Produktivitas dan Kualitas Nutrisi Sorghum bicolor (L.) Moench dan Centrosema pubescens Benth pada Pemberian Vermikompos Eisenia foetida Savigny

PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS NUTRISI Sorghum bicolor (L.)
Moench DAN Centrosema pubescens Benth PADA PEMBERIAN
VERMIKOMPOS Eisenia foetida Savigny

RETNO PALUPY

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas dan
Kualitas Nutrisi Sorghum bicolor (L.) Moench dan Centrosema pubescens Benth
pada Pemberian Vermikompos Eisenia foetida Savigny adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014

Retno Palupy
NIM D24090008

ABSTRAK
RETNO PALUPY. Produktivitas dan Kualitas Nutrisi Sorghum bicolor (L.)
Moench dan Centrosema pubescens Benth pada Pemberian Vermikompos Eisenia
foetida Savigny. Dibimbing oleh ASEP TATA PERMANA dan M AGUS
SETIANA.
Vermikompos merupakan salah satu bahan organik yang dapat
meningkatkan kandungan nutrisi di dalam tanah sehingga dapat menyediakan
beberapa unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Penelitian
ini dilakukan untuk mengevaluasi produktivitas dan kualitas nutrisi tanaman
Sorghum bicolor (L.) Moench varietas numbu dan Centrosema pubescens Benth
pada beberapa level pemberian vermikompos cacing tanah Eisenia foetida
Savigny. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah tinggi vertikal

tanaman, jumlah daun, berat segar, berat kering, dan kualitas nutrisi yang meliputi
PK (protein kasar), P (fosfor), dan K (kalium). Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan pada masing-masing
tanaman. Level pemberian vermikompos yang diberikan adalah V0 (0%), V25
(25%), V50 (50%), V75 (75%), V100 (100%). Jenis tanaman yang digunakan
adalah Sorghum bicolor (L.) Moench dan Centrosema pubescens Benth. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa vermikompos berpengaruh nyata terhadap
produktivitas kedua tanaman, sedangkan kualitas nutrisi hanya berpengaruh pada
tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench.
Kata kunci: Centrosema pubescens, Sorghum bicolor, vermikompos

ABSTRACT
RETNO PALUPY. Productivity and Nutrition Quality of Sorghum bicolor (L.)
Moench and Centrosema pubescens Benth at Granting Vermicompos of Eisenia
foetida Savigny. Supervised by ASEP TATA PERMANA and M AGUS
SETIANA
Vermicompost is one of organic materials that can increase nutrient contents
in the soil. The aim of this study was to evaluate the productivity and nutrient
quality of Sorghum bicolor (L.) Moench numbu variety and Centrosema
pubescens Benth on some level vermicompost of Eisenia foetida Savigny

earthworm. The parameters measured in this study were total of leaves, vertical
height, fresh weight, dry weight, crude protein, phosphorus and potassium. This
study used a completely randomized design with 3 replications to plants. The
level of vermicompost is V0 (0%), V25 (25%), V50 (50%), V75 (75%) and V100
(100%). The type of plants used is Sorghum bicolor (L.) Moench and Centrosema
pubescens Benth. Results showed that vermicompost was significant on plant
productivity of both plants, whereas nutrition quality is just significant in
Shorgum bicolor (L.) Moench.
Keywords: Centrosema pubescens, Sorghum bicolor, vermicompost

PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS NUTRISI Sorghum bicolor (L.)
Moench DAN Centrosema pubescens Benth PADA PEMBERIAN
VERMIKOMPOS Eisenia foetida Savigny

RETNO PALUPY

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Produktivitas dan Kualitas Nutrisi Sorghum bicolor (L.) Moench
dan Centrosema pubescens Benth pada Pemberian Vermikompos
Eisenia foetida Savigny
Nama
: Retno Palupy
NIM
: D24090008

Disetujui oleh

Ir Asep Tata Permana, MSc
Pembimbing I


Ir M Agus Setiana, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus : (

)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Skripsi yang
berjudul “Produktivitas dan Kualitas Nutrisi Sorghum bicolor (L.) Moench dan
Centrosema pubescens Benth pada Pemberian Vermikompos Eisenia foetida
Savigny” merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
peternakan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Kondisi sebagian besar lahan di Indonesia termasuk dalam lahan masam
yang mempunyai tingkat kesuburan rendah, sehingga diperlukan upaya untuk
meningkatkan kesuburan tanah agar produktivitas dan kualitas nutrisi tanaman
juga meningkat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menambahkan bahan organik. Vermikompos merupakan salah satu bahan organik
yang mengandung unsur hara tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
produktivitas dan kualitas nutrisi tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench dan
Centrosema pubescens Benth pada level pemberian vermikompos cacing tanah
Eisenia foetida Savigny.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat
memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan bermanfaat bagi
pembaca dan penulis khususnya.

