Pengaruh Populasi Cacing Eisenia Foetida Dan Waktu Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Produktivitas Dan Kualitas Sorgum (Sorghum Bicolor).

PENGARUH POPULASI CACING Eisenia foetida DAN
WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP
PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS
SORGUM (Sorghum bicolor)

ANISA NURHASANAH

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh
Populasi Cacing Eisenia foetida dan Waktu Pemberian Pupuk Kandang
Terhadap Produktivitas dan Kualitas Sorgum (Sorghum bicolor) adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Anisa Nurhasanah
NIM D2411032

ABSTRAK
ANISA NURHASANAH. Pengaruh Populasi Cacing Eisenia foetida dan
Waktu Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Produktivitas dan Kualitas
Sorgum (Sorghum Bicolor). Dibimbing oleh ASEP TATA PERMANA dan
MUHAMMAD AGUS SETIANA.
Peranan cacing tanah sangat penting dalam proses dekomposisi
bahan organik tanah. Perombakan bahan organik dapat menghasilkan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Penelitian ini
dilakukan sebagai studi dasar untuk mengevaluasi tentang produktivitas dan

kualitas tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench dengan perlakuan
pemberian populasi cacing tanah E. foetida dan waktu pemberian pupuk
kandang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap berpola
faktorial 2x4 dengan 3 ulangan. Peubah yang diamati yaitu tinggi tanaman,
jumlah daun, berat segar, berat kering, kualitas mineral meliputi N
(nitrogen), P (fosfor), K (kalium), jumlah cacing dan kokon saat panen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan populasi cacing 50 ekor
secara nyata (P0.05) terhadap rataan kadar kalium tanaman
Sorghum bicolor. Rataan kadar kalium memiliki 1.87%-2.10%. Hal ini
diduga bahwa kalium tersedia dalam tanah tidak selalu tetap dalam keadaan
tersedia, tetapi masih berubah dalam bentuk yang lambat untuk diserap oleh
tanaman. Unsur hara yang ada di dalam tanah tidak semua dapat diserap
tanaman, karena sebagian akan tercuci oleh air dan terjadi penguapan.
Hidayat dan Mulyani (2002), menyatakan bahwa ketersediaan N, P, K di
dalam tanah dapat mempengaruhi ketersedian jumlah N, P, K yang ada di

13
dalam tanaman. Hal ini sejalan dengan penelitian Nuraini (2008) pemberian
cacing tanah yang berbahan dasar kotoran ternak tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap kalium tanah. Selain itu, kalium mulai dibutuhkan

dalam jumlah banyak pada waktu pertumbuhan permulaan tanaman, bahkan
sebelum berbunga 30% dari kalium yang dibutuhkan tanaman telah diserap
(Effendi dan Sulistiadi 1991).

Serapan Nitrogen, Fosfor dan Kalium Tanaman Sorghum bicolor
(L.) Moench
Hasil analisis statistik pada Tabel 6 menunjukkan bahwa adanya
interaksi perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk
kandang terhadap serapan N tanaman Sorghum bicolor. Perlakuan populasi
cacing 50 ekor dengan waktu pemberian pupuk satu sampai tiga kali.
Interaksi ini terjadi karena pemberian kascing dan pupuk kandang samasama meningkatkan serapan N tanaman yaitu 0.23-0.26 g tanaman-1.
Kascing dan pupuk kandang sama-sama menyumbangkan unsur hara
nitrogen sehingga tanaman menyerap N cukup tinggi. Kascing dapat
menyuplai nitrogen dengan lambat sehingga nitrogen tidak mudah tercuci
dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman selama pertumbuhannya. Hal ini
sejalan dengan penelitian Khairani et al. (2008) peningkatan tertinggi
diperoleh pemberian kascing 3 ton ha-1 dan tanpa pupuk anorganik yang
mengalami peningkatan serapan N tanaman jagung yaitu 0.714 g tanaman-1.
Menurut Scheu (2003) menyatakan bahwa aktivitas cacing tanah dapat
merangsang serapan N dan produksi primer.

Tabel 6. Serapan N, P, K bagian tanaman atas (shoot) Sorghum bicolor
Serapan

Waktu Pemberian
Pupuk Kandang (x)

Populasi Cacing (ekor)

Rataan
0
50
------------------------- g tanaman-1 ------------------------1
0.14±0.03bc
0.25±0.00a
2
0.13±0.01bc
0.22±0.02a
N
3
0.10±0.02c

0.23±0.01a
4
0.14±0.05bc
0.16±0.02b
1
0.03±0.00
0.04±0.00
0.04±0.00
2
0.03±0.01
0.04±0.00
0.03±0.00
P
3
0.03±0.01
0.04±0.01
0.03±0.01
4
0.03±0.00
0.03±0.01

0.03±0.00
0.03±0.01b
0.04±0.00a
Rataan
1
0.49±0.09
0.60±0.00
0.54±0.05
2
0.44±0.06
0.60±0.06
0.52±0.06
K
3
0.41±0.08
0.59±0.13
0.50±0.10
4
0.43±0.19
0.50±0.10

0.47±0.10
Rataan
0.44±0.88b
0.57±0.07a
Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5%.

