyarakat luas.

3. Bagi penelit i selanj ut nya disarankan hendaknya m em perhat ikan at au m engukur fakt or- fakt or lain, yang ikut m em pengaruhi kecem asan kom unikasi ant ar pribadi.

Dem ikianlah dengan m enem ukan t eknik sederhana dan prakt is unt ukm engendalikan kecem asan kom unikasi ant ar pribadi, akan sangat m em bant u prakt isi dan psikolog m eenangani kasus yang sam a.

Dari hasil penelit ian lanj ut an diharapkan bahw a t eknik m odifikasi perilaku - kognit if akan m akin m ant ap dipakai unt uk m engat asi m asalah kecem asan kom unikasi ant ar pribadi.


(5)

D AFTAR PUSTAKA

Andaj ani, A. S. 1990. Efekt ivit as Teknik Kont rol Diri pada Pengendalian Kem arahan. Skripsi ( Tidak dit erbit kan) . Fakult as Psikologi UGM Yogyakart a.

Azw ar, S. 1986. Reliabilit as dan Validit as. Yogyakart a: Libert y.

Bellack, A. S. and Hersen, M. 1977. Behavior Modificat ion : An I nt roduct ory Text book. New York: Oxford Universit y Press.

Burgoon, M. and Ruffner, M. 1978. Hum an Com m unicat ion. New York: Holt Rinehart and Winst on.

Burns, D. D. 1988. Terapi Kognit if. Pendekat an baru Bagi Penanganan Depresi. Jakart a: Penerbit Airlangga.

Goldfried, M. R., and Davison, G. L. 1976. Clinical Behavior Therapy. New York : Holt Rinehart and Winst on.

Hadi, S. 1984. Met odologi Research j ilid I I . Yogyakart a: Yayasan Penerbit an Fakult as Psikologi UGM.

Hurt , T. H. 1978. Com m unicat ion in t he Classroom . Menlopark: Addison Wesley. I vey, A. E., I vey, M. B., Sim ek, L. Morgan. 1993. Conseling and Psychot herapy. A Mult icult ural Perspect ive. Bost on : Allyn and Bacon a Division of Sim on and Schust er, I nc.

Jandt , F. E. 1976. The Process of I nt erpersonal Com m unicat ion. New York: Harper and Row Publisher I nc.

Kanfer, F. H. and Goldst ein, A.P. 1986. Helping People Change. New York : Pergam on Press.

Kindred, J. 1984. I nt erpersonal Com m unicat ion. Minneapolis: Universit y of Minnesot a Press.

Lazarus, R. S. 1969. Pat t ern of Adj usm ent and Hum an Effect iveness. New York: Mc Graw - Hill Book Com pany.

Liliw eri, A. 1991. Kom unikasi Ant ar Pribadi. Bandung : Cit ra Adit ya Bakt i. Lunandi, A.G. 1992. Kom unikasi m engena. Yogyakart a: Penerbit Kanisius.

Mariani, K. 1991. Hubungan ant ara Sifat Pem ant auan Diri dengan Kecem asan dalam Kom unikasi I nt erpersonal pada Mahasiswa Psikologi dan Fakult as Hukum Universit as Muham m adiyah Surakart a. Skripsi Sarj ana. Yogyakart a: Fakult as Psikologi UGM.

Soet arlinah S. 1983. Modifikasi perilaku: Penerapan Sehari- hari dan Penerapan Profesional. Yogyakart a : Libert y.


(6)

Ut am i , M.S. 1991. Efekt ivit as Relaksasi dan Terapi Kognit if unt uk Mengurangi Kecem asan Berbicara di Muka Um um . Tesis. Yogyakart a: Fakult as Pasca Sarj ana

UGM.

Walker, C. E., Clem ent , P. W. 1981. Clinical Procedures for Behavior Therapy. New Jersey: Prent ice - Hall I nc. Englewood Cliffs.