Bogor, Februari 2014

Retno Palupy

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

METODE

2


Tempat dan Waktu Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur Penelitian
Analisis Data dan Rancangan Percobaaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Vermikompos terhadap Produktivitas Tanaman Sorghum bicolor
(L). Moench
Tinggi Vertikal Tanaman
Jumlah Daun
Berat Segar dan Berat Kering

2
3
3
3
4
5
5
5

6
7

Kadar Protein Kasar (PK), Fosfor, dan Kalium Tanaman Sorghum bicolor (L).
Moench
8
Protein Kasar (PK)
Kadar Fosfor
Kadar Kalium

8
9
9

Produksi Protein Kasar (PK), Fosfor, dan Kalium Tanaman Sorghum bicolor
(L). Moench
10
Produksi Protein Kasar
Produksi Fosfor
Produksi Kalium

Pengaruh Vermikompos terhadap Produktivitas Tanaman Centrosema
pubescens Benth
Tinggi Vertikal Tanaman
Jumlah Daun
Berat Segar dan Berat Kering
Kadar Protein Kasar (PK), Fosfor, dan Kalium Tanaman Centrosema
pubescens Benth
Protein Kasar
Kadar Fosfor
Kadar Kalium
Produksi Protein Kasar (PK), Fosfor, dan Kalium Tanaman Centrosema
pubescens Benth

10
10
11
11
11
12
12

14
14
14
15
15

Produksi Protein Kasar
Produksi Fosfor
Produksi Kalium

15
16
16

SIMPULAN DAN SARAN

16

Simpulan
Saran

16
16

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

23

UCAPAN TERIMAKASIH

23

DAFTAR TABEL

1 Pengaruh vermikompos terhadap kadar PK, fosfor, dan kalium dalam
jaringan tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench
2 Pengaruh vermikompos terhadap produksi PK, fosfor, dan kalium
tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench
3 Pengaruh vermikompos terhadap kadar PK, fosfor, dan kalium dalam
jaringan tanaman Centrosema pubescens Benth
4 Pengaruh vermikompos terhadap produksi PK, fosfor, dan kalium
dalam jaringan tanaman Centrosema pubescens Benth

8
10
14
15

DAFTAR GAMBAR
1 Pengaruh vermikompos terhadap tinggi vertikal tanaman S. bicolor (L.)
Moench
2 Pengaruh vermikompos terhadap jumlah daun tanaman S. bicolor (L.)
Moench
3 Pengaruh vermikompos terhadap berat segar dan berat kering tanaman
Sorghum bicolor (L.) Moench
4 Pengaruh vermikompos terhadap tinggi vertikal tanaman Centrosema
pubescens Benth
5 Pengaruh vermikompos terhadap jumlah daun tanaman Centrosema
pubescens Benth
6 Pengaruh vermikompos terhadap berat segar dan berat kering tanaman
Centrosema pubescens Benth

5
6
7
11
12
13

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil anova dari pengaruh level vermikompos terhadap tinggi vertikal
Sorghum bicolor (L.) Moench yang signifikan pada 0.01 sampai 0.05
2 Hasil anova dari pengaruh level vermikompos terhadap berat segar dan
berat kering Sorghum bicolor (L.) Moench yang signifikan pada 0.01
sampai 0.05
3 Hasil anova dari pengaruh level vermikompos terhadap protein kasar,
kadar fosfor, dan kadar kalium Sorghum bicolor (L.) Moench yang
signifikan pada 0.01 sampai 0.05
4 Hasil anova dari pengaruh level vermikompos terhadap produksi
protein kasar, produksi fosfor, dan produksi kalium Sorghum bicolor
(L.) Moench yang signifikan pada 0.01 sampai 0.05
5 Hasil anova dari pengaruh level vermikompos terhadap tinggi vertikal
Centrosema pubescens Benth yang sognifikan pada 0.01 sampai 0.05
6 Hasil anova dari pengaruh level vermikompos terhadap berat segar dan
berat kering Centrosema pubescens Benth yang signifikan pada 0.01
sampai 0.05
7 Hasil anova dari pengaruh level vermikompos terhadap protein kasar,
kadar fosfor, dan kadar kalium Centrosema pubescens Benth yang
signifikan pada 0.01 sampai 0.05
8 Hasil anova dari pengaruh level vermikompos terhadap produksi
protein kasar, produksi fosfor, dan produksi kalium Centrosema
pubescens Benth yang signifikan pada 0.01 sampai 0.05
9 Dokumentasi penelitian