14
Hasil analisis statistik pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak adanya
interaksi perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk
kandang terhadap serapan P berat kering tanaman Sorghum bicolor.
Perlakuan populasi cacing memberikan pengaruh nyata terhadap serapan P
berat kering tanaman. Populasi cacing 50 ekor memiliki serapan P lebih
tinggi 0.04 g tanaman-1 dibandingkan populasi cacing 0 ekor dengan serapan
0.04 g tanaman-1. Peran cacing dapat menyumbangkan P dan menghasilkan
bahan-bahan terhumifikasi yang berperan untuk meningkatkan serapan P.
Mulat (2003), bahwa fosfor dalam bentuk humik lebih mudah di serap
tanaman sehingga dapat memperbesar serapan P. Penelitian ini sejalan
dengan Rosliani dan Hilman (2004), perlakuan bekas cacing 2,5 ton ha-1
berpengaruh terhadap serapan P pada vegetatif tanaman mentimun. Hasil
analisis statatistik menunjukkan bahwa perlakuan waktu pemberian pupuk

kandang tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap serapan P berat kering
batang+daun Sorghum bicolor.
Hasil analisis statistik pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak ada
interaksi perlakuan populasi cacing E. foetida dan waktu pemberian pupuk
kandang terhadap serapan K tanaman Sorghum bicolor. Populasi cacing
memberikan pengaruh nyata (P0.05)
perlakuan waktu pemberian pupuk kandang terhadap serapan K tanaman
Sorghum bicolor.
Tabel 7 Rataan populasi cacing dan kokon awal dan akhir
Waktu
pembe
rian
pupuk
kandan
g

Jumlah
cacing
ekor
(awal)


Berat
total
cacing
(g)
(awal)

Jumlah cacing
ekor (akhir)

Berat total
cacing (g)
(akhir)

Jumlah kokon

Berat
total
kokon (g)


1
2

50
50

19.86
18.17

27.00±3.06b
27.00±9.00b

7.83±0.92b
8.33±2.72b

129.00±20.95
114.00±34.20

1.83±0.31
1.53±0.31


3
4

50
50

18.13
17.50

36.00±8.19a
42.00±2.3a

13.33±4.19a
14.53±1.10a

88.00±15.57
87.00±36.76

1.30±0.46
1.27±0.42

Nilai yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
nyata pada taraf uji 5%.

Hasil analisis statistik menunjukkan pada tabel 7 bahwa waktu
pemberian pupuk kandang berpengaruh nyata (P0.05) terhadap jumlah kokon dan berat kokon.
Subekti (1996), mengatakan bahwa dengan adanya produksi kokon,
ketersediaan makanan pada media cacing tercukupi sehingga cacing
memperoleh nutrisi yang cukup untuk menunjang aktivitas reproduksi untuk
memproduksi kokon. Waluyo (1993) melaporkan bahwa 20 ekor cacing
tanah Eisenia foetida dapat menghasilkan kokon sebanyak 42 butir dan
pertambahan berat badan cacing tanah Eisenia foetida pada umur 8 minggu
adalah 0.82 g.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sorghum
bicolor

1
Keterangan :

2

3

1 = Perlakuan cacing E. foetida
2 = Perlakuan pupuk kandang
3 = Perlakuan NPK

Gambar 3 Pengaruh Cacing E. foetida, pupuk kandang dan NPK terhadap
Pertumbuhan tanaman Sorghum bicolor

16
Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan cacing E. foetida memiliki
pertambahan tinggi tanaman lebih besar dibandingkan pupuk kandang dan
NPK. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pupuk organik cacing E. foetida
lebih baik. Pemakaian bekas cacing bisa menghemat pemakaian pupuk
kimia, yang berati menghemat sumber daya alam. Sistem pencernaan cacing
memiliki aktivitas mikroba yang lebih besar sehingga mampu mempercepat
pelepasan unsur-unsur hara dan merombak bahan organik dalam jumlah
besar dibanding pupuk kandang atau biasa disebut kompos. Fungsi lain dari
keberadaan cacing yaitu mampu membentuk pori-pori tanah sehingga
memperbaiki aerasi tanah dari hasil aktivitas bilogisnya serta memberikan
penyerapan akar tanaman menjadi lebih baik yang mampu meningkatkan
percepatan tinggi tanaman. Mulat (2003), cacing memiliki unsur hara yang
lengkap baik unsur hara makro maupun mikro. Unsur-unsur tersebut
merupakan makanan bagi tanaman yang sangat berperan untuk
perkembangan dan pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah.
Tabel 8 Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman dan Berat
Kering Sorghum bicolor
Tinggi
Tanaman
(cm)

Akar

Batang

Daun

Batang+Daun

Cacing E.
foetida

210.44±10.48

4.28±0.26

22.16±3.80

8.02±0.78

30.19±3.81

Pupuk
Kandang

190.02±9.71

3.26±0.89

14.87±4.67

6.12±0.98

21.21±5.55

NPK

164.42±8.22

3.23±0.32

9.62±2.90

7.43±0.95

17.05±3.31

Perlakuan

Berat Kering (g)

Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman dan berat kering
Sorghum bicolor disajikan pada Tabel 8. Hasil menunjukkan bahwa
perlakuan dengan penggunaan cacing E. foetida memiliki nilai yang paling
tinggi, sedangkan perlakuan NPK menunjukkan nilai yang paling rendah
terhadap tinggi tanaman dan berat kering pada akar, batang, daun dan
batang+daun. Hal ini dapat disebabkan karena dengan pemupukan NPK
secara terus menerus tanpa unsur hara mikro dapat mengurangi unsur-unsur
mikro seperti seng, besi, tembaga, mangan dan boron. Kekurangan unsur
hara mikro dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan menyebabkan
hasil panen menurun, sedangkan Menurut Mulat (2003) cacing memiliki
unsur hara yang lengkap baik unsur hara makro maupun mikro. Unsur-unsur
tersebut merupakan makanan bagi tanaman yang sangat berperan untuk
perkembangan dan pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah. Bisht
et al. (2006) melaporkan bahwa pemberian cacing tanah menghasilkan berat
kering hijauan lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian cacing.

17

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pemberian populasi cacing 50 ekor terbukti dapat meningkatkan
produktivitas dan serapan N,P, K pada tanaman Sorghum bicolor,
sedangkan waktu pemberian pupuk kandang 4 kali berpengaruh pada
populasi cacing, namun tidak berpengaruh terhadap produktivitas dan
kualitas nutrisi Sorghum bicolor.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penggunaan level cacing
tanah Eisenia foetida dengan waktu penelitian lebih lama untuk pengujian
terhadap kualitas nutrisi tanaman sorgum. Serta penggunaan waktu
pemberian pupuk kandang.

DAFTAR PUSTAKA
[Ditjen Perkebunan] Direktorat Jenderal Perkebunan. 1995. Sorgum Manis
KomoditiHarapan di Provinsi Kawasan Indonesia Timur. Edisi
Khusus Balitkabi. 4:6−12.
Aminudin S. 1990. Beberapa Jenis dan Metode Pengawetan Hijauan Pakan
Ternak Tropik. Purwokerto (ID): Depdikbud Unsoed Purwokerto.
Anwar EK. 2007. Pengaruh Inokulan cacing tanah dan pemberian bahan
organik terhadap kesuburan dan produktivitas tanah ultisol. Jurnal
Tanah Tropis. 12(2): 121-130.
Bisth R, Pandey H, Bisht SPS, Kandpal B, Kaushal BR. 2006. Feeding and
casting activities of the earthworm (Octolasion Tyrtaeum) and their
effects on crop growth under laboratory conditions. Tropical Ecology.
47 (2): 291-294.
Dajue L, Guangwei S. 2000. Sweet Sorghum A Fine Forage Crop for the
Beijing Region, China. Paper Presented in FAO e-Conference on
Tropical Silage, 1 Sept−15 Dec 1999 in FAO, 2000; Vol. 161:
123−124.
Darmi, Supriati, Rochmah, Sari, Purnama R. 2014. Peran populasi cacing
tanah (Pontoscolex corethurus Fr. Mull) terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir) organik. Jurnal
Ilmiah Konservasi Hayati. 08(02): 18-26.
Effendi, Sulistiadi. 1991. Bercocok Tanam Jagung. Jakarta (ID) :
Yasaguna. [diunduh 2015 Juli 01]. Tersedia pada :
https://books.google.co.id/books.
Eisenhauer N, Scheu S. 2008. Earthworms as drivers of the competition
between grasses and legumes. Soil Biol Biochem. 40: 2650–2659.