19

19

19

20
20

20

21

21
22

PENDAHULUAN
Kebutuhan pangan manusia asal ternak terus mengalami peningkatan tiap
tahunnya terutama pada produksi daging dan susu. Namun hal tersebut tidak
diimbangi dengan peningkatan produksi peternakan yang ada, sehingga belum
memberikan hasil yang optimal. Permasalahan yang sering terjadi yaitu dalam hal
penyediaan hijauan makanan ternak. Keadaan lahan yang kurang subur
menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu sehingga produksi
hijauan makanan ternak menurun. Abdurachman dan Mulyani (2008)
memaparkan bahwa sebagian besar lahan-lahan di Indonesia termasuk dalam
lahan kering. Luas daratan di Indonesia sekitar 188.20 juta ha, terdiri atas 148 juta
ha lahan kering (78%) dan 40.20 ha lahan basah (Abdurachman dan Mulyani
2008). Hal tersebut menimbulkan terbatasnya lahan subur yang digunakan untuk
lahan penanaman hijauan pakan ternak. Hijauan makanan ternak merupakan salah
satu faktor yang harus diperhatikan dalam usaha peternakan. Ada 2 jenis sumber
hijauan pakan ternak yaitu rumput dan leguminosa. Indonesia memiliki banyak
sekali jenis rumput dan leguminosa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
hijauan pakan ternak.
Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan salah satu jenis
tanaman serealia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di
Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas. Tanaman sorgum toleran
terhadap kekeringan dan genangan air, dapat berproduksi pada lahan marjinal,
serta relatif tahan terhadap gangguan hama dan penyakit (Sirappa 2003). Sirappa
(2003) juga menambahkan limbah sorgum (daun dan batang segar) dapat
dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak. Potensi daun sorgum manis sekitar
14% sampai 16% dari bobot batang atau sekitar 3 ton daun segar ha-1 dari total
produksi 20 ton ha-1. Selanjutnya dilaporkan pula bahwa produksi hijauan sorgum
manis 149% lebih tinggi daripada jagung dan 191% lebih tinggi daripada gandum.
Komposisi kimiawi (kadar protein kasar dan serat kasar) daun sorgum manis
setara dengan rumput gajah maupun pucuk tebu (Dirjen Tanaman Perkebunan
1995). Nafriana et al. (2013) melaporkan dari penelitiannya bahwa pertumbuhan
vegetatif tanaman sorgum manis berkisar 30 sampai 60 hari. Varietas tanaman
dengan pertumbuhan vegetatif pendek digunakan sebagai tanaman penghasil biji,
sedangkan untuk penghasil hijauan pakan dipilih tanaman dengan pertumbuhan
vegetatif yang panjang (Nafriana et al. 2013). Nafriana et al. (2013) juga
mengatakan bahwa semakin tua umur tanaman maka tanaman akan membentuk
dinding sel tanaman yang merupakan fraksi serat kasar. Semakin tinggi kadar
serat kasar, semakin sulit dicerna oleh ternak.
Leguminosa adalah salah satu jenis tanaman pakan yang mempunyai
kualitas nutrisi lebih baik dibandingkan rumput. Kemampuan akar tanamannya
yang dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk menambat nitrogen
menyebabkan tanaman leguminosa kaya protein kasar. Salah satu hijauan pakan
yang termasuk leguminosa adalah Centrosema pubescens Benth. Tanaman
Centrosema pubescens Benth relatif tahan terhadap kekeringan, hama dan
penyakit serta mudah tumbuh pada berbagai tipe tanah, drainase yang jelek, dan
perkebunan. C. pubescens termasuk tanaman legum yang mudah berbunga, berbiji,
serta dapat dipakai sebagai tanaman campuran dengan berbagai jenis tanaman