18
Eskawidi MR, Anggarwulan E, Solichatun. 2004. Pengaruh vermikompos
terhadap kadar nitrogen tanah, aktivitas nitrat reduktase dan
pertumbuhan caisin (Brassica rapa L. cv. Caisin). BioSMART. 7(1):
32-36.
Hadisumitro LM. 2002. Membuat Kompos. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
[diunduh
2015
Juli
01].
Tersedia
pada
:
https://books.google.co.id/books.
Hidayat A, Mulyani A. 2002. Lahan Kering untuk Pertanian. Dalam:
Teknologi Pengelolaan Lahan Kering. Jakarta (ID): Puslitbang Tanah
dan Agroklimat Departemen Pertanian.
Khairani I, Hartati S, Mujiyo. 2008. Pengaruh kascing dan pupuk anorganik
terhadap ketersediaan nitrogen pada alfisols jumantono dan
serapannya oleh tanaman jagung manis (Zea Mays L. Saccharata).
Jurnal Ilmu Tanah. 7(2): 73-81 2010.
Khwairakpam M, Bhargava R. 2009. Vermitechnology for sewage
sludgerecycling. Jurnal Hazardous Mat.161: 948-954.
Mulat T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik
Berkualitas. Edisi Ke-1. Depok (ID) : Penerbit PT Agromedia
Pustaka.
Nafriana DW, Indriyani S, Prayogo Y. 2013. Resepon Beberapa Galur
Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench pada Fase Pertumbuhan
Vegetatif Terhadap Cendawan Rhizoctonia solani (Kuhn). Malang
(ID): FMIPA Universitas Brawijaya. Jurnal Biotropika. 1(3): 129133.
Natipulu JP, Irmansyah T, Ginting J. 2013. Respons Pertumbuhan dan
Produksi Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap
Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Kompos Kascing.
Medan (ID): Fakultas Pertanian USU. Jurnal Online
Agroekoteknologi. 1(3): 497-510.
Nuraini RI. 2008. Pengaruh pemberian vermikompos dan pupuk P terhadap
ketersediaan dan serapan K serta hasil kentang (Solanum tuberosum
L.) di tanah andisol Tawangmangu [skripsi]. Surakarta (ID):
Universitas Sebelas Maret.
Rosliani R, Hilman Y. 2004. Inokulasi mikoriza Glomus sp. dan
penggunaan limbah cacing tanah untuk meningkatkan kesuburan
tanah, serapan hara dan hasil tanaman mentimun. J Hort. 15(1):29-36.
Rosmarkam A, NW Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta
(ID): Kanisius. [diunduh 2015 Juli 01]. Tersedia pada :
https://books.google.co.id/books.
Roubickova A. 2009. Effect of earthworm on growth of late succession
plant species in postmining sites under laboratory and field conditions.
Biol Fertil. 45: 769-774.
Sarief ES. 1980. Konservasi Tanah dan Air. Bandung (ID): Pustaka Buana.
diunduh
2015
Juli
01].
Tersedia
pada
:
https://books.google.co.id/books.
Scheu S. 2003. Effects of Earthworms on Plant Growth: Patterns and
Perspectives. Pedobiologia. The 7th International Symposium on
Earthworm Ecology. Cardiff. Wales. 47: 846-856.

19
Sihombing DTH. 2002. Satwa Harapan I. Bogor (ID): Pengantar Ilmu dan
Teknologi Budidaya Pustaka Wirausaha Muda.
Sinha RK, Herat S, Agarwal S, Asadi R, Carretero E. 2002. Vermiculture
and Waste Management: Study of Action of Earthworms Eisenia
foetida, Eudrilus euginae and Perionyx excavates on Biodegradation
of some Community Wastes in India and Australia. The
Enviromentalist 22(3): 261-268.
Steel R, Torrie J. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
Biometrik. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka.
Subekti H. 1996. Perkembangan cacing tanah (Eisenia foetida) dalam
vermicomposting campuran kotoran sapi perah dan isi rumen sapi
dengan periode waktu yang berbeda. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Subowo, Anas I, Djajakirana G, Abdurachman A, Hardjowigeno S. 2002.
Pemanfaatan cacing tanah untuk meningkatkan produktivitas ultisol
lahan kering. Jurnal Tanah dan Iklim 20 : 35-46.
Sumekto R. 2006. Pupuk Pupuk Organik. Klaten (ID): PT Intan Sejati.
[diunduh
2015
Juli
01].
Tersedia
pada
:
https://books.google.co.id/books.
Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta (ID): Kanisius.
[diunduh
2015
Juli
01].
Tersedia
pada
:
https://books.google.co.id/books.
Waluyo D. 1993. Pengaruh kapur terhadap perkembangan tubuh dan
klitelum serta kadar protein dan asam amino pada cacing tanah
Eisenia foetida savigna [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
Yovita. 2012. Pengaruh pemberian tiga jenis pupuk kompos dan dosis NPK
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di tanah gambut
pedalaman [tesis]. Banjarbaru (ID): Program Pascasarjana, Universitas
Lambung Mangkurat.
Zahid A. 1994. Manfaat ekonomis dan ekologi daur ulang limbah kotoran
ternak sapi menjadi kascing. [skripsi]. Bogor (ID): FKH Institut
Pertanian Bogor.

20

LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Analisis Statistik Tinggi Tanaman Sorghum bicolo