2
rumput maupun sebagai tanaman sisipan pada padang penggembalaan. Tanaman
Centrosema pubescens juga dapat meningkatkan kualitas hijauan terutama pada
kandungan protein (Sutedi et al. 2005). Selain memperhatikan kuantitas hijauan
makanan ternak perlu juga memperhatikan kualitas dari hijauan tersebut.
Centrosema pubescens merupakan hijauan leguminosa yang mempunyai
kandungan protein cukup baik yaitu sekitar 22.45% (Nworgu and Fasogbon 2007).
Sebagian besar lahan di Indonesia termasuk dalam lahan marjinal dengan
kesuburan tanah yang rendah. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas lahan, salah satunya dengan memanfaatkan aktivitas cacing
tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah. Asih (2013) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa cacing tanah mampu meningkatkan kualitas nutrisi tanaman
Centrosema pubescens. Sedangkan penelitian Ekatni (2013) memberikan hasil
bahwa tanaman Sorghum bicolor dengan penambahan cacing tanah dalam media
tanamnya memberikan pengaruh terhadap produktivitas yang lebih baik.
Cacing tanah selain dapat diaplikasikan secara langsung dalam media tanam
untuk meningkatkan kesuburan tanah, juga dapat dimanfaatkan dengan
mengambil kascingnya (bekas cacing). Kascing atau vermikompos merupakan
kotoran dan sisa media hidup cacing tanah yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesuburan tanah karena memiliki kandungan haranya yang tinggi.
Vermikompos merupakan bahan organik yang ramah lingkungan, mengandung
unsur esensial yang berasal dari 95% kotoran cacing dan 5% material hasil
dekomposisi mikroorganisme yang berguna untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah (Siswanto 2004). Salah satu kelebihan dari vermikompos adalah
dihasilkannya kompos dalam waktu relatif singkat dibandingkan dengan
pengomposan pada umumnya. Kompos dari hasil vermicomposting tersebut
dikenal dengan istilah kascing. Kascing banyak dimanfaatkan sebagai pupuk
organik karena mempunyai kandungan N, P, dan K yang cukup tinggi dengan
kandungan N 1.97% ; P 0.62% dan K 0.88% (Wani et al. 2012). Peningkatan
ketersediaan hara tanah khususnya nitrogen oleh vermikompos tersebut akan
meningkatkan nitrat reduktase tanaman, sehingga akan meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produktivitas dan kualitas
nutrisi tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench dan Centrosema pubescens Benth
pada level pemberian vermikompos cacing tanah Eisenia foetida Savigny, serta
mengetahui dosis ideal pemberian vermikompos dari masing-masing level
perlakuan (0, 25, 50, 75, 100%) terhadap produktivitas dan kualitas nutrisi
tanaman Sorghum bicolor (L.) Moench dan Centrosema pubescens Benth.

METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah vermikompos dari
cacing tanah Eisenia foetida Savigny, benih Sorghum bicolor (L.) Moench dan
Centrosema pubescens Benth, pupuk NPK jenis Phonska (15-15-15), kapur, tanah
latosol.

3
Alat
Alat yang digunakan saat penelitian adalah pot dengan diameter 30 cm,
alas pot, turus (bambu penyangga), timbangan digital, oven 60 °C, gunting, pisau,
dan alat tulis.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksakan di Laboratorium Lapang Agrostologi;
Laboratorium Ilmu dan Teknologi Tumbuhan Pakan dan Pastura, Departemen
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB; dan analisis tanah
latosol, vermikompos, dan kandungan nutrien tanaman dilakukan di Balai
Penelitian Tanah, Departemen Pertanian, Bogor. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2013 sampai Juli 2013.
Prosedur Percobaan
Persiapan Vermikompos
Vermikompos didapatkan dari sisa media pemeliharaan cacing tanah
Eisenia foetida selama 2 bulan, dengan umur cacing berkisar antara 3 sampai 4
bulan. Vermikompos dibuat dengan bahan dasar kotoran sapi. Vermikompos
dipanen dengan cara memisahkan cacing tanah dan media dengan metode manual
atau handsorting. Vermikompos diayak menggunakan ayakan 2 mm untuk
didapatkan tekstur yang lebih seragam.
Persiapan Media Tanam
Persiapan media diawali dengan persiapan pot sebanyak 30 buah.
Kemudian dilanjutkan dengan pencampuran antara tanah, vermikompos (100%,
75%, 50%, 25%), kapur sebanyak 12 g, dan pupuk NPK sebanyak 2 g pada
masing-masing pot. Tanah yang digunakan adalah tanah latosol Dramaga. Media
yang sudah tercampur dimasukkan ke dalam pot dengan diameter 30 cm. Setiap
pot dimasukkan media tanam sebanyak 4 kg. Berikut adalah media tanam pada
masing-masing pot sesuai dengan perlakuan yang dilakukan dengan 3 kali
ulangan pada setiap perlakuan :
VS0
: Latosol 4 kg, 0% vermikompos (0 kg), benih sorgum
VS25
: Latosol 3 kg, 25% vermikompos (1 kg), benih sorgum
VS50
: Latosol 2 kg, 50% vermikompos (2 kg), benih sorgum
VS75
: Latosol 1 kg, 75% vermikompos (3 kg), benih sorgum
VS100 : Latosol 0 kg, 100% vermikompos (4 kg), benih sorgum
VC0
: Latosol 4 kg, 0% vermikompos (0 kg), benih sentro
VC25
: Latosol 3 kg, 25% vermikompos (1 kg), benih sentro
VC50
: Latosol 2 kg, 50% vermikompos (2 kg), benih sentro
VC75
: Latosol 1 kg, 75% vermikompos (3 kg), benih sentro
VC100 : Latosol 0 kg, 100% vermikompos (4 kg), benih sentro

4
Penanaman dan Pemeliharaan
Benih tanaman S. bicolor dan C. pubescens ditanam secara langsung pada
media yang telah siap. Pada masing-masing pot ditanam sebanyak 2 benih dengan
jarak 5 cm, sehingga terdapat 30 tanaman S. bicolor dan 30 tanaman C.
pubescens. Sebelum dilakukan penanaman di dalam media, benih C. pubescens
diamplas terlebih dahulu agar pertumbuhan benih lebih cepat. Pemeliharaan
dilakukan dari Mei 2013 sampai Juli 2013.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan 7 minggu setelah masa tanam, yaitu pada bulan Juli
2013. Pemanenan dilakukan dengan memotong batang tanaman dari atas
permukaan tanah. Bagian daun dan batang dipisahkan dengan akar, kemudian
ditimbang sebagai berat segar dan dioven pada suhu 60 °C untuk mendapatkan
berat kering, dan dilakukan analisis kandungan nutrien di laboratorium.
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati adalah sebagai berikut :
1. Tinggi Vertikal Tanaman
Tinggi vertikal tanaman diukur setiap minggu dimulai dari 2 minggu
setelah tanam (MST), diukur dari pangkal batang di permukaan tanah sampai
ujung daun tertinggi.
2. Jumlah Daun
Jumlah daun dihitung setiap minggu dimulai dari 2 minggu setelah tanam
(MST) dihitung yang helai daunnya telah membuka sempurna.
3. Berat Segar
Berat segar hijauan tanaman diukur dengan menimbang bagian daun dan
batang setelah pemanenan.
4. Berat Kering
Berat kering hijauan didapat dengan menimbang bagian daun dan batang
tanaman yang telah di oven selama 2 x 24 jam pada suhu 60 °C.
5. Analisa Kualitas Nutrisi Tanaman
Kandungan nutrisi yang diamati adalah kadar protein kasar, kadar fosfor,
dan kadar kalium dalam jaringan tanaman.
Analisis Data dan Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
faktorial 2 x 5 dengan 3 kali ulangan.
Faktor pertama: jenis tanaman
1. Sorghum bicolor (L.) Moench
2. Centrosema pubescens Benth
Faktor kedua: level pemberian vermikompos
1. Vermikompos 0%
2. Vermikompos 25%
3. Vermikompos 50%
4. Vermikompos 75%
5. Vermikompos 100%

5

Model matematik dari rancangan yang digunakan adalah:
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ijkl + εijk
keterangan:
Yijk
= Nilai parameter peubah yang diamati pada ulangan ke-k dari faktor I
(jenis tanaman) ke-I dan faktor II (level vermikompos) ke-j
= Nilai rataan umum
µ
αi
= Pengaruh jenis tanaman ke-i terhadap peubah (i1 dan i2)
βj
= pengaruh level vermikompos ke-j terhadap peubah (j1, j2, j3, j4, j5)
(αβ)ijk
= Interaksi antara pengaruh jenis tanaman ke-i dan level
vermikompos ke-j terhadap peubah
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA)
dengan program SPSS versi 16 for Windows dan apabila berbeda nyata maka
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Vermikompos terhadap Produktivitas Tanaman
Sorghum bicolor (L). Moench
Tinggi Vertikal Tanaman
Pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun berlangsung pada fase
pertumbuhan vegetatif. Fase pertumbuhan vegetatif ini berhubungan dengan
beberapa proses penting, yaitu pembelahan sel dan tahap pertama dari diferensiasi
sel. Berdasarkan hasil pengamatan selama 7 minggu menunjukkan adanya
peningkatan tinggi vertikal pada tanaman sorgum.
Tinggi Vertikal Sorgum
(Sorghum bicolor L. Moench)
Tinggi vertikal (cm)

250
0

200

25

150

50

100

75

50

100

0
2

3

4
5
6
Umur tanaman (Minggu)

7

Gambar 1 Pengaruh vermikompos terhadap tinggi vertikal tanaman
Sorghum bicolor (L.) Moench

6
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian vermikompos
berpengaruh sangat nyata